Penyuluhan 4

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

Hari / Tanggal                 : Jumat, 6 Desember 2019

Waktu                              : Pukul 10.00 WIB – 11.00 WIB


Pokok Bahasan               : Mola Hidatidosa
Sub Pokok Bahasan        : Menjelaskan mengenai Mola Hidatidosa
Penyuluh                         : Kelompok 6 Stikes Mataram
Tempat                           : Ruang 9 ( Onkologi) RSSA

1.    TOPIK
Mola Hidatidosa
2. PERMASALAHAN
Dewasa ini, di Indonesia terdapat gangguan / permasalahan dalam kesehatan reproduksi
yang cukup besar. Upaya dalam kesehatan reproduksi salah satunya adalah menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu hamil dan bersalin. Adapun penyebab langsung dari
kematian ibu di Indonesia adalah trias klasik yaitu perdarahan, infeksi, toksemia
gravidarum. Perdarahan sebanyak 30% dari total kasus kematian, eklamsi (keracunan
kehamilan) 25%, infeksi 12%. Salah satu dari ketiga ketiga faktor tersebut adalah
perdarahan, perdarahan dapat terjadi pada saat kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Perdarahan yang terjadi pada kehamilan, bisa terjadi pada awal kehamilan maupun
kehamilan lanjut, dengan besar angka kejadiannya 3% pada kehamilan lanjut dan 5%
pada awal kehamilan. Perdarahan yang terjadi pada awal kehamilan meliputi abortus,
mola hidatidosa dan kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut antara lain meliputi
Solutio Plasenta dan Plasenta Previa. Dari kasus perdarahan diatas ternyata didapatkan
besar kasus paling tinggi adalah perdarahan pada awal kehamilan yang dari salah satu
perdarahan awal kehamilan tersebut terdapat kehamilan mola hidatidosa.
Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk melakukan penyuluhan tentang Mola
Hidatidosa. 

 
3. TUJUAN
a.       Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan peserta penyuluhan dapat mengerti,
memahami tentang mola hidatidosa.

b.      Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan peserta penyuluhan dapat :
1)      Menjelaskan  pengertian mola hidatidosa.
2)      Menjelaskan  penyebab mola hidatidosa.
3)      Memahami gejala yang muncul pada mola hidatidosa.
4)      Memahami jenis – jenis mola hidatidosa.
5)      Menjelaskan bahaya mola hidatidosa.
6)      Memahami penanganan pada mola hidatidosa.
7)      Memahami pemeriksaan lanjutan pada mola hidatidosa.
4.      SASARAN
a.      Langsung
Seluruh pasien di Ruang  Onkologi
b.      Tidak Langsung
Keluarga pasien dan pengunjung di Ruang Onkologi yang bersedia mengikuti penyuluhan.
MATERI
1)      Pengertian Mola Hidatidosa

 Molahidatidosa adalah kehamilan abnormal / kehamilan yang berkembang dengan


tidak wajar dimana terdapat penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan yang
tidak disertai janin. Mola Hidatidosa merupakan suatu kehamilan dengan sel – sel throfoblas
(sel- sel pada uri ) yang abnormal, dimana terjadi perepasan cairan berlebihan ke dalam
jonjot – jonjot uri, sehingga timbul gelembung – gelembung berisi cairan sebesar buah
anggur.

Hal ini menyebabkan gangguan peredaran darah dan kematian pada janin pada hari ke
13 – 21( Sarwono, Path Kebid. 99, 342 )

2)    Epidemiologi

1. Frekuensi di Amerika Serikat

Pada Negara – Negara Barat (Western countries), di temukan     molahidatidosa 1 dari


1000 kehamilan. Molahidatidosa ditemukan secara kebetulan (incidental finding)pada
sekitar 1 dari 600 kasus therapeutic abortions.
2. Frekuensi secara internasional
Di Asia, rata – rata kehamilan dengan molahidatidosa (molar pregnancies)sebanyak 15
kali lebih tinggi dari pada di Amerika Serikat. Jepang telah melaporkan rata – rata 2 kasus
dari 1000 kehamilan. Di Asia Timur (fart East) beberapa sumber memperkirakan rata –
rata 1 kasus dari 120 kehamilan. Frekuensi tertinggi dari kehamilan dengan
molahidatidosa (molar gestations) terlihat di Meksiko, Iran danIndonesia.
3. Mortalitas/morbiditas
Diantara pasien molahidatidosa, 20% berkembang menjadi keganasan trofoblas
(trofoblastic malignancy). Setelah molahidatidosa lengkap berkembang, invasi uterus
terjadi pada 15% pasien, dan metastasis         terjadi pada 4% pasien. Tidak ada
kasus choriocarcinoma yang dilaporkan setelah mola parsial, meskipun sebanyak 4%
pasien dengan mola parsial berkembang menjadi persistent nonmetastatic trophoblastic
disease yang memerlukan kemoterapi.
4.   Ras
Insiden kehamilan molahidatidosa bervariasi diantara etnis berbagai bangsa dan yang
tertinggi terdapat di beberapa Negara di Amerika Latin, dan middle and Far East.
5. Jenis kelamin
Molahidatidosa merupakan penyakit kehamilan dan karena itu hanya di temukan pada
wanita.
6.  Usia
  Molahidatidosa lebih sering dijumpai pada usia reproduktif. Wanita berusia 13 – 19
tahun (teenage) atau usia perimenapause adalah risiko tertinggi terkena molahidatidosa.
Wanita yang berusia lebih dari 35 tahun berisiko 2 kali lebih tinggi terkena
molahidatidosa. Terlebih lagi jika usianya lebih dari 40 tahun, maka risiko terkena
molahidatidosa meningkat menjadi 7 kali lipat dibandingkan wanita yang berusia lebih
muda
3)      Penyebab Mola Hidatidosa

Penyebab pasti belum ada. Namun ada factor – factor tertentu yang menyebabkan Mola
antara lain :

      Sosial ekonomi yang rendah.


      Kekurangan protein
      Umur ibu kurang dari 20 tahun
      Umur ibu lebih dari 35 tahun dengan sering melahirkan / punya anak banyak
4)      Gejala Mola Hidatidosa

1)        Perut cepat membesar, tidak sesuai usia kehamilan


2)        Tidak merasa gerakan anak
3)        Muntah – muntah yang berlebihan dan lama
4)        Pendarahan pada hamil muda ( 1- 2 bulan ), keluar gelembung – gelembung mola
5)        Terjadi pre eklamsia dan eklamsia ( tensi tinggi, bengkak pada kaki )
6)        Kadar HCG tinggi ( Sarwono, A. Kebid. 99, 344 )
5)      Jenis – jenis Mola Hidatidosa

a)   Mola Hidatidosa Komplit (Klasik)


Villi korion berubah menjadi massa vesikel dengan ukuran bervariasi dari sulit terlihat
sehingga diameter beberapa centimeter. Histologinya memiliki karakteristik yaitu :
•         Tidak ada pembuluh pada vili yang membengkak
•         Prolifersi dari epitel trofoblas dengan bermacam-macam ukuran
•         Tidak adanya janin atau amnion
b)      Mola Hidatidosa Inkomplit (Parsial)
Masih tampak gelembung yang disertai janin atau bagian dari janin. Umumnya janin masih
hidup dalam bulan pertama. Tetapi ada juga yang hidup sampai usia normal.
6)      Bahaya Mola Hidatidosa

   Pendarahan yang hebat sampai syok, bahkan kematian


   Mola menembus dinding Rahim ( perforasi )
   Infeksi seluruh tubuh
   Payah jantung
   5,56 % menjadi ganas, berlangsung 7 hari – 3 tahun sesudah Mola
7)      Pemeriksaan penunjang
(1)   Pemeriksaan radiologis atau rontgen.
Tidak terlihat gambaran tulang janin/rangka tulang (pada kehamilan 3 – 4 bulan). Yang
terlihat justru gambaran mirip sarang lebah (honeycomb) atau gambaran mirip badai salju
(snow storm).
(2)   Pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Merupakan pemeriksaan standar untuk mengidentifikasi kehamilan molahidatidosa.
Ditemukan gambaran mirip badai salju (snow storm) yang mengindikasikan khoriales
yang hidropik dan tidak adanya gambaran yang menunjukkan denyut jantung janin. Bila
ditegakkan diagnosis  molahidatidosa, maka pemeriksaan rontgen paru harus di lakukan
untuk melihat penyebaran ke paru – paru, karena paru – paru merupakan tempat
metastasis pertama bagi PTG (Penyakit Trofoblas Ganas).
(3)   Pemeriksaan doopler.
Denyut jantung janin tidak terdengar.
(4)   Pemeriksaan laboratorium:
a.      Kadar ßHCG cenderung meningkat dan bertambah kuat (lebih tinggi dari kadar
kehamilan normal) terutama pada trimester I.
b.      Hemoglobin, hematokrit, eritrosit menurun. Anemia merupakan komplikasi yang
sering terjadi disertai dengan kecenderungan terjadinya koagulopati, sehingga
pemeriksaan darah lengkap dan tes koagulasi dilakukan.
c.       Protein urine positif (+).
(5)   Pemeriksaan histologis/patologi anatomi.
Yaitu pemeriksaan mikroskopis gelembung cairan mirip anggur.
a.       Pada mola komplet, tidak terdapat jaringan fetus, terdapat proliferasi trofoblastik,
vili yang hidropik, serta kromosom 46, XX atau 46, XY.
b.      Pada mola parsial, terdapat jaringan fetus beserta amnion dan eritrosit fetus.
(6)   Pemeriksaan T3 dan T4 bila tampak tanda – tanda tirotoksikosis    hipertiroid.

8)      Penanganan Mola Hidatidosa

a)      Perbaiki keadaan umum ibu dengan infus, kalau perlu transfusi


b)      Pengeluaran jaringan mola : dengan kuret 2 kali, jarak kuret 1 dan ke 2 adalah 7 – 14
hari
        Persiapan penderita
         Puasa sejak 6 jam sebelum curet
         Bila mulut Rahim masih menutup pasang Laminaria stief 12 jam sebelum curet
         Pemasangan selang air kencing
         Pemberian infus dengan oksitosin
         Sedia darah
        Rencana pengobatan
         Diberikan antibiotika untuk mencegah infeksi
         Dilaksanakan kuretase
         Durante kuretase drip oksitosin  20UI / 500cc cairan
c)      Pengangkatan Rahim
        Usia ibu> 35 tahun dan sering melahirkan / anak banyak
        Ada tanda-tanda keganasan
d)     Pengobatan Sistostatika
        Usia > 35 tahun dan sering melahhirkan / anak banyak
Selama dirawat :
  Ibu tirah baring, kurangi aktifitas agar tidak terjadi perdarahan
  Makanan bergizi, untuk mempertinggi daya tahan tubuh

9)      Pemeriksaan Lanjutan

        Pemeriksaan kadar Hcg dalam air seni selama 1 s/d 2 tahun. Dimulai 2 mg setelah curet
ke II, dengan jarak pemeriksaan 2 mg.
        Bila 2x pemeriksaan hasil HCG (-) dikatakan sembuh, namun tetap kontrol :
         Untuk wanita yang sudah punya anak tetap control selama 2 tahun
         Untuk wanita yang belum punya anak tetap control selama 1 tahun
        Selama 1-2  tahun penderita tidak boleh hamil
        KB kondom dan pil atau spiral
        Makan dengan porsi banyak dan bergizi tinggi (TKTP)
        Selama hamil makanan harus bergizi
        Sebaiknya tidak hamil pada usia < 20 tahun dan > 35 tahun
        Periksa hamil sedini mungkinsemenjak terlambat haid
        Pemeriksaan hamil rutin dan ikuti petunjuk dokter dan petugas
   

METODE
           Tutorial
           Tanya Jawab

7.    MEDIA
           Leaflet
           LCD dan Laptop
Pelaksanaan Dan Kontrak Waktu Penyuluhan

Kegiatan
No Acara Waktu Tahapan Media
Penyuluh Peserta
         Mengucapkan Salam
         Menjawab salam
         Memperkenalkan          Memperhatikan dan
Diri Mendengarkan
         Menjelaskan judul
materi serta tujuan
yang akan dicapai
1 Ceramah 5 menit Pembukaan oleh peserta Leaflet
penyuluhan dan
melakukan kontrak
waktu
         Menggali
pengetahuan peserta
penyuluhan
2 Ceramah 30 Penyajian Menjelaskan pada Memperhatikan dan LCD 
menit materi peserta tentang : mendengarkan Laptop
      Pengertian Mola penyaji materi Leaflet
Hidatidosa
      Penyebab Mola
Hidatidosa
      Gejala Mola
Hidatidosa
      Bahaya Mola
Hidatidosa
      Penanganan Mola
Hidatidosa
      Pemeriksaan
lanjutan Mola
Hidatidosa
         Memberikan          Bertanya tentang
reinforcement positif hal-hal yang belum
kepada peserta atas dimengerti
kemampuan bertanya
Tanya
         Menjawab
jawab
3 5 menit Evaluasi pertanyaan peserta Leaflet
dan
         Memberikan
Diskusi
pertanyaan tentang
materi yang telah
disampaikan

         Menyimpulkan hasil
penyuluhan tentang
Mola hidatidosa
4 Ceramah 5 menit Penutup
         Memberikan booklet
         Menutup acara
penyuluhan

8.    EVALUASI
a.    Evaluasi Struktur
        Penyelenggaraan penyuluhan tentang Mola Hidatidosa dilaksanakan di Ruang Ginekologi
        Pelaksanaan penyuluhan tentang Mola Hidatidosa sudah dikonsulkan dengan pembimbing.
        Peserta hadir tepat waktu ditempat pelaksanaan penyuluhan Mola Hidatidosa dan peserta
mengisi lembar absensi.
b.    Evaluasi Proses
        Peralatan untuk penyuluhan Mola Hidatidosa  telah dipersiapkan sebelum acara dimulai.
        Peserta aktif bertanya.
        Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan tanpa alasan yang tidak jelas.
c.    Evaluasi Hasil
        Peserta memahami materi yang telah disampaikan meliputi : pengertian Mola
Hidatidosa, epidemiologi Mola Hidatidosa, penyebab Mola Hidatidosa, gejala Mola Hidatidosa,
bahaya Mola Hidatidosa, pemeriksaan penunjuang Mola Hidatidosa, penanganan Mola
Hidatidosa, pemeriksaan lanjutan Mola Hidatidosa.

Anda mungkin juga menyukai