TENTANG
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah Provinsi adalah Daerah Provinsi Jawa Barat.
2. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Gubernur sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah Provinsi yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
otonom.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat.
4. Gubernur adalah Gubernur Jawa Barat.
5. Dinas adalah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disingkat UPTD, adalah
unsur pelaksana teknis pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
8. Kepala Balai adalah Kepala UPTD di lingkungan Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat.
9. Subbagian Tata Usaha adalah Subbagian Tata Usaha pada Balai di
lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
10. Seksi adalah Seksi pada Balai di lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat.
11. Pengembangan Teknologi Perbenihan adalah melakukan pengembangan
teknologi perbenihan hasil adopsi dari Pusat Penelitian atau Balai
Penelitian atau Perguruan Tinggi melalui Uji Multilokasi atau Replikasi
dan Uji Laboratorium dan Ekplorasi sumber bahan tanaman sesui
kebutuhan masyarakat pekebun.
12. Penerapan Teknologi Perbenihan adalah mengimplementasikan teknologi
perbenihan yang dapat diterapkan di tingkat kelompok tani atau
masyarakat pekebun dari hasil pengujian yang telah dilakukan di Pusat
Penelitian atau Balai terkait.
13. Sub Unit Pelayanan adalah sub unit pelayanan non struktural pada UPTD
yang melaksanakan sebagian tugas teknis operasional dan/atau teknis
penunjang pada UPTD.
14. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam
suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan
pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
15. Kebijakan Teknis adalah sekumpulan keputusan atau produk hukum
daerah yang memuat pedoman atau petunjuk teknis atau petunjuk
pelaksanaan suatu urusan, program, kegiatan, atau pekerjaan.
16. Perumusan adalah proses menyusun, mengkaji, hingga menetapkan
suatu rumusan kebijakan.
17. Pengkajian adalah proses menelaah, menganalisis, memberikan koreksi,
dan menyempurnakan suatu bahan rumusan kebijakan
18. Penyusunan adalah proses menghimpun dan mengolah bahan-bahan
rumusan kebijakan.
19. Penyelenggaraan adalah suatu proses pelaksanaan atau pengelolaan
sesuatu pekerjaan yang melibatkan fungsi-fungsi koordinasi, integrasi,
dan sinkronisasi antar unit/sub unit.
20. Perlindungan petani adalah segala upaya untuk membantu petani dalam
menghadapi permasalahan kesulitan memperoleh prasarana dan sarana
produksi, kepastian usaha, resiko harga, kegagalan panen, praktik
ekonomi biaya tinggi dan perubahan iklim.
21. Petani adalah Warga Negara Indonesia perseorangan dan/atau beserta
keluarganya yang melakukan usaha tani dibidang tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan.
22. Pertanian adalah kegiatan mengelola Sumber Daya Alam Hayati dengan
bantuan teknologi, modal, tenaga kerja dan manajemen untuk
menghasilkan komoditas pertanian yang mencakup tanaman pangan
hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan dalam suatu
agroekosistem.
23. Pelaksanaan adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan suatu
pekerjaan yang bersifat teknis operasional.
24. Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
secara perorangan maupun kelom pok/organisasi/instansi atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
25. Pelayanan Administrasi adalah pelayanan yang bersifat ketatausahaan.
26. Koordinasi adalah suatu usaha kerja sama serta pengintegrasian tujuan-
tujuan dan kegiatan-kegiatan antara berbagai badan, instansi, unit
untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
27. Pembinaan adalah usaha untuk memberi pengarahan dan bimbingan,
serta usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan
efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
28. Pengendalian adalah proses untuk mengukur kinerja, melakukan
tindakan korektif dan memastikan bahwa tindakan yang dilakukan
berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan.
29. Monitoring atau pemantauan adalah proses mengamati, mengumpulkan
informasi secara teratur serta mencatat hasilnya untuk bahan evaluasi.
30. Evaluasi adalah kegiatan menilai atau membandingkan antara hasil
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat tingkat keberhasilannya.
31. Pelaporan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan hal-hal
yang berhubungan dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama
satu periode tertentu.
BAB II
UPTD DI LINGKUNGAN DINAS PERKEBUNAN
Pasal 2
UPTD di Lingkungan Dinas Perkebunan, terdiri atas :
a. Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan;
b. Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan;
c. Balai Proteksi Tanaman Perkebunan;
BAB III
TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA
Bagian Kesatu
Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan
Paragraf 1
Umum
Pasal 3
(1) UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan
mempunyai tugas pokok menyelenggarakan sebagian tugas teknis
operasional/tugas penunjang di bidang Pengembangan Benih
Tanaman Perkebunan, meliputi Pengembangan Teknologi
Perbenihan Tanaman Perkebunan, Penerapan Teknologi
Perbenihan Tanaman Perkebunan, serta mengendalikan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Pengembangan Benih
Tanaman Perkebunan.
(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman
Perkebunan mempunyai fungsi:
a. penyelenggaraan penyusunan bahan kebijakan teknis
pengembangan benih tanaman perkebunan;
b. penyelenggaraan pengembangan benih tanaman perkebunan
meliputi pengembangan aspek teknologi perbenihan tanaman
perkebunan dan penerapan teknologi perbenihan tanaman
perkebunan;
c. penyelenggaraan oprasional administrasi balai, pengendalian,
pemantauan, evaluasi dan pelaporan Balai; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
(3) Rincian Tugas Balai, meliputi:
a. menyelenggarakan penyusunan program kerja Balai;
b. menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis
pengembangan teknologi perbenihan tanaman perkebunan,
penerapan teknologi perbenihan tanaman perkebunan dan
penyelenggaraan pengembangan dan penerapan teknologi
perbenihan tanaman perkebunan;
c. penyelenggaraan koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi UPTD Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan meliputi Aspek
pengembangan teknologi perbenihan tanaman perkebunan,
penerapan teknologi perbenihan tanaman perkebunan;
d. menyelenggarakan pengkajian bahan petunjuk teknis
pengembangan dan penerapan teknologi perbenihan
tanaman perkebunan;
e. menyelenggarakan pengkajian bahan petunjuk teknis
Operasional dan administrasi Balai;
f. menyelenggarakan bimbingan dan fasilitasi di bidang
pengembangan teknologi perbenihan tanaman perkebunan dan
penerapan teknologi perbenihan tanaman perkebunan meliputi
Aspek fasilitasi benih tanaman perkebunan, penerapan inovasi
teknologi perbenihan tanaman perkebunan;
g. menyelenggarakan pengembangan teknologi perbenihan
tanaman perkebunan;
h. menyelenggaraan pengelolaan kebun;
i. menyelenggarakan penilaian dan penetapan calon kebun benih
sumber;
j. menyelenggaraan pengawasan pelestarian plasma nutfah
tanaman perkebunan;
k. menyelenggarakan penerapan teknologi perbenihan tanaman
perkebunan;
l. menyelenggarakan kerjasama implementasi perbenihan dalam
penerapan teknologi benih tanaman perkebunan;
m. menyelenggarakan teknis perbenihan terapan ditingkat petani;
n. menyelenggarakan monitoring dan evaluasi penerapan
perbenihan;
o. menyelenggarakan ketatausahaan balai;
p. menyelenggarakan Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan
lingkup UPTD;
q. menyelenggarakan penyusunan bahan verifikasi, rekomendasi
dan menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan
realisasi bantuan keuangan dan hibahbantuan sosial di
pengembangan benih tanaman perkebunan;
r. menyelenggarakan penyampaian bahan saran pertimbangan
mengenai pengembangan benih tanaman perkebunansebagai
bahan perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;
s. memimpin seluruh kegiatan Balai;
t. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Balai;
u. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
v. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan UPTD
BalaiPengembangan Benih Tanaman Perkebunan; dan
w. menyelenggarakan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
(3) Susunan Organisasi UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman
Perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
a. Kepala Balai;
b. Subbagian Tata Usaha;
c. Seksi pengembangan teknologi perbenihan;
d. Seksi penerapan teknologi perbenihan dan;
e. Sub Unit Pelayanan.
Paragraf 2
Kepala Balai
Pasal 4
(1) Kepala Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan
mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan, membina dan
mengendalikan, memimpin penyelenggaraan pengembangan benih
tanaman perkebunan, meliputi pengkajian kebijakan teknis di
bidang pengembangan dan penerapan teknologi perbenihan
tanaman perkebunan, fasilitasi benih tanaman perkebunan,
penerapan inovasi teknologi perbenihan tanaman perkebunan,
serta membina dan mengendalikan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan.
(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Kepala Balai mempunyai fungsi:
a. penyelenggaraan pengkajian dan perumusan bahan kebijakan
teknis pengembangan benih tanaman perkebunan;
b. penyelenggaraan koordinasi, pembinaan, pengendalian,
memimpin pelaksanaan tugas dan fungsipengembangan benih
tanaman perkebunan meliputi pengembangan teknologi
perbenihan tanaman perkebunan dan penerapan teknologi
perbenihan tanaman perkebunan;
c. penyelenggaraan pengendalian, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan Balai; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Paragraf 3
Subbagian Tata Usaha
Pasal 5
(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan
kegiatan ketatausahaan, meliputi menyusun bahan kebijakan
teknis, bahan koordinasi, pembinaan, melaksanakan pengelolaan
dan pengendalian aspek kepegawaian, keuangan, perlengkapan,
umum dan kehumasan, serta penyusunan rencana program.
(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Subbagian Tata Usaha mempunyai fungsi:
a. pelaksanaan koordinasi, penyusunan dan menghimpun bahan
kebijakan teknis ketatausahaan;
b. pelaksanaan ketatausahaan;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan tata usaha; dan
d. pelaksanaan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
(3) Rincian Tugas Subbagian Tata Usaha:
a. melaksanakan penyusunan program kerja balai dan
Subbagian Tata Usaha;
b. melaksanakan pengendalian pelaksanaan kegiatan Subbagian
Tata Usaha;
c. melaksanakan pengelolaan kehumasan;
d. melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian;
e. melaksanakan penatausahaan keuangan;
f. melaksanakan pengelolaan umum dan perlengkapan;
g. melaksanakan pengelolaan tata naskah dinas dan kearsipan;
h. melaksanakan fasilitasi kelembagaan dan ketatalaksanan
Balai;
i. melaksanakan penyusunan bahan Tindak Lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan lingkup tata usaha;
j. melaksanakan penyampaian bahan saran pertimbangan
mengenai ketatausahaan Balai sebagai bahan perumusan
kebijakan Pemerintah Daerah;
k. melaksanakan pengendalian kegiatan Subbagian Tata Usaha;
l. melaksanakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
m. melaksanakan peningkatan wawasan urusan pemerintahan
bidang pertanian sub urusan perkebunan sesuai dengan
kewenangan Provinsi;
n. melaksanakan evaluasi dan pelaporan Subbagian Tata Usaha;
dan
o. melaksanakan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Paragraf 4
Seksi Pengembangan Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan
Pasal 6
(1) Seksi Pengembangan Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan
mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan pengembangan
teknologi perbenihan, meliputi penyusunan bahan petunjuk
teknis, pengembangan teknologi perbenihan, pengelolaan kebun,
analisis data, pembinaan pengembangan teknologi perbenihan
tanaman perkebunan kepada penangkar dan petani perkebunan
serta penyusunan rencana program.
(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Seksi Pengembangan Teknologi Perbenihan
Tanaman Perkebunan mempunyai fungsi:
a. pelaksanaan program kerja Seksi Pengembangan Teknologi
Perbenihan Tanaman Perkebunan;
b. pelaksanaan pengembangan teknologi perbenihan tanaman
perkebunan;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pengembangan teknologi
perbenihan tanaman perkebunan; dan
d. pelaksanaan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
(3) Rincian tugas Seksi Pengembangan Teknologi Perbenihan
Tanaman Perkebunan:
a. melaksanakan penyusunan program kerja Seksi
Pengembangan Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan;
b. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis
pengembangan teknologi perbenihan tanaman perkebunan;
c. melaksanakan penyusunan bahan petunjuk teknis
pengembangan teknologi benih tanaman perkebunan;
d. melaksanakan pengembangan teknologi perbenihan tanaman
perkebunan;
e. melaksanakan pengelolaan kebun;
f. melaksanakan identifikasi, inventarisasi calon penilaian dan
penetapan calon kebun benih sumber;
g. melaksanakan pengawasan pelestarian plasma nutfah tanaman
perkebunan;
h. melaksanakan pengelolan dan analisis data pengembangan
benih tanaman perkebunan;
i. melaksanakan pembinaan pengembangan teknologi perbenihan
tanaman perkebunan kepada penangkar dan petani
perkebunan;
j. melaksanakan uji coba pengembangan teknologi perbenihan
tanaman perkebunan;
k. melaksanakan penyusunan bahan tindak lanjut laporan hasil
pemeriksaan lingkup seksi;
l. melaksanakan penyampaian bahan saran pertimbangan
mengenai pengembangan teknologi perbenihan tanaman
perkebunansebagai bahan perumusan kebijakan pemerintah
daerah;
m. melaksanakan pengendalian kegiatan seksi pengembangan
teknologi perbenihan tanaman perkebunan;
n. melaksanakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
o. melaksanakan peningkatan wawasan urusan pemerintahan
bidang pertanian sub urusan perkebunan sesuai dengan
kewenangan provinsi;
p. melaksanakan evaluasi dan pelaporan seksi pengembangan
teknologi perbenihan tanaman perkebunan; dan
q. melaksanakan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Paragraf 5
Seksi Penerapan Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan
Pasal 7
(1) Seksi Penerapan Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan
mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan Penerapan
Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan, meliputi kerjasama
implementasi, pengelolaan, pengendalian, analisa sistem, fasilitasi,
monitoring dan evaluasi penerapan teknologi teknis perbenihan
terapan ditingkat petani serta penyusunan rencana program.
(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Seksi Penerapan Teknologi Perbenihan Tanaman
Perkebunan mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan program kerja Seksi Penerapan Teknologi
Perbenihan Tanaman Perkebunan;
b. Pelaksanaan penerapan teknologi perbenihan tanaman
perkebunan;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penerapan teknologi
perbenihan tanaman perkebunan; dan
d. pelaksanaan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
(4) Rincian tugas Seksi Penerapan Teknologi Perbenihan Tanaman
Perkebunan:
a. melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Penerapan
Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan;
b. melaksanakan penyusunan bahan petunjuk teknis penerapan
teknologi perbenihan tanaman perkebunan;
c. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis penerapan
teknologi perbenihan tanaman perkebunan;
d. menyelenggarakan penerapan teknologi perbenihan tanaman
perkebunan;
e. menyelenggarakan kerjasama implementasi perbenihan dalam
penerapan teknologi benih tanaman perkebunan;
f. menyelenggarakan teknis perbenihan terapan ditingkat petani;
g. menyelenggarakan monitoring dan evaluasi penerapan
perbenihan;
h. melaksanakan pengelolaan dan analisa sistem penerapan
teknologi perbenihan tanaman perkebunan;
i. melaksanakan pelayanan informasi penerapan teknologi
perbenihan tanaman perkebunan;
j. melaksanakan fasilitasi penerapan teknologi perbenihan
tanaman perkebunan kepada penangkar dan petani
perkebunan;
k. melaksanakan penyusunan bahan tindak lanjut laporan hasil
pemeriksaan lingkup seksi;
l. melaksanakan penyampaian bahan saran pertimbangan
mengenai penerapan teknologi perbenihan tanaman
perkebunan sebagai bahan perumusan kebijakan pemerintah
daerah;
m. melaksanakan pengendalian kegiatan seksipenerapan teknologi
perbenihan tanaman perkebunan;
n. melaksanakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
o. melaksanakan peningkatan wawasan urusan pemerintahan
bidang pertanian sub urusan perkebunan sesuai dengan
kewenangan provinsi;
p. melaksanakan evaluasi dan pelaporan seksipenerapan
teknologi perbenihan tanaman perkebunan; dan
q. melaksanakan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.