Anda di halaman 1dari 18

Keperawatan Dasar 2

KONSEP TUMBUH KEMBANG

Disusus Oleh
Vutukhal Rachma Arfian

17.0601.0015

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2018
KATA PENGANTAR
 

Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT,yang mana atas limpahan
rahmat,taufik,hidayah dan karunia-Nya,sehingga penyusunan makalah yang berjudul
“Konsep Tumbuh Kembang Manusia” dapat terselesaikan walaupun dalam bentuk
yang sederhana.

Makalah ini disusun sesuai dengan tugas yang diberikan dosen pengampu mata kuliah
keperawatan dasar 2, penulis berharap makalah ini dapat diterima oleh dosen dan
teman-teman mahasiswa lainnya.

Pada kesempatan ini tak lupa pula penulis ucapkan banyak terimah kasih kepada
Dosen yang bersangkutan yang telah memberikan arahan sehingga penyusunan
makalah ini dapat terselesaikan.penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu,kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
penulis butuhkan demi penyempurnaan makalah yang selanjutnya. Lebih dan
kurangnya mohon dimaafkan.

Wassalammu Allaikum Warahmatullahi Wabarakatu


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep tumbuh kembang merupakan suatu hal yang mutlak pada
anak, maksudnya tumbuh adalah proses bertambah besarnya sel – sel serta
bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan
kembang atau berkembang adalah proses pematangan fungsi atau organ tubuh
termasuk perkembangan kemampuan mental dan kecerdasan serta perilaku
anak (Campbell, 2000). Pada kenyataannya tumbuh kembang secara eksplitsit
bisa dipisahkan satu sama lain. Proses tumbuh kembang ini berlangsung sejak
awal pembuahan (konsepsi) sampai akhir masa remaja dengan melewati masa
– masa atau periode prenatal, bayi baru lahir, prasekolah, sekolah dini dan
remaja (Campbell, 2000).
Menurut Lee (1989:3) tidak semua bayi tumbuh dengan kecepatan
yang sama walaupun mereka mengikuti pola umum yang sama. Ada bayi
yang mencapai setiap tahap perkembangan lebih awal ketimbang bayi yang
lain. Misalnya seorang bayi merangkak pada usia tujuh bulan sementara yang
lain tidak mencapai tahap merangkak sampai usia Sembilan bulan. Upaya
pengoptimalan tumbuh kembang pada awal-awal kehidupan bayi adalah
sangat penting. Pencapaian tersebut pada setiap bayi berbeda-beda, tetapi ada
patokan umur untuk mencapai kemampuan tersebut yang sering disebut
dengan istiah milestone (Moersintowarti, 2002)
Dari penelitian yang dilakukan Jeong Ji Eun at al pada tahun 2014 di
Pediatric klinik Rumah Sakit Universitas Daegu Katolik Korea, Pada tes awal,
62 dari 70 anak memiliki indeks perkembangan mental (MDI) di bawah 70
dari Bayley Scales of Infant Development Uji II. Dari 62 anak dalam
penilaian tindak lanjut, 30 anak (48,4%) masih dalam kisaran kognitif yang
sama, 12 anak memiliki fungsi intelektual, 6 ditingkatkan untuk rata-rata
fungsi intelektual, dan 5 memiliki gangguan bahasa tertentu, 9 memiliki
gangguan spektrum autisme. Pada tes awal, 38 dari 70 anak memiliki hasil
perkembangan kognitif di bawah 70. Dari 38 anak dalam penilaian tindak
lanjut, 23 anak (60,5%) masih dalam jangkauan kognitif yang sama. Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI) jawa timur pada tahun 2007, melakukan
pemeriksaan terhadap 2.634 anak, tim medis menemukan sebanyak 14,3 %
untuk gizi kurang, gizi baik 82,1 %, gizi lebih sebanyak 3,6%, untuk hasil
deteksi pertumbuhan dari berat badan. Untuk tinggi badan tim medis
menemukan, perawakan pendek 13,8 %, tinggi badan normal sesuai usia
83,3% dan perawakan tinggi 2,9%. Sedangkan lingkar kepala ditemukan
micro cephaly atau kepala lebih kecil dari usia normal sebanyak 8,3%, normal
90,0% dan makro chephaly 1,7%.
Sementara untuk perkembangan ditemukankan normal sesuai dengan
usia 53%, meragukan (membutuhkan pemeriksaan lebih dalam) sebanyak
13%, penyimpangan perkembangan sebanyak 34%. Dari penyimpangan
perkembangan, 10% terkena motorik kasar (seperti berjalan, duduk dan lain-
lain), 30% motorik halus (seperti menulis, memegang dan lain-lain), 44%
bicara bahasa dan 16% sosialisasi kemandirian (Nadhiroh, 2007). Berdasarkan
data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo bulan Januari-Maret 2013 ada
9.519 balita terdiri dari 4.710 balita laki-laki dan 4.809 balita perempuan yang
sudah di lakukan skrining atau deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang
balita di Puskesmas. Penyimpangan tumbuh kembang yang di temukan
diantaranya di Puskesmas Sambit terdapat 1 anak mengalami gangguan
KPSP. Sedangkan di Puskesmas Jenangan dan Sukorejo terdapat 2 anak
mengalami penyimpangan KPSP. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
di Kabupaten Ponorogo masih terdapat masalah perkembangan pada anak usia
balita. Jika masalah ini tidak di atasi dapat mengakibatkan gangguan
penyimpangan perkembangan yang menetap sehingga dapat mempengaruhi
perkembangan-perkembangan anak selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari tumbuh dan kembang manusia?
2. Apa saja prinsip-prinsip tumbuh dan kembang manusia?
3. Apa saja tahapan tumbuh kembang manusia?
4. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
manusia?
5. Apa saja tahapan perkembangan kognitif, psikososial,
psikoseksual dan psikomoral.
C. Tujuan
1. Bagi penulis : Untuk menambah wawasan mengenai tumbuh dan
kembang manusia
2. Bagi pembaca : Untuk memberikan wawasan mengenai tumbuh
dan kembang manusia untuk di terapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Tumbuh Dan Kembang Manusia

Tumbuh adalah proses bertambahnya ukuran/ dimensi akibat penambahan


jumlah atau ukuran sel dan jaringan interseluler (Mansjoer, 2000 : 580). Pertumbuhan
adalah suatu peningkatan ukuran fisik keseluruhan atau sebagian yang dapat diukur,
dimana grafik pertumbuhan meliputi tinggi, berat badan dan diameter pada lipatan
kulit (Suriadi, 2001 : 1). Pertumbuhan adalah bertambah besar dalam aspek fisis
akibat multiplikasi sel dan bertambahnya jumlah zat interseluler (Hassan, 2007 : 387).

Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses
pematangan ( Soetjiningsih : 1998). Pengertian dari kembang (berkembang) adalah
proses pematangan/ maturasi fungsi organ tubuh termasuk berkembangnya
kemampuan mental intelegensi serta perilaku anak (Mansjoer, 2000 : 580).
Perkembangan adalah suatu rangkaian peningkatan keterampilan dan kapasitas untuk
berfungsi (Suriadi, 2001 : 1). Perkembangan adalah digunakan untuk menunjukkan
bertambahnya ketrampilan dan fungsi yang kompleks dalam pengaturan
neuromuskuler, berkembang dalam mempergunakan tangan kanannya dan berbentuk
pula kepribadiannya (Hassan, 2007 : 387 

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses sinkronisasi yang bersifat


independen dalam kesehatan individu. Individu mengalami perubahan secara
kuantitatif dan kualitatif dalam pertumbuhan dan perkembangan.

B. Prinsip – Prinsip Tumbuh Kembang


Prinsip – prinsip tumbuh kembang antara lain:
1. Tumbuh kembang merupakan proses yang dinamis dan terus menerus.
Prinsip tumbuh kembang:

a.       Tumbuh kembang terus menerus dan komplek


b.      Tumbuh kembang merupakan proses yang teratur dan dapat diprediksi
c.       Tumbuh kembang berbeda dan terintegrasi
  Prinsip tumbuh kembang menurut Potter & Perry ( 2005 )

a.       Perkembangan merupakan hal yang terartur dan mengikuti rangkaian


ktertentu
b.  Perkembangan adalah sesuatu yang terarah dan berlangsung terus menerus,
dalam pola sebagai berikut :
1. Cephalocaudal : pertumbuhan berlangsung terus dari kepala ke arah
bawah bagian tubuh
2. Proximodistal : perkembangan berlangsung terus dari daerah pusat
( proksimal ) tubuh kea rah luar tubuh ( distal )
3. Differentiation : ketika perkembangan berlangsung terus dari yang
mudah kearah yang lebih kompleks.
4. Perkembangan merupakan hal yang kompleks, dapat diprediksi ,
terjadi dengan pola yang konsisten dan kronologis.
5. Hal yang unik (setiap individu cenderung mencapai potensi
maksimum perkembangannya.
C. Tahap – tahap Tumbuh Kembang Manusia
Masa prenatal
a. Masa mudigah/embrio : konsepsi – 8 minggu
b. Masa janin : 9 minggu – lahir
Masa bayi (0 – 1 tahun)
a. Masa neonatal (0 – 28 hari)
neonatal dini : o – 7 hari
neonatal lanjut: 8 – 28 hari
b. Masa pasca neonatal : 29 hari – 1 tahun
Masa pra sekolah : 1 – 6 tahun
Masa sekolah : 6 – 10 tahun
Masa pra remaja : 6 – 18/20 tahun
Masa remaja
a. Remaja dini
pria : 10 – 15 tahun
wanita : 8 – 13 tahun
b. Remaja lanjut
pria : 15 – 20 tahun
wanita : 13 – 18 tahun
Menurut Hurlock dalam bukunya yang berjudul Child Development,
perkembangan anak dibagi menjadi 5 periode,yaitu :
a. periode pra lahir yang dimulai dari saat pembuahan sampai lahir. Pada
periode ini terjadi perkembangan fisiologis yang sangat cepat yaitu
pertumbuhan seluruh tubuh secara utuh.
b. Periode neonatus adalah masa bayi yang baru lahir. Masa ini terhitung
mulai 0 sampai dengan 14 hari. Pada periode ini bayi mengadakan adaptasi
terhadap lingkungan yang sama sekali baru untuk bayi tersebut yaitu
lingkungan di luar rahim ibu.
c. Masa bayi adalah masa bayi berumur 2 minggu sampai 2 tahun. Pada masa
ini bayi belajar mengendalikan ototnya sendiri sampai bayi tersebut
mempunyai keinginan untuk mandiri.
d. Masa kanak-kanak terdiri dari 2 bagian yaitu masa kanak-kanak dini dan
akhir masa kanak-kanak. Masa kanak-kanak dini adalah masa anak berusia 2
sampai 6 tahun, masa ini disebut juga masa pra sekolah yaitu masa anak
menyesuaikan diri secara sosial. Akhir masa kanak-kanak adalah anak usia 6
sampai 13 tahun, biasa disebut sebagai usia sekolah.
e. Masa puber adalah masa anak berusia 11 sampai 16 tahun. Masa ini
termasuk periode yang tumpang tindih karena merupakan 2 tahun masa
kanak-kanak akhir dan 2 tahun masa awal remaja. Secara fisik tubuh anak
pada periode ini berubah menjadi tubuh orang dewasa.
D.  Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu
dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh
interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu:
a. Genetika
1) Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
2) Keluarga, ada keluarga yang cenderung mempunyai
tubuh gemuk atau perawakan pendek
3) Umur, Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja
merupakan tahap yang mengalami pertumbuhan cepat
dibandingkan dengan masa lainnya.
4) Jenis kelamin, wanita akan mengalami pubertas lebih
dahulu dibandingkan laki-laki.
5) Kelainan kromosom, dapat menyebabkan kegagalan
pertumbuhan, misalnya sindrom down.
b. Pengaruh hormone
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur
empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang
berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itu kelenjar tiroid juga
menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta
maturasi tulang, gigi, dan otak.
c. Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
pranatal, kelahiran, dan pascanatal.
d. Faktor prenatal
1) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan
janin, terutama selama trimester akhir kehamilan
2) Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan
dapat menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club
foot
3) Toksin, zat kimia, radiasi
4) Kelainan endokrin
5) Infeksi TORCH atau penyakit menular seks
6) Kelainan imunologi
E. Tahap Perkembangan Kognitif, Psikososial, Psikoseksual, Dan
Psikomoral
1. Tahap Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk
berpikir. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmad Susanto (2011: 48) bahwa
kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk
menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau
peristiwa.
Tahap Perkembangan Kognitif
Piaget (dalam Dahar, 2011: 136-139) membagi perkembangan kognitif anak
ke dalam 4 periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih
seiring pertambahan usia :
1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun) Menurut Piaget, bayi lahir dengan
sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi
dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan
tersebut.
2. Tahapan praoperasional (usia 2–7 tahun) Tahapan ini merupakan tahapan
kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa
menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif
baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra) Operasi dalam teori
Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-
objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara
logika tidak memadai.
3. Tahapan operasional konkrit (usia 7–11 tahun) Tahapan ini adalah tahapan
ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun
dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai.
4. Tahapan operasional formal (usia 7–11 tahun) Tahap operasional formal
adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini
mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus
berlanjut sampai dewasa.
2. Tahap Perkembangan Psikososial
Tahapan Perkembangan Psikososial menurut Eric Erikson
a) Tahap 1 Trust vs Mistrust (kepercayaan vs kecurigaan)
Kepercayaan dasar terbentuk pada masa bayi terhadap ibu (pengasuh) yang
ditunjukkan dengan kenyamanan selama dalam pengasuhan, baik ketika tidur,
makan, maupun bermain. Kebiasaan itu berlangsung terus dalam kehidupan
bayi dan merupakan dasar paling awal bagi berkembangnya suatu perasaan
identitas psikososial.
b) Tahap 2 Otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu
Anak cenderung aktif dalam segala hal. Anak harus didorong untuk
mengalami situasisituasi yang menuntut kemandirian dalam melakukan
pilihan. Sebaliknya, pembatasan ruang gerak pada anak dapat menyebabkan
perasaan malu dan ragu-ragu
c) Tahap 3 Inisiatif vs kesalahan
Tahap inisiatif yaitu suatu masa untuk memperluas penguasaan dan tanggung
jawab dengan berinteraksi dengan lingkungan. Akan tetapi bila anak-anak
pada masa ini mendapatkan pola asuh yang salah, mereka cenderung merasa
bersalah dan akhirnya hanya berdiam diri.
d) Tahap 4 Kerajinan vs inferioritas
Pada Tahapan Perkembangan Psikososial Eric Erikson ini, individu
diharapkan mulai menempuh pendidikan formal. Anak dapat mengembangkan
sikap rajin, jika anak tidak dapat meraih sukses karena mereka merasa tidak
mampu (infieoritas), anak dapat mengembangkan sikap rendah diri.
e) Tahap 5 Identitas vs kekacauan identitas
Individu mulai mencari siapa dirinya, namun sudah siap untuk memasuki
suatu peranan yang berarti di tengah masyarakat. Apabila terjadi krisis
identitas, membentuk bentuk suatu identitas yang stabil atau sebaliknya akan
kekacauan peranan.
f) Tahap 6 Keintiman vs isolasi
individul memiliki keinginan dan kesiapan untuk menyatukan identitasnya
dengan orang lain, dan diistilahkan dengan kata cinta. Apabila hal tersebut
tidak dapat dilakukan maka ada kecenderungan mengalami masalah intimasi
yaitu isolasi.
g) Tahap 7 Generatifitas vs stagnasi
Tugas yang harus dicapai dalam tahapan ini adalah dapat mengabdikan diri
guna mencapai keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu (generatifitas)
dengan tidak melakukan apaapa (stagnasi).
h) Tahap 8 Integritas vs keputusasaan
Tahap ini merupakan tahap terakhir, dimana individu berhasil menyesuaikan
diri dengan keberhasilan dan kegagalan dalam hidup. Apabila individu
mengalami kegagalan dalam menyesuaikan diri, maka yang terbentuk adalah
keputusasaan.
3. Tahap Perkembangan Psikoseksual

Tahap Perkembangan Psikoseksual Menurut Sigmund Freud

a.  Fase Oral
Pada tahap oral, sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga
perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting. Konflik utama pada
tahap ini adalah proses penyapihan, anak harus menjadi kurang bergantung
pada para pengasuh. Jika fiksasi terjadi pada tahap ini, Freud percaya individu
akan memiliki masalah dengan ketergantungan atau agresi. fiksasi oral dapat
mengakibatkan masalah dengan minum, merokok makan, atau menggigit
kuku.

b. Fase Anal
Pada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus utama dari libido adalah
pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama pada
tahap ini adalah pelatihan toilet – anak harus belajar untuk mengendalikan
kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan kontrol ini menyebabkan rasa prestasi
dan kemandirian. kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan kontrol ini
menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian.

c. Fase Phalic
Pada tahap phallic , fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Anak-
anak juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga percaya
bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk kasih
saying ibu itu.

d. Fase Latent

Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi
diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial.
Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan
komunikasi dan kepercayaan diri.

e. Fase Genital
Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan
minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal
fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain
tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya telah selesai dengan sukses,
individu sekarang harus seimbang, hangat dan peduli .
4. Tahap Perkembangan Psikomoral

Tahap-tahap perkembangan moral menurut Kohlberg.


Tahap-tahap perkembangan moral terdiri dari 3 tingkat, yang masingmasing
tingkat terdapat 2 tahap, yaitu:
I. Tingkat prakonvensional, tahap-tahapannya antara lain:
a. Orientasi hukuman dan kepatuhan : anak menilai baik buruk benar salah
dari sudut pandang hukuman yang diterimanya disini anak mematuhi
orang tua agar terhindar dari hukuman.
b. Orientasi relativis-instrumental : perbuatan yang baik/benar adalah yang
berfungsi sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan atau kepuasan diri.
II. Tingkat konvensional,tahap-tahapannya antara lain :
a. Orientasi kesepakatan antar pribadi atau orientasi anak manis : anak
memandang perbuatannya baik atau berharga baginya apabila dapat
menyenangkan atau disetujui.
b. Orientasi hukum dan ketertiban : perilaku yang baik adalah melaksanakan
atau menunaikan tugas atau kewajiban sendiri dan memelihara ketertiban
social.
III. Tingkat pasca konvensional, tahap-tahapannya antara lain :
a. Orientasi control social logislatik : perbuatan/tindakan yang baik telah
diuji secara kritis dan disepakati oleh masyarakat serta sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Orientasi etika prinsip universal : kebenaran ditentukan oleh kata hati,
sesuai denganprinsip-prinsip etika yang logis, universal dan konsisten.
Prinsip-prinsip universal ini bersifat abstrak seperti keadilan, kesamaan
hak asasi manusia dan penghormatan terhadap martabat manusia.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa :
1. Konsep tumbuh kembang sejatinya dialami manusia sejak
bayi hingga menuju dewasa. Definisi tumbuh kembang
sendiri adalah proses perubahan baik fisik/ukuran baik bisa
dilihat secara kualitatif (perkembangan) maupun kuantitatif
(pertumbuhan) yang membuat manusia menuju kematangan.
2. Berdasarkan prinsipnya tumbuh kembang terjadi secara terus
menerus dan dinamis. Serta memiliki beberapa tahapan mulai
dari tahap prenatal sampai tahap remaja. Diikuti dengan
adanya tahap perkembangan kognitif, psikososial,
psikoseksual dan psikomoral.
3. Beberapa factor yang mempengaruhi tumbuh kembang antara
lain:genetic, hormone, lingkungan, serta factor prenatal.

B. Saran
Semoga pada makalah ini dapat diambil pelajarannya dan bisa diterima
dan di baca oleh pembaca dan penilai. Penulis menyarankan agar dapat
membaca makalah ini dikarenakan penulis membuatnya bertujuan untuk
menambah pengetahuan kita.
https://endripku.wordpress.com/2018/01/18/konsep-tumbuh-kembang/

http://eprints.ums.ac.id/38756/6/BAB%20I.pdf

https://livres92.wordpress.com/2012/08/16/ciri-ciri-dan-prinsip-prinsip-
tumbuh-kembang-anak/
http://eprints.umpo.ac.id/1621/1/BAB%20I.pdf
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-tumbuh-kembang-anak/

http://e-journal.uajy.ac.id/828/3/2TA12160.pdf
http://eprints.uny.ac.id/9813/2/BAB2%20-%2008111241026.pdf

https://amalianurjannah.files.wordpress.com/2013/05/7-teori-perkembangan-
kognitif-dari-jean-piaget.pdf
file:///C:/Users/USer/Downloads/Tahapan%20Perkembangan%20Psikososial
%20Eric%20Erikson%20(1).pdf

http://www.academia.edu/download/35425605/Tahap_Perkembangan_Psikoseksual_Sigmun
d_Freud.docx
http://etheses.uin-malang.ac.id/2147/6/08410163_Bab_2.pdf

Anda mungkin juga menyukai