Pendahuluan BPI

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

“TAHAPAN-TAHAPAN DALAM PELAKSANAAN BPI”

Dosen pembimbing:

H. Tajuddin , S.Ag, M.Ag

Disusun oleh: Kelompok 8

Iis sugianti Muhammad Nurul Iham

Musdalifah Muhammad Naim Routunani

BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala Tuhan yang maha Esa

atas segala Rahmat-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

makalah ini dengan judul “tahapan tahapan pelaksanaan bimbingan penyuluhan

islam” . makalah ini berisikan tentang informasi mengenai komunikasi yang

terjadi anatara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan serta seluk

beluknya.

Tujuan penulis menyusun makalah ini adalah untuk melengkapi salah satu

tugas terstruktur mata kuliah “BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM”

sekaligus untuk menambah pengetahuan penulis mengenai komunukasi antar

budaya yang berbeda.

Dalam penulisan makalah ini penulis mendapatkan berbagai masalah, baik

yang bersumber dari penulis sendiri maupun yang datang dari faktor dari luar diri

penulis. Dan penulis mengakui dalam penulisan makalah ini masih banyak

kekurangan karena penulis masih dalam proses belajar. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang

bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga

makalah ini dapat berguna sebagai salah satu pedoman dan menambah

pengetahuan baik bagi penulis maupun bagi pembaca.

Samata , 2 Desember 2019

penulis

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM..............................................i


KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan masalah................................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................4
A. Identifikasi dan Penilaian Masalah.....................................................................4
B. Langkah Diagnosis...............................................................................................5
C. Langkah Prognosis...............................................................................................5
D. Langkah Terapi....................................................................................................5
E. Evaluasi dan Follow Up.......................................................................................9
BAB III............................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan merupakan subuah kegiatan pemberian bantuan kepada


seseorang dalam memecahkan masalah yang ia hadapi. Dalam kehidupan sehari-
hari tidak lepas dari masalah yang komplek baik diri individu itu sendiri, dalam
keluarga maupun dimasyarakat, oleh karena itu dibutuhkan konselor yang handal
untuk membantu dalam memecahkan masalah tersebut.
Tidak disangkal lagi bahwa setiap lapangan kehidupan dan kegiatan
manusia memerlukan bimbingan. Termasuk dalam kehidupan pribadi, keluarga,
dan bermasyarakat. Oleh karena itu, layanan bimbingan dan konseling sangat
dibutuhkan tidak hanya dalam dunia pendidikan, tapi juga di masyarakat. Dengan
adanya layanan bimbingan dan konseling, dapat membantu masyarakat untuk
menemukan jalan keluar dalam masalahnya dan juga mengenali dan
mengembangkan potensi dalam diri. Sehingga hal ini sangat berpengaruh dalam
upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Sesuai dengan esensi Bimbingan dan Konseling dimana Esensi bimbingan
dan konseling adalah memandirikan individu, kemandirian adalah tujuan
bimbingan dan konseling. Perkembangan kemandirian  terarah kepada penemuan
makna diri dan dunia, dan pemaknaan itu akan beragam sesuai dengan persepsi
manusia akan diri dan dunianya. Proses memaknai adalah proses selektif,
ditentukan melalui proses memilih, dank arena itu bangun kehidupan dalam setiap
manusia akan berbeda-beda
Bimbingan dan konseling  adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik,
baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang
secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui

1
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
Bimbingan penyuluhan islam adalah pemberian nasehat atau tuntunan
yang terarah, kontiniu dan sistematis kepada setiap individu keluarga dan
masyarakat agar dapat mengembangkan potensi dan fitrah beragama yang dimiliki
secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung
dalam alquran dan hadis rasul , sehingga hidup selaras dan sesuai dengan anjuran
rasul.
Bimbingan dan penyuluhan individu merupakan salah satu teknik
pemberian bantuan secara langsung berkomunkasi. Dalam teknik ini pemberian
bantuan dilakukan dengan hubungan yang bersifat face to face (tatap muka) antara
konselor dan klien.
Dalam konseling hendaknya konselor bersikap penuh simpati dan empati.
Simpati artinya menunjikkan adanya sikap urut merasakan apa yang dirasakan
klien. Dan empati artinya berusaha menempatkan diri dalam situasi klien dengan
segala masalah yang dihadapinya. Dengan sikap ini klien akan memberikan
kepercayaan sepenuhnya kepada konselor dan dapat membantu keberhasilan
dalam klienng.
Bimbingan dan penyuluhan bertujuan agar individu mampu memecahkan
masalah yang dihadapi. Kemempuan fasilitatif yang ada pada konselor dapat
menimbulkan motivasi bagi klien dalam usaha memecahkan masalahnya.
Bimbingan sebagai halnya dengan pengajaran  adalah merupakan suatu
bantuan yang diberikan seseorang kepada orang lain sebagai individu. Seorang
pembimbing atau konselor sering kali berhadapan dengan sekelompok murid,
yang bertujuan untuk membantu individu didalam kelompok itu. Bantuan tidak
akan efektif apabila pembimbing tidak memahami masalah yang dihadapi
individu serta sifat-sifat, potensi, kemampuan, bakat dan minatnya, jadi
bimbingan akan berhasil dengan baik apabila sebelumnya pembimbing dapat
memahami individu yang dibimbing dan yang dibimbing dapat memehami dirinya
sendiri.

2
Banyak peserta didik yang tidak mau membicarakan masalah pribadi
atau urusan pribadi mereka dalam diskusi kelas dengan guru. Beberapa dari
mereka ragu untuk berbicara di depan kelompok-kelompok kecil. Oleh karena
itu, konseling individu dalam sekolah-sekolah, tidak terlepas dari psikoterapi,
didasarkan pada asumsi bahwa klien itu akan lebih suka berbicara sendirian
dengan seorang konselor.
Potensi yang ada pada klien sudah muncul dengan melihat sikap
kepribadiannya dan lingkungan menunjukkan nilai yang positif  artinya masalah
yang dihadapi bisa dipecahkan sendiri. Bimbingan penyuluhan individu bertujuan
memberikan hasil nyata untuk pemenuhan kebutuhan setiap individu.
Nampaknya sudah jelas, bahwa bimbingan mengenai tujuan-tujuan khusus
tidak akan efektif jika guru dan orang tuanya tidak mempunyai pengertian yang
jelas mengenai individu yang dibimbing. Tetapi kehidupan penuh dengan tragedi
yang disebabkan kurang mendapat pengertian dari orang tua, guru dan lingkungan
hidupnya. Banyak diantara orang tua yang menentukan studi anaknya sesuai
dengan cita-citanya atau tradisi masyarakat sekitar. Misalnya menjadi suatu
kebanggan bahwa putra sulungnya harus menjadi dokter, maka orang tuanya akan
memaksa anaknya masuk jurusan IPA di SMA , dengan segala usaha dan
dayanya, tampa melihat potensi bakat dan minat anaknya.
Keputusan semacam ini didasarkan pada keinginan orang tua yang
kemungkinan besar dipengaruhi tradisi, bukan didasarkan pada kebutuhan anak.
Keputusan ini menunjukkan kurangnya penghargaan terhadap pentingnya
pengertian mengenai individu. 

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana tahapan-tahapan dalam pelaksanaan Bimbingan dan
penyuluhan islam?
C. Tujuan
Untuk mengetahui tahapan dalam pelaksanaa bimbingan dan pnyuluhan
islam

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Identifikasi dan Penilaian Masalah


Identifikasi masalah yaitu langkah untuk mengetahui kasus, tanda –
tanda atau gejala yang nampak. Pada langkah ini konselor mengidentifikasi
masalah belajar seperti: sering terlambat masuk kelas (tidak disiplin), sering
bolos sekolah, sering mengganggu teman dalam belajar (suka usil), sulit
berkonsentrasi dalam belajar, prestasi belajar terus menurun, merokok secara
sembunyi – sembunyi (ketagihan rokok), dikucilkan dari pergaulan teman –
teman di sekolah dll.[5]Penilaian masalah atau bisa juga disebut Diagnosia.
Diagnosa adalah suatu langkah untuk menentapkan masalah yang dihadapi
serta latar belakangnya. Kegiatan yang terpenting dalam langkah ini adalah
mengumpulkan data. Dalam hal ini memerlukan penelitian yang mendalam,
sehingga diperoleh berbagai informasi atau keterangan, yang diperoleh dari
berbagai sumber dan menggunakan berbagai metode. Pada dasarnya data
dikumpulan menyeluruh seperti: identitas siswa, latar belakang kelaurga,
hubungan sosial, lingkungan hidup, prestasi belajarnya, aspek psikologinya,
aspek jasmaninya, emosi dan keagamaan.
Beberapa metode pengumpulan data yaitu:
 Interview (wawancara).
  Observasi.
  Angket
 Sosiometri.
  Pemeriksaan fisik dan kesehatan
  Tes psikologi, biografi, dokumentasi dan studi kasus.

4
B. Langkah Diagnosis

Langkah diagnosis yaitu langkah untuk menetapkan masalah yang


dihadapi anak berdasarkan latar belakangnya. Dalam langkah ini kegiatan
yang dilakukan ialah mengumpulkan data dengan memadakan studi terhadap
anak, menggunakan berbagai studi terhadap anak, menggunakan berbagai
teknik pengumpulan data. Setelah data terkumpul, ditetapkan masalah yang
dihadapi serta latar belakangnya.
Cara mendiagnosa konseli atau siswa yang memiliki kesulitan tersebut,
dengan memahami terlebih dahulu apa saja faktor-faktor yang mengakibatkan
siswa tersebut sulit untuk memahami pelajaran. Setelah mengtahui faktor
tersebut, seorang konselor kemudian melakukan identifikasi karakter siswa
tersebut, karena satu dengan siswa lain mempunyai karakter yang berbeda-
beda.

C. Langkah Prognosis
Langkah prognosis yaitu langkah untuk menetapkan jenis bantuan
yang akan dilaksanakan untuk membimbing anak. Langkah prognosis ini
ditetapkan berdasarkan kesimpulan dalam langkah diagnosis, yaitu setelah
ditetapkan masalahnya dan latar belakangnya. Langkah prognosis ini,
ditetapkan bersama setelah mempertimbangkan berbagai kemungkinan dan
berbagai factor.

D. Langkah Terapi

Langkah terapi yaitu langkah pelaksanaan bantuan atau bimbingan.


Langkah ini merupakan pelaksanaan yang ditetapkan dalam langkah
prognosis. Pelaksanaan ini tentu memakan banyak waktu, proses yang
kontinyu, dan sistematis, serta memmerlukan pengamatan yang cermat.
Usaha pemecahan ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk bantuan, antara lain
layanan individual, layanan kelompok, pengajaran perbaikan, pemberian pengajaran dan
sebagainya.

5
Berikut ini terapi yang digunakan dalam bimbingan dan penyuluhan
islam:

a) Terapi pasangan ( Couples therapy)

terapi pasangan, dimana terapi tersebut merupakan sebuah terapi


yang memiliki tujuan  untuk bisa memberi bantuan dalam sebuah
hubungan komunikasi dan juga memberi ruang pada perubahan di dalam
suatu hubungan yang cukup erat diantara suami dan istri.

Namun sesungguhnya jenis terapi ini memnag ditujukan untuk


meraka yang sedang dalam sebuah hubungan, sehingga para konselor
memberi tawaran di dalam sebuah bentuk pelatihan yang sangat relevan
diantara pasangan.

b) Behaviour terapy

Behavior teraphy ini memang sesungguhnya memiliki banyak


persamaan dengan jenis terapi perilaku kognitif.

Di dalam terpi tesebut memang dapat dilakukan dengan cara


membrikan pengaruh di dalam sebuah pembelajaran, sehingga untuk
seorang individu bisa saja berperilaku yang di dalam kesehariannya sangat
banyak dipengaruhi dari proses belajar sepanjang hidupnya.

c) Terapi psikoanalisis ( Psychoanalitic Theraphy)

Di dalam terapi psikoanalisis dilakukan berdasarkan dari teori


psikososial freud ataupun bisa dengan terapi  teori psikoanalisis klasik , di
dalamnya uga dinyatakan bahwa terdapat keasaran yang dipengaruhi
sebuah fikiran dan juga perilaku, dimana dalam hal ini terjadi sebuah
kecenderungan yang di dapatkan untuk melihat sebuah pengalaman dari
sisi masa kecil sehingga biasanya hal tersebut bisa sangat mempengaruhi
kehidpan seseorang, dan tentunya sangat berpotensi memunculkan sebuah

6
masalah yang dapat dihadapi.Dan untuk terapi yang satu ini biasanya
memang berlangsung secara singkat dan juga cepat, namun tergantung dari
setiap orang menjalaninya.

d) Terapi humanistic ( Humanistic theraphy)

Terapi humanistic seperti diketahui memiliki tujuan untuk bisa


membantu seseorang agar bisa lebih mengenali dirinya sendiri. Orang
tersebut pun perlu bisa mengenali dirinya sendiri, untuk mengetahui lebih
dalam mengenai teori belajar humanistik dan juga pendekatan humanistik
dalam psikologi social, memang membutuhkan parasyarat yang perlu
dilakukan agar nantinya bisa terjalin hubungan yang cukup baik.

e) Terapi interpersonal dinamis ( Dynamic Interpersonal Theraphy)

Untuk jenis teapi interpersonal dinamins ini memang lebih


dikhususkan pada seseorang yang memiliki hubungan diantara individu
dan juga di lingkungannya, hal tersebut juga dipercaya dapat memberikan
perbaikan atas masalah yang terjadi dan timbulnya gejala psikologis yang
membuat seseorang tidak dapat memiliki hubungan social dengan baik,
untuk itu melakukan terapi ini memang sangatlah penting untuk dilakukan.

f) Terapi gestalt

Di dalam terapi ini memiliki bentuk psikoterapi yang sudah sejak


lama dikembangkan seorang ahli bernama gestat, dimana dalam terapi
tersebut terdapat sebuah prinsip internastional yang dilakukan secara
keselurhan (tubuh, pikiran dan jiwa) dalam hal ini juga sebuah bentuk
terapi yang plaing baik untuk bisa dipahami seseorang yang sedang
mengalami sebuah kondiis tekini.

7
Diantara prinsip atau kunci yang mendasri adanya treapi ini
diantaranya sebuah hubungan, adanya tanggung jawab social, terdapat
sebuah eksperimen dan juga penemuan yang sangat kreatif.

Penekanan dalam pengalaman, adanya rasa hormat dan juga   yang


dilakukan dan berpusat pada seorang individu.

g) Terapi gerakan menari ( Dancing therapy)

Terapi dengan pendekatan bicara memang seringkali dilakukan


oleh para psikoterapik, namun sayangnya dalam hal ini biasanya terdapat
pendekatan bicara yang memang sangat sulit untuk diungkapkan, serta
adaya sebuah perasaan verbal yang sangat nyaman untuk di dapatkan.

Dalam konsep ini juga dilakukan sebuah hubungan yang cukup


baik dan dilakukan sesuai dengan sebuah unsur verbal dalam sebuah terapi
gerakan menari.

Karena prinsip ini memberikan bahwa suatu gerakan dapat


dilakukan dengan mereflesikan pada sebuah pola piker yang dimiliki
seseorang dan juga sesuai dengan perasaan yang ada di dalam dirinya.

h) Analisis resistensi

Resistensi memang merupakan salah satu dari jenis terapi yang di


dalamnya terdapat sesuatu yang bisa melawan dari kelangsungan sebuah
teapi dan juga dalam hal ini dilakukan sebuah usaha untuk bisa mencegah
klien yang mengemukakan bahan yang tidak dapat disadari.

Dalam hal ini juga pasien bisa memilih Apakah dia memiliki
ketersediaan untuk bisa menghubungkan pikiran dan juga perasaan yang
ada di dalam dirinya, dan biasanya sesuai dengan pengalaman tersebut
yang memang bisa dia lakukan dan juga ungkapkan.

8
i) Terapi koginitif

Dalam terapi ini biasanya dapat diketahui dari pola fikir seseorang
atau pasien yang sesungguhnya dalam terapi ini juga memiliki tujuan yang
bisa mengubah pola piker seseorang menajdi jauh lebih rasional lagi, serta
bisa menjaga dan membantu dirinya untuk mengetahui hal- hal yang tidak
masuk akal, untuk itu para psikoteapi juga harus mencari cara agar selalu
berpikir positif pada pasien yang sedang melakukan terapi tersebut.

j) Analisa theraphy transferensi

Dalam keadaan normal kita sendiri memiliki sisi emosi yang


memnag sulit untuk dikendalikan, dan biasanya adanya perpindahan emosi
tersebut dilakukan pada benda lain atau bisa juga pada seorang  yang
secara khusus memang memindahkan rasa emosinya ke seorang terapis
tersebut.

k) Terapi music

Terapi music juga seringkali dilakukan untuk menggerakan


manusia yang memberikan semangat serta kekuatan yang dilakukan secara
emosional, music yang dilakukan juga umumnya memiliki banyak
perbedaan dan di dalamnya juga menyediakan satu buah cara bisa
terhubung dengan suatu terapi lainnya

E. Evaluasi dan Follow Up


Sebelum mengakhiri hubungan bimbingan, konselor dapat
mengevaluasi berdasarkan performace klien yang terpancar dari kata-kata,
sikap, tindakan, dan bahasa tubuhnya. Jika menunjukkan indicator
keberhasilan, pengakhiran konseling dapat dibuat. Evaluasi dilakukan untuk
melihat apakah upaya bantuan yang telah diberikan memperoleh hasil atau
tidak. Apabila sudah memberikan hasil apa langkah-langkah selanjutnya yang
perlu diambil, begitu juga sebaliknya apabila belum berhasil apa langkah-

9
langkah yang diambil berikutnya. Dan Aswadi, Iyadah dan Taskiyah,
(2009:40) dalam langkah  Follow Up atau tindak lanjut dilihat perkembangan
selanjutnya dalam jangka waktu yang lebih lama.
Depdiknas telah memberikan kriteria-kriteria keberhasilan layanan
bimbingan dan konseling yaitu:

a) Berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh peserta didik


berkaitan dengan masalah yang dibahas;
b) Perasaan positif  sebagai dampak dari proses dan materi yang
dibawakan melalui layanan, dan
c) Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peserta didik sesudah
pelaksanaan layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut
pengentasan masalah yang dialaminya.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Langkah dan teknik Bimbingan dan Konseling adalah tahapan-
tahapan dan cara atau metode yang dilakukan untuk membantu,
mengarahkan atau memandu seseorang atau sekelompok orang agar
menyadari dan mengembangkan potensi-potensi dirinya, serta mampu
mengambil sebuah keputusan dan menentukan tujuan hidupnya dengan
cara berinteraksi atau bertatap muka.
Dalam pemberian bimbingan dikenal adanya langkah-langkah
sebagai berikut: Langkah identifikasi kasus, Langkah diagnosa, Langkah
prognosa, Langkah terapi dan Langkah evaluasi dan follow-up.

11
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, 2004. Dasar Standarisasi Profesi Konseling. Jakarta : Bagian Proyek
Peningkatan Tenaga Akdemik Dirjen Dikti

https://dosenpsikologi.com/jenis-terapi-konseling

12

Anda mungkin juga menyukai