Anda di halaman 1dari 8

INFORMATIKA KEPERAWATAN

Di negara Indonesia ini, mungkin masih sangat awam sekali telinga kita mendengar
mengenai Nursing Informatics System (Sistem Informasi Keperawatan). Apa itu NIS?
Perbedaan dengan HIS itu apa? Tujuan perkembangan informatika dalam sistem
keperawatan itu bagaimana? Ada dari pembaca yang bisa membayangkan bagaimana
bentuk NIS?

Definisi Informatika Keperawatan


  Informatika keperawatan merupakan integrasi dari keperawatan, informasi dan
manajemen informasi dengan pemrosesan informasi dan penggunaan teknologi
komunikasi untuk mendukung upaya kesehatan (ICN, 2006).
      Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer, informasi
dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen ,proses pengambilan
keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Salah satu penggunaan sistem
informasi keperawatan di kembangkan pada tahun 1960-1970 -an  adalah dengan
pendokumentasian keperawatan terkomputerisasi. Pendokumentasian terkomputerisasi
memfasilitasi pembakuan klasifikasi asuhan keperawatan sehingga menghilangkan
ambiguitas dalam pendokumentasian keperawatan. 
      Menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan berkaitan
dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan
pengetahuan  tentang  standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses
pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru,
meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan
memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan
suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen
yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang
berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.

Perawat dan Teknologi Informasi


 
 Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi
pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang
perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari
mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai
dengan sistem pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya dilapangan,
asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifar manual dan konvensional, belum
disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai. Contohnya dalam hal
pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat mempunyai
potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan adanya
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi
perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik
dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen. Salah satu bagian dari
perkembangan teknologi dibidang informasi yang sudah mulai dipergunakan oleh
kalangan perawat di dunia internasional adalah teknologi PDA ( personal digital
assistance. Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan
pemanfaatan personal digital assistance (PDA). Perawat, dokter, bahkan pasien akan
lebih mudah mengakses data pasien serta informasi perawatan terakhir.

Sistem Informasi Keperawatan Berbasis


Komputer

Pengelolaan informasi dalam sebuah organisasi meliputi tiga area yang saling
berhubungan yaitu sistem informasi, teknologi informasi dan manajemen informasi.
Teknologi informasi merupakan alat yang dipakai untuk memproses data dan informasi
(Marin et al., 2000). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berpengaruh
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap asuhan keperawatan (Oyri et al.,
2006).

Ada beberapa keuntungan penggunaan komputer dalam sistem informasi


keperawatan menurut Ioanna et al. (2007) yaitu :

1) Meningkatkan dan memudahkan akses informasi.


2) Menurunkan redundansi entri data.
3) Menurunkan waktu yang diperlukan untuk dokumentasi keperawatan.
4) Meningkatkan waktu asuhan keperawatan secara langsung kepada klien.
5) Memfasilitasi pengumpulan data untuk penelitian.
6) Meningkatkan komunikasi dan menurunkan risiko kesalahan.
7) Bermanfaat bagi pengambilan keputusan.
  

Fungsi Sistem Informasi Keperawatan

 
Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4 fungsi utama
dalam praktik keperawatan klinik dan administratif:

 Proses perawatan pasien

Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat kepada
pasien yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan dan pengobatan,
catatan keperawatan, pola makan, prospektif, beban kerja , administrasi pasien.

 Proses managemen bangsal

Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara efektif


menggunakan  menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara spesifik.
Mentransformasikan informasi pada manajemen  yang berorientasi informasi dalam
pengambilan keputusan: jaminan kualitas, sudut pandang aktivitas di bangsal
keperawatan, jadwal dinas karyawan, manajemen perseorangan, perencanaan
keperawatan, manajemen inventarisasi dan penyediaan sarana dan prasarana,
manajemen finansial, kontroling terhadap infeksi.

 Proses Komunikasi

Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan subjek lain
yang memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian dan penjadwalan,
review data, transformasi data, dan segala bentuk pesan.

 Proses Pendidikan dan Penelitian


Pendokumentasian fungsi dan prosedural

 Penerapan Sistem Informasi Dalam Dokumentasi


Asuhan Keperawatan
 
Dokumentasi perawatan merupakan bagian penting dari dokumentasi klinis. Namun,
dokumentasi proses keperawatan sering kurang berkualitas. Untuk meningkatkan
dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat maka perlu diterapkan
sistem infomasi keperawatan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Ada
harapan tinggi bahwa komputer dapat mendukung dalam dokumentasi keperawatan
akan membantu meningkatkan kualitas dokumentasi. Namun dengan diterapkannya
komputerisasi di rumah sakit juga perlu diimbangi oleh kemampuan perawat dalam
mengoperasionalkan komputer.
Untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam penggunaan komputer maka perawat
telah menyoroti kebutuhan untuk pelatihan dalam penggunaan teknologi informasi, dan
penilaian kritis penting untuk profesional perawat. (Docker, et all.,2003)
Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah dokumentasi keperawtan yang
berbasis kertas. Namun pada kenyataannya sering ditemukan bahwa proses tersebut
tidak terintegrasi ke dalam dokumentasi keperawatan.Sering kita menemukan
dokumentasi yang kurang lengkap, alasannya antara lain perlu waktu yang banyak,
kualitas catatan berbasis kertas masih rendah dan pemanfaatan dokumentasi masih
terbatas dari proses keperawatan. Masalah-masalah ini menyebabkan upaya untuk
mendukung proses keperawatan dengan sistem berbasis komputer untuk mengurangi
beban perawat dalam dokumentasi.Penerapan sistem informasi keperawatan dalam
dokumentasi asuhan keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan
kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Dokumentasi yang berbasis komputer selain
meningkatkan kualitas juga memungkinkan penggunaan kembali data keperawatan
untuk manajemen keperawatan dan penelitian keperawatan. Hal ini seperti yang
terdapat dalam hasil penelitian dari Mueller, et all.2006 yang menyatakan bahwa
kualitas dokumentasi keperawatan semakin meningkat dengan diterapkannya Quality
of Nursing Diagnoses, Interventions, and Outcomes (Q-DIO).Penelitian ini mendukung
penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi dokumentasi keperawatan diagnosis,
intervensi, dan hasil asuhan keperawatan. Berdasarkan hal tersebut maka untuk
meningkatkan kualitas dokumentasi, perawat membutuhkan dukungan melalui
pendidikan agar mengetahui langkah-langkah untuk menghubungkan diagnosa dengan
intervensi, spesifik ke etiologi diidentifikasi,dan untuk mengidentifikasi hasil asuhan
keperawatan. Adanya peningkatan dokumentasi tersebut membuktikan bahwa dengan
diterapkannya Q-DIO dapat berguna sebagai alat audit dokumentasi keperawatan dan
harus dikembangkan sebagai fitur terintegrasi secara elektronik. (Mueller, et all.2006).

  Standar Minimum Data Keperawatan


Data keperawatan merupakan dasar dari informatika keperawatan yang sangat
diperlukan bagi komputerisasi sistem informasi keperawatan. Data keperawatan
merupakan alat untuk merekam proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Data keperawatan yang lengkap dan
akurat dapat dipakai untuk menghasilkan informasi yang sangat bermanfaat (Marin et
al., 2000).
Informasi keperawatan dihasilkan dari proses analisa data yang telah dikumpulkan dan
diorganisir sedemikian rupa sehingga sistem informasi keperawatan menunjukkan
pemrosesan data yang terimpan dalam database menjadi informasi. Informasi tersebut
sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan dan menjaga kualitas asuhan
keperawatan (Marin et al., 2000).
Sistem Informasi Keperawatan memerlukan data yang lengkap dan akurat sehingga
harus memenuhi standar data minimum (Nursing Minimum Data Set/NMDS) (IMarin
et al., 2000). NMDS bermanfaat untuk :

1) Memungkinkan komparasi klinik berdasarkan populasi, seting, kondisi geografis dan


waktu.
2) Menggambarkan asuhan keperawatan pada klien dan keluarganya baik pada seting
institusional maupun non institusional.
3) Mendemonstrasikan kecenderungan (tren) asuhan keperawatan.
4) Menstimulasi penelitian keperawatan berdasarkan data yang telah tersedia.
5) Menyediakan data asuhan keperawatan yang memfasilitasi dan mempengaruhi aspek
klinis, administratif dan kebijakan dalam pengambilan keputusan.
NMDS terdiri dari tiga kategori yang berisi 16 kelompok elemen data yaitu :
1) Elemen keperawatan : masalah atau diagnosa keperawatan, intervensi, kriteria hasil
dan intensitas asuhan keperawatan.
2) Elemen demografi : identifikasi personal, tanggal lahir, jenis kelamin, ras dan budaya
(suku) dan tempat tinggal.
3) Elemen pelayanan : kode institusi pelayanan, nomor rekam medis, nomor register
perawat, tanggal masuk, tanggal keluar, disposition patient chart dan perkiraan tagihan
biaya perawatan.
NMDS pertama kali dikembangkan oleh Werley pada tahun 1988 dan dikembangkan
menjadi Nursing Management Minimum Data Set (NMMDS) oleh Delaney dan Huber
pada tahun 1996. Selanjutnya NMDS telah diaplikasikan secara internasional menjadi i-
NMDS (international NMDS) di beberapa negara seperti Belgia, Kanada, Selandia,
Korea, Belanda, Spanyol, Swiss, Thailand, Inggris dan Amerika (Marin et al., 2000).
2 Teknologi Informasi Bidang pengelolaan yg mencakup berbagai bidang yang termasuk
berbagai bidang seperti proses perangkat lunak komputer (Windows, Linux atau Mac). sistem
informasi, perangkat keras komputer (keyboard, monitor, touch screen, scanner, mike, camera
digital, perekam video, barcode reader) bahasa program dan data kontruksinya.

3 Teknologi informasi membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan,


mengkomunikasikan dan menyebarkan informasi.

4 Sistem Informasi Keperawatan


Kombinasi dari ilmu komputer, informasi dan keperawatan yg disusun untuk mempermudah
manajemen, pengambilan data, dan pelaksanaan asuhan keperawatan

5 Sejarah Sistem Informasi Keperawatan


Usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat terjadi pada akhir tahun 1960-an dan
awal tahun 1970-an, penggunaannya mencakup automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan
status dan perawatan pasien dan penyimpanan  hasil sensus dan gambaran staf keperawatan
untuk analisa kecenderungan masa depan staf. Pada pertengahan tahun 1970-an perawat mulai
menerapkan sistem informasi manajemen keperawatan. Pada akhir tahun 1980-an munculah
sistem mikro komputer yang semakin mendukung pengembangan sistem informasi keperawatan.

6 Sejarah Sistem Informasi Keperawatan


Di Indonesia sistem informasi manajemen keperawatan masih minim penerapannya,
pendokumentasian keperawatan umumnya masih menggunakan  pendokumentasian tertulis.
Pemerintah Indonesia sudah memiliki visi tentang sistem informasi kesehatan nasional,
yaitu Reliable Health Information 2010 (Depkes,2001). Pada perencanaannya sistem informasi
kesehatan akan di bangun di Rumah Sakit kemudian di masyarakat, tetapi pelaksanaanya belum
optimal.

7 Manfaat TI Keperawatan
Seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari
mulai pengkajian sampai evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem
pendokumentasian yang baik.

8 realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifat manual dan
konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat teknologi yang memadai.  Sehingga
perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek.
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi
perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan
menggunakan Sistem Informasi Manajemen.

9 Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan
bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik
dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen.
10 Fungsi Sistem Informasi Keperawatan
Proses perawatan pasien Proses managemen bangsal Proses Komunikasi Proses Pendidikan dan
Penelitian

11 Keuntungan Menggunakan Sistem Informasi Keperawatan


Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan Penghematan ruangan karena tidak
dibutuhkan tempat yang besar dalam penyimpanan arsip. Penyimpanan data pasien menjadi lebih
lama. Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan baik akan
mendukung otonomi yang dapat dipertanggung jawabkan. Membantu dalam mencari informasi
yang cepat sehingga dapat membantu pengambilan keputusan secara cepat Meningkatkan
produktivitas kerja. Mengurangi kesalahan dalam menginterppretasikan pencatatan

Anda mungkin juga menyukai