Anda di halaman 1dari 12

UNTUK MEMENUHI TUGAS INDIVIDU

PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJUURUAN

DOSEN PENGAMPU ARIF BINTORO JOHAN M.Pd

DISUSUN OLEH

ETIKA ZARUDIN ( 2013006068 )

PROGRAM STUDI PENDIDIAKN TEKNIK MESIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENNDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA

2016
1. Jelaskan secara detail apa yang dimaksud dengan :
a. Kompetensi tenaga kerja
Berdasar pada arti estimologi kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang
dibutuhkan untuk melakukan atau melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja.
Sehingga dapatlah dirumuskan bahwa kompetensi diartikan sebagai kemampuan
seseorang yang dapat terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar
performa yang ditetapkan.

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SKKNI


adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat
jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

b. Kompetensi guru pemula


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010
tentang Program Induksi Guru Pemula (PIGP) adalah kegiatan orientasi, pelatihan di
tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam
proses pembelajaran/ bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada sekolah /
madrasah di tempat tugasnya. Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali
ditugaskan melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah atau
masyarakat.

Dengan demikian pada hakekatnya PIGP adalah kegiatan pembimbingan bagi


guru pemula di sekolah/madrasah tempatnya bertugas dengan maksud agar guru
tersebut dapat melaksanakan tugasnya sebagai guru dengan baik. Dari pengertian
tersebut dapat pula difahami bahwa proses pembimbingan tersebut akan melibatkan
banyak fihak terutama, guru pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan pengawas.
Tujuan PIGP
Pelaksanaan PIGP bertujuan untuk membimbing guru pemula agar dapat:
1. beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah/madrasah; dan
2. melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah/madrasah.

c. Model manajemen SDM di lembaga pendidikan teknologi dan kejuruan


Manajemen sering dikaitkan dengan administrasi. Pada dunia pendidikan istilah
administrasi diganti dengan istilah manajemen. Istilah manajemen berasal dari bahasa
Inggris “Management” yang dalam bahasa Indonesia artinya “Pengelolaan”.
fungsi manajemen adalah perencanaan dan pemrogramman, pengorganisasian,
actuating and staffing,  budgeting, pengkoordinasian, penilaian. Manajemen berperan
penting dalam suatu proses pengelolaan sumber-sumber daya yang ada pada suatu
organisasi.
Manajemen pendidikan adalah proses pengembangan kegiatan kerjasama
sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Menurut
Brubecker “education should be trough of as process of man reciprocal adjusman to
nature”. Artinya “pendidikan merupakan proses timbal balik antara kepribadian
individu dalam penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan”.
2. Jelaskan secara detail apa yag dimaksud dengan :
a. Mutu pendidikan
Pengertian mutu, Mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu
produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa; baik yang tangible
maupun yang intangible. Dalam konteks pendidikan pengertian mutu, dalam hal ini
mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam "proses pendidikan"
yang bermutu terlibat berbagai input, seperti; bahan ajar (kognitif, afektif, atau
psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana sekolah,
dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta
penciptaan suasana yang kondusif. Manajemen sekolah, dukungan kelas berfungsi
mensinkronkan berbagai input tersebut atau mensinergikan semua komponen dalam
interaksi (proses) belajar mengajar baik antara guru, siswa dan sarana pendukung di
kelas maupun di luar kelas; baik konteks kurikuler maupun ekstra-kurikuler, baik
dalam lingkup subtansi yang akademis maupun yang non-akademis dalam suasana
yang mendukung proses pembelajaran. 

Suatu lembaga pendidikan dikatakan bermutu, diantaranya jika memiliki ciri-ciri


sebagai berikut :
a) Peserta didik menunjukkan kadar penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas
belajar (learning tasks) seperti yang telah dirumuskan dalam tujuan dan sasaran
pendidikan diantaranya hasil belajar akademik yang dinyatakan dalam prestasi
belajar
b) Hasil pendidikan peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan peserta didik
dalam kehidupannya, sehingga selain mengetahui tentang sesuatu juga mampu
melakukan sesuatusecara fungsional bagi kehidupan
c) Hasil pendidikan peserta didik sesuai dengan kebutuhan lingkungan khususnya
dengan dunia kerja. Karena itu relevansi menjadi salah satu indikator mutu. 
Kualitas sekolah dapat diidentifikasi dari banyaknya siswa yang memiliki
prestasi, baik prestasi akademik maupun prestasi bidang lain, serta lulusannya
relevan dengan tujuan”.  Melalui siswa yang berprestasi dapat ditelusuri manajemen
sekolahnya, profil gurunya, sumber belajar dan lingkungannya. Dengan demikian,
kualitas sekolah adalah kualitas siswa yang mencerminkan kepuasan pelanggan,
adanya partisipasi aktif manajemen dalam proses peningkatan kualitas secara terus
menerus, pemahaman dari setiap orang terhadap tanggung jawab yang spesifik
terhadap kualitas, setiap individu dalam sekolah dan stakeholders menyadari serta
merealisasikan prinsip “mencegah terjadinya kerusakan”, dan melaksanakan
pandangan bahwa kualitas adalah cara hidup (way of life).

Secara esensial, istilah mutu menunjukkan suatu ukuran penilaian atau


penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang (product) dan jasa
(service) tertentu berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot dan kinerjanya. Jasa
atau produk tersebut harus menyamai bahkan melebihi kebutuhan atau harapan
pelanggannya. Dengan demikian, mutu adalah jasa atau produk yang menyamai
bahkan melebihi harapan pelanggannya. Mutu bukanlah konsep yang mudah
didefinisikan, apalagi bila untuk mutu jasa yang dapat dipersepsi secara beragam. 
Mutu dengan M-besar dan M-kecil. M-kecil berarti mutu dalam arti sempit yang
diberikan setiap bagian dari organisasi atau setiap aktivitas yang tidak selalu terkait
dengan kebutuhan pelanggan. M-besar adalah mutu dalam arti luas berkenaan
dengan kinerja organisasi secara keseluruhan yang difokuskan secara sinergi pada
kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Mutu dalam pengertian ini dipersepsi sebagai
“total quality management.
b. Penjaminan mutu pendidikan

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pada tanggal 25


September  2009 yang lalu, pemerintah melalui Mendiknas telah menerbitkan
Permendiknas No. 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.
Dalam peraturan ini disebutkan bahwa  Penjaminan mutu pendidikan adalah
kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara
satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat
untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan.Tujuan
akhir penjaminan mutu pendidikan adalah tingginya kecerdasan kehidupan manusia
dan bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh Pembukaan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dicapai melalui penerapan SPMP

Penjaminan mutu pendidikan dilakukan atas dasar prinsip:


1. keberlanjutan;
2. terencana dan sistematis, dengan kerangka waktu dan target-target capaian mutu
yang jelas dan terukur dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan
nonformal;
3. menghormati otonomi satuan pendidikan formal dan nonformal;
4. memfasilitasi pembelajaran informal masyarakat berkelanjutan dengan regulasi
negara yangeminimal mungkin;
5. SPMP merupakan sistem terbuka yang terus disempurnakan secara berkelanjutan

c. Tujuan penjaminan mutu


Tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan adalah tingginya kecerdasan
kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh Pembukaan Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dicapai melalui
penerapan SPMP.
Sedangkan tujuan antara yang hendak dicapai melalui sistem penjaminan mutu
pendidikan ini adalah adalah terbangunnya Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan,
meliputi:
1. terbangunnya budaya mutu pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal;
2. pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan proporsional dalam
penjaminan mutupendidikan formal dan/atau nonformal pada satuan atau
program pendidikan, penyelenggarasatuan atau program pendidikan, pemerintah
kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, danPemerintah;
3. ditetapkannya secara nasional acuan mutu dalam penjaminan mutu pendidikan
formal dan/atau nonformal;
4. terpetakannya secara nasional mutu pendidikan formal dan nonformal yang
dirinci menurut provinsi, kabupaten atau kota, dan satuan atau program
pendidikan;
5. terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan formal dan nonformal berbasis
teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan tersambung yang
menghubungkan satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau
program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan
Pemerintah.
d. Model penjaminan mutu
Model Penjaminan Mutu Pendidikan. Model penjaminan mutu yang
dikembangkan LPMP diadaptasi dari model Asian University Network (AUN) yang
telah dimodifikasi oleh Dr. Ir. Toni Atyanto Dharoko dan dipadukan dengan konsep-
konsep penjaminan mutu yang dikembangkan di Inggris. Dalam model ini sekolah
harus mempunyai kemampuan untuk melakukan evaluasi diri yang dibantu/didukung
oleh pihak terkait, seperti LPMP, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan perguruan
tinggi. Bentuk evaluasi diri semacam ini lazimnya dikenal dengan Supported School
Self-Evaluation (evaluasi diri dengan dukungan). Evaluasi diri ini merupakan salah
satu komponen penting dalam model ini.Komponen lain dalam model ini adalah
internal audit yang dimaknai sebagai peer-assessment yang dilakukan oleh sekolah
lain yang sejenis dan setara. Kegiatan ini bersifat optional mengingat kondisi sekolah
di Kabupaten/Kota yang cukup beragam. Internal Audit dalam model ini membuka
peluang dilakukannya peer assessment antar guru mata pelajaran sejenis di sekolah
yang sama atau dari sekolah lain, juga bisa pula peer assessment dilakukan dengan
minta bantuan dari kepala sekolah yang sejenis dan setara untuk melakukan auditing
dalam hal pengelolaan dan kepemimpinan sekolah.

e. Prinsip dasar penjaminan mutu di lembaga pendidikan


Penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan
atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan,
pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan
kehidupan bangsa melalui pendidikan.
Untuk menjamin mutu pendidikan nasional, perlu adanya ISO International
Organization for Standardization , Untuk menuju profesionalisme manajemen
pendidikan maka diperlukan satu sistem manajemen mutu yang diakui dan berstandar
baik secara nasional bahkan internasional. Satu sistem manajemen mutu yang telah
berstandar internasional adalah ISO 9000: 2000 (baca ISO 9000 versi 2000) . ISO
9000 sebagai satu sistem manajemen mutu tidak hanya diterapkan untuk produk
industri manufaktur saja tetapi juga sesuai untuk industri jasa seperti lembaga
pendidikan. Beberapa lembaga pendidikan telah memulai untuk menerapkan sistem
manajemen mutu ISO 9000 bahkan diantaranya ada yang telah memperoleh sertifikat
ISO 9000.
Kenyataannya mutu pendidikan Indonesia sampai sekarang ini belumlah mampu
untuk bersaing atau bahkan menang dalam menghadapi persaingan global dalam
dunia pendidikan. Salah satu hal mendasar yang dapat kita temukan dalam dunia
pendidikan kita yang menunjukkan bahwa mutu pendidikan kita kurang dapat
bersaing dengan dunia internasional salah satu penyebab kegagalan pendidikan
dalam membangun sumberdaya manusia di Indonesia disebabkan oleh karena
pengelolaan pendidikan di Indonesia belum dilakukan secara professional,
manajemen pendidikan yang professional adalah manajemen yang cerdas yaitu
manajemen yang mampu melaksanakan fungsi fungsi manajemen ( Planing, Doing,
Checking, Reviewing ) secara sungguh sungguh, konsisten dan berkelanjutan dalam
mengelola sumber daya meliputi 7M (Man, Money, Material, Methods, Machine,
Market dan Minute) sehingga tujuan pendidikan kejuruan dapat dicapai secara efektif
dan efisien.
f. Dokumen yang di butuhkan untuk penjaminan mutu
Tingkat Dokumen
Perguruan Tinggi Kebijakan Akademik
Standar Akademik
Peraturan Akademik
Manual Mutu
Manual Prosedur

Fakultas Kebijakan Akademik


Standar Akademik
Peraturan Akademik
Manual Mutu
Manual Prosedur

Jurusan/Bagian/ Program Studi Spesifikasi Prodi


Kompetensi Lulusan
Program Pembelajaran (GBPP-
SAP)

g. Organisasi dan tata kelola penjaminan mutu


Organisasi modern yang survive adalah organisasi yang menganut kualitas
sebagai fokus kajian pada setiap pekerjaan dan produk. Vincent menyatakan bahwa
sistem kualitas modern dapat diketahui dari lima karakteristik sebagai berikut :
a.Sistem kualitas berorientasi pada kepuasan pelanggan. Organisasi merancang
produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan melalui riset pasar. Proses
produksi dilaksanakan dan dikendalikan secara benar untuk menghasilkan
produk yang sesuai spesifikasi dengan derajat konfirmasi yang tinggi dan
memberikan jaminan purnajual yang melindungi pelanggan dari kekecewaan.
Pada prinsipnya, sistem kualitas mengembangkan hubungan antara pemasok
dan pelanggan untuk terjadinya suatu pengertian dan saling berkontribusi
terhadap produk yang dibutuhkan;
b. Sistem kualitas modern mengutamakan adanya partisipasi aktif manajemen
puncak (top management) dalam proses peningkatan kualitas secara terus
menerus. Saat pimpinan melakukan sharing authority maka para penanggung
jawab tugas memiliki kesamaan persepsi tentang kualitas sebagai kekuatan
kunci. Ini merupakan keadaan di mana perlu adanya keterlibatan aktif para
personel melalui kepemimpinan yang memiliki visi kualitas dalam merancang
dan melaksanakan organisasi, yang kemudian dijadikan core untuk selalu
dikomunikasikan dan menjadi motivasi bersama;
c. Sistem kualitas modern memerlukan adanya pemahaman dari setiap orang
akan tanggung jawab yang spesifik terhadap kualitas. Contoh, orang atau tim
yang diserahi tanggung jawab melakukan pekerjaan dalam pengembangan
kurikulum (curriculum development). Melakukan tugas sesuai dengan
mekanisme adalah selalu memerhatikan kebutuhan pelanggan dan konsisten
terhadap pemeliharaan kualitas, serta dapat diproduksi secara ekonomis.
Manajemen puncak selalu mengingatkan diri dan personel lain melalui kata
dan tindakan untuk selalu komit terhadap kualitas;
d. Sistem kualitas modern mencegah terjadinya kerusakan, bukan berfokus pada
upaya untuk mendeteksi kerusakan saja;
e. Sistem kualitas modern ditandai dengan adanya falsaafah yang memandang
bahwa kualitas sebagai cara hidup (way of life) 

Anda mungkin juga menyukai