Anda di halaman 1dari 2

Pengantar Hukum Indonesia – Hk.

Acara Perdata

Rekomen buku : Prof. Sudikno Bab 1

Materi : pengertian, sumber, dan asas.

Di dalam perdata diatur soal hak dan kewajiban.


Apabila terjadi penyimpangan maka diatur dalam hukum formil atau Hk. Acara Perdata
(mengatur berlakunya Hk. Perdata Materiil)
Sumber hukum : sumber ditemukannya aturan hukum
a. HIR (Reglement yang diperbaharui)
b. RBG
c. RP
d. Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman : UU No. 48 Tahun 2009
e. Di dalam undang-undang lain, seperti di dalam undang-undang perkawinan
f. Sumber lain : Yurisprudensi (putusan pengadilan yang sudah pernah diputus oleh
hakim sebelumnya yang memiliki hukum tetap), Perjanjian internasional, doktrin
atau pendapat para ahli, dan intruksi presiden dan surat edaran (senat).
Asas : pikiran dasar yang melatarbelakangi pembentukan aturan hukum konkrit yang
sifatnya adalah abstrak tetapi keberadaan asas tsb penting. contoh : asas
konsensualisme, asas perjanjian berkontrak, asas pacta sun servanda,
1. Hakim bersifat menunggu : dalam hk acara perdata, hakim hanya menerima terkait
adanya gugatan yang masuk.
2. Hakim bersifat pasif : terkait lingkup materi yang dimasalahkan artinya hanya
terbatas pada kasus masalah yang diperkarakan (tidak melebar kemana-mana).
3. Persidangan terbuka untuk umum : memberikan objektifitas dan perlindungan HAM.
Untuk kasus-kasus tertentu bersifat tertutup : persidangan anak, kasus
perselingkuhan atau kasus kesusilaan (Pasal 153 ayat 3 UU No. 8 Tahun 1981).
4. Putusan harus disertai dengan alas an : harus memiliki dasar-dasar putusasn yang
jelas. Hakim juga diartikan sebagai perwakilan Tuhan sehinggan dalam memutus
nasib orang harus bersikap adil.
5. Beracara itu dikenakan biaya artinya ada biaya yang diminta pihak pengadilan :
kepaniteraan (ksk), pemanggilan, administrasi. Namun, manakala pihak yang
berperkara tidak memiliki biaya dapat digratiskan.
6. Hakim harus mendengarkan para pihak atau dikenal dengan audi et alteram partem
atau listen to the other side artinya hakim harus bertanya dan mendengar kepada
kedua pihak.
7. Tidak ada keharusan mewakilkan.
Beracara di dalam peradilan dibagi menjadi,
1. Yang tidak ada sengketa : Permohonan – Tidak berlaku HIR, RBG, Asas terbukanya
sidang untuk umum, dll tidak berlaku. Tidak ada konsekuensi apapaun. Sering
disebut sebagai persidangan volunteer atau persidangan tak sesungguhnya.
2. Yang ada sengketa : Gugatan atau persidangan Kontentius.

Anda mungkin juga menyukai