Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“DIABETES MELITUS”

Disusun Oleh:
1. Ainun Lutfia NIM: 106117036
2. Dwi Rimandani NIM: 106117039
3. Febri Arum Pangesti NIM: 106117042
4. Gerry Sukma M NIM: 106117043
5. Vanessa Salvadilah NIM: 106117046
6. Anggitasari NIM: 106117048
7. Popon Suryani NIM: 106117050
8. Fitria Febri R NIM: 106117053
9. Layla Yunita EP NIM: 106117056
10. Jessica Indras P NIM: 106117057
11. Elijah Muhammad R NIM: 106117059
12. Fanny Yuliasari NIM: 106117060
13. Krisdian Dwi Ireni NIM: 106117062
14. Sindih Fitriani NIM: 106117063

PRODI D-III KEPERAWATAN


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN
DIABETES MELITUS

Topik : Diabetes Melitus


Sub topik : Pentingnya pendidikan kesehatan tentang Diabetes Melitus bagi masyarakat
dan diit pada penderita Diabetes Melitus
Sasaran : Masyrakat secara umum dan Penderita Diabetes Melitus
Tempat : Aula STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
Hari/tanggal : Kamis, 05 Maret 2020
Waktu : 10.00 – 11.00 WIB
Pemateri : Mahasiswa D-III Keperawatan 3B STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah
Cilacap

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus, diharapkan
masyarakat mengetahui dan memahami apa itu Diabetes Melitus serta diit yang tepat
bagi penderita Diabetes Melitus sehingga masyarakat mampu mengaplikasikan materi
penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan pendidikan kesehatan ini diharapkan peserta didik mampu:
1. Menjelaskan kembali definisi Diabetes Melitus
2. Menyebutkan 5 dari 9 tanda gejala Diabetes Melitus
3. Menyebutkan hasil pemeriksaan gula darah jika dikatakan Diabetes melitus
4. Menyebutkan ulang jenis Diabetes Melitus dan penyebabnya.
5. Mampu menyebutkan komlikasi yang terjadi pada penderita Diabetes Melitus
6. Mampu menyebutkan dan menjelaskan kembali pengobatan pada penderita Diabetes
Melitus.

III. Materi Penyuluhan


Terlampir

IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi tanya jawab
V. Media
1. Leaflet
2. PPT
3. LCD & Proyektor

VI. Struktur Organisasi


1. Struktur Penyuluhan

Ketua : Popon Suryani

Wakil ketua : Febri Arum Pangesti

Sekretaris : Sindih Fitriani

Bendahara : Jessica Indras P

Seksi Acara : - Fitria Febri R


- Elijah Muhammad R

Seksi Konsumsi : - Anggitasari


- Dwi Rimandani

Seksi Dokumentasi : - Fanny Yuliasari


- Vanessa Salvadilah

Seksi Informasi & - Gerry Sukma M


Teknologi : - Ainun Lutfia

Seksi Perlengkapan : - Layla Yunita EP


- Krisdian Dwi Ireni
2. Struktur Acara

Moderator : Elijah Muhammad Roem

Fasilitator : - Layla Yunita EP


- Krisdian Dwi Ireni
- Gerry Sukma M

Notulen : Sindih Fitriani

Pemateri : - Fitria Febri R


- Vanessa Salvadilah
3. Pembagian Tugas
1) Struktur Penyuluhan

1. Ketua Bertanggung jawab, membuat konsep terhadap pelaksanaan


penyuluhan kesehatan, membuat proposal dan mengurus
perizinan, mengkoordinir jalannya pekerjaan semua seksi,

2. Wakil ketua : Melaksanakan tugas ketua bila ketua tidak dapat menjalankan
fungsinya, mendampingi & membantu ketua serta memantau
kinerja setiap seksi.

3. Sekretaris Melakukan administrasi tertulis: pembuatan SAP, pencatatan dan


membuat laporan kegiatan sebelum dan sesudah kegiatan.

4. Bendahara : Mengatur dan bertanggungjawab terhadap keuangan, pemasukan


& pengeluaran.

5. Seksi Acara : Menyusun rencana kegiatan dan bertanggungjawab terhadap acara


(waktu, tempat dan konsep acara)

6. Seksi Konsumsi : Bertanggungjawab kebutuhan konsumsi panitia dan peserta.

7. Seksi Dekorasi : Bertanggungjawab terhadap dekorasi dan pendokumentasian


& Dokumentasi kegiatan.

8. Seksi Publikasi : Menjalin kerjasama dengan pihak luar terkait, penyampaian


& Humas informasi kepada public (pembuatan selebaran/leaflet dan
pendukung informasi)

9. Seksi : Bertanggungjawab terhadap keperluan semua seksi (pendataan,


Perlengkapan pengecekan ulang, penyediaan alat & tenaga)
2) Struktur Acara

Moderator : Bertanggungjawab pada jalannya acara penyuluhan

Fasilitator : Memfasilitasi pemateri dan peserta dalan acara


penyuluhan

Notulen : Dokumentasi secara tertulis, mengevaluasi kegiatan


sebelum dan setelah kegiatan.

Pemateri : Memberikan materi yang telah disiapkan.

3)
VII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan materi, media dan tempat yang akan di gunakan
b. Kontrak waktu
c. Persiapan satuan acara penyuluhan
2. Evaluasi Prosess
a. Selama penyuluhan peserta penyuluhan meemperhatikan penjelasan materi yang
di sampaikan dan kooperatif
b. Selama penyuluhan peserta penyuluhan aktif bertanya tentang penjelasan yang di
sampaikan
c. Selama penyuluhan peserta mampu menjelaskan kembali materi yang di
sampaikan
3. Evaluasi Hasil Akhir
Diharapkan peserta penyuluhan dapat :
1. Menjelaskan pengertian diabetes militus
2. Dapat menyebutkan tanda gejala Diabetes Melitus
3. Dapat menyebutkan makanan yang diperbolehkan/tidak diperbolehkan untuk
penderita Diabetus Melitus
4. Dapat menyebutkan komplikasi dari Diabetes Mellitus..
5. Dapat mengerti pencegahan dari komplikasi Diabetes Mellitus.

VIII. Denah Penyuluhan

Keterangan:
Klien
Moderator
Penyaji
Pembantu umum
Notulen
IX. Kegiatan penyuluhan      
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Masyarakat
1 5 menit Pembukaan:
o Mengucapkan salam Menjawab salam
o Memperkenalkan diri Mendengarkan
o Menjelaskan topik dan tujuan pendidikan Mendengarkan

kesehatan
o Menanyakan kesiapan Warga Menjawab
2 20 Pelaksanaan:
menit Penyampaian materi
o Definisi Diabetes Mellitus. Mendengarkan
o Tanda gejala Diabetes Melitus
o Penyebab Diabetes Mellitus.
o Komplikasi dari Diabetes Mellitus.
o Pengobatan Diabetes Melitus
o Makanan yang diperbolehkan/tidak
diperbolehkan untuk penderita Diabetes
Melitus.
Bertanya
Memberikan kesempatan keluarga untuk
bertanya mengenai materi yang disampaikan
3 15 Evaluasi:
menit Menanyakan kembali hal-hal yang sudah Menjawab
dijelaskan mengenai Diabetes Mellitus
4 5 menit Penutup:
- Menutup pertemuan dengan menyimpulkan Mendengarkan
materi yang telah dibahas
- Memberikan salam penutup Menjawab salam
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart, 2001. Buku Ajar KeperawatanMedikalBedah, Edisi 8 Volume 2 .EGC:
Jakarta.

Nurarif, Amin Huda, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC-NOC.Yogyakarta:Mediaction

Sidarwan, S, 2002, PetunjukPraktisPengelolaan DM Perkeni 2002, FKUI-RSU pnCipto


Jakarta.

Bluechek, Gloria M., dkk. 2016. NIC (Nursing Intervention Classification). Singapura:
Mocomedia

Kusuma, Hardhi, dkk. 2015. NANDA NIC-NOC JILID 1. Jogjakarta: Mediaction

Mansjoer, Arif, dkk, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media Aesculapius

Moorhead, Sue, dkk. 2016. NOC (Nursing Outcome Classification). Singapura: Mocomedia

NANDA Internasional. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017.


Jakarta: EGC

Soegondo, Harry. 2009. Diabetes Melitus tipe II. Jakarta : MediAction.

Waspadji, Haryato. 2009. Diabetes Melitus Bisa Dikontrol.Jogjakarta : Salemba Medika.


LAMPIRAN
DIABETES MELITUS
1. Definsi
Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pancreas tidak
menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau gukosa) atau ketika
tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya. Diabetes
adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting menjadi salah satu dari empat
penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh para pemimpin
dunia. Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus meningkat selama bebrapa decade
terakhir. (WHO Global Report, 2016)

2. Tanda dan Gejala


Menurut Mansjoer, 2001 Diabetes Mellitus awalnya diperkirakan dengan adanya gejala
yaitu:

1. Poliuri (sering kencing dalam jumlah banyak)


2. Polidipsi (banyak minum)
3. Polifagi (banyak makan)
4. Lemas
5. Berat Badan Menurun
6. Kesemutan
7. Mata kabur
8. Impotensi pada pria
9. Pruritus pasa vulva
Menurut Askandar (2010) seseorang dapat dikatakan menderita Diabetes Melitus apabila
menderita dua dari tiga gejala yaitu :
a. Keluhan TRIAS: Polifagi : Banyak minum, Poliuri : Banyak kencing dan
Polifagi : banyak makan.
b. Kadar glukosa darah puasa > 120 mg/dl
c. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan > 200 mg/dl
d. Kadar glukosa darah acak > 200mg/dl

3. Penyebab
Berdasarkan penyebabnya Diabetes Mellitus dibagi menjadi dua tipe yaitu:
1) DM Tipe I : Insulin Dependen Diabetes Mellitus (IDDM) atau tergantung insulin
karena sel-sel beta pankres telah dihancurkan oleh autoimun, Hiperkatemia terjadi
akibat glukosa yang tidak terukur oleh hati, disamping itu glukosa yang berasal dari
makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan).
2) DM Tipe II : non insulin Diabetes Mellitus (NIDDM) atau tidak tergantung insulin
hasil produksi prankreas tidak cukup atau sel lemak dan otot tubuh menjadi kebal
terhadap insulin sehingga terjadi pengiriman glukosa ke sel tubuh. Biasanya terjadi
pada usia lebih dari 30 tahun muncul berlahan –lahan biasa dikontrol dengan DOA
(Diit, Obat, Activity).

4. Komplikasi
1) Komplikasi akut
a. Hipoglikemia (rendahnya kadar glukosa darah)
b. Hiperglikemia (tingginya kadar glukosa darah)
c. Hiperglikemik Non-Ketotik (HNK)
2) Komplikasi kronik
a. Gangguan darah dan pembuluh darah.
Gangguan fungsi sel darah putih. Mudah terkena infeksi, terutama infeksi saluran
kemih & kulit.
Plak aterosklerotik terbentuk & menyumbat arteri berukuran besar atau sedang di
jantung, otak, tungkai & penis. Dinding pembuluh darah kecil mengalami
kerusakan sehingga pembuluh tidak dapat mentransfer oksigen secara normal &
mengalami kebocoran. Sirkulasi yang jelek menyebabkan penyembuhan luka
yang jelek & bisa menyebabkan penyakit jantung, stroke, gangren kaki & tangan,
impoten & infeksi
b. Mata
Terjadi kerusakan pada pembuluh darah kecil retina. Gangguan penglihatan &
pada akhirnya bisa terjadi kebutaan.
c. Ginjal
Kerusakan yang terjadi pada ginjal: Penebalan pembuluh darah ginjal, Protein
bocor ke dalam air kemih, Darah tidak disaring secara normal yang
mengakibatkan fungsi ginjal memburuk sehingga mengakibatkan gagal ginjal.
d. Saraf
Kerusakan saraf karena glukosa tidak dimetabolisir secara normal & karena aliran
darah berkurang. Kelemahan tungkai yang terjadi secara tiba-tiba atau secara
perlahan, Berkurangnya rasa, kesemutan & nyeri di tangan & kaki, Kerusakan
saraf menahun. Terjadi juga kerusakan pada system saraf otonom. Kerusakan pada
saraf yang mengendalikan tekanan darah & saluran pencernaan. Tekanan darah
yang naik-turun, Kesulitan menelan & perubahan fungsi pencernaan disertai
serangan diare.
e. Kulit
Berkurangnya aliran darah ke kulit & hilangnya rasa yang menyebabkan cedera
berulang. Luka, infeksi dalam (ulkus diabetikum) dan Penyembuhan luka yang
jelek

5. Pengobatan Diabetes Melitus


Pengobatan Diabetes Melitus lebih kearah pengendalian dan perubahan pola hidup,
perubahan pola makan dengan prinsip 3J (Jumlah, Jenis dan Jam), pola aktivitas dan
istirahat dan pengendalian dengan obat.
1) Perencanaan Makanan.

Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang


dalam hal karbohidrat, protein dan lemak yang sesuai dengan kecukupan gizi baik
yaitu :
1) Karbohidrat sebanyak 60 – 70 %
2) Protein sebanyak 10 – 15 %
3) Lemak sebanyak 20 – 25 %

Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut
dan kegiatan jasmani. Untuk kepentingan klinik praktis, penentuan jumlah kalori
dipakai rumus Broca yaitu Barat Badan Ideal = (TB - 100) - 10%, sehingga
didapatkan :

1) Berat badan kurang ≤ 90% dari BB Ideal


2) Berat badan normal = 90 - 110% dari BB Ideal
3) Berat badan lebih = 110 - 120% dari BB Ideal
4) Gemuk ≥ 120% dari BB Ideal.
Jumlah kalori yang diperlukan dihitung dari BB Ideal dikali kelebihan kalori
basal yaitu untuk laki-laki 30 kkal/kg BB, dan wanita 25 kkal/kg BB, kemudian
ditambah untuk kebutuhan kalori aktivitas (10 - 30% untuk pekerja berat). Koreksi
status gizi (gemuk dikurangi, kurus ditambah) dan kalori untuk menghadapi stress
akut sesuai dengan kebutuhan. Makanan sejumlah kalori terhitung dengan komposisi
tersebut diatas dibagi dalam beberapa porsi yaitu :
1) Makanan pagi sebanyak 20%
2) Makanan siang sebanyak 30%
3) Makanan sore sebanyak 25%
4) 2 - 3 porsi makanan ringan sebanyak 10-15 % diantaranya. (Iwan S, 2010)

2) Latihan Jasmani
Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30
menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit . Sebagai contoh
olah raga ringan adalah berjalan kaki biasa selama 30 menit, olehraga sedang berjalan
cepat selama 20 menit dan olah raga berat jogging (Iwan S, 2010).

3) Farmakologi

Menurut Soegondo (2009), penatalaksanaan Medis pada pasien dengan Diabetes


Melitus meliputi:
a. Obat hiperglikemik oral (OHO).
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 4 golongan :
1) Pemicu sekresi insulin
2) Penambah sensitivitas terhadap insulin
3) Penghambat glukoneogenesis
4) Penghambat glukosidase alfa.
b. Insulin
Insulin diperlukan pada keadaan :
1) Penurunan berat badan yang cepat
2) Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis
3) Ketoasidosis diabetik
4) Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
c. Terapi Kombinasi
Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah, untuk kemudian dinaikkan
secara bertahap sesuai dengan respon kadar glukosa darah.
d. Pemeriksaan kesehatan berkala

Anda mungkin juga menyukai