Anda di halaman 1dari 7

Demam Thypoid Leptospira Infeksi Saluran Kemih TB Malaria

Gejala Klinis  Trias : Demam (step  Demam, menggigil  ISK dapat bersifat  Trias : demam
ledder), Gangguan  Mialgia hebat asimtomatik atau intermiten, anemia,
pencernaan, penurunan (biasanya pada betis) simtomatik dan
kesadaran  Nyeri kepala  Gejala dan tanda hepatosplenomegali
 Demam → step ledder,  Anoreksia klinis tergantung pada
naik secara bertahap tiap  Mual, muntah umur pasien:
 Nyeri abdomen  Neonatus  Demam, menggigil,
hari, mencapai suhu
 Fotopobia • suhu tidak stabil berkeringat juga dapat
tertinggi pada akhir
disertai sakit kepala,
minggu pertama  Penurunan kesadaran • mudah terangsang
mual, muntah, diare
 Penurunan kesadaran, (irritable)
dan nyeri otot
delirium • muntah, diare, perut
 Gangguan pencernaan → kembung  Riwayat berkunjung
konstipasi, diare • napas tidak teratur, dan bermalam 1-4
 Malaise sianosis minggu terakir ke
• ikterus daerah endemik
 Letargi
• urin berbau Malaria
 Nyeri kepala
menyengat  Riwayat tinggal di
 Mual, muntah
• gejala sepsis daerah endemik
Malaria
 Bayi dan anak kecil
• demam  Riwayat sakit
• rewel Malaria
• nafsu makan  Riwayat minum obat
berkurang Malaria 1 bulan terakir
• gangguan
pertumbuhan  Riwayat mendapat
• diare dan muntah transfusi darah
• kelainan genitalia
(fimosis,
hipo/epispadia, sinekia
vulva)
• urin berbau
menyengat

 Anak besar
• demam
• nyeri pinggang
• nyeri perut bagian
bawah
• mengedan waktu
berkemih
• disuria, polakisuria,
enuresis
• nyeri ketok daerah
kosto-vertebral
• kelainan genitalia
(fimosis,
hipo/epispadia, sinekia
vulva, dll)
Patofisiologi Makanan yang
terkontaminasi kuman S.
typhi/paratyphi → lambung
→ kuman yang tidak mati
oleh asam lambung → usus
→ peyer patch usus →
lamina propria → kuman
difagosit oleh makrofag →
KGB mesenterika →
melalui ductus thoracicus,
kuman yang terdapat dalam
makrofag menuju sirkulasi
darah → bakteremia
pertama (asimtomatik)
→organ RES → kuman
meninggalkan sel fagosit →
berkembanhg biak di luar
sel → sirkulasi sitemik →
bakteremia sekunder
(terdapat gejala sistemik)

 Dalam peyer patch →


makrofag hiperaktif →
hiperplasia jaringan →
reaksi hipersensitivitas
tipe lambat, hyperplasia
jaringan, dan nekrosis
organ →dapat terjadi
erosi pembuluh darah →
perdarahan saluran cerna
 Masa inkubasi 7-20 hari
Pemeriksaan  Peningkatan suhu tubuh Pemeriksaan fisis
Fisik  Thypoid tongue  Malaria tanpa
 Hepatomegali komplikasi :
 Splenomegali - Demam > 37,5oC
 Perut kembung - Conjungtiva atau
 Penurunan kesadaran telapak tangan pucat
- Splenomegali
- Hepatomegali

 Malaria dengan
komplikasi:
- Gangguan kesadaran
- Keadaan umum
lemah (tidak bisa
duduk/ berdiri )
- Kejang
- Panas sangat tinggi
- Mata atau tubuh
kuning
Pemeriksaan  Darah tepi perifer : Urinalisis: dapat  Pemeriksaan
Penunjang o Anemia —> sering ditemukan leukosituria mikroskopis
karena depresi (>5 sel leukosit/LPB), Pemeriksaan darah
sumsum tulang, hematuria (>3 sel tebal dan tipis :
defisiensu Fe, atau eritrosit/LPB), bakteri o Ada tidaknya
perdarahan usus pada pewarnaan Gram parasit malaria
o Leukopenia  Darah tepi: dapat o Spesies dan
o Limfositosis ditemukan leukositosis stadium plasmodium
o Trombositopenia o Kepadatan parasit
 Biakan urin dan uji
 Serologi : sensitivitas  Rapid Diagnostik
o Widal —> titer 1/200 Test ( RDT )
 Kreatinin dan
atau kenaikan titer 4x
ureum untuk menilai  Pemeriksaan
fase akut ke fase
fungsi ginjal penunjang untuk
konvalesens.
o Kadar IgM dan IgG  Pencitraan ginjal Malaria Berat
(typhi dot). dan saluran kemih o Darah Rutin.
o Anti Salmonella O9 untuk mencari kelainan o Kimia Darah: gula
antibodies (TUBEX). anatomis maupun Darah, SGOT/
 Biakan Salmonella : fungsional saluran SGPT, Bilirubin,
o Biakan darah kemih. Alkali fosfatase,
terutama pada minggu albumin/globulin,
1-2 perjalanan ureum/kreatinin,
penyakit Natrium dan Kalium,
o Biakan sumsum Analisa Gas Darah
tulang masih (+) (AGD)
hingga minggu ke-4 o EKG
 Radiologi : o Foto toraks
o Foto abdomen —> o Analisa cairan
bila diduga telah serebrospinalis
terjadi komplikasi o Biakan darah dan
berupa perforasi atau uji serologi
perdarahan saluran o Urinalisis
cerna
o Foto thorax —> bila
diduga terjadi
komplikasi
pneumonia

Imunisasi  Vaksin polisakarida Pencegahan dengan


(capsular Vi obat antimalaria yang
polysaccharide), pada usia diminum 2 minggu
2 tahun atau lebih sebelum, selama
diberikan secara IM dan tinggal dan 4 minggu
diulang setiap 3 tahun. sesudah meninggalkan
daerah endemis.
 Vaksin tifoid oral (Ty21-  Doksisiklin, 2
a), diberikan pada usia > 6 mg/kgbb/hari selama
tahun dengan interval tidak lebih dari 4 –6
selang sehari (hari 1, 3, 5), minggu (Tidak boleh
ulangan setiap 3-5 tahun. untuk anak ≥ 8 tahun)
 Fansidar,
pirimetamin 0,5-0,75
mg/kg +sulfadoksin
10-15 mg/kgb , sekali
seminggu (untuk usia ≥
6 tahun)
Terapi  Antipiretik bila suhu Untuk semua P.
tubuh >38,5°C. Falciparum dan P.
Kortikosteroid dianjurkan Vivax
pada demam tifoid berat.  Lini 1
ACT + Primakuin
 Deksametason, digunakan
ACT (Artemycin
pada demam tifoid berat
Combination Therapy)
dengan perubahan status
diberikan selama 3
mental atau syok.
hari, terdapat 2
Dexametason 3mg/kg/kali
sediaan:
(1x) IV, dilanjutkan
- Lini pertama:
1mg/kg/kali, setiap 6 jam
Artesunat 4
(penggunaan lebih dari 48
mg/kgBB/kali +
jam akan meningkatkan
amodiakuin 10
angka relaps)
mg/kgBB/kali
 Antibiotik (berturut-turut - Dapat ditambah
sesuai lini pengobatan) Dihydroartemisin 2-
o Lini pertama: 4mg/kgBB/kali +
o Kloramfenikol (drug of piperakuin 16-32
choice) 100 mg/kg/hari, mg/kgBB/kali
oral atau IV, dibagi dalam untuk daerah yang
4 dosis selama 10 – 14 resisten dengan
hari, tidak dianjurkan Artesunat dan
pada leukosit <2000/μl , Amodiakuin, seperti
dosis maksimal 2g/hari Papua
atau
Primakuin:
o Amoksisilin 150-200 P.falciparum:
mg/kg/hari, oral atau IV 0,75mg/kgBB, 1 kali
selama 14 hari P. Vivax:
o Kotrimoksazol TMP 4 0,25mg/kgBB/kali, 14
mg/kg/kali, selama 10 hari hari

o Lini kedua / Multidrug Lini 2


resisten Salmonella typhi P. Falciparum :
o Seftriakson 80 Kina + Doksisiklin
mg/kg/hari IV selama 5 atau Tetrasiklin +
hari Primakuin
P. vivax
o Sefixime 10-15 Kina + Primakuin
mg/kgBB/kali diberikan 2 Dosis:
kali sehari per oral
o Aztreonam 50-70 
mg/kg/kali, 2-4x/hari Kina:10mg/kgBB/hari,
selama 5-7 hari 3 kali/hari, selama 7
hari
o Azithromycin 5-10
 Doksisiklin:
mg/kg/kali, 1x/hari selama
o usia 8-14 tahun:
5 hari
2,2 mg/kgBB/hari,
2kali/hari, 7 hari
o Karier S. typhi (S. typhi
tetap ada dalam urin atau o usia ≥15 tahun: 3,5
feses selama lebih dari 6- mg/kgBB,
12 bulan): ampisillin 100 2kali/hari, 7 hari
mg/kg/hari, 4x hari atau  Tetrasiklin: 4
trimetoprim- mg/kgBB/kali,
sulfametoksazol 4-20 4kali/hari 7 hari
mg/kg/hari, 2x hari selama  Primakuin:
6-12 minggu. o P.falciparum:
0,75mg/kgBB, 1 kali
o P. Vivax:
0,25mg/kgBB/kali,
14 hari

Untuk P. ovale dan P.


malariae:
ACT (Artemycin
Combination
Therapy)
- Lini pertama:
Artesunat 4
mg/kgBB/kali +
amodiakuin 10
mg/kgBB/kali, selama
3 hari
- Tambahan
Dihydroartemisin 2-
4mg/kgBB/kali +
piperakuin 16-32
mg/kgBB/kali, selama
3 hari kali
untuk daerah yang
resisten Artesunat &
Amodiakuin, seperti
Papua
Prognosis
Komplikasi Perforasi usus atau
perdarahan saluran cerna,
peritonitis, ensefalopati
tifoid, hepatitis tifosa,
meningitis, pneumonia,
syok septik, pielonefritis,
endokarditis, osteomielitis,
pada umumnya terjadi
pada minggu keempat
sakit

Anda mungkin juga menyukai