Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi (Usia 0-11 bulan) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat yang mencapai puncaknya pada usia 24 bulan, sehingga kerap
diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis (Goi, 2010). Setiap
bayi mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan dalam masa hidupnya.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan,
bersifat kontinyu dan pertumbuhan merupakan bagian dari proses
perkembangan (Wong, 2009).

Bayi baru lahir adalah bayi usia 0–28 hari. Lapisan penghalang (barrier ) pada
kulit bayi belum terbentuk sempurna sampai usia satu tahun, yang berarti
menyebabkan perlunya perlindungan dalam hal distribusi dan pengangkutan
air melalui permukaan kulit. Apabila terkena gesekan, urin, atau feses akan
menyebabkan kulit bayi lebih mudah lecet dan secara umum berkontribusi
terhadap kejadian ruam popok (Jackson, 2008).

Diapers merupakan alat yang berupa popok sekali pakai berdaya serap tinggi
yang terbuat dari plastik dan campuran bahan kimia untuk menampung sisa-sisa
metabolisme seperti air seni dan feses. Di era modern saat ini, Segala Sesuatu
dibuat canggih dengan tujuan memberikan kemudahan kepada masyarakat.
Khusus bagi para ibu yang memiliki bayi dan balita kini sudah banyak produk
popok bayi sekali pakai yang praktis, Sehingga para ibu tidak direpotkan dengan
banyak cucian, Walaupun kita dimudahkan dengan segala sesuatunya saat buah
hati kita (Kebiasaan) memakai diapres dengan alasan praktis dan ekonomis. Kulit
bayi biasanya masih sangat halus serta masih sangat sensitif bila dipakai produk-
produk bayi yang beredar di pasaran. Kadang dengan kesensitifan kulit bayi
seringkali bayi mengalami berbagai macam penyakit. Gangguan kulit yang sering
terjadi pada bayi adalah biang keringat, iritasi, ruam popok ataupun eksim popok
(Diena, 2009).
Ruam popok dapat diartikan sebagai infeksi kulit karena paparan urine dan kotoran yang
berkepanjangan ditambah dengan tekanan dan gesekan popok yang bersifat disposible
(diapers). Ruam popok merupakan salah satu masalah kulit pada anak. Ruam popok ditandai
dengan kulit kemerahan yang bengkak, terutama pada bokong dan paha (Rukiah, 2010).

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO)


pada tahun 2009 prevalensi iritasi kulit (ruam popok) pada bayi cukup tinggi
yaitu 25% dari 6.840.507.000 bayi yang lahir di dunia kebanyakan menderita
iritasi kulit (ruam popok) akibat penggunaan popok. Angka terbanyak
ditemukan pada usia 6-12 bulan. Kimberly A Hori, MD dan John Mersch, MD,
FAAP menyebutkan bahwa 10-20% diaper dermatitis dijumpai pada praktek
spesialis anak di Amerika. Sedangkan prevalensi pada bayi berkisar antara 7-
35%, dengan angka terbanyak pada usia 9-12 bulan (Rahmat dalam Pontoh,
2014).

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan ibu dan penggunaan diapers
dengan kejadian ruam popok pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Rengasdengklok
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pendidikan ibu di wilayah kerja Puskesmas
Rengasdengklok
2. Mengidentifikasi penggunaan diapers pada bayi di wilayah kerja
Puskesmas Rengasdengklok
3. Mengidentifikasi kejadian ruam popok pada bayi di wilayah kerja
Puskesmas Rengasdengklok
4. Menganalisis hubungan pendidikan ibu dengan kejadian ruam popok
pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok
5. Menganalisi hubungan penggunaan diapers dengan kejadian ruam
popok pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok

D. Manfaat
1. Bagi wilayah kerja Puskesmas
2. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan atau
referensi tambahan di perpustakaan
3. Bagi peneliti
Penelitian ini sebagai syarat kelulusan program studi sarjana
keperawatan dan sebagai media pembelajaran guna meningkatkan ilmu
pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai