Anda di halaman 1dari 1

*Karena Dakwah perlu digerakkan bersama-sama*

Coretan dari kader muda Persyarikatan (Dian Sandi Utama _DSU)

Persyarikatan sebagai organisasi dakwah tentu agar keberadaannya bisa dirasakan maksimal
oleh masyarakat perlu menggerakkan roda dakwahnya tentu sesuai dengan manhaj dakwah
Persyarikatan. tidak dipungkiri lagi bahwa utk menggerakkan dakwah tsb perlu ongkos dan
sinergitas / kerjasama antar unsur dalam Persyarikatan.

ongkos / dana untuk menggerakkan tentu bisa didapatkan dari berbagai sumber yang halal,
baik donasi personal, komunal maupun dari AUM sendiri. Dalam kasus di PDM Tarakan
mengingat dakwah tidak hanya di pendidikan, tapi juga melalui Majelis Tabligh, MTT, dan
lainya yang juga membutuhkan dana, perlu kirannya membuat terobosan yang kongkrit
dalam mencari ongkos dakwahnya itu. Berat rasanya jika hanya mengandalkan AUM
pendidikan, sementara masih terseok dalam mencukupi kebutuhan AUM pendidikan tsb.
perlu memaksimalkan peran majelis dan lembaga yang kiranya punya potensi untuk
menggarap sebuah AUM sesuai dengan bidangnya.

Sinergitas antar unsur di Persyarikatan juga perlu diperhatian dan dilakukan. Unsur di sini
bukan dalam arti majelis dan lembaga, namun lebih pada status sosialnya yaitu pengajar, da’I
– muballigh, pengusaha, pegawai. Dakwah tidak bisa dilakukan oleh hanya satu kelompok
saja, misal hanya mengandalkan da’i/muballigh saja. Bagi seorang da’i/muballigh/ustadz
disamping dia menjalankan kewajibannya sebagai kepala rumah tangga yang
bertanggungjawab atas rumah tangganya (anak – istinya), dia juga mesti menjalankan
amanah keilmuan yang diberikan kepadanya berupa tabligh atau menyampaikan baik dalam
forum pengajian ataupun lainnya. Namun ternyata tidak hanya sampai disitu saja, bagi
seorang ustadz yang dia paham tentang dakwah, maka dia juga punya kewajiban untuk
senantiasa meng-upgrade keilmuannya dan mempersiapkannya untuk dia dakwahkan. Maka
betapa tidak ringannya beban seorang ustadz, tapi itulah yang mesti dia terima sebagai bagian
dari amanah yang Allah berikan kepadanya.

Sekarang tidak banyak sosok seperti imam ahmad bin hambal, disamping sebagai pendakwah
beliau juga pengusaha, ataupun Kyai Dahlan yang dengan hasil bisnis beliau mendanai awal
dakwah Persyarikatan, meskipun akhirnya menyebabkan tidak focus lagi berdagang
melainkan focus berdakwah. Sebagaimana Abu Bakar Ash Shidiq seorang pengusaha besar
namun tatkala menjadi khalifah beliau akhirnya meninggalkan bisnisnya.

Mari bersama-sama menyokong dakwah islam yang memang tidak ringan ini.

Anda yang diberikan amanah berupa ilmu mari jalankan peran semaksimal mungkin dan
sebagaimana mestinya.

Anda yang sedang menduduki jabatan sebagai pengambil kebijakan, bantulah dakwah ini
dengan kewenangan yang Anda miliki.

Anda sebagai orang yang diberikan harta lebih oleh Allah, sokonglah dakwah ini dengan
harta Anda melalui LAZISMU.

Sebagaimana ungkapan bijak, beban berat akan ringan jika dijunjung bersama. Dengan
sinergitas itu maka dakwah Islam diharapkan bisa berjalan maksimal dalam berbagai lini
sehingga mempunyai andil dalam memajukan Indonesia dan mencerahkan semesta.

Anda mungkin juga menyukai