Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN

PENYELENGGARAAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

KELOMPOK 7

1.Irfan Fadillah(19031020)

2.Zulfa Fajryani(19053101)

3.Nichia Mizentika(19033118)

4.Arini Tristiadina(19052005)

DOSEN MATA KULIAH

UUN MULYANA, M.Pd.

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................3
BAB 1..............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A.Jalur, Jenjang dan Jenis Pendidikan...................................................................................5
B. Standar Nasional Pendidikan...............................................................................................8
C. Dasar, Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Pendidikan Nasional..............................................11
BAB III..........................................................................................................................................13
PENUTUP.....................................................................................................................................13
KESIMPULAN.........................................................................................................................13
SARAN......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya, tentu kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat beserta salam, semoga selalu tercurahkan
kepada baginda Muhammad SAW yang kita harapkan syafaatnya kelak di akhirat.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat sehat,
sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan makalah Dasar-Dasar ilmu Pendidikan
mengenai “Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional”, yang dibimbing oleh Bapak Uun
Mulyana, M.Pd. Kami menyadari bahwa, makalah ini masih jauah dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi. Kemudian, apabila terdapat kesalahan pada makalah ini, kami mengucapkan
permohonan maaf. Demikianlah, semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu
pengetahuan bagi pembaca dan penulis

Padang,11 Maret 2020

3
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui pendidikan di indonesia memeiliki beberapa tingkatan,mulai


dari TK,SD,SMP,SMA dan Perguruan Tinggi. Jenjang ini ditentukan oleh berapa umur dari
siswa tersebut dan apakah siswa yang bersangkutan dianggap mampu untuk mengikuti pelajaran
di sekolah yang dituju. Pendidikan diindonesia juga melihat bagaimana kebutuhan dari calon
siswa nya, siswa yang berkebutuhan khusus tidak bisa di satukan dengan siswa biasa lain nya dia
di tempat kan pada sekola Luar Biasa. Setiap jenjang pendidikan juga memeiliki cara belajar
yang berbeda semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditempuh, semakin diajar kan mandiri
siswa oleh guru nya. Saat kita SD dan SMP semua pelajaran masih di jelaskan oleh guru se jelas-
jelas nya, saat mulai SMA sudah mulai di suruh presentasi dan bekerja secara kelmpok, masuk
ke jenjang kuliah semua diajarkan mandiri belajar sendiri atau buat kelompok belajar oleh
mahasiswa sendiri, tiadak ada lagi yang mengatur.

Indonesia juga menerapkan jalur-jalur yang berbeda di setiap tingkata pendidikan,


SD,SMP, SMA kita masuk melalui jalur tes, dan kuliah juga seperti itu bedanya saat kuliah calon
mahasiwa di berikan tiga kesempatan jalur masuk. Pertama jalur SNMPTN yaitu melalui jalur
undangan atau tanpa tes, SBMPTN dengan jalur tes atau sekarang disebut UTBK , dan Mandri
menggunakan nilai rafor atau tes.

Lama waktu di setiap jenjang pendidikan di Indonesia itu berbeda, SD enam tahun, SMP
tiga tahun, SMA tiga tahun, perguruan tinggi empat tahun (S1) dan tiga tahun(D3), untuk yang
S2 dan S3 itu waktu nya lebih singkat yaitu 1-2 tahun. Standar pendidikan di Indonesia sama,
apa yang di tetapkan oleh mentri pendidikan akan di terapkan untuk semua sekolah di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jalur pendidikan yang ada di Indonesia?
2. Apa saja jenjang pendidikan di Indonesia?
3. Apa standar pendidikan nasional yang diterapkan di Indonesia?
4. Apa yang mendasari tercipta nya pendidikan di indonesia?
5. Apa fungsi yang hendak di capai bangsa Indonesia dengan ada nya pendidikan?
6. Apa prinsip-prinsip yang ada diterapkan dalam pendidikan Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa saja jalur pendidikan yang ada di Indonesia
2. Mengenal jenjang jenjang pendidikan yang ada di Indonesia
3. Memahami standar nasional pendidikan Indonesia
4. Mengetahui fungsi-fungsi pendidikan

4
5. Mengenal prinsip-prinsip pendidikan yang diterapkan di Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN
A.Jalur, Jenjang dan Jenis Pendidikan

1. JALUR PENDIDIKAN
Dalam UU No. 20 tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri
dari pendidikan formal, non-formal dan informal.
a.Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri
atas pendidikan anak usia dini (TK/RA), pendidikan dasar (SD/MI), pendidikan menengah
(SMP/MTs dan SMA/MA), dan pendidikan tinggi (Universitas). Pendidikan formal terdiri dari
pendidikan formal berstatus negeri dan pendidikan formal berstatus swasta.

Ciri-ciri Pendidikan Formal antara lain :


 Tempat pembelajaran di gedung sekolah.
 Ada persyaratan khusus untuk menjadi peserta didik.
 Kurikulumnya jelas.
 Materi pembelajaran bersifat akademis.
 Proses pendidikannya memakan waktu yang lama.
 Ada ujian formal.
 Penyelenggara pendidikan adalah pemerintah atau swasta.
 Tenaga pengajar memiliki klasifikasi tertentu.
 Diselenggarakan dengan administrasi yang seragam
b.Pendidikan Non-Formal
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara
dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh
lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan. Seperti Lembaga Kursus dan Pelatihan, Kelompok Belajar, Sanggar, dll.

Ciri-ciri Pendidikan Non-Formal antara lain :


 Tempat pembelajarannya bisa di luar gedung.
 Kadang tidak ada persyaratan khusus.
 Umumnya tidak memiliki jenjang yang jelas.
 Adanya program tertentu yang khusus hendak ditangani.
 Bersifat praktis dan khusus.

5
 Pendidikannya berlangsung singkat.
 Terkadang ada ujian.
 Dapat dilakukan oleh pemerintah atau swasta

c. Pendidikan Informal

Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan
formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional
pendidikan. Seperti : Pendidikan Agama, Budi Pekerti, Etika, Sopan Santun, Moral dan
Sosialisasi.

Ciri-ciri Pendidikan Informal antara lain :


 Tempat pembelajaran bisa di mana saja.
 Tidak ada persyaratan.
 Tidak berjenjang.
 Tidak ada program yang direncanakan secara formal.
 Tidak ada materi tertentu yang harus tersaji secara formal.
 Tidak ada ujian.
 Tidak ada lembaga sebagai penyelenggara.

2.JENJANG PENDIDIKAN

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang diterapkan berdasarkan tingkat


perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang akan
dikembangkan. Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 14, jenjang pendidikan formal terdiri atas:

1. Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah jenjang paling dasar pada
pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai
dari kelas 1 sampai kelas 6

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTS) adalah jenjang
pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar
(atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun

3. Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) adalah jenjang
pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah
Menengah Pertama (atau sederajat). Sekolah menengah atas ditempuh dalam waktu 3
tahun,

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal
yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai
lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar

6
yang diakui sama/setara SMP/MTs. SMK sering disebut juga STM (Sekolah Teknik
Menengah). Di SMK,terdapat banyak sekali Program Keahlian.

Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal
dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan dengan
kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP,
MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui
sama/setara SMP/MTs.

4. Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta


didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan
tinggi disebut dosen. Di Indonesia ada beberapa jenis perguruan tinggi, antara lain :

1) Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam


satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni tertentu.

2) Politeknik atau sering disamakan dengan institut teknologi adalah penamaan yang
digunakan dalam berbagai institusi pendidikan yang memberikan berbagai jenis gelar dan
sering beroperasi pada tingkat yang berbeda-beda dalam sistem pendidikan. Politeknik
dapat merupakan institusi pendidikan tinggi dan teknik lanjutan serta penelitian ilmiah
ternama dunia atau pendidikan vokasi profesional, yang memiliki spesialiasi dalam
bidang ilmu pengetahuan, teknik, dan teknologi atau jurusan-jurusan teknis yang berbeda
jenis.

3) Institut adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik


dan/atau vokasi dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni
dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.

4) Universitas adalah suatu institusi pendidikan tinggi dan penelitian, yang memberikan
gelar akademik dalam berbagai bidang. Sebuah universitas menyediakan pendidikan
sarjana dan pascasarjana.

5) Sekolah tinggi dalam pendidikan di Indonesia adalah perguruan tinggi yang


menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam lingkup satu disiplin
ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat
menyelenggarakan pendidikan profesi.

3. JENIS PENDIDIKAN

1) Pendidikan Umum
Pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang
diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
2) Pendidikan Kejuruan
Pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dalam bidang
tertentu.
3) Pendidikan Akademik

7
Pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin
ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau seni tertentu (program sarjana dan pascasarjana).
4) Pendidikan Profesi
Pendidikan tinggi yang diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki
pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.
5) Pendidikan Vokasi
Pendidikan tinggi yang diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki
pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana.
6) Pendidikan Keagamaan
Pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat
menjalankan peranan yang menuntut penguasaan ilmu pengetahuan tentang ajaran agama atau
menjadi ahli ilmu agama. Contohnya : Pesantren, MI, MTS, MA, MAK, Sekolah Tinggi
Theologia.
7) Pendidikan Khusus
Pendidikan yang diselenggarakan bagi peserta didik yang berkelainan atau peserta didik
yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif. Contohnya :
Sekolah Luar Biasa.

B. Standar Nasional Pendidikan

1. Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan sebagai acuan
utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar
pembiayaan. Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau
dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Standar
Kompetensi Lulusan meliputi:

1. Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A


2. Kompetensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B
3. Kompetensi Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/ Paket C

2. Standar Isi

Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk
mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi
memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan
pendidikan, dan kalender pendidikan. Standar Isi Kesetaraan untuk pendidikan program paket.
hnjn

8
3.Standar Proses Pendidikan

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,


menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu, dalam proses
pembelajaran pendidik memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran
yang efektif dan efisien.

3. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen


pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau
sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi
sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak
usia dini meliputi:

1. Kompetensi pedagogik;
2. Kompetensi kepribadian;
3. Kompetensi profesional; dan
4. Kompetensi sosial.

Pendidik meliputi pendidik pada TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,


SDLB/SMPLB/SMALB, SMK/MAK, satuan pendidikan Paket A, Paket B dan Paket C, dan
pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan. Tenaga Kependidikan meliputi kepala
sekolah/madrasah, pengawas satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan,
tenaga laboratorium, teknisi, pengelola kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga
kebersihan.

4. Standar Sarana dan Prasarana

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan,
media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap
satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan
satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium,
ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat

9
berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

5. Standar Pengelolaan

Standar Pengelolaan terdiri atas:

1. Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan.


2. Standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah.
3. Standar pengelolaan oleh Pemerintah.

6. Standar Pembiayaan Pendidikan

Pembiayaan pendidikan terdiri atas:

1. Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana,
pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.
2. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada di atas meliputi biaya pendidikan yang harus
dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur
dan berkelanjutan.
3. Biaya operasi satuan pendidikan meliputi: Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta
segala tunjangan yang melekat pada gaji, Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai,
dan Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi,
dan lain sebagainya.

7. Standar Penilaian Pendidikan

Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh
pendidik, Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan Penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas: Penilaian hasil
belajar oleh pendidik, dan Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi. Penilaian
pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi diatur oleh masing-masing perguruan tinggi
sesuai peraturan perundang-undangan ya

Peraturan Menteri terkait Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan:

 Permen No. 12 Tahun 2007


 Permen No. 13 Tahun 2007
 Permen No. 16 Tahun 2007
 Permen No. 24 Tahun 2008

10
 Permen No. 25 Tahun 2008
 Permen No. 26 Tahun 2008
 Permen No. 27 Tahun 2008
 Permen No. 40 – 45 Tahun 2009

C. Dasar, Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Pendidikan Nasional

A. Dasar Pendidikan Nasional

Pendidikan nasional di Indonesia berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Pancasila
adalah dasar negara Indonesia sekaligus merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa
dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Sedangkan UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis
atau landasan konstitusional pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini.

B. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Nasional

~Fungsi

Ada pun fungsi pendidikan nasional, sebagaimana ditegaskan pada Pasal 3, yaitu: untuk
mengembangkan kemampuam serta meingkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia
Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Tujuan Nasiaonal negara kita jelas
termaktub dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945, yaitu:

 Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.


 Memajukan kesejah teraan umum.
 Mencerdaskan kehidupan bangsa.
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia.

~Tujuan

Tujuan pendidikan nasional Indonesia dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
pasal 3 adalah pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Adapun UNESCO mengartikan tujuan pendidikan, yaitu :

a) Belajar untuk mengetahui sesuatu


b) Belajar untuk melakukan sesuatu
c) Belajar untuk menjadi sesuatu

11
d) Belajar untuk hidup bersama-sama.
Ini adalah empat pilar pendidikan yang menggabungkan tujuan SQ, EQ, dan IQ.

~Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Nasional

 Sesuai Undang-Undang 20/2003 tentang Sisdiknas, ada 6 (enam) prinsip. Ketentuan ini, diatur
pada bab II pasal 4 yang diuraikan dalam 6 ayat.

1. Pendidikan diselenggarakan secara demokrtis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif


dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan
kemajemukan bangsa.
2. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan system terbuka
dan multimakna.
3. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
4. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
5. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis dan
berhitung bagi segenap warga masyarakat.
6. Pendidkan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat
melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

Pendidikan nasional yang ditetapkan dalam Undang-undang no 2 tahun 1989 mengungkapkan


prinsip-prinsip sebagai suatu system, yaitu:

1. Yang berakar pada kebudayan nasional dan berdasarkan Pancasila dan UUD 1995 ,serta
melanjutkan dan maeningkatkan pendidikan P4.
2. Merupakan satu keseluruhan dan dikembangkan untuk ikut berusaha mencapai tujuan
nasional, yaiatu memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa demi
terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
3. Mencakup jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.
4. Mengatur bahwa jalur pendidikan sekolah terdiri atas 3 jenjang utama, yaitu pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan perguruan tinggi yang masing-masing terbagi pula
dalam tingkatan.
5. Mengatur bahwa kurikulum, peserta didik, dan tenaga kependidikan, terutama guru,
dosen, atau tenaga pengajar merupakan 3 unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam
kegiatan belajar mengajar.
6. Mengatur secara terpusat, namun penyelenggaraan satuan dan kegiatan pendidikan
dilaksanakan secara tidak terpusat.
7. Menyelenggarakan satuan dan kegiatan pendidikan sebagai tanggung jawab bersama
antara keluarga, masyarakat dan  pemerintah.
12
8. Mengatur bahwa satuan dan  kegiatan pendidikan yang  diselenggarakan oleh pemerintah
dan masyarakat berkedudukan serta diperlukan dengan penggunaan ukuran yang sama.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam UU No. 20 tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri
dari pendidikan formal, non-formal dan informal, pendidikan formal adalah jalur pendidikan
yang terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, pendidikan
Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar
secara mandiri. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang diterapkan berdasarkan
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang akan
dikembangkan. Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 14.

Jenis-jenis pendidikan terdiri dari tujuh yaitu, Pendidikan Umum, Pendidikan


Kejuruan, Pendidikan Akademik , Pendidikan Profesi, Pendidikan Vokasi, Pendidikan
Keagamaan, PendidikanKhusus. Pendidikan nasional di Indonesia berdasarkan pada Pancasila
dan UUD 1945. Pancasila adalah dasar negara Indonesia sekaligus merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Sedangkan UUD
1945 adalah hukum dasar tertulis atau landasan konstitusional pemerintahan negara Republik
Indonesia saat ini.

SARAN

Pendidikan Indonesia memang sangat jauh tertinggal dari negara-negara maju lain nya
yang ada di dunia, sebaik nya pemerintah melihat kondisi pendidikan di Indonesia dan
membandingkan dengan pendidikan negara maju, dan mencari celah dimana pendidikan
Indonesia ini sangat jauh tertinggal. Dan pemerintah seharus nya lebih memperhatikan sarana
dan prasarana yang merata di setiap sekolah, baik itu di desa maupun di kota. Kalau bisa
pemerintah sebaik nya mewajib kan sekolah sampai tingkat perguruan tinggi, dan memberi lagi
banya beasiswa kepada pelajar yang kurang mampu, tanpa salah sasaran penerima.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://ekameliyakin.wordpress.com/2013/06/26/jalur-jenjang-dan-jenis-pendidikan/

https://id.wikipedia.org/wiki/Standar_Nasional_Pendidikan

https://belajarberpendidik.blogspot.com/2016/11/dasar-tujuan-fungsi-dan-prinsip.html

http://afniatii.blogspot.com/2014/05/dasarfungsi-tujuan-dan-prinsip.html

14

Anda mungkin juga menyukai