MENINGITIS
Pembimbing:
dr. Debby Veronica, M.Kes. Sp.S
Oleh:
Ryska Al Nurfianty A, S.Ked
Rizky Suci Aulia Sari, S.Ked
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan, bahwa:
Makassar.
Pembimbing,
A. Pendahuluan
2
Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang
mengenai piameter (lapisan dalam selaput otak) dan arakhnoid serta dalam
derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang
superfisial.3
Meningen’s Membran
3
4
Meningitis dibagi menjadi dua golongan berdasarkan perubahan yang
terjadi pada cairan otak yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta.
Meningitis serosa ditandai dengan jumlah sel dan protein yang meninggi
disertai cairan serebro spinal yang jernih. Penyebab yang paling sering
eksudat berupa pus serta bukan disebabkan oleh bakteri spesifik maupun
5
virus. Meningitis Meningococcus merupakan meningitis purulenta yang
penderita dan droplet infection yaitu terkena percikan ludah, dahak, ingus,
cairan bersin dan cairan tenggorok penderita.1 Saluran nafas merupakan port
pada orang lain melalui pertukaran udara dari pernafasan dan sekresi-sekresi
Faktor resiko meningitis antara lain: pasien yang mengalami defek dural,
Pada bayi dan anak-anak, patogen penyebab meningitis yang paling sering
adalah Haemophilus influenza (bila lebih muda dari 4 tahun dan belum
6
penyebab meningitis yang paling sering adalah S. pneumonie, H. influenza,
Sedangkan penyebab meningitis bukan infeksi yang paling sering antara lain
17% pasien yang memakai I.V. Cath. mengalami meningitis. 8% pasien yang
B. Epidemiologi
disebabkan oleh bakteri terjadi di Niamey – Nigeria pada tahun 1991 – 1996
7
meningococcal meningitis. Di Afrika, antara tahun 1988 dan 1997, dilaporkan
tahun 1998 dan 2002 dilaporkan adanya 224.000 kasus baru meningococcal
meningitis. Tetapi angka ini dapat saja lebih besar di kenyataan karena kurang
Prevention).
C. Patofisiologi
organ atau jaringan tubuh yang lain. Virus / bakteri menyebar secara
jaringan yang ada di dekat selaput otak, misalnya Abses otak, Otitis Media,
bisa juga terjadi akibat trauma kepala dengan fraktur terbuka atau komplikasi
reaksi radang pada pia dan araknoid, CSS (CairanSerebrospinal) dan sistem
8
histiosit dan dalam minggu kedua sel sel plasma. Eksudat yang terbentuk
selain pada arteri juga terjadi pada vena-vena di korteks dan dapat
D. Klasifikasi Meningitis
9
1. Meningitis Bakterial
bakteri.4
tersebut.3
1. S. Pneumonie
2. N. Meningitis
4. L. Monocytogenes
5. H. Influenza
6. Staphylococcus aureus
10
Meningitidis biasanya menginvasi dan membentuk koloni di sel-sel
tight junction dari sel epitel kolumnar. Sekali masuk aliran darah,
11
Fagositosis bakteri juga diganggu oleh bentuk cair dari cairan
2. Meningitis Tuberkulosa
12
pada sisterna basalis. Etiologi dari meningitis tuberkulosa adalah
Mycobacterium tuberculosis.
3. Meningitis viral
dari jenis sel yang terkena. Pada herpes simpleks, virus ini akan
hal ini akan berlanjut terganggunya fungsi sel dan akhirnya terjadi
dalam dua kelompok, yaitu virus RNA (ribonuclear acid) dan virus
13
meningitis jamur semakin meningkat. Problem yang dihadapi oleh
1. Cryptococcus neoformans
2. Coccidioides immitris
E. Gejala klinis
14
yaitu tampak lesi vasikuler pada palatum, uvula, tonsil, dan lidah dan pada
tahap lanjut timbul keluhan berupa sakit kepala, muntah, demam, kaku
penyakit juga bersifat akut dengan gejala panas tinggi, nyeri kepala hebat,
atau stadium prodormal selama 2-3 minggu dengan gejala ringan dan
Pada orang dewasa terdapat panas yang hilang timbul, nyeri kepala,
15
konstipasi, kurang nafsu makan, fotofobia, nyeri punggung, halusinasi,
dan sangatgelisah.3
kepala yang hebat dan kadang disertai kejang terutama pada bayi dan
berupa fleksi dan rotasi kepala. Tanda kaku kuduk positif (+) bila
disertai rasa nyeri dan spasme otot. Dagu tidak dapat disentuhkan
kepala.
16
Pasien berbaring terlentang, tangan diangkat dan dilakukan
(+) bila ekstensi sendi lutut tidak mencapai sudut 135°(kaki tidak
diikutirasa nyeri.
tangan kirinya dibawah kepala dan tangan kanan diatas dada pasien
Tungkai)
G. Pemeriksaan penunjang
17
a. Pemeriksaan Pungsi Lumbal
b. Pemeriksaan darah
dan kultur.
c. Pemeriksaan Radiologis
18
Pada Meningitis Purulenta dilakukan foto kepala (periksa
H. Penatalaksanaan
Antimikroba
19
Kortikosteroid 5,8
Pengertian terbaru dalam patogenesis meningitis telah menyebabkan
pengujian beberapa terapi. Terutama di antara tindakan ini adalah
penggunaan steroid. Namun pada eksperimen meningitis
menggunakan model binatang penggunaan steroid dikaitkan dengan
penurunan penetrasi antibiotik ke LCS dan aktivitas bakterisid dari
beberapa antibiotik seperti vancomisin. Tetapi data klinis
menunjukkan bahwa penggunaan steroid memberikan manfaat dalam
kasus tertentu karena dapat mengurangi tingkat peradangan. Karena itu
kortikosteroid digunakan sebagai pengobatan tambahan pada
meningitis. Steroid harus diberikan sebelum atau selama pemberian
antibiotik. Penggunaan steroid telah terbukti meningkatkan outcome
pada meningitis tertentu seperti tuberkulosis, H.influenzae, dan
pneumokokus. Dosis dexamethasone untuk meningoensefalitis adalah
0,15 mg/kgBB tiap dosis tiap 6 jam selama 4 hari tappering off.
Antikonvulsan7
Anti kejang tidak diberikan secara rutin pada pasien
meningoensefalitis, tetapi diberikan bila terjadi kejang.
20
- Diazepam : 10 – 20 mg i.v dengan kecepatan pemberian < 2-
5 menit atau per rektal dapat diulang 15 menit kemudian.
- Fenitoin : 15 – 20 mg/kgBB dengan kecepatan 50 mg/ menit
I. Prognosis
yang semakin jelek, yaitu dapat menimbulkan cacat berat dan kematian.
J. Komplikasi
antara lain:
kelumpuhan.
5. Abses otak, terjadi karena radang yang berisi pus atau nanah di otak.
21
6. Arteritis pembuluh darah otak, yang dapat mengakibatkan infark otak
pendengaran.
terganggu.
K. Pencegahan meningitis
a. Pencegahan Primer
lain seperti DPT, Polio dan MMR. Vaksinasi Hib dapat melindungi bayi
22
dari kemungkinan terkena meningitis Hib hingga 97%.
pada bayi 2-6 bulansebanyak 3 dosis dengan interval satu bulan, bayi 7-12
bulan di berikan 2 dosis dengan interval waktu satu bulan, anak 1-5 tahun
antibodi.
tidak over crowded (luas lantai > 4,5 m2 /orang),ventilasi 10 – 20% dari
dari toilet.
23
b. Pencegahan Sekunder
paru .
Meningitis Purulenta
setofaksim, seftriakson.
penisilin, seftriakson.
dan seftriakson.
24
Kombinasi INH, rifampisin, dan pyrazinamide dan pada kasus
c. Pencegahan Tertier
mengurangi cacat.
25
KESIMPULAN
dan medula spinalis) dan disebakan oleh organisme bakteri atau jamur.
perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu meningitis serosa dan
meningitis purulenta.
3. Keluhan utama pada penderita meningitis yang sering adalah panas badan
kesadaran.
iv. Nyeri yang berhubungan dengan iritasi selaput dan jaringan otak.
5. Intervensi yang bisa dilakukan pada diagnosa Perubahan perfusi jaringan otak
26
i. Monitor klien dengan ketat terutama setelah lumbal pungsi. Anjurkan
iv. Hindari posisi tunngkai ditekuk atau gerakan – gerakan klien, anjurkan
v. Tinggikan sedikit kepala klien dengan hati – hati, cegah gerakan yang
27
DAFTAR PUSTAKA
http://www.uum.edu.my/medic/meningitis.htm
URL : http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi23.pdf
http://content.nejm.org/cgi/reprint/336/10/708.pdf
URL : http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=503
6. Ellenby, Miles., Tegtmeyer, Ken., Lai, Susanna., and Braner, Dana. 2006.
http://content.nejm.org/cgi/reprint/355/13/e12.pdf
28