16330136
Kimia Analisis 1 kelas A
Teori Arrhenius: Asam adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air
akan memberikan ion hidrogen (H+). Basa adalah senyawa yang jika
dilarutkan ke dalam air akan memberikan ion hidroksida (OH-).
Teori Lewis: Asam didefinisikan sebagai penerima pasangan elektron dan
basa sebagai donor pasangan elektron. Reaksi antara boron trifluorida dengan
ammonia menurut teori ini merupakan reaksi asam-basa.
Teori Bronsted-Lowry: Asam adalah segala zat yang dapat memberikan
proton, dan basa adalah zat yang dapat menerima proton.
Titrasi: Cara analisis yang memungkinkan kita untuk mengukur jumlah yang pasti
dari suatu larutan dengan mereaksikan dengan suatu larutan lain yang konsentrasinya
diketahui.
Titran: Adalah larutan standar yang telah diketahui dengan tepat konsentrasinya.
1. Memakai pH meter
2. Memakai indicator asam basa
NOTE
Analit bersifat asam pH mula-mula rendah, penambahan basa menyebabkan pH
naik secara perlahan dan bertambah cepat ketika akan mencapai titik equivalen
(pH=7).
Penambahan selanjutnya menyebakan larutan kelebihan basa sehingga pH terus
meningkat.
Indikator yang tepat untuk digunakan dalam titrasi ini dengan kisaran pH pH 7 – 10
CONTOH SOAL:
Suatu larutan natrium hidroksida dibuat dengan konsentrasi kira-kira 0,1 M. Untuk
mengetahui konsentrasi yang pasti dari larutan NaOH ini, larutan HCl 0,1000 M di
pipet sebanyak 20 mL lalu dimasukkan ke labu Erlenmeyer dan ditambahkan
beberapa tetes fenolftalein. Buret diisi dengan larutan NaOH di atas, kemudian
dipakai untuk menitrasi larutan HCl. Titrasi ini memerlukan 18,47 mL NaOH sampai
titik akhir tercapai. Berapa molaritas larutan NaOH tersebut?
PENYELESAIAN:
Mula-mula dihitung jumlah mol HCl dalam larutan sebelum titrasi dimulai.
Ini didapat dari volume dan molaritas asam
20,000 mL larutan HCl x
Dari koefisien persamaan diketahui bahwa HCl dan NaOH bergabung dengan
perbandingan mol 1 banding 1. Maka jumlah mol NaOH yang bereaksi
dengan HCl sampai tercapai titik akhir juga 2,000 x 10-3 mol. Akhirnya, kita
hitung perbandingan jumlah mol NaOH dengan jumlah liter larutannya. Oleh
karena 18,47 mL = 0,01847 L; maka molaritasnya
INDIKATOR CAMPURAN
KESIMPULAN
Lanjutan materi…
TITRASI
“Titrasi adalah suatu metode penentuan kadar (konsentrasi) suatu larutan dengan
larutan lain yang telah diketahui konsentrasinya”
Larutan yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “analit” dan biasanya
diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan larutan yang telah diketahui
konsentrasinya disebut sebagai “larutan standart atau titer” dan diletakkan di
dalam buret.
PERALATAN
Buret Untuk tempat larutan standar, yang dipakai biasanya yang memiliki
skala 50 mL, skala 0 terletak diatas dan 50 dibawah, sebelum
dipakai ada baiknya buret dibersihkan dengan larutan K 2Cr2O7,
kemudian bilas dengan aquades.
Erlenmeyer Tempat analit diletakkan, gunakan Erlenmeyer ukuran sedang 250
mL untuk proses titrasi sebab Erlenmeyer ukuran ini enak dipegang
dang kita lebih leluasa untuk megocok Erlenmeyer.
Pipet Alat untuk mengambil indicator, ingat 1 pipet volumenya kira-kira 1
mL
Statif Alat untuk meletakkan burette agar bisa berdiri tegak, sebelum
meletakkan buret ke statis ada baiknya anda melapisi dengan kertas
atau tisu agar pegangan statis tidak langsung kena dinding luar buret,
Labu ukur Digunakan pada untuk membuat larutan standar.
“ingat waktu menambahkan pelarut”
Pipet ukur Ingat untuk mengambil larutan analit dengan volume tertentu
misalnya 10 mL, 20 mL
Karet Alat ini digunakan untuk menghisap larutan pada waktu kita
penghisap mengambil larutan dengan menggunakan pipet ukur
0.250mol OH - 1 mol H
-
0.250mol H
1 mol OH
Titik akhir titrasi tercapai ketika titik equivalen telah terlewati. Biasanya
terjadi setelah terdapat sedikit titran yang tidak lagi bereaksi (berlebih).
Pada sebagian besar kasus, perbedaan antara titik akhir titrasi dan titik
equivalen tidak signifikan dan dapat diabaikan.
Indikator: adalah senyawa yang sensitive (berubah warna) pada saaat
analit habis atau pada saat titran berlebih
adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa organik) yang dalam
larutannya warna molekul-molekulnya berbeda dengan warna ion-ionnya
Indikator asam-basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH
Jarak antara titik equivalent dan titik akhir titrasi tidak boleh terlalu jauh
sehingga akan mempengaruhi hasil akhir titrasi.
Sumber
1. Materi kuliah Kimia Analisis 1 Materi Asam Basa dan Titrasi.
2. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
TITRASI BEBAS AIR (TBA)
Pengertian
Titrasi Bebas Air adalah titrasi yang menggunakan pelarut organik sebagai pengganti
air. Titrasi ini dilakukan pada zat asam atau basa lemah seperti halnya asam-asam
organik atau alkaloida. Alkaloida sukar larut dalam air juga kurang reaktif dalam air,
seperti misalnya garam-garam amina dimana garam-garam dirombak dulu menjadi
basa bebas yang larut dalam air.
Prinsip: Titrasi yang menggunakan pelarut organik sebagai penggati air untuk
mempertajam titik akhir titrasi asam/basa lemah.
Pelarut aprotik, pelarut tidak memiliki sifat asam atau basa (inert)
Titran
Titik akhir titrasi bebas air dapat ditentukan dengan metode potensiometri atau
dengan penambahan indikator-Indikator :
Indikator yang digunakan adalah berupa senyawa organic yang bersifat asam atau
basa lemah, dimana warna molekulnya berbeda dengan warna bentuk ionnya.
Faktor yang mempengaruhi titrasi bebas air
Suhu
Umumnya dilakukan pada suhu kamar, apabila bukan pada suhu kamar akan
mempengaruhi volume titran sehingga perlu dilakukan koreksi
Kandungan air
Potensiometri
Konduktometrik
Amperometri
Sumber
Materi kuliah Kimia Analisis 1 Materi Titrasi Bebas Air.