Disusus Oleh
Vutukhal Rachma Arfian
17.0601.0015
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT,yang mana atas limpahan
rahmat,taufik,hidayah dan karunia-Nya,sehingga penyusunan makalah yang berjudul
“Konsep Tumbuh Kembang Manusia” dapat terselesaikan walaupun dalam bentuk
yang sederhana.
Makalah ini disusun sesuai dengan tugas yang diberikan dosen pengampu mata kuliah
keperawatan dasar 2, penulis berharap makalah ini dapat diterima oleh dosen dan
teman-teman mahasiswa lainnya.
Pada kesempatan ini tak lupa pula penulis ucapkan banyak terimah kasih kepada
Dosen yang bersangkutan yang telah memberikan arahan sehingga penyusunan
makalah ini dapat terselesaikan.penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu,kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
penulis butuhkan demi penyempurnaan makalah yang selanjutnya. Lebih dan
kurangnya mohon dimaafkan.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep tumbuh kembang merupakan suatu hal yang mutlak pada
anak, maksudnya tumbuh adalah proses bertambah besarnya sel – sel serta
bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan
kembang atau berkembang adalah proses pematangan fungsi atau organ tubuh
termasuk perkembangan kemampuan mental dan kecerdasan serta perilaku
anak (Campbell, 2000). Pada kenyataannya tumbuh kembang secara eksplitsit
bisa dipisahkan satu sama lain. Proses tumbuh kembang ini berlangsung sejak
awal pembuahan (konsepsi) sampai akhir masa remaja dengan melewati masa
– masa atau periode prenatal, bayi baru lahir, prasekolah, sekolah dini dan
remaja (Campbell, 2000).
Menurut Lee (1989:3) tidak semua bayi tumbuh dengan kecepatan
yang sama walaupun mereka mengikuti pola umum yang sama. Ada bayi
yang mencapai setiap tahap perkembangan lebih awal ketimbang bayi yang
lain. Misalnya seorang bayi merangkak pada usia tujuh bulan sementara yang
lain tidak mencapai tahap merangkak sampai usia Sembilan bulan. Upaya
pengoptimalan tumbuh kembang pada awal-awal kehidupan bayi adalah
sangat penting. Pencapaian tersebut pada setiap bayi berbeda-beda, tetapi ada
patokan umur untuk mencapai kemampuan tersebut yang sering disebut
dengan istiah milestone (Moersintowarti, 2002)
Dari penelitian yang dilakukan Jeong Ji Eun at al pada tahun 2014 di
Pediatric klinik Rumah Sakit Universitas Daegu Katolik Korea, Pada tes awal,
62 dari 70 anak memiliki indeks perkembangan mental (MDI) di bawah 70
dari Bayley Scales of Infant Development Uji II. Dari 62 anak dalam
penilaian tindak lanjut, 30 anak (48,4%) masih dalam kisaran kognitif yang
sama, 12 anak memiliki fungsi intelektual, 6 ditingkatkan untuk rata-rata
fungsi intelektual, dan 5 memiliki gangguan bahasa tertentu, 9 memiliki
gangguan spektrum autisme. Pada tes awal, 38 dari 70 anak memiliki hasil
perkembangan kognitif di bawah 70. Dari 38 anak dalam penilaian tindak
lanjut, 23 anak (60,5%) masih dalam jangkauan kognitif yang sama. Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI) jawa timur pada tahun 2007, melakukan
pemeriksaan terhadap 2.634 anak, tim medis menemukan sebanyak 14,3 %
untuk gizi kurang, gizi baik 82,1 %, gizi lebih sebanyak 3,6%, untuk hasil
deteksi pertumbuhan dari berat badan. Untuk tinggi badan tim medis
menemukan, perawakan pendek 13,8 %, tinggi badan normal sesuai usia
83,3% dan perawakan tinggi 2,9%. Sedangkan lingkar kepala ditemukan
micro cephaly atau kepala lebih kecil dari usia normal sebanyak 8,3%, normal
90,0% dan makro chephaly 1,7%.
Sementara untuk perkembangan ditemukankan normal sesuai dengan
usia 53%, meragukan (membutuhkan pemeriksaan lebih dalam) sebanyak
13%, penyimpangan perkembangan sebanyak 34%. Dari penyimpangan
perkembangan, 10% terkena motorik kasar (seperti berjalan, duduk dan lain-
lain), 30% motorik halus (seperti menulis, memegang dan lain-lain), 44%
bicara bahasa dan 16% sosialisasi kemandirian (Nadhiroh, 2007). Berdasarkan
data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo bulan Januari-Maret 2013 ada
9.519 balita terdiri dari 4.710 balita laki-laki dan 4.809 balita perempuan yang
sudah di lakukan skrining atau deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang
balita di Puskesmas. Penyimpangan tumbuh kembang yang di temukan
diantaranya di Puskesmas Sambit terdapat 1 anak mengalami gangguan
KPSP. Sedangkan di Puskesmas Jenangan dan Sukorejo terdapat 2 anak
mengalami penyimpangan KPSP. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
di Kabupaten Ponorogo masih terdapat masalah perkembangan pada anak usia
balita. Jika masalah ini tidak di atasi dapat mengakibatkan gangguan
penyimpangan perkembangan yang menetap sehingga dapat mempengaruhi
perkembangan-perkembangan anak selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari tumbuh dan kembang manusia?
2. Apa saja prinsip-prinsip tumbuh dan kembang manusia?
3. Apa saja tahapan tumbuh kembang manusia?
4. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
manusia?
5. Apa saja tahapan perkembangan kognitif, psikososial,
psikoseksual dan psikomoral.
C. Tujuan
1. Bagi penulis : Untuk menambah wawasan mengenai tumbuh dan
kembang manusia
2. Bagi pembaca : Untuk memberikan wawasan mengenai tumbuh
dan kembang manusia untuk di terapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses
pematangan ( Soetjiningsih : 1998). Pengertian dari kembang (berkembang) adalah
proses pematangan/ maturasi fungsi organ tubuh termasuk berkembangnya
kemampuan mental intelegensi serta perilaku anak (Mansjoer, 2000 : 580).
Perkembangan adalah suatu rangkaian peningkatan keterampilan dan kapasitas untuk
berfungsi (Suriadi, 2001 : 1). Perkembangan adalah digunakan untuk menunjukkan
bertambahnya ketrampilan dan fungsi yang kompleks dalam pengaturan
neuromuskuler, berkembang dalam mempergunakan tangan kanannya dan berbentuk
pula kepribadiannya (Hassan, 2007 : 387
a. Fase Oral
Pada tahap oral, sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga
perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting. Konflik utama pada
tahap ini adalah proses penyapihan, anak harus menjadi kurang bergantung
pada para pengasuh. Jika fiksasi terjadi pada tahap ini, Freud percaya individu
akan memiliki masalah dengan ketergantungan atau agresi. fiksasi oral dapat
mengakibatkan masalah dengan minum, merokok makan, atau menggigit
kuku.
b. Fase Anal
Pada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus utama dari libido adalah
pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama pada
tahap ini adalah pelatihan toilet – anak harus belajar untuk mengendalikan
kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan kontrol ini menyebabkan rasa prestasi
dan kemandirian. kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan kontrol ini
menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian.
c. Fase Phalic
Pada tahap phallic , fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Anak-
anak juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga percaya
bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk kasih
saying ibu itu.
d. Fase Latent
Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi
diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial.
Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan
komunikasi dan kepercayaan diri.
e. Fase Genital
Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan
minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal
fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain
tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya telah selesai dengan sukses,
individu sekarang harus seimbang, hangat dan peduli .
4. Tahap Perkembangan Psikomoral
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa :
1. Konsep tumbuh kembang sejatinya dialami manusia sejak
bayi hingga menuju dewasa. Definisi tumbuh kembang
sendiri adalah proses perubahan baik fisik/ukuran baik bisa
dilihat secara kualitatif (perkembangan) maupun kuantitatif
(pertumbuhan) yang membuat manusia menuju kematangan.
2. Berdasarkan prinsipnya tumbuh kembang terjadi secara terus
menerus dan dinamis. Serta memiliki beberapa tahapan mulai
dari tahap prenatal sampai tahap remaja. Diikuti dengan
adanya tahap perkembangan kognitif, psikososial,
psikoseksual dan psikomoral.
3. Beberapa factor yang mempengaruhi tumbuh kembang antara
lain:genetic, hormone, lingkungan, serta factor prenatal.
B. Saran
Semoga pada makalah ini dapat diambil pelajarannya dan bisa diterima
dan di baca oleh pembaca dan penilai. Penulis menyarankan agar dapat
membaca makalah ini dikarenakan penulis membuatnya bertujuan untuk
menambah pengetahuan kita.
https://endripku.wordpress.com/2018/01/18/konsep-tumbuh-kembang/
http://eprints.ums.ac.id/38756/6/BAB%20I.pdf
https://livres92.wordpress.com/2012/08/16/ciri-ciri-dan-prinsip-prinsip-
tumbuh-kembang-anak/
http://eprints.umpo.ac.id/1621/1/BAB%20I.pdf
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-tumbuh-kembang-anak/
http://e-journal.uajy.ac.id/828/3/2TA12160.pdf
http://eprints.uny.ac.id/9813/2/BAB2%20-%2008111241026.pdf
https://amalianurjannah.files.wordpress.com/2013/05/7-teori-perkembangan-
kognitif-dari-jean-piaget.pdf
file:///C:/Users/USer/Downloads/Tahapan%20Perkembangan%20Psikososial
%20Eric%20Erikson%20(1).pdf
http://www.academia.edu/download/35425605/Tahap_Perkembangan_Psikoseksual_Sigmun
d_Freud.docx
http://etheses.uin-malang.ac.id/2147/6/08410163_Bab_2.pdf