Abstract
Islamic education is education for all human beings. Where he brings goodness and
suitability for all of humanity. Not limited to one item of each period. On a particular group
of people, or nation of nations. However, it is a global human education for all human.
Indeed characteristics of Islamic education stressed that he was the only special education,
education that he has a special character that is not possible compared to other education-
education that appear to have similarities in some of the characters, just different in each
emphasis contents. Specificity and this privilege is clear as mentioned. The meaning of
education is characteristic traits, traits that distinguish with any other education. These
characteristics are sometimes partly the same as between one another in some educational
establishments. However, the characteristics that should be portrayed with a true depiction
again be giving the view that education and teaching.
gambaran yang benar lagi lebih memberi lagi ada orang yang menggelobalkannya,
pandangan dan pengajaran pendidikan itu.1 dan ada orang yang merincikannya.
Bertolak dari itu, maka harus Berikut ini pemaparan karakteristik
ditekankan bahwa “Pendidikan Islam utama dan ciri-ciri paling penting yang
tersendiri dengan beberapa karakteristik, disebutkan oleh para ahli di bidang
ciri-ciri yang membedakan dari lainnya dari pendidikan Islam, yaitu:
macam-macam pendidikan lainnya.
1. Pendidikan Robbaniyah
Sebagaimana juga ada kesamaan pada batas Ini merupakan karakteristik yang
tertentu dengan lainnya pada sebagain paling urgen dan utama, dan termasuk ciri
kekhususan, dan ciri-ciri umum lainnya. yang unik dan istimewa pada pendidikan
islam. Dikarenakan ia hanya ada pada
C. Karakteristik dan ciri-ciri utama pendidikan Islam dan tidak ada pada
dalam pendidikan Islam berbagai macam pendidikan lainnya, yang
Ada banyak karakteristik dan ciri-ciri terdahulu atau yang terkini. Di mana
umum pada pendidikan Islam. Yang perlu pendidikan Robbaniyah yang murni dan
diperhatikan, bahwa banyak dari kalangan selamat tidak dikenal di dalamnya tahrif
peneliti dan penulis dalam ruang lingkup (penyelewengan), ta’dil (pengeditan) atau
pendidikan Islam telah menjelaskan tabdil (perubahan) sepanjang masa.
panjang lebar dalam kasifikasi karakteristik Di sini, layak dijelaskan bahwa
dan ciri umum secara dengan perbedaan kekhususan Robbaniyah memiliki beberapa
yang jelas di antara mereka. Sebagian makna yang beragam. Di antara maknanya
mereka menjelaskan panjang lebar dalam yang utama sebagai berikut:
bilangannya. Sebagian mereka menyebut- Makna pertama dan utama: bahwa
kan secara gelobal dalam hal ini. Sebagian pendidikan Islam adalah pendidikan yang
mereka juga ada yang membatasi bersandar pada dasar, tujuan, metodologi,
(karakteristiknya) dan merincikannya. prinsip, norma utama dari sumber agama
Dalam hal apapun, perkara yang Islam yang datang sebagai wahyu dari
perlu ditekankan pada hal itu adalah bahwa
Allah . Di mana Allah berfirman
mereka semua telah bersekutu dalam mengenai hal ini:
ketidakmampuan untuk pembatasan
katakteristik dan ciri-ciri itu. Walaupun
mereka bersekutu untuk menjadikannya
dalam satu wadah tertentu mengenai “Hai manusia, Sesungguhnya
karakteristik itu. Yaitu dapat ditafsirkan telah datang kepadamu bukti
bahwa setiap mereka memiliki cara kebenaran dari Tuhanmu.
pandang tertentu yang membenarkan (Muhammad dengan mukjizatnya)
dan telah Kami turunkan
perbedaannya dengan orang lain, terlebih kepadamu cahaya yang terang
benderang (Al Quran).” (QS. Al-
Nisa’ [04]: 174)
Oleh karena itu, pendidikan tersendiri
* Dosen Tetap Prodi. PAI STAI Al-Hidayah dan istimewa, bahwa ia sumbernya
Bogor robbaniyah (berasal dari Robb alam
1
Abd al-Hamid al-Hasyimi, al-Rosul al-Arabi al-
Murobbi, Riyadh: Dar al-Huda, 1405 H/ 1985
semesta). Keberadaannya ini berbeda dari
M, hlm. 394 macam-macam pendidikan lainnya secara
dan pendidikan-pendidikan lainnya tidak karena itu, Islam menolak secara tegas
mungkin disamakan dengan istilah munculnya filsafat materi yang beorientasi
(Pendidikan Keimanan) dalam pendidikan pada materi saja dan mengabaikan ruhani,
Islam. Dikarenakan makna istilah atau berorientasi pada ruhani saja dan
pendidikan ruhani berada dalam cakupan mengabaikan materi.4
yang sempit, ia terfokuskan perhatiannya Makna bahwa pendidikan Islam
pada satu sisi saja dari macam-macam sisi termasuk pendidikan yang menyeluruh
manusia, yaitu (segi ruhani) saja pada (koprehensif) dikarenakan ia mencakup sisi
kehidupan manusia, dengan keterbatasan manusia seluruhnya, mencakup seluruh
pada pembenaran materi yang ada, benda bidang kehidupan duniawi dan ukhrowi,
yang dirasakan dan dilihat saja. Oleh materi dan maknawi. Allah berfirman:
karena itu, tidak mungkin disamakan
dengan istilah (pendidikan keimanan)
dalam Islam. Pendidikan keimanan dalam
Islam luas cakupannya, dan menyeluruh, “dan carilah pada apa yang telah
terlebih lagi ia adalah pembenaran semua dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan
yang datang dari Allah , baik berkaitan janganlah kamu melupakan
dengan alam gaib atau dengan alam nyata, bahagianmu dari (kenikmatan)
baik berkaitan dengan sisi ruhani, akal, duniawi”. (QS. Al-Qoshoh [28]:
jasmani, atau cabang lain dari segi 77)
pendidikan. Begitu juga, pendidikan Islam men-
cakup setiap masa kehidupan manusia, dan
3. Pendidikan yang menyeluruh dan
berbagai tempat yang dihuni oleh manusia,
sempurna
serta berbagai kondisi dan keadaan yang
Keberadaan pendidikan Islam sebagai
dilalui dalam kehidupan manusia. Oleh
pendidikan yang menyeluruh bagi manusia
karena itu, pendidikan Islam melihat
dengan berbagai sisi semuanya (ruhani,
manusia dan berinteraksi denganya atas
akal, jasmani, dan sisi lainnya). Bertolak
dasar bahwa ia sesuatu yang satu bukan
dari sini, kekhususan pendidikan Islam
terbagi-bagi.
yang istimewa dari pendidikan lainnya. Di
Pendidikan Islam menyeluruh pada
mana, pendidikan lain membutuhkan
lingkungan masyarakat semuanya, maka
(secara umum) pembuktian sempurna di
tidak terbatas satu lingkungan saja. Pada
antara sisi-sisinya yang terfokuskan pada
waktu yang sama, ia mencakup pada
kepribadian manusia dan kehidupannya.
pengetahuan-pengetahuan dan ilmu-ilmu
Salah seorang peneliti mengisyaratkan hal
semuanya selama itu lazim dan dibutuhkan
itu dengan perkataannya:
manusia. Ia juga mencakup tahapan-
“Keistimewaan utama pendidikan
tahapan perkembangan manusia semuanya,
Islam dalam pemikiran pendidikan
mulai dari janin sampai kehidupannya
manusiawi dahulu dan sekarang, adalah
berakhir. Terlebih lagi, ia mencakup pada
pendidikan yang sempurna pada berbagai
sisi kepribadian manusiawi bagi seorang
muslim. Kekhususan ini datang dari Islam
yang melihat manusia seperti kesatuan 4
Turki Robih, Dirosat fi al-Tarbiyah al-Islamiyah
yang menyeluruh, tidak terbagi-bagi. Oleh wa al-Syahsyiyah al-Wathoniyah, Beirut: al-
Muasasah al-Jamiah, 1402 H/ 1982 M, hlm. 18
lembaga-lembaga semuanya yang berkaitan manusia yang membedakan antara akal dan
dengan proses pendidikan. badan, mendahulukan akal dari badan.
Bukan sekedar ini saja, bahwa makna Akan tetapi, ia memandang manusia
‘syumul’ (menyeluruh) meluas pada setiap dengan pandangan yang sempurna
sisi kehidupan manusia, agama dan dunia, mencakup segala segi kepribadian. Ia
serta poin-poinnya. Hal itu bertolak dari pendidikan jasmani, pendidikan ruhani,
“Metode Islam dalam pendidikan, yaitu pendidikan akal (intelektual) secara
perbaikan keberadaan manusia semuanya bersamaan. Tidak diragukan lagi, bahwa
dengan perbaikan yang menyeluruh, tidak semua segi dari segi-segi berpengaruh pada
meninggalkan sesuatupun, dan tidak dari lainnya, dan terpengaruh karenanya.” 7
sesuatupun, badannya, akalnya, ruhaninya, Di antara makna utama dari ‘Syumul’
kehidupannya yang materi dan maknawi, dan ‘Takamul’ dalam pendidikan Islam
setiap kegiatannya di atas bumi.” 5 adalah perhatiannya yang sempurna pada
Selain disifati dengan ‘Syumul’ semua bagian dari kehidupan manusia, dan
(menyeluruh), pendidikan Islam juga penjagaannya pada semua yang
berkarateristik ‘mutakamil’ (sempurna), dibutuhkannya di dunia dan akheratnya
dalam hal; poin-poinnya, sisi-sisinya, dengan bentuk yang integratif, bukan
dasar-dasarnya, dan bagian-bagiannya yang fragmented. Satu contoh yang terbaik dan
beragam. Dengan artian, bahwa pendidikan kesempurnaan itu, adalah kondisi seorang
Islam memperhatikan pertumbuhan muslim saat melaksanakan ibadah (sholat),
seseorang secara keseluruhan dari semua walaupun keberadaannya sebagai ibadah
segi kepribadian, tidak berinteraksi dengan murni dengan niat (ibadah untuk Allah ),
satu sisi dengan tanpa mengisolasi sisi-sisi sesungguhnya ia nampak ada keterkaitan
lainnya. Sebagaimana juga ia memper- yang kuat dan kesempurnaan yang
hatikan pertumbuhan masyarakat secara menyeluruh antara semua segi psikologis
keseluruhan dari semua segi-seginya.” 6 manusia. Sholat mencakup entitas manusia
Tekadang maksud kesempurnaan semuanya dalam satu wadah; badannya,
dalam pendidikan Islam, bahwa dengan akalnya, dan ruhaninya. Bagiannya badan
mencakup keseluruhan segi kehidupan adalah gerakan, dari berdiri, rukuk, sujud,
manusia, maka perhatiannya pada satu segi gerak dan diam. Bagiannya akal adalah
dari segi-segi manusia berpatokan pada berpikir mengenai hal yang dibaca oleh
perhatian segi-segi lainnya, dan berkaitan orang sholat dari doa-doa dan ayat-ayat.
dengannya secara kuat. Hal itu seperti yang Bagiannya ruhani adalah khusyu’, takwa,
ditekankan oleh salah seorang peneliti dan merasakan rahmat Allah . Semua itu
dengan perkataannya: ada dalam satu wadah (sholat).” 8
“Pendidikan Islam menolak pandang- Bukan sekedar ini saja, sesungguhnya
an parsial pertama atau kedua pada tabiat pendidikan Islam berinteraksi dengan
masyarakat Muslim kapan saja dan di mana
5
Muhammad Qutub, Manhaj al-Tarbiyah al-
7
Islamiyah, Kairo: Dar al-Syuruq, 1409 H/ 1989 Muhammad Munir Mursi, Al-tarbiyah Al-
M, hlm. 18 Islamiyah; Ushuluha wa Tathowuruha fi al-
6
Said bin Ismail al-Qodhi, Ushul Tarbiyah al- Bilad al-Arabiyah, Kairo: Alam al-Kutub, 1421
Islamiyah, Kairo: Alam al-Kutub, 1422 H/2002 H, hlm. 61
8
M, hlm. 213 Muhammad Kutub, hlm. 138
setengah baya, masa tua dan lansia, hingga َو ِوْزُر َﻣ ْﻦ َﻋ ِﻤ َﻞ ِ َﺎ ِﻣ ْﻦ ﺑَـ ْﻌ ِﺪ ِﻩ ِﻣ ْﻦ ﻏَ ِْﲑ أَ ْن
ِ ِ ﻳـ ْﻨـ ُﻘ
ٌﺺ ﻣ ْﻦ أ َْوَزا ِرﻫ ْﻢ َﺷ ْﻲء
selesai kehidupannya.
Bukan hanya ini saja, perhatian َ َ
”Barangsiapa yang membuat
pendidikan terus berlanjut setelah itu, contoh yang baik dalam Islam,
melalui perhatian tentang hal yang maka ia mendapatkan pahalanya
ditinggalkan manusia setelah wafatnya dan pahala orang yang mengamal-
(seperti yang disebutkan dalam hadits yang kannya setelahnya, tanpa
shohih) dari sedekah jariyah yang mengurangi pahala mereka
bermanfaat, atau amal perbuatan yang baik, sedikitpun. Barangsiapa yang
mencontohkan contoh jelek dalam
atau ilmu yang bermanfaat bagi manusia
Islam, maka ia mendapat dosanya
setelahnya, maka baginya pahala, dan dan dosa orang yang
balasan, walaupun ia sedang dalam kubur, mengamalkannya setelahnya,
atau seorang anak yang selalu tanpa mengurangi dosa-dosa
mendo’akannya rahmat dan ampunan mereka. (HR. Muslim, no 3251,
setelah wafatnya. Diriwayatkan dari Abu hal 410-411)
Huroiroh bahwa Nabi bersabda: Keberlangsungan pendidikan mem-
ﺴﺎ ُن اﻧْـ َﻘﻄَ َﻊ َﻋ ْﻨﻪُ َﻋ َﻤﻠُﻪُ إِﻻﱠ َ إِ َذا َﻣ
َ ْﺎت ا ِﻹﻧ
butuhkan pembaharuan yang terus menerus
ﺻ َﺪﻗَ ٍﺔ َﺟﺎ ِرﻳٍَﺔ أ َْو ِﻋﻠ ٍْﻢ ِ ٍ ِ sesuai perubahan kondisi zaman, tempat,
َ ﻣ ْﻦ ﺛَﻼَﺛَﺔ إِﻻﱠ ﻣ ْﻦ masyarakat, peradaban, dan mampu
ِ ﻳـ ْﻨﺘـ َﻔﻊ ﺑِ ِﻪ أَو وﻟَ ٍﺪ
ُﺻﺎﻟ ٍﺢ ﻳَ ْﺪﻋُﻮ ﻟَﻪَ َ ْ ُ َُ menjawab kebutuhan-kebutuhan yang
“Bila manusia meninggal dunia, berkembang, dan perubahan sosial, serta
maka terputuslah amalnya kecuali konsekuensinya. Sesungguhnya pendidikan
tiga hal: sedekah jariah, ilmu yang Islam sangat istimewa, bahwa ia selalu
bermanfaat atau anak shalih yang aktual, dikarenakan sejalan dengan
mendoakannya.” (HR. Muslim,
perkembangan peradaban, dan beradaptasi
Abu Daud, dan at-Tirmidzi no:
1376, hal 325) dengan realita yang berubah-ubah, serta
sejalan dengan kondisi zaman sesuai
Adapun bila seorang meninggalkan
kemashlahatan manusia, kebutuhannya
sesuatu yang tidak bermanfaat setelah
yang beragam dan selalu baru, dengan
wafatnya, hal itu mencakup perkara bid’ah,
syarat hal itu tidak bertentangan dengan
sesat, merusak, perbuatan buruk, perkataan
ketetapan agama, rambu-rambunya, dasar-
yang batil, atau keturunan yang tidak
dasarnya, dan prinsip-prinsipnya.
sholih. Maka ia wal iyyadzu billah
Urgensi keistimewaan pada
mendapatkan dosanya sampai hari kiamat.
pendidikan Islam adalah pengertian dan
Hal itu sebagai pembenaran perkara yang
pengetahuan bahwa kondisi kehidupan dan
datang dalam hadits shohih dari Jarir bin
perjalanannya pada setiap zaman, atau
Abdillah , bahwa dia berkata: Rosululloh
tempat tidak mungkin berjalan pada satu
bersabda:
metode. Ia berubah dan berkembang sesuai
ِ ِْ َﻣ ْﻦ َﺳ ﱠﻦ ِﰲ
ُﺴﻨَﺔً ﻓَـﻠَﻪَ اﻹ ْﺳ َﻼم ُﺳﻨﱠﺔً َﺣ perubahan kondisi dan keadaan. Maka
َﺟ ُﺮ َﻣ ْﻦ َﻋ ِﻤ َﻞ ِ َﺎ ﺑَـ ْﻌ َﺪﻩُ ِﻣ ْﻦ ﻏَ ِْﲑ
ْ َﺟ ُﺮَﻫﺎ َوأ ْأ
seorang manusia pada hal ini seharusnya
ُﺟﻮِرﻫ ْﻢ َﺷ ْﻲءٌ َوَﻣ ْﻦ َﺳ ﱠﻦِ ِ sejalan dengan perkembangan ini yang
ُ ﺺ ﻣ ْﻦ أ َ أَ ْن ﻳَـ ْﻨـ ُﻘ
ِ
اﻹ ْﺳ َﻼِم ُﺳﻨﱠ ًﺔ َﺳﻴِّﺌَﺔً َﻛﺎ َن َﻋﻠَْﻴﻪ ِوْزُرَﻫﺎ ِْ ِﰲ
sesuai akidahnya, prinsipnya, normanya,
dan begitu pula dalam beradaptasi dengan
itu. Jika tidak, ia akan terbelakang dalam (tetap) dalam pendidikan Islam, bahwa ia
kafilah dan perjalanannya. muncul dari sumber agama Islam yang
Makna bahwa pendidikan Islam tetap dalam kitab Allah (al-Qur’an), dan
sangat istimewa kemampuannya untuk sunnah Rasululloh . Sumber-sumber
sejalan dengan perkembangan peradaban utama ini mencakup banyak tsawabi
yang selalu aktual dalam setiap segi (ketetapan) yang tidak mungkin diedit,
kehidupan. Dikarenakan ia bersandar pada diganti, atau dirubah, seperti tauhid yang
kitab yang ayat-ayatnya tersusun dengan murni, iman yang sempurna, kewajiban
rapi, kemudian dijelaskan secara terperinci amar ma’ruf dan nahi mungkar, melarang
dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi kedzoliman, ketidakadilan, dan melukai
Maha Teliti. Dan dikarenakan ia sejalan orang lain, pelarangan dalam merusak bumi
dengan setiap masa dan tempat, layak bagi dengan bentuk apapun, pengharaman riba,
setiap zaman dan tempat. Oleh karena itu, dusta dan khianat, tebusan untuk tidak
ia mampu beradaptasi dengan perubahan menipu, curang, berakhlak buruk, dan
kondisi dan waktu. Serta semangat dalam semacamnya yang tidak layak diketahui
menyambut kemashlahatan manusia, oleh seorang muslim dan dilakukannya.
kebutuhan mereka yang bermacam dan Begitu juga dalam waktu yang sama,
berubah-ubah pada setiap waktu, serta pendidikan Islam termasuk fleksibel dan
perealisasiannya. tidak kaku, dikarenakan ia mampu
Oleh karena itu dapat dikatakan: menjawab pada semua zaman dan tempat
sesungguhnya pendidikan muslim terus mengenai kebutuhan manusia (individu dan
berlangsung dalam perjalanan kehidup- sosial) dalam kehidupan mereka, dari
annya semuanya, dari lahir sampai liang perkara yang baru muncul, pembaruan
lahat. Yakni keberlangsungannya tidak zaman, melalui metode penelitian
beku pada satu urusan dari urusan- mengenai hal itu, berusaha untuk menyusun
urusannya. Akan tetapi, ia adalah dan intimbat (penentuan) bagi orang yang
pendidikan selalu terbarukan dan menerima berhak melakukan itu dari kalangan ahli
perkembangan positif dengan keber- ilmu yang handal dalam ragam kehidupan.
langsungan, dikarenakan di dalamnya Hal itu tidak lain karena gambar kehidupan
terdapat kelenturan, dan kemampuan untuk –sebagaimana yang dilihat oleh Islam-
penyesuaian kondisi yang menjadikannya selalu berubah, dan pasti berubah dan
dapat menjawab kebutuhan-kebutuhan berkembang. Akan tetapi, seyogyanya –
zaman, tempat dan situasi. Serta memahami dalam perubahan dan perkembangannya-
konsekuensi perkembangan dan perubahan. dipanyungi peraturan dengan manhaj Allah
Hal itu akan dijelaskan lebih banyak dalam yang telah diturunkan agar mendampingi
kekhususan berikutnya. selalu pertumbuhan kehidupan, dan
menentukan arahnya sehingga tidak tersesat
6. Pendidikan yang Stabil dan
di jalan.10
fleksibel
Di sini layak diisyaratkan, bahwa ada
Sebagian orang beranggapan dua sifat
kemungkinan penggabungan antara
ini bertentangan -secara garis besarnya-.
Sesungguhnya kedua sifat itu berada dalam
pendidikan Islam dengan bentuk yang 10
Ali Ahmad madkur, Manhaj al-Tarbiyah fi al-
catatan. Di mana, makna dengan tsabat Tashowur al-Islami, Beirut: Dar al-Nahdhoh al-
Arabiyah, 1411 H/ 1990 M, hlm. 69
Ada isyarat utama yang menegaskan
sifat realistis pada pendidikan Islam, yaitu
berdirinya di atas ilmu dan pengetahuan,
jauh dari khurofat, dan perkiraan yang naif
lagi tidak bersandar pada asas ilmu. Islam
telah menganjurkan manusia untuk
mempekerjakan akal mereka untuk
berpikir, merenung mengenai keagungan
ciptaan Allah .12
Allah tidak membebani seseorang 8. Pendidikan individu dan
melainkan sesuai dengan kesang- masyarakat
gupannya. ia mendapat pahala
Dikarenakan terkumpul antara
(dari kebajikan) yang diusaha-
kannya dan ia mendapat siksa perhatian mengenai pendidikan individu
(dari kejahatan) yang dikerja- dengan pendidikan masyarakat. Yaitu yang
kannya. (mereka berdoa): "Ya nampak jelas melalui perhatiannya yang
Tuhan Kami, janganlah Engkau besar mengenai pendidikan individu untuk
hukum Kami jika Kami lupa atau berakhlak mulia, dan keutamaan amal-amal
Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, perbuatan yang menjadikan seseorang
janganlah Engkau bebankan
sholih dalam dirinya sendiri, kemudian
kepada Kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan sholih dalam masyarakatnya yang mana ia
kepada orang-orang sebelum hidup di dalamnya.
kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Maksudnya; bahwa pendidikan Islam
Engkau pikulkan kepada Kami apa dimulai pertama kali pergerakannya dari
yang tak sanggup Kami dalam seseorang, yakni dari hatinya, dan
memikulnya. beri ma'aflah kami;
jiwanya, agar menjadikan seseorang
ampunilah kami; dan rahmatilah
kami. Engkaulah penolong Kami, berinteraksi dengan Allah di atas asas ‘baik
Maka tolonglah Kami terhadap dalam beramal’ yaitu beribadah kepada
kaum yang kafir." (QS. Al- Allah seakan dia melihat-Nya. Dari sini, ia
Baqoroh [02]: 286) tidak membutuhkan seorang pengawas
Dalam ayat lain, Allah berfirman: yang mengawasinya.13
Dengan hal itu, menguatkan
pendidikan Islam sebagai penanggung
jawab manusia semuanya, dari perkataan-
“Allah menghendaki kemudahan nya, perbuatannya, niatnya, dan apa yang
bagimu, dan tidak menghendaki dihasilkan dari perbuatannya. Hal itu
kesukaran bagimu.” (QS. Al- bertolak dari firman Allah :
Baqoroh [02]: 185)
Dan firman Allah :
“Dia sekali-kali tidak menjadikan 12
Said bin Ismail al-Qodhi, hlm. 216
untuk kamu dalam agama suatu 13
Turki Robih, Dirosat fi al-Tarbiyah al-Islamiyah
kesempitan.” (QS. Al-Haj [22]: wa al-Syahsyiyah al-Wathoniyah, Beirut: al-
78) Muasasah al-Jamiah, 1402 H/ 1982 M, hlm. 25
ﺴ ِﺪ ﺑِﺎﻟ ﱠ
ﺴ َﻬ ِﺮ ِ
َ َاﻋﻰ ﻟَﻪُ َﺳﺎﺋ ُﺮ ا ْﳉ
َ ﻀ ٌﻮ ﺗَ َﺪْ ُﻋ 9. Pendidikan Manusiawi dan Global
َوا ْﳊُ ﱠﻤﻰ Pendidikan Islam adalah pendidikan
untuk manusia semuanya. Di mana ia
“Permisalan kaum mukminin
dalam saling mencintai, membawa kemashlahatan dan kesesuaian
merahmati dan menyayangi bagi seluruh manusia. Tidak terbatas pada
sesama mereka adalah seperti satu aitem dari periode-periodenya pada
sebuah jasad. Jika salah satu kelompok tertentu dari manusia, atau
anggota badan merasakan sakit bangsa tertentu dari bangsa-bangsa. Akan
maka seluruh jasad saling tetapi, ia adalah pendidikan manusiawi
menyeru untuk bergadang dan
yang global untuk manusia semuanya. Hal
merasakan demam” (HR.
Bukhori-Muslim) ini bertolak dari makna firman Allah :
Dari penjelasan sebelumnya, nampak
bahwa kekhususan individu dan kelompok
pada pendidikan Islam bersandar secara
langsung pada pengetahuan setiap individu
mengenai tanggung jawabnya pada dirinya
“Dan Kami tidak mengutus kamu,
dan orang lain dari individu masyarakat. melainkan kepada umat manusia
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang seluruhnya sebagai pembawa
berusaha membentuk seorang Muslim berita gembira dan sebagai
(yang ideal), dan mempersiapkannya untuk pemberi peringatan, tetapi
bekerjasama secara positif dengan akalnya, kebanyakan manusia tiada
hatinya, dan tangannya dalam urusan mengetahui.” (QS. Saba’ [34]: 28)
masyarakat. Terlebih lagi, kerjasama ini Di antara gambaran yang jelas
nampak pada bentuk yang beragam, mengenai kemanusiawian dan globalisasi
terkadang keikutsertaan ini dalam pendidikan Islam, bahwa ia menolak hal
pemikiran, pengarahan, pendapat inovasi. yang disebut dengan perpecahan unsur,
terkadang dalam perbuatan atau dikarenakan ia adalah pendidikan tidak
kemampuan, dan terkadang dengan semua mengutamakan (satu bagian) di dalamnya,
kemungkinan ini. Tidak dimaksudkan tidak membedakan individu atas individu
dalam makna keikutsertaan itu, seorang lain, satu bangsa atas bangsa lain, satu jenis
mengabaikan tanggung jawab dalam atas jenis lain melainkan dengan
perbuatannya. Akan tetapi yang dimaksud ketakwaan. Hal ini bertolak dari firman
untuk menjalankan tanggung jawabnya Allah :
pada dirinya sendiri, keluarganya,
kemudian keikutsertaannya pada orang
lain, berusaha memberi manfaat, bantuan,
dan pertolongan kepada mereka.15
“Hai manusia, Sesungguhnya
Kami menciptakan kamu dari
15
Muhammad Ahmad al-Sayyid, Mu’jizah al-
seorang laki-laki dan seorang
Islam al-Tarbiyah, Kuwait: Dar al-Buhuts al- perempuan dan menjadikan kamu
Alamiyah, 1398 H/ 1978 M, hlm. 150-151 berbangsa-bangsa dan bersuku-
saling membantu dalam kebaikan dan saja, akan tetapi untuk eksploitasi praktek
ketakwaan, kebaikan dan kemaslahatan.17 teknologi dalam pembuatan alat-alat perang
Dari penjelasan sebelumnya, jelas dan (perusak) massal. Tidak untuk menjaga
bagi kita bahwa kumpulan karakteristik dan jiwa, bahkan untuk menyerang hak-hak dan
ciri pendidikan ini yang menghiasi kehormatan orang lain.
pendidikan Islam bukan sekedar nama dan Kedua: kebanyakan metodologi di
sifat yang melekat padanya karena perasaan bumi memperhatikan pelajaran sejarah dan
saja, tetapi benar dalam petunjuknya dan geografi, begitu pula pendidikan Islam
kandungannya. Dan seharusnya asas-asas, memperhatikannya. Hanya saja kebanyakan
dan dasar-dasarnya yang umum terealisasi- metodologi ini bertujuan untuk
kan dalam segi pelaksanaannya.18 menumbuhkan kemuliaan kaumiah (suku),
keutamaan tanah air, dan penguatan unsur
D. Kesimpulan tertentu. Akan tetapi metodologi
Sesungguhnya karakteristik pendidikan pendidikan Islam menekankan globalisasi
Islam menekankan bahwa ia satu-satunya dakwah, pendidikan Islam, dan
pendidikan yang istimewa, bahwa ia manusiawisasi yang telah ditetapkan oleh
pendidikan yang memiliki tabiat khusus Allah dalam al-Qur’an, tatkala bertujuan
yang tidak mungkin dibandingkan dengan untuk penyiapan manusia yang sholih di
pendidikan-pendidikan lainnya yang mana saja tempatnya.
nampak memiliki kesamaan dalam Ketiga: kebanyakan metodologi di
beberapa karakter, hanya saja berbeda dunia memperhatikan pelajaran adab dan
dalam setiap penekanan isinya. Kekhususan seni-seni yang berbeda-beda, begitu juga
dan keistimewaan ini nampak jelas seperti metodologi pendidikan Islam. Akan tetapi
yang disebutkan, dengan perkataannya: kebanyakan metodologi ini hanya bertujuan
Metodologi pendidikan Islam untuk menumbuhkan sensasi dengan
terkadang sesuai dengan sebagaian perasaan dan kecantikan yang natural
metodologi pendidikan lainnya, baik masa dalam dirinya. Adapun metodologi
lalu atau sekarang dalam banyak hal rincian pendidikan Islam menambahkan hal itu,
dan cabang. Akan tetapi ia berbeda secara yakni pengakuan mengenai ciptaan Allah
pasti dalam kaidah-kaidah, dasar-dasar yang mencipta dengan sempurna segala
yang menjadi pondasinya. Hal yang dapat sesuatu.
diisyaratkan mengenai itu sebagai berikut: Keempat: kebanyakan metodologi di
Pertama: sebagian besar metodologi dunia memperhatikan pelatihan guru untuk
di bumi ini memperhatikan contohnya berolahraga dan permainan olahraga yang
pelajaran ilmu-ilmu dan matematika, begitu beragam. Dan metodologi pendidikan Islam
juga metodologi pendidikan Islam melakukan hal itu tidak untuk melatih
memperhatikan hal itu. Hanya saja, ketaatan dan kedisiplinan pada peraturan
kebanyakan dari negara di dunia saja, tidak untuk menumbuhkan ruh
memperhatikan hal itu dengan mengajarkan menolong dan kerjasama saja, tidak untuk
metodologi ini tidak untuk mempromosikan membentuk badan yang ideal saja, akan
kehidupan penduduk dalam masyarakatnya tetapi metodologi pendidikan Islam dalam
pendidikan jasmani dan olah raga adalah
17 membentuk mukmin yang kuat badanya,
Said bin Ismail al-Qodhi, hlm. 222
18
Abd al-Hamid al-Hasyimi, hlm. 394 akalnya, dan ruhaninya. Seorang mukmin
mampu bekerja keras dan jerih payah di Said bin Ismail al-Qodhi, Ushul Tarbiyah
dunia. Seorang mukmin mampu jihad di al-Islamiyah, (Kairo: Alam al-Kutub,
jalan Allah . “Seorang Mukmin yang kuat 1422 H/2002 M)
lebih baik, dan lebih dicintai oleh Allah Said Ismail Ali, Ushul al-Tarbiyah al-
dari pada seorang mukmin yang lemah.” Islamiyah, (Oman: dar al-Muyassar,
1427 H/ 2007 M)
Daftar Pustaka Turki Robih, Dirosat fi al-Tarbiyah al-
Abd al-Hamid al-Hasyimi, al-Rosul al- Islamiyah wa al-Syahsyiyah al-
Arabi al-Murobbi, (Riyadh: Dar al- Wathoniyah, (Beirut: al-Muasasah al-
Huda, 1405 H/ 1985 M) Jamiah, 1402 H/ 1982 M)
Abd al-hamid al-Shoid al-Zintani, Falsafat Yusuf Abd al-Mu’thi, Tarbiyah al-Muslim
al-tarbiyah al-Islamiyah fi al-Qur’an Ala Hady al-Syariah Fi Muwajahah
wa al-Sunnah, (Thoroblis: Dar al- Tahdidad Alam Mu’ashir;
Arabiyah lil-kitab, 1992 M) Muntholaqot lil-Tathwir, (Isesco,
Abu Isa al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi, 1415 H/ 1995M)
Tahqiq: Ahmad Muhammad Syakir. Yusuf al-Qordhowi, al-Khoshoish al-
(Beirut: Dar Ihya’ al-Turots. Ammah lil-Islam, (Kairo: Maktabah
Ali Ahmad madkur, Manhaj al-Tarbiyah fi Wahbah, 1409 H/ 1989 M)
al-Tashowur al-Islami, (Beirut: Dar
al-Nahdhoh al-Arabiyah, 1411 H/
1990 M)
AL-Qur’an al-Karim
Ishaq Ahmad Farhan, Tarbiyah al-
Islamiyah baina al-Asholah wa al-
Mu’ashiroh, (Irbid: Dar al-Furqon,
1411 H/ 1991 M)
Muhammad Ahmad al-Sayyid, Mu’jizah al-
Islam al-Tarbiyah, (Kuwait: Dar al-
Buhuts al-Alamiyah, 1398 H/ 1978
M)
Muhammad Ismail al-Bukhori, Shohih al-
Bukhori, (Riyadh: dar al-Salam, 1419
H/ 1999 M)
Muhammad Munir Mursi, Al-tarbiyah Al-
Islamiyah; Ushuluha wa
Tathowuruha fi al-Bilad al-Arabiyah,
(Kairo: Alam al-Kutub, 1421 H)
Muhammad Qutub, Manhaj al-Tarbiyah al-
Islamiyah, (Kairo: Dar al-Syuruq,
1409 H/ 1989 M)
Muslim bin Hajjaj bin Muslim al-Qushairi,
Shohih Muslim, (Riyadh: Dar al-
Salam, 1419 H/ 1998 M)