Anda di halaman 1dari 4

Desentralisasi Sistem pendidikan Nasional

A.Pengertian desentralisasi pendidikan


Menurut Abdul Halim mengartikan desentralisasi pendidikan
yaitu terjadinya pelimpahan kekuasaan dan wewenang yang
lebih luas kepada daerah untuk membuat perencanaan dan
mengambil keputusannya sendiridalam mengatasi
permasalahan-permasalahan yang dihadapi dibidang pendidikan
Sedangkan sufyarman, desentralisasi pendidikan adalah system
manajemen untuk mewujudkan pembangunan pendidikan yang
menekankan pada kebhinekaan

B.Kebaikan dan kelemahan desentralisasi system pendidikan


Kelebihan desentralisasi system pendidikan nasional:
I. Secara politis kebijakan desentralisasi pendidikan
telah dikenal luas oleh masyarakat dan merupakan
kebijakan yang populis
II. Jiwa dan ruh kebijakan desentralisasi pendidikan
telah lama diidamkan oleh masyarakat, khusunya
dalam menghadapi era persaingan bebas yang
mengharuskan masyarakat kita memiliki kompetensi
dan daya kompetitif yang tinggi
III. Kebijakan ini merupakan bentuk nyata dari diakuinya
eksistensi pemerintah daerah dalam merencanakan
dan melaksanakan pembangunan bidang pendidikan
didaerah masing-masing
C.Strategi pelaksanaan desentralisasi system pendidikan
nasional
Pelaksanaan desentralisasi nasional yaitu dengan diserahkannya
otonommi yang lebih besar pada daerah-daerah yang kemudian
dilanjutkan ke lembaga pendidikan atau sekolah, maka sekolah
akan memiliki kewenangan otonomi yang lebih besar dalam
mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri. Dengan
kemandiriannya, sekolah lebih mampu mengembangkan
program-program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi
yang dimilikinya dan dalam pelaksanaannya perlu adanya
pengambilan keputusan yang bersifat partisipatif, demi
tercapainya tujuan pendidikan nasional sebagai buram model
desentralisasi bidang pendidikan yang diajukan adalah
1. Kabupaten/kota sebagai basis pengelolaan pendidikan dasar
dengan implikasi kewenangan administrasi pendidikan
yang lebih besar akan diberikan kepada kabupaten untuk
melaksanakan kegiatan pembangunan sesuai dengan
potensi dan kebutuhan daerah
2. Tugas dan fungsi pemerintah dan kelembagaan, dengan
implikasi perubahan kelembagaan untuk memenuhi
kebutuhan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas
dalam perencanaan dan pelaksanaan pada unit-unit kerja di
daerah
3. Pengelolaan keuangan, dengan implikasi kepegawaian yang
menyangkut perubahan dan pemberdayaan sumber daya
manusia yang menekankan pada profesionalisme dan
implikasi perubahan penanganan anggaran pembangunan
pendidikan (DIP) yang akan dikelola langsung dari BKPN
(Bappenas) kekabupaten dalam bentuk “Block Grant”,
sehingga menghilangkan kekakuan dan pengkotaan dalam
penanganan anggaran. Untuk anggaran rutin (BOP) akan
diberikan langsung kesekolah-sekolah
4. Tahapan implementasi yang diawali dengan disiapkannya
peraturan perundangan politik, peraturan pemerintah
daerah, dan peraturan perundang-undangan perimbangan
keuangan. Kemudian dilanjutkan dengan tahap
restrukturisasi kelembagaan pemerintah, tugas, dan fungsi
dari tingkat pusat sampai tingkat daerah yang terendah
dilingkungan Depdikbud, sehingga sampai pada tahap
tercapainya konsolidasi menyeluruh dari manajemen
system pendidikan nasional. Dimana SDM dilakukan
didalam waktu bersamaan dengan dimulainya tahap
pertama sampai tahap terahir yang muaranya adalah
school-based management

Daftar pustaka
Abdul Halim. 2004. Mencari Sosok Desentralisasi
manajemen pendidikan Diindinesia. Jakarta:Rineka
cipta
Sufyarman, ikbal. 2013. Manajemen Berbasis
Sekolah. Jakarta:Erlangga
Mulyasa. 2002. Manajemen berbasis sekolah.
Bandung:Remaja Rosdakarya
Hasbullah. Otonomi pendidikan. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada. 2010
Mu’arif Liberaliasasi pendidikan: menggadaikan
Kecerdasan Kehidupan Bangsa. Yogyakarta: pinus
2008.

Anda mungkin juga menyukai