Tugas Farmakognosi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

Nama : Selly Octavia

Nim/Kelas : 180106062/ Farmasi B

1. Mengapa ada 2 struktur dalam karbohidrat (Fischer dan Haworth) ?


Bagian terkecil penyusun karbohidrat disebut monosakarida. Struktur monosakarida
dapat dibagi menjadi dua yaitu struktur Fischer dan Howarth.
Jawab : Struktur setiap monosakarida terdiri dari dua konfigurasi yaitu D dan L.
Konfigurasi-konfigurasi tersebut didasarkan pada arah gugus OH pada atom
C asimetris nomor terbesar. Berdasarkan konformasi Fitcher, jika gugus
tersebut mengarah ke kanan, maka monosakarida ditandai dengan D,
sedangkan jika gugus tersebut mengarah ke kiri, maka monosakarida
ditandai dengan L seperti pada gambar berikut;

Penulisan kedua struktur tersebut mempunyai hubungan yaitu gugus OH


mengarah ke kanan pada proyeksi Fischer menjadi ke bawah pada struktur
Haworth, sedangkan gugus OH yang mengarah ke kiri pada proyeksi Fischer
menjadi ke atas pada struktur Haworth.
2. Apa perbedaan amiloplas dan amilopektin ?
Perbedaan : - Amiloplas adalah organel yang tidak berpigmen atau tidak berwarna
yang dikenal sebagai plastid, yang mengubah glukosa menjadi pati dan
menyimpannya dalam stroma.
 Pati adalah rantai polisakarida bercabang yang terdiri dari amilosa
dan amilopektin, yang digunakan untuk menyimpan energi dalam
tumbuhan.
- Amilopektin merupakan bagian dari polisakarida yang disebut sebagai
Pati, dan merupakan molekul berukuran besar dan mudah ditemukan
karena menjadi satu dari dua senyawa penyusun pati, bersama-sama
dengan amilosa.
-
3. Jelaskan perbedaan amilosa dan selulosa?
Jawab :
 Definisi
- Amilosa: adalah polimer karbohidrat heliks linier yang terbuat dari unit α-D-
glukosa, dan dianggap sebagai polisakarida penyimpanan.
- Selulosa: adalah polisakarida organik yang terdiri dari rantai linier, dan
dianggap sebagai polisakarida struktural.
 Struktur dan Jumlah Unit Monomer
- Amilosa: adalah polimer linier dengan 300 hingga ribuan subunit glukosa
berulang.
- Selulosa: adalah polimer rantai lurus dengan 3000 hingga ribuan subunit
glukosa berulang.
 Daerah Kristal dan Amorf
- Amilosa: terdiri dari daerah kristal dan amorf. Namun, amilosa mengalami
transisi kristal ke amorf ketika dipanaskan sekitar 60–70° C dalam air seperti
dalam memasak.
- Selulosa: Meskipun, selulosa terdiri dari daerah kristal dan amorf, dibanding
kan dengan amilosa, selulosa memiliki lebih banyak daerah kristal. Untuk
mengubah kristal ke daerah amorf, selulosa membutuhkan suhu 320° C dan
tekanan 25 Mpa.
 Ikatan Glikosida
- Amilosa: Amilosa : α (1 → 4) ikatan glikosidik
- Selulosa: Selulosa : β (1 → 4) menghubungkan unit D-glukosa

Jadi, Amilosa adalah polisakarida penyimpanan dimana molekul D-glukosa


dihubungkan melalui ikatan α-1, 4-glikosidik untuk membentuk struktur linear yang
disebut amilosa. Sebaliknya, selulosa adalah polisakarida struktural di mana molekul
D-glukosa dihubungkan melalui ikatan glikosidik β (1 → 4) untuk membentuk
struktur linear yang disebut selulosa.

4. Sebutkan dan jelaskan bagaimana proses pembentukan pektin dan kitin!


Jawab :
1. Pektin : dapat diperoleh dari jaringan tanaman dengan cara ekstraksi. Proses
pembuatan pektin meliputi beberapa tahap, yaitu preparasi, ekstraksi,
pemisahan, pencucian, dan pengeringan.
- Preparasi (perlakuan pendahuluan) berfungsi untuk menghilangkan
kotoran-kotoran, senyawa gula, dan bahan terlarut lain. Preparasi juga
meliputi proses penghalusan bahan karena ekstraksi dapat berjalan dengan
baik apabila bahan dihaluskan lebih dahulu.
- Ekstraksi merupakan tahap pengeluaran pektin dari jaringan tanaman
dengan menggunakan pelarut. Perbandingan jumlah bahan yang diekstrak
dengan larutan pengekstrak akan mempengaruhi jumlah pektin yang
dihasilkan. Rasio pelarut bahan kira-kira 3:1 untuk bahan basah atau 12:1
untuk bahan kering.
- Pemisahan (pengendapan) pektin dapat dilakukan dengan menambahkan
bahan-bahan, seperti alkohol, aseton, atau ion polivalen.
- Pencucian (pemurnian) berfungsi untuk membebaskan pektin dari senyawa
yang tidak diinginkan, biasanya dilakukan 2-3 kali.

2. Kitin: proses ekstraksi kitin diawali dengan tahap preparasi sampel yang
meliputi pengeringan bahan baku, pencucian dari bahan-bahan pengotor
lainnya, dan pengguntingan bahan menjadi ukuran yang lebih kecil dan
homogen. Setelah tahap preparasi, proses ekstraksi dilanjutkan pada tahap
pemisahan mineral atau yang disebut demineralisasi dan tahap pemisahan
protein atau deproteinasi .
Proses demineralisasi akan berlangsung sempurna dengan
mengusahakan agar konsentrasi asam yang digunakan serendah mungkin dan
disertai pengadukan yang konstan. Pengadukan yang konstan berguna untuk
menghasilkan panas yang homogen sehingga asam yang digunakan dapat
bereaksi sempurna dengan bahan baku yang digunakan
Setelah mineral hilang, selanjutnya adalah proses penghilangan protein
dengan menggunakan larutan NaOH. Ekstraksi dengan larutan alkali akan
memutuskan ikatan antara protein dengan kitin.

Anda mungkin juga menyukai