Anda di halaman 1dari 13

M Farhan Oktariadi

16330136
Kimia Analisis 1 kelas A

RESUME ASAM BASA

Teori Asam Basa

 Teori Arrhenius: Asam adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air
akan memberikan ion hidrogen (H+). Basa adalah senyawa yang jika
dilarutkan ke dalam air akan memberikan ion hidroksida (OH-).
 Teori Lewis: Asam didefinisikan sebagai penerima pasangan elektron dan
basa sebagai donor pasangan elektron. Reaksi antara boron trifluorida dengan
ammonia menurut teori ini merupakan reaksi asam-basa.
 Teori Bronsted-Lowry: Asam adalah segala zat yang dapat memberikan
proton, dan basa adalah zat yang dapat menerima proton.

Titrasi: Cara analisis yang memungkinkan kita untuk mengukur jumlah yang pasti
dari suatu larutan dengan mereaksikan dengan suatu larutan lain yang konsentrasinya
diketahui.

Titran: Adalah larutan standar yang telah diketahui dengan tepat konsentrasinya.

Jenis titrasi asam basa


Asam kuat - Basa kuat - Asam kuat : HCl
- Basa kuat : NaOH
Persamaan Reaksi :
HCl + NaOH   →   NaCl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH-   →   H2O
Asam kuat - Basa lemah Asam kuat : HCl
Basa lemah : NH4OH
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4OH   →   NH4Cl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + NH4OH   →   H2O + NH4+
Asam lemah - Basa kuat - Asam lemah : CH3COOH 
- Basa kuat : NaOH
Persamaan Reaksi :
CH3COOH + NaOH   →   NaCH3COO
+ H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH-   →   H2O
Asam kuat - Garam dari asam lemah - Asam kuat : HCl
- Garam dari asam lemah : NH4BO2
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4BO2   →   HBO2 + NH4Cl
Reaksi ionnya :
H+ + BO2-   →   HBO2
- Basa kuat : NaOH
Basa kuat - Garam dari basa lemah - Garam dari basa lemah :
CH3COONH4
Persamaan Reaksi :
NaOH + CH3COONH4   →  
CH3COONa + NH4OH
Reaksi ionnya :
OH- + NH4-   →   NH4OH

 Jika larutan bakunya asam disebut asidimetri


 Jika larutan bakunya basa disebut alkalimetri
Titik Ekuivalen: Ketika larutan yang sudah diketahui konsentrasinya direaksikan
dengan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya, maka akan dicapai titik yang
mana jumlah asam sama dengan jumlah basa, yang disebut dengan titik ekivalen.
Titik ekivalen dari asam kuat dan basa kuat mempunyai pH 7. Untuk asam lemah dan
basa lemah, titik ekivalen tidak terjadi pada pH 7. Dan untuk larutan asam basa
poliprotik, akan ada beberapa titik ekivalen.

2 cara mengetahui titik ekuivalen pada titrasi asam basa

1. Memakai pH meter
2. Memakai indicator asam basa

NOTE
Analit bersifat asam pH mula-mula rendah, penambahan basa menyebabkan pH
naik secara perlahan dan bertambah cepat ketika akan mencapai titik equivalen
(pH=7).
Penambahan selanjutnya menyebakan larutan kelebihan basa sehingga pH terus
meningkat.
Indikator yang tepat untuk digunakan dalam titrasi ini dengan kisaran pH pH 7 – 10

ASAM KUAT ASAM KUAT


asam yang terionisasi 100% dalam larutan asam yang terionisasi 100% dalam larutan
Contoh : Asam klorida ( HCl) Contoh : Asam klorida ( HCl)
Asam nitrat (HNO 3) Asam nitrat (HNO 3)
Asam sulfat (H2SO4) Asam sulfat (H2SO4)
Asam bromida (HBr) Asam bromida (HBr)
Asam iodida (HI) Asam iodida (HI)

BASA KUAT BASA LEMAH


 jenis senyawa sederhana yang dapat Larutan basa tidak berubah seluruhnya menjadi
mendeprotonasi asam sangat lemah di dalam ion hidroksida dalam larutan.
reaksi asam-basa Contoh : gas amoniak (NH3)
Contoh : Litium hidroksida (LiOH) besi hidroksida (Fe(OH)2)
Natrium hidroksida (NaOH)

CONTOH SOAL:

Suatu larutan natrium hidroksida dibuat dengan konsentrasi kira-kira 0,1 M. Untuk
mengetahui konsentrasi yang pasti dari larutan NaOH ini, larutan HCl 0,1000 M di
pipet sebanyak 20 mL lalu dimasukkan ke labu Erlenmeyer dan ditambahkan
beberapa tetes fenolftalein. Buret diisi dengan larutan NaOH di atas, kemudian
dipakai untuk menitrasi larutan HCl. Titrasi ini memerlukan 18,47 mL NaOH sampai
titik akhir tercapai. Berapa molaritas larutan NaOH tersebut?

PENYELESAIAN:

Oleh karena berhubungan dengan reaksi kimia, dibuat dulu reaksinya.

NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O

Untuk memecahkan soal ini, kita harus mengetahui dengan pasti


perbandingan mol NaOH dengan jumlah liter larutannya. Pada titrasi ini, kita
pakai 18,47 mL larutan NaOH. Apabila kita dapat menghitung jumlah NaOH
dalam volume ini, maka kita akan mempunyai semua informasi untuk
menghitung molaritas larutan tersebut. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya
zat kimia yang digunakan dalam reaksi.

Mula-mula dihitung jumlah mol HCl dalam larutan sebelum titrasi dimulai.
Ini didapat dari volume dan molaritas asam
20,000 mL larutan HCl x

( 10000,1000 mol HCl


mLlarutan HCl )
>2,000 x 10 −3
mol HCl

Dari koefisien persamaan diketahui bahwa HCl dan NaOH bergabung dengan
perbandingan mol 1 banding 1. Maka jumlah mol NaOH yang bereaksi
dengan HCl sampai tercapai titik akhir juga 2,000 x 10-3 mol. Akhirnya, kita
hitung perbandingan jumlah mol NaOH dengan jumlah liter larutannya. Oleh
karena 18,47 mL = 0,01847 L; maka molaritasnya

2,000 x 10−5 mol NaOH


= 0,1083 M NaOH
0,01847 L larutan

INDIKATOR CAMPURAN

No. Indikator(I) + Indikator(II) Perbandingan Warna pH Pelarut

1 Metil yellow + methylene blue 1:1 B-H 3,25 Alkohol

2 Metil orange + bromo cresolgreen 1:5 J – BH 4,3 Air

3 Metil orange + xylene cyanol FF 2:3 M–H 3,8 Alkohol

4 Metil red + bromocresol green 2:3 M–H 5,1 Alkohol

5 Fenol red + bromothymol blue 1:1 K–U 7,5 Air

6 Thymol blue + fenolftalein 1:3 K–U 9,0 Alkohol

KESIMPULAN

N Sifat Asam Sifat Basa


O
1 Senyawa asam memiliki rasa Senyawa basa memilki rasa pahit dengan
asam dengan ph < 7. ph > 7.
2 Menghasilkan H+ dalam air. Menghasilkan OH + dalam air
3 Asam terbagi atas dua macam Basa terbagi atas dua macam yaitu basa
yaitu asam kuat dan asam kuat dan basa lemah.
lemah.
4 Bersifat Korosif dan berbahaya Terasa licin seperti sabun jika terkena kulit
jika terkena kulit. dan dapat menetralkan asam.

Lanjutan materi…

TITRASI

“Titrasi adalah suatu metode penentuan kadar (konsentrasi) suatu larutan dengan
larutan lain yang telah diketahui konsentrasinya”

Larutan yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “analit” dan biasanya
diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan larutan yang telah diketahui
konsentrasinya disebut sebagai “larutan standart atau titer” dan diletakkan di
dalam buret.

PERALATAN
Buret Untuk tempat larutan standar, yang dipakai biasanya yang memiliki
skala 50 mL, skala 0 terletak diatas dan 50 dibawah, sebelum
dipakai ada baiknya buret dibersihkan dengan larutan K 2Cr2O7,
kemudian bilas dengan aquades.
Erlenmeyer Tempat analit diletakkan, gunakan Erlenmeyer ukuran sedang 250
mL untuk proses titrasi sebab Erlenmeyer ukuran ini enak dipegang
dang kita lebih leluasa untuk megocok Erlenmeyer.
Pipet Alat untuk mengambil indicator, ingat 1 pipet volumenya kira-kira 1
mL
Statif Alat untuk meletakkan burette agar bisa berdiri tegak, sebelum
meletakkan buret ke statis ada baiknya anda melapisi dengan kertas
atau tisu agar pegangan statis tidak langsung kena dinding luar buret,
Labu ukur Digunakan pada untuk membuat larutan standar.
“ingat waktu menambahkan pelarut”
Pipet ukur Ingat untuk mengambil larutan analit dengan volume tertentu
misalnya 10 mL, 20 mL
Karet Alat ini digunakan untuk menghisap larutan pada waktu kita
penghisap mengambil larutan dengan menggunakan pipet ukur

 Larutan standar adalah larutan yang disiapkan dengan cara menimbang


secara akurat suatu zat yang memiliki kemurnian tinggi dan melarutkannya
dengan sejumlah tertentu pelarut dalam labu ukur

Syarat zat yang bisa dijadikan standart primer


 Harus 100% murni
 Zat tersebut harus stabil baik pada suhu kamar ataupun pada
waktu dilakukan pemanasan, standart primer biasanya
dikeringkan terlebih dahulu sebelum ditimbang.
 Mudah diperoleh
 Biasanya zat standart primer memiliki Masa molar (MR) yang
besar hal ini untuk memperkecil kesalahan relative atau eror
pada waktu proses penimbangan. Menimbang zat dalam jumlah
besar memiliki kesalahan relative yang lebih kecil dibanding
dengan menimbang zat dalam jumlah yang kecil.
 Zat tersebut juga harus memenuhi persyaratan teknik titrasi

 Larutan standar primer Adalah larutan dengan konsentrasi tertentu dan


kemudian kita menitrasinya dengan larutan standart primer
Contoh : NaOH
NaOH tidak bisa dipakai sebagai larutan standart primer disebabkan sifatnya
yang higroskopis. Jadi NaOH menyerap uap air dari lingkungan disekitarnya
Syarat-syarat titrasi
 Reaksi kimia antar analit dan titrant diketahui dengan pasti dan jelas
produk-produk apa yang akan dihasilkan nantinya. Mana reaktan dan
produk apa yang akan dihasilkan harus jelas dan pasti
 Reaksi harus berjalan dengan cepat
 Harus ada sesuatu yang bisa menandakan atau mengindikasikan
bahwa reaksi antara analit dengan titrant sudah equivalent secara
stoikiometri, baik itu dengan perubahan warna, perubahan arus listrik,
perubahan pH, dengan penambahan indicator atau apapun yang bisa
digunakan untuk mengamati perubahan tersebut.
 Tidak ada hal lain yang mengganggu reaksi antara analit dengan
titrant
 Reaksi antara analit dengan titrant harus memiliki kesetimbangan
jauh kearah kanan (artinya kesetimbangannya mengarah kearah
pembentukan produk) hal ini untuk memastikan secara kuantitatif
reaksi bisa dihitung, dan memastikan titik akhir titrasi bisa diamati.

 Titik ekuivalen: Adalah keadaan dimana konsentrasi titran tepat sama


secara stoikiometri dengan analit.
Contoh : jika kita mempunyai senyawa basa yang mengandung 0,250 mol
OH- , kemudian dititrasi dengan H+, titik equivalen tercapai ketika 0,250
mol H+ ditambahkan.

0.250mol OH - 1 mol H 
-
 0.250mol H 
1 mol OH
 Titik akhir titrasi tercapai ketika titik equivalen telah terlewati. Biasanya
terjadi setelah terdapat sedikit titran yang tidak lagi bereaksi (berlebih).
Pada sebagian besar kasus, perbedaan antara titik akhir titrasi dan titik
equivalen tidak signifikan dan dapat diabaikan.
 Indikator: adalah senyawa yang sensitive (berubah warna) pada saaat
analit habis atau pada saat titran berlebih
adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa organik) yang dalam
larutannya warna molekul-molekulnya berbeda dengan warna ion-ionnya
Indikator asam-basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH

Perubahan warna indikator

Jarak antara titik equivalent dan titik akhir titrasi tidak boleh terlalu jauh
sehingga akan mempengaruhi hasil akhir titrasi.

 Sumber
1. Materi kuliah Kimia Analisis 1 Materi Asam Basa dan Titrasi.
2. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
TITRASI BEBAS AIR (TBA)

Pengertian

Titrasi Bebas Air adalah titrasi yang menggunakan pelarut organik sebagai pengganti
air. Titrasi ini dilakukan pada zat asam atau basa lemah seperti halnya asam-asam
organik atau alkaloida. Alkaloida sukar larut dalam air juga kurang reaktif dalam air,
seperti misalnya garam-garam amina dimana garam-garam dirombak dulu menjadi
basa bebas yang larut dalam air.

 Sulit / tidak larut dalam air


 Analit tidak reaktif
 Harus tidak ada H2O, CO2

Prinsip: Titrasi yang menggunakan pelarut organik sebagai penggati air untuk
mempertajam titik akhir titrasi asam/basa lemah.

Tipe pelarut dalam titrasi bebas air

 Pelarut amfiprotik, pelarut yang memiliki sifat asam atau basa

Contoh : Metanol, Etanol, Asam asetat, ammonia, air dll

 Pelarut aprotik, pelarut tidak memiliki sifat asam atau basa (inert)

Contoh : Benzena, karbon tetraklorida dan kloroform

 Pelarut protofilik, pelarut yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap


proton (menaikan ionisasi asam lemah dengan menggabungkan proton yang
dimiliki)

Contoh : piridin, formamid, dietilamin dll

 Pelarut protogenik, proton donor

Contoh : asam florida, HCl dan asam sulfat


Pelarut untuk titrasi bebas air

 melarutkan zat yang dititrasi

 bereaksi baik dengan titran.

 murah dan mudah pemurniannya jika perlu dan tidak kompleks

 hasil titrasi berupa larutan atau krista

Titran

 yang bersifat asam

Contoh :asam perklorat; asam p-toluensulfonat; asam 2,4


-dinitrobenzensulfonat.

 yang bersifat basa

Contoh :tetra butilamonium hidroksida, natrium asetat, kalium metoksida, dan


natrium aminoetoksida.

Titik akhir titrasi

Titik akhir titrasi bebas air dapat ditentukan dengan metode potensiometri atau
dengan penambahan indikator-Indikator :

 Asam : kristal violet, metil violet, metil merah

 Basa : Fenolftalein, timol biru, violet azo

Indikator yang digunakan adalah berupa senyawa organic yang bersifat asam atau
basa lemah, dimana warna molekulnya berbeda dengan warna bentuk ionnya.
Faktor yang mempengaruhi titrasi bebas air

 Suhu

Umumnya dilakukan pada suhu kamar, apabila bukan pada suhu kamar akan
mempengaruhi volume titran sehingga perlu dilakukan koreksi

 Kandungan air

Adanya air akan mengurangi ketajaman titik belok titrasi.

Aplikasi titrasi bebas air

1. Obat Sulfa-SO2-NH-(asam) dengan alkali metoksida (basa) dalam pelarut


benzen-metanol atau difenilformamida
2. Basa lemah(amina, asam amino dan anion asam lemah) dalam asam asetat
glasial dengan asam perklorat.

Deteksi titik akhir

 Konvensional → coba-coba pengalaman (kristal violet, α naptol dll)

 Potensiometri

 Konduktometrik

 Amperometri

 Sumber
Materi kuliah Kimia Analisis 1 Materi Titrasi Bebas Air.

Anda mungkin juga menyukai