Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nur Khalifah Ranroe

NIM : G 701 17 077

Kelas :B

Resume Manajemen Rumah Sakit "Distribusi Perbekalan Farmasi"

Penyimpanan dan pendistribusian merupakan tahapan yang sangat penting dalam


kegiataan pengelolaan obat. Penyimpanan yang baik bisa menjamin mutu dan kualitas obat tetap
terjaga, sehingga bisa mengurangi kerugian dari Rumah Sakit yang diakibatkan dari obat-obatan
yang rusak. Sistem pendistribusian yang tepat bisa mempermudah pelayanan kepada pasien yang
dirawat di Rumah Sakit. Penyimpanan perbekalan farmasi yang tidak tepat dapat berakibat pada
kerusakan obat, terganggunya distribusi obat dan terdapatnya obat yang kadaluarsa. Hal ini dapat
menyebabkan kerugian buat rumah sakit yang berimbas pada sistem pelayanan pasien. Resiko
lain dari kurang terjaminnya sistem penyimpanan dan pendistribusian yaitu besarnya resiko
penyalahgunaan akan obat.

Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab


kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Di rumah sakit, farmasis bertanggung jawab
dengan obat mulai dari pengadaannya, penyimpanannya, hingga distribusinya. Distribusi obat di
rumah sakit merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan/menyerahkan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dari tempat penyimpanan sampai
kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan
ketepatan waktu.

Sistem distribusi obat di Rumah Sakit digolongkan berdasarkan ada tidaknya satelit atau
depo farmasi dan pemberian obat ke pasien rawat inap. Berdasarkan ada atau tidaknya satelit
farmasi sistem distribusi obat dibagi menjadi dua sistem yaitu : sistem pelayanan terpusat
(sentralisasi) dan sistem pelayanan terbagi (desentralisasi).

Sistem distribusi desentralisasi adalah sistem pendistribusian pebekalan farmasi yang


mempunyai cabang di dekat unit perawatan/pelayanan. Cabang ini dikenal dengan istilah depo
farmasi/sateit farmasi. Pada desentralisasi, penyimpanan dan pendistribusian perbekalan farmasi
ruangan tidak lagi dilayanai oleh pusat pelayanan farmasi, dimana instalasi farmasi dalam hal ini
bertanggung jawab terhadap efektivitas dan keamanan perbekalan farmasi yang ada di depo
farmasi. Sistem distribusi obat dari Depo A kepasien menggunakan system distribusi one daily
dose (ODD). Sistem distribusi ini pasien mendapat obat-obat yang sudah dipisah-pisah untuk
pemakaian sekali pakai, tetapi obat diserahkan untuk sehari pakai pada pasien.

Sistem distribusi sentralisasi adalah sistem pendistribusian dimana perbekalan farmasi


dipusatkan pada satu tempat yaitu instalasi farmasi. Pada sistem sentralisasi, seluruh kebutuhan
perbekalan farmasi utnuk tiap unit yang membutuhkan baik resep individu maupun kebutuhan
suplay ruangan diambil langsung pada pusat pelayanan kefarmasian. Sistem ini kurang sesuai
untuk rumah sakit yang besar, misalnya kelas A dan B karena memiliki daerah pasien yang
menyebar sehingga jarak antara Instalasi Farmasi Rumah Sakit dengan perawatan pasien sangat
jauh.

Dari berbagai jenis sistem pendistribusian farmasi di rumah sakit dilakukan dengan
tujuan memaksimalkan pendistribusian obat dan sediaan kefarmasian. Jenis sistem
pendistribusian yang berlaku di RS antara lain :

1. Sistem persediaan lengkap di ruangan (floor stocksystem)

Dalam sistem ini, obatdisimpan di ruang perawatandalam jumlah yang terbatas dan jenis
obat tertentu saja terutama obat-obat yang bersifat emergensi.

2. Sistem Resep Perorangan

Sistem resep perorangan yaitu sistem pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakaiberdasarkan resep perorangan/pasien rawat jalan dan rawat inap
melalui instalasi farmasi. Sistem ini dapat dilakukan secara sentralisasi atau desentralisasi.

3. Sistem Unit Dosis

Sistem dosis unit adalah sistem pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai untuk pasien rawat inap berdasarkan resep perorangan, namundisiapkan
dalam unit dosis tunggal atau ganda, untuk penggunaan satu kali dosis/pasien. Pada sistem
ini obat didispensing dalam bentuk siap konsumsi dan umumnya disiapkan tidak lebih dari
24 jam persediaan dosis. Pelayanan dapat dilakukan secara sentralisasi atau
desentralisasiatau kombinasi.

4. Sistem Kombinasi

Sistem distribusi kombinasi adalah sistem pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai bagi pasien rawat inap dengan menggunakan salah satu
kombinasi sistem yang di atas.

DAFTAR PUSTAKA

http://kumpulanartikelfarmasi.com/2018/06/sistem-distribusi-obat-di-rumah-sakit/

Ibrahim, Astusti, dkk (2016) Evaluasi Penyimpanan Dan Pendistribusian Obat Di Gudang
Farmasi Psup Prof. Dr. R.D. Kandou Manad Vol. 5 No. 2 (7-8). Program studi farmasi
FMIPA UNSRAT : Manado.

Tiarma, Citraningtyas G, Yamlean P. 2019. Evaluasi Penyimpanan dan Pendistribusian Obat di


Instalasi Farmasi RSUD Noongan, Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara.
UNSRAT Mando: Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. (8) No. (1)

Lumenta, Jimbril T, dkk. 2015. EvaluasiPenyimpanan Dan Distribusi Obat Psikotropika


Dirumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L., Ratumbuysang Manado. UNSRAT Mando: Pharmacon
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. (4) No. (4)

Rahayu, Dwi Irna ( 2018 ). Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Persediaan Obat Di Rumah
Sakit Anak Astrini Wonogiri Vol. 19 No. 2 (102). Universitas Isalm Batik : Surakarta.

Susanto, Gayatri, Widya (2017). Evaluasi Penyimpanan Dan Pendistribusian Obat Di Gedung
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado Vol : 6 No. 4 (95). Universitas
Samratulangi : Manado.

Anda mungkin juga menyukai