Anda di halaman 1dari 81

ENGINEERING

JuRNAL BIDANG TEKNIK

Alamat Penerbit
Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal
Jl. Halmahera KM.1 Tegal, Telp. (0283) 342519

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 i


ENGINEERING
JURNAL BIDANG TEKNIK

Jurnal Engineering terbit berdasarkan SK Dekan FT UPS Tegal


Nomor: 16a/K/SK/FT/UPS/X/2013 terbit pertama kali tahun 2010
dengan frekuensi terbit 2 kali setahun pada bulan Oktober dan April

Penanggung Jawab
Mustaqim, ST., M.Eng

Mitra Bestari
Prof. Dr. H. Hari Purnomo, MT (UII Yogyakarta)
Dr. Hariyanto (UGM Yogyakarta)

Ketua
M. Fajar Nurwildani, ST., MT

Sekretaris
M. Fajar Sidiq, ST., M.Eng.

Penyunting Ahli
Ir. Hj. Zulfah, MM
Ir. Tofik Hidayat, M.Eng
Agus Wibowo, ST., MT

Redaksi Pelaksana
Ahmad Farid, ST., MT
M. Fajar Nurwildani, ST., MT

Sekretariat
Rusnoto, ST., M.Eng
Eko Budiraharjo, ST., M.Kom

Alamat Penerbit
Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal
Jl. Halmahera KM.1 Tegal, Telp. (0283) 342519

ii Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


DAFTAR ISI

Halaman Depan i
Dewan Redaksi ii
Daftar Isi iii
Kata Pengantar iv

Remapping Pengapian Programmable Cdi Dengan Perubahan Variasi 1


Tahanan Ignition Coil pada Motor Bakar 4 Tak 125 Cc Berbahan Bakar E-
100
Agung Setyo Pambudi, Mustaqim, Galuh Renggani Willis

Analisis Kekerasan Bahan St-60 Dengan Variasi Waktu Penahanan Pada 8


Proses Pemanas Induksi Untuk Tool Holder Cnc Bubut
M Irsyadul Anam, Lagiyono, Drajat Samyono.

Study Sifat Mekanik Komposit Matrik Polyester Yang Diperkuat Serat 17


Pohon Timah Dan Serbuk Timah
Fahad Aziz, Lagiyono , M. Fajar Sidiq

Turbin Angin Horizontal Rotor Ganda Sebagai Penggerak Pompa Irigasi 23


Pertanian
Moh. Ibnu Kharisma Alfajri, Mustaqim, Galuh R wilis

Analisa Sudut Serang Bilah Pada Turbin Angin Sumbu Horizontal Enam 30
Bilah Datar Sebagai Penggerak Pompa
Wardoyo, Mustaqim, Hadi Wibowo

Analisa Modifikasi Intake Manifold Terhadap Kinerja Mesin Sepeda Motor 35


4 Tak 110cc
Rizki Fajarudin, Agus Wibowo, Ahmad Farid

Analisa Perubahan Diameter Pipa Kapiler Terhadap Unjuk Kerja Ac Split 42


1,5 Pk
Moh. Ade Purwanto , Agus Wibowo, Ahmad Farid

Perancangan Meja Konveyor Sebagai Media Pembelajaran Untuk 47


Mempertimbangankan Faktor Antropometri di Laboratorium Analisa
Perancangan Kerja Fakultas Teknik
Sigit Antoni, Zulfah, Tofik Hidayat.

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 iii


Analisa Sifat Mekanis Komposit Metrik Epoksi Diperkuat Serbuk Cangkang 56
Telur Itik Untuk Roda Gigi Transportir Pada Mesin Bubut
Tri manunggal Utomo, Rusnoto, Drajat Samyono

Analisa Groundstrap Kabel Busi Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Dan 63


Daya Mesin Motor Bensin 4tak
M. Agus Shidiq

Lampiran :
Pedoman Penulisan Artikel Ilmiah Jurnal Engineering
Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal

iv Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


KATA PENGANTAR

Jurnal Engineering yang merupakan jurnal penelitian di bidang Teknik selalu


tampil dengan mengedepankan kualitas tulisan. Terbitnya Jurnal Engineering ini
diharapkan kembali menjadi sarana pembelajaran dalam menuangkan gagasan atau ide
bagi masyarakat kampus dan masyarakat luas.
Dalam terbitan jurnal Engineering kali ini menerbitkan penelitian di bidang ilmu Teknik
Mesin dan Teknik Industri. Sepuluh tulisan tersebut di bidang Teknik ilmu Teknik
Mesin dan Teknik Industri meliputi Remapping Pengapian Programmable Cdi Dengan
Perubahan Variasi Tahanan Ignition Coil Pada Motor Bakar 4 Tak 125 Cc Berbahan
Bakar E-100, Analisis Kekerasan Bahan St-60 Dengan Variasi Waktu Penahanan Pada
Proses Pemanas Induksi Untuk Tool Holder Cnc Bubut, Study Sifat Mekanik Komposit
Matrik Polyester Yang Diperkuat Serat Pohon Timah dan Serbuk Timah, Turbin Angin
Horizontal Rotor Ganda Sebagai Penggerak Pompa Irigasi Pertanian, Analisa Sudut
Serang Bilah Pada Turbin Angin Sumbu Horizontal Enam Bilah Datar Sebagai
Penggerak Pompa, Analisa Modifikasi Intake Manifold Terhadap Kinerja Mesin Sepeda
Motor 4 Tak 110cc, Analisa Perubahan Diameter Pipa Kapiler Terhadap Unjuk Kerja
Ac Split 1,5 Pk, Perancangan Meja Konveyor Sebagai Media Pembelajaran Untuk
Mempertimbangankan Faktor Antropometri Di Laboratorium Analisa Perancangan
Kerja Fakultas Teknik, Analisa Groundstrap Kabel Busi Terhadap Konsumsi Bahan
Bakar Dan Daya Mesin Motor Bensin 4tak.

Terbitnya Jurnal Engineering ini diharapkan dapat dijadikan sebagai ajang kreasi
ilmiah bagi para penulis dan sekaligus untuk menumbuhkembangkan iklim yang
kondusif. Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang terlibat dalam penerbitan jurnal Engineering ini. Kami mangharapkan
masukan dan saran yang membangun demi hasil tulisan yang lebih berkualitas pada
penerbitan yang akan datang.

Redaksi

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 v


REMAPPING PENGAPIAN PROGRAMMABLE CDI DENGAN PERUBAHAN
VARIASI TAHANAN IGNITION COIL PADA MOTOR BAKAR 4 TAK 125 CC
BERBAHAN BAKAR E-100

Agung Setyo Pambudi¹, Mustaqim², Galuh Renggani Willis³


1. Mahasiswa, Universitas Pancasakti, Tegal
2,3 Dosen Fakultas Teknik, Universitas Pancasakti, Tegal

Kontak Person:
Desa Pulogading, Kec. Bulakamba, Kab. Brebes, 52253
Telp: 085-641477325, Fax:-, Email: Budiagung@yahoo.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai torsi, daya, konsumsi bahan bakar dan
emisi gas buang dengan menggunakan etanol 96% pada motor bakar 4 tak 125 cc. Metode
penelitian yang digunakan adalah dengan mengatur timing pengapian yang sudah
ditentukan dan mengubah suatu tahanan primer tahanan sekunder pada koil sebesar 0,2
Ohm 5,2 Ohm, 0,4 Ohm 7,1 Ohm dan 1,3 Ohm 10,1 Ohm untuk motor bakar 4 tak
menggunakan bahan bakar etanol 96% setelah itu diuji torsi, daya dan konsumsi bahan
bakar.Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil nilai rata – rata torsi tertinggi saat
menggunakan timing pengapian standar 15° dan koil dengan tahanan primer 1,3 Ohm dan
tahahan sekunder 10,1 Ohm sebesar 11,81 N.m di putaran mesin 2000 rpm, dan untuk nilai
rata – rata daya tertinggi saat menggunakan timing pengapian standar 15° dengan koil
tahanan primer 1,3 Ohm dan tahanan sekunder 10,1 Ohm sebesar 9,63 Hp di putaran mesin
7000 rpm. Dan untuk nilai maksimum rata – rata torsi tertinggi sebesar 12.33 N.m pada
putaran mesin 2875 rpm dan nilai maksimum rata – rata daya tertinggi sebesar 9.3 pada
putaran mesin 7034 rpm, nilai maksimum tersebut didapat saat menggunakan koil dengan
tahanan primer 1,3 Ohm dan tahanan sekunder 10,1 Ohm dan timing pengapian map 2
(20°). Untuk nilai Sfc yang paling maksimum (lebih irit saat menggunakan bahan bakar E –
100) adalah saat menggunakan koil dengan tahanan primer 1,3 Ohm dan tahanan sekunder
10,1 Ohm dan timing pengapian standar 15° sebesar 253.9 gr/kW.h. Dan untuk nilai kadar
emisi yang paling rendah antara bahan bakar premium dan bahan bakar E – 100 (etanol 96
%) adalah saat Honda Supra X 125 cc menggunakan bahan bakar E – 100 dengan
konsentrasi kadar HC sebesar 637 ppm.

Kata Kunci : Koil, E – 100, CDI programmable, terhadap torsi, daya, konsumsi bahan
bakar, dan emisi gas buang.

PENDAHULUAN yang terdekat adalah etanol dan bila


Kelangkaan bahan bakar premium dihasilkan dari tanaman disebut bio-etanol
yang terjadi belakangan ini telah (agus sujono : 2014).
memberikan dampak yang sangat luas Dikarenakan karakter etanol
diberbagai sektor kehidupan. Karena (flashpoint) lebih sulit terbakar di
minyak bumi adalah bahan bakar yang bandingkan dengan premium maka
tidak bisa diperbarui maka kita harus diperlukan suhu dan tekanan kerja lebih
memikirkan bahan penggantinya (Sarjono, tinggi. Untuk itu perlu penyalaan yang
2012 : 1). Bahan bakar pengganti premium lebih baik penggantian koil standar dengan

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 1


koil racing karena Koil racing mampu magnet dan nilai pemajuan waktu
menghasilkan tegangan listrik jauh lebih pengapian dapat dibuat berbeda dengan
besar dibanding koil motor standar. menggunakan programmable CDI.
Apabila koil standar rata-rata menghasilkan Berdasarkan latar belakang masalah yang
tegangan antara 12 ribu hingga 15 ribu telah diuraikan, permasalahan utama yang
volt, maka koil racing bisa menghasilkan akan diungkap dalam penelitian ini adalah :
tegangan antara 60 ribu hingga 90 ribu 1. Bagaimana karakter timing pengapian
volt, maka diharapkan busi dapat yang digunakan pada berbagai rpm
menghasilkan pijaran api yang juga lebih untuk bahan bakar etanol dengan
besar. Hasilnya adalah pembakaran yang menggunakan koil pengapian yang
lebih sempurna, namun demikian memiliki nilai tahanan primer 0,2 Ohm
kemampuan busi juga harus disesuaikan dan nilai tahanan sekunder 5,2 Ohm,
(Rizky Maulana : 2013). tahanan primer 0,4 Ohm dan nilai
Salah satu bagian penting dalam proses tahanan sekunder 7,1 Ohm, tahanan
pembakaran adalah sistem pengapian primer 1,3 Ohm dan nilai tahanan
(ignition) Pada motor bensin, terdapat busi sekunder 10,1 Ohm ?
pada celah ruang bakar yang dapat 2. Berapakah karakter nilai daya, torsi dan
memercikkan bunga api yang kemudian konsumsi bahan bakar yang tepat pada
membakar campuran bahan bakar dan berbagai rpm untuk bahan bakar etanol
udara pada suatu titik tertentu yang dengan menggunakan koil pengapian
diinginkan dalam suatu siklus pembakaran. yang memiliki nilai tahanan primer 0,2
Derajat pengapian yang sesuai adalah salah Ohm dan nilai tahanan sekunder 5,2
satu faktor penting dalam memaksimalkan Ohm, tahanan primer 0,4 Ohm dan nilai
tekanan dalam ruang bakar. tahanan sekunder 7,1 Ohm, tahanan
primer 1,3 Ohm dan nilai tahanan
Cara konvensional untuk sekunder 10,1 Ohm ?
menyesuaikan/menyetel waktu pengapian 3. Berapakah nilai emisi gas buang (HC)
adalah dengan mengatur panjang atau antara premium dan etanol ?
posisi tonjolan sensor (Pick Up
Pulser/Trigger) yang terdapat pada rotor Adapun manfaat yang ingin diperoleh
magnet (Fly Wheel). Tapi cara ini memiliki dengan dilakukannya penelitian ini adalah :
kelemahan yaitu diperlukannya banyak Adapun beberapa manfaat dari penelitian
bongkar dan pasang rotor magnet dan adalah Mempersiapkan teknologi
diperlukannya banyak rotor magnet untuk khususnya untuk kendaraan bermotor guna
mendapatkan panjang atau posisi tonjolan menghadapi krisis bahan bakar minyak dan
sensor Tentunya hal tersebut beresiko Meyakinkan pada masyarakat khususnya di
terjadinya kerusakan pada mesin jika Fakultas Teknik Universitas Pancasakti
terjadi kesalahan saat proses bongkar dan Tegal, bahwa alkohol merupakan bahan
pasang rotor magnet. cara konvensional bakar alternatif yang dapat menggantikan
hanya dapat menyesuaikan waktu bahan bakar bensin.
pengapian dengan besarnya nilai
pergeseran derajat pengapian yang sama LANDASAN TEORI
disemua tingkat putaran mesin (dimisalkan 1. Etanol
maju 5° dari 1000 rpm sampai 10.000 Penggunaan etanol sebagai bahan
rpm). bakar sudah dilakukan di beberapa
negara yaitu Brazil, AS, China dan
Saat ini untuk dapat memajukan Kolombia untuk campuran bahan bakar
pengapian mengikuti jumlah putaran mesin motor/mobil, penggunan etanol untuk
tanpa melakukan bongkar pasang rotor bahan bakar merupakan kebijakan

2 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


pemerintah, kebijakan ini telah IMAX Series, memiliki 2 parameter
mengurangi ketergantungan negara yang dapat diprogram :
pada minyak bumi dan memperbaiki 1) Ignition Timing (kurva Pengapian)
kualitas udara dan memberikan hasil 2) Limiter (Rev Limiter)
samping energi listrik.
Fermentasi merupakan proses 4. Koil
mikrobiologis yang merubah glukose Koil merupakan bagian terpenting
atau gula menjadi alkohol dan gas CO2. dalam pengapian pada sebuah mesin
Fermentasi harus dilakukan dalam karena koil merupakan komponen
larutan encer, karena sel ragi tak dapat pengapian yang menentukan baik
hidup dan membiak dalam larutan pekat tidaknya dalam proses pembakaran
gula ataupun alkohol (Supranto, 2008). dalam ruang bakar. Koil difungsikan
2. Prinsip Kerja Motor Bensin 4 Tak (4 sebagai pengubah arus tegangan listrik
Langkah) dari aki 12 volt menjadi 10.000 volt
Motor bensin empat langkah atau lebih. Hal ini bertujuan agar bunga
memerlukan empat kali langkah torak api dapat memercik dengan kuat pada
atau dua kali putaran poros engkol elektroda busi.
untuk menyelesaikan satu siklus kerja. 5. Daya dan Torsi
Keempat langkah tersebut adalah : a. Daya
langkah isap, langkah kompresi, Daya mesin adalah hubungan
langkah kerja dan langkah pembuangan. kemampuan mesin untuk
menghasilkan torsi maksimal pada
putaran tertentu. Daya menjelaskan
besarnya output kerja mesin yang
berhubungan dengan waktu, atau
rata-rata kerja yang dihasilkan.
P= ...............(2.1)

Dimana :
Gambar 2.2. Cara Kerja Motor Bensin P = Daya Mesin (HP)
Empat Langkah T = Torsi (N.m)
(Sumber : Heri Purnomo, 2013) n = Putaran Mesin (rpm)
= Faktor konversi satuan kg.m
3. CDI Programmable
CDI BRT I –Max Super CDI menjadi (Hp)
programmable dengan REMOTE (tidak b. Torsi
perlu menggunakan laptop) CDI I- Torsi atau momen puntir
MAX diprogram mengikuti algoritma adalah kemampuan motor untuk
Fuzzy Logic sehingga kurva pengapian menghasilkan kerja. Didalam
dapat bergerak maju (advance) dan prakteknya torsi motor berguna
mundur (retard) mengikuti putaran pada waktu kendaraan akan
mesin dengan akurasi tinggi hingga bergerak (start) atau sewaktu
resolusi 1 rpm. Algoritma Fuzzy Logic mempercepat laju kendaraan, dan
sehingga timing pengapian dapat tenaga untuk memperoleh
bergerak mengikuti perubahan putaran kecepatan tinggi. Besarnya torsi (T)
mesin dengan resolusi kurang dari 1 dan putaran mesin (n), maka dapat
rpm. dicari besarnya torsi dengan

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 3


menggunakan rumus sebagai Oleh Karena itu menggunakan
berikut : bahan bakar etanol dapat mengurangi
kadar emisi gas buang (HC)yang rendah
T= ..............(2.2) untuk mengurangi pembakaran
hidrokarbon yang dapat menyebabkan
Dimana : polusi udara di sekitar kita. Karena
T = Torsi (Nm) etanol mempunyai tekanan uap yang
P = Daya (Hp) lebih rendah dari pada bensin.
10¯³ = Faktor konversi dari watt ke METODE PENELITIAN
kilowatt (m) Metode yang digunakan adalah metode
60 = Faktor konversi dari menit ke eksperimen, dimana dalam penelitian ini
detik (J.B. Heywood, 1988). ada motor empat langkah berbahan bakar
E-100 yang dikenai uji coba perlakuan
6. Konsumsi Bahan Bakar (Sfc) (treatment) variasi koil untuk mengetahui
Adalah parameter unjuk kerja mesin pengaruh perlakuan tersebut terhadap torsi,
yang berhubungan langsung dengan daya dan konsumsi bahan bakar.
nilai ekonomis sebuah mesin,
dirumuskan : HASIL PENELITIAN DAN
Sfc = .................(2.3) PEMBAHASAN
Tabel 1. rata – rata torsi dengan variasi
dimana:
tahanan primer(TP), tahanan sekunder (TS)
= Daya Keluaran (Watt)
koil dan timing pengapian map standar (
Sfc = Konsumsi Bahan Bakar Spesifik
15°).
(g/kW.h).
Rata - rata Torsi (N.m) koil
mf = Laju Aliran Bahan Bakar RPM
(kg/jam) Standar Variasi 1 Variasi 2
Besarnya laju aliran massa bahan 2000 10,19 8,89 11,81
bakar (mf) dihitung dengan 2500 11,01 10,65 11,52
persamaan berikut : 3000 10,74 10,67 11,56
= .......(2.4) 3500 10,09 9,95 10,71
4000 10,10 9,80 10,70
dimana:
sgf = specific gravity 4500 10,34 10,14 11,08
Vf = volume bahan bakar yang diuji 5000 10,67 10,39 11,47
tf = waktu untuk menghabiskan bahan 5500 10,55 10,32 11,41
bakar sebanyak volume uji(detik). 6000 9,99 9,81 10,93
(Butar & Hazwi, 2014 : 128). 6500 9,43 9,31 10,42
7000 8,64 8,80 9,72
7. Emisi Gas Buang
7500 7,79 8,08 8,80
Emisi gas buang merupakan sisa
hasil pembakaran mesin kendaraan baik 8000 6,97 7,32 7,90
itu kendaraan berroda, perahu/kapal dan 8500 6,48 6,76 7,17
pesawat terbang yang menggunakan 9000 5,61 6,18 6,55
bahan bakar. Biasanya emisi gas buang 9500 4,73 5,41 5,72
ini terjadi karena pembakaran yang 10000 3,72 4,30 4,64
tidak sempurna dari sistem
pembuangan.

4 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


14.00 Rata - Tabel 2. rata – rata daya dengan variasi
rata tahanan primer (TP), tahanan sekunder
torsi (TS) koil dan timing pengapian map
koil Tp standar ( 15°).
12.00 0,2
Ohm Rata - rata Daya (Hp) koil standar,
variasi 1, variasi 2 timing
dan Ts RPM pengapian standar
5,2
Ohm Standar Variasi 1 Variasi 2
10.00
2000 2,83 2,50 3,30
Rata - 2500 3,83 3,73 4,07
rata
torsi 3000 4,53 4,50 4,87
8.00
koil Tp 3500 4,97 4,90 5,30
0,4 4000 5,67 5,50 6,03
Ohm
Torsi (N.m)

dan Ts 4500 6,57 6,43 7,03


6.00
7,1 5000 7,50 7,33 8,10
Ohm 5500 8,17 8,00 8,87

Rata - 6000 8,43 8,30 9,27


4.00 rata 6500 8,67 8,53 9,60
koil Tp 7000 8,57 8,70 9,63
1,3
Ohm 7500 8,27 8,57 9,33
2.00 dan Ts 8000 7,93 8,27 8,93
10,1 8500 7,63 8,13 8,63
Ohm
9000 7,17 7,90 8,37

0.00 9500 6,40 7,23 7,73


2000
3500
5000
6500
8000
9500

10000 5,30 6,10 6,53

Putaran Mesin

Gambar 1. Grafik putaran mesin terhadap


torsi dengan variasi tahanan koil pada
timing pengapian standar (15°)

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 5


12.00 290

285
10.00
Rata -
rata 280 Koil Tp
torsi 0,4
8.00 koil Tp 275 Ohm
0,2 dan Ts
Daya (Hp)

Ohm 270 7,1

Sfc
6.00 dan Ts Ohm
5,2
265 Koil Tp
Ohm
0,2
4.00 Rata - Ohm
260
rata dan Ts
torsi 5,2
255
2.00 koil Tp Ohm
0,4
Ohm 250

0.00 dan Ts 15° 20°



7,1
2000
3500
5000
6500
8000
9500

Pengapian
Ohm
Putaran Mesin
Gambar 3. Grafik Hubungan Sfc
Gambar 2. Grafik putaran mesin terhadap Dengan Timing Pengapian Untuk
daya dengan variasi tahanan koil pada Masing – Masing Koil
timing pengapian standar (15°)
Tabel 4. pengujian emisi gas buang
Tabel 3. pengujian konsumsi bahan bakar Pengujian Bahan Bakar Premium
(Sfc)dengan variasi tahanan koil dan timing Nama
Nilai hasil pengujian
pengapian standar, map 1 dan map 2 Gas
Sfc (gr/kW.h) CO 0.59 %
No Variasi koil
5° 15° 20° HC 1230 ppm
Koil Tp 0,2 CO2 1.3 %
Ohm dan Ts 286,5 276,3 285,8 O2 17.68 %
1 5,2 Ohm
Koil Tp 0,4
Ohm dan Ts 280,4 272,9 269,9 Pengujian Bahan Bakar E-100
2 7,1 Ohm Nama
Nilai hasil pengujian
Koil Tp 1,3 Gas
Ohm dan Ts 265,9 253,9 270,7 CO 1.76 %
3 10,1 Ohm HC 637 ppm
CO2 1.8 %
O2 21.29

6 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


KESIMPULAN Pemakaian Biogasoline. S2 Jurusan
Teknik Mesin Universitas Udayana,
1. Karakter timing pengapian yang kampus buku jimbaran Bali.
digunakan pada variabel koil semuanya Syahril Machmud, 2010. Analisis Variasi
mempunyai karakter yang sama Derajat Pengapian Terhadap Kinerja
dengan timing pengapian standar 15° Mesin. Jurusan Teknik Mesin
karena puncak daya ada pada putaran Universitas Janbadra Yogyakarta.
mesin 6000 – 7000 rpm walaupun nilai Sujono Agus, 2014, Pengaruh Variasi Main
dayanya berbeda. Jet Karburator Pada Kinerja Motor
2. Semakin besar tahanan koil maka Bakar Bio Etanol, Universitas Sebelas
semakin besar nilai torsi daya yang Maret.
dapat dihasilkan namun akan menurun Supranto, Konsevasi Energi, UPN Veteran.
pada saat mesin mencapai limitnya dan Yogyakarta, 2008.
konsumsi bahan bakar (Sfc) semakin Thoyib, http://www.laskar-
irit. suzuki.com/2012/06/macam-tipe-koil-
3. Bahan bakar etanol mampu pengapian-pada-sepeda.html
mengurangi kadar emisi gas buang Rizki Maulana,
(HC) sampai dengan 637 ppm. http://infobalapliarjakarta.blogspot.co
m/2012/08/koil-racing-protech pada
DAFTAR PUSTAKA tanggal 4/6/2015 jam 20.00 Wib.
Asep Yulirianto, Jurus Kilat Jadi Montir _____http//www.astramotor.co.id/motor/ho
Profesional Secara Otodidak, nda/supra-x-125 pada tanggal
Cipayung Jakarta Timur, 2014. 28/07/2015 jam 21.45 Wib.
BPM Arend, Motor Bensin, Jakarta, 1980.
Butar Hazwi, 2014, Pengaruh Variasi
Penambahan Alkohol 96%
PadaBensin Terhadap Unjuk Kerja
Motor Otto, Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Eri Sururi, 2009. Kaji Eksperimen
Perbandingan Penggunaan Bahan
Bakar Premium dan Pertamax Unjuk
Kerja Mesin Pada Sepeda Motor
Suzuki Thnder Tipe EN-125
Heri Purnomo, 2013. Analisis Penggunaan
CDI Digital HYPER BAND dan
Variasi Putaran Mesin Terhadap Torsi
dan Daya Mesin Pada Sepeda Motor
Yamaha Jupiter MX Tahun 2008,
Kampus UNS Pabelan, Surakarta.
I Dewa Made Krishna Muku, 2009.
Pengaruh Rasio Kompresi terhadap
Unjuk Kerja Mesin Empat Langkah
Menggunakan Arak Bali sebagai
Bahan Bakar. Jurusan Teknik Mesin
Universitas Udayana, Kampus Bukit
Jimbaran Badung.
I Gede Wiratmaja, 2010. Analisa Unjuk
Kerja Motor Bensin Akibat

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 7


ANALISIS KEKERASAN BAHAN ST-60 DENGAN VARIASI WAKTU PENAHANAN
PADA PROSES PEMANAS INDUKSI UNTUK TOOL HOLDER CNC BUBUT

M irsyadul Anam¹, Lagiyono2, Drajat Samyono 3.


1. Mahasiswa, Universitas Pancasakti, Tegal
2,3 Dosen Fakultas Teknik, Universitas Pancasakti, Tegal

Abstrak
Penelitian ini untuk mengetahui variasi yang ideal dan efektif dari proses pemanasan
permukaan material ST60 yang meningkatkan sifat mekanis material dimana masih
mempunyai modulus elastisitas tinggi, sebagian mana sifat dasar Tool Holder.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik
deskriptis, pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui berapa besar pengaruh variasi temperatur
pemanasan 500°C, 600°C, 700°C, 800°C dan berapa besar pengaruh variasi waktu penahanan
11dtk, 13dtk, 15dtk, 17dtk ditahan pada temperatur 450°C. Hasil penelitian pada pengujian
kekerasan dengan variasi temperatur pemanasan mendapatkan nilai rata-rata 500°C = 17,5
HRC, 600°C = 27,83 HRC, 700°C = 31 HRC, 800°C = 39,83 HRC dan untuk hasil penelitian
pada pengujian kekerasan variasi waktu pemanasan mendapatkan nilai rata-rata 11detik =
19,17 HRC, 13detik = 16,67 HRC, 15detik = 28 HRC, 17detik = 17,67 HRC.
Kekerasan yang baik atau mendekati dengan nilai kekerasan permukaan Tool Holder
CNC Bubut, yang mempunyai rata-rata kekerasan 38 HRC adalah sepesimen dengan
berdasarkan pengaruh variasi temperatur pemanasan 800°C = 39,83 HRC dan untuk sepesimen
berdasarkan pengaruh variasi waktu pemanasan 15detik = 28 HRC. Dimana dipermukaan keras
tetapi masih mempunyai modulus elastisitas tinggi sebagai mana sifat dasar Tool Holder.
Kata Kunci : Baja, Kekerasan, Temperatur dan Waktu.

PENDAHULUAN dalam membuat suatu lekuk sudut atau


Teknologi pemesinan saat ini radius kontur tertentu adalah pemegang
didominasi oleh mesin-mesin dengan pisau pahat (Tool Holder). Material tool
pengendali CNC yang memiliki kemampuan holder dituntut memiliki modulus elastisitas
yang semakin canggih. Mesin CNC saat ini tinggi (high Modulus of Elasticity). Hal ini
memiliki kemampuan untuk melakukan high di perlukan karena singgungan mata pahat
speed machining (high spindle speed, high dengan material akan mengalami fluktuasi
feeding dan high rapid traverse rate) tanpa tegangan dan juga karena adanya perubahan
mengurangi tingkat kepresisian yang dicapai. baik besar maupun arah gaya yang
Mesin CNC juga mempunyai kelebihan lain, diterimanya. Permukaan tool holder di
yaitu fleksibilitas mengerjakan pekerjaan butuhkan kekerasan yang tinggi agar tidak
yang rumit, variatif dan mampu mengerjakan mudah patah dan dudukan baut klem mata
pekerjaan yang sulit atau bahkan tidak pahat insert tidak mengalami keausan
mungkin dikerjakan dengan mesin sehingga tidak terjadi pegeseran posisi insert
konvensional. Untuk lebih memaksimalkan terhadap dudukannya.
kemampuan mesin CNC diperlukan alat Dalam observasi di lapangan, kegagalan
potong yang tepat, sehingga adanya fungsi tool holder yang kerap terjadi adalah
indexable tools system tidak bisa ditawar kerusakan akibat benturan karena kesalahan
lagi. Salah satu part support mesin turnimg program dengan material atau chuck mesin.
CNC yang sangat menentukan kualitas Ketidak sesuain bentuk dan sudut jangkauan
Produk dimana optimalisasi penjangkauan tool juga membuat tool holder tidak bisa di
mata pisau (tool) atas perintah program pakai. Untuk menjamin proses produksi

8 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


tidak terhambat, maka di perlukan relatif guna teknik dari bahan tersebut. Beberapa
banyak tool holder sebagai cadangan, Proses Heat Treatment dan Kegunaannya :
maupun variasi model dan bentuk tool b. Annealing
holder agar semua kontur rumit proses Memanaskan suatu bahan hingga diatas
pemesinan bisa di proses. Namun hal ini suhu transformasi (723°C) kemudian
terkendala mahalnya harga, dan juga relatif didinginkan dengan perlahan-lahan.
sulit menemukan tool holder yang betul Tujuannya adalah untuk melunakan bahan.
betul sesuai dengan fungsi yang di butuhkan. c. Hardening
Batasan Masalah Proses pengerasan atau hardening ad
Berdasarkan latar belakang masalah alah suatu proses perlakuan panas
diatas, penulis membatasi masalah sebagai yang dilakukan untuk menghasilkan suatu
berikut: benda kerja yang keras, proses ini
1. Proses pemanasan specimen dilakukan pada temperatur tinggi yaitu pa
menggunakan mesin Induction Heating da temperatur austenisasi yang digunakan
milik Laboratorium Teknik Mesin, untuk melarutkan sementit dalam austenit
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. yang kemudian di quench.
2. Jenis material yang digunakan dalam Pada tahap ini akan menghasilkan terpera
penelitian ini adalah baja karbon ngkapnya karbon yang akan
menengah ST-60 atau baja 1045 dan menyebabkan bergesernya atom-
1045 H (kadar karbon berkisar 0,25 – atom sehingga terbentuk struktur body ce
0,5 %) : nter tetragonal atau struktur yang tidak
a. Panjang : 25mm setimbang yang disebut martensit yang
b. Lebar : 25 mm bersifat keras dan getas.
3. Parameter yang di teliti adalah variasi d. Normalizing
waktu pemanasan dan temperatur Tujuannya adalah menghaluskan mikro
pemanasan (heating) struktur agar lebih responsif pada proses
Tujuan Penelitian pengerasan, memperbaiki sifat maupun
1. Untuk mengetahui pengaruh variasi mesin, memodifikasi dan menghaluskan
waktu penahanann : 11detik, 13detik, struktur dendritic hasil coran dan
15detik, 17detik dengan pengujian mendapatkan sifat mekanik yang
kekerasan permukaan. dikehendaki. Normalizing dipanaskan 25-
2. Untuk mengetahui variasi temperatur 26°C diatas temperatur tranformasi
pemanasan (Heating) yang ideal dan kemudian didingikan diudara.
efektif dari proses pemanasan permukaan e. Tempering
material ST-60 yang bisa meningkatkan Tempering di dalam logam paduan besi
sifat mekanis material, dimana masih adalah pemanasan kembali produk
mempunyai modulus elastisitas tinggi, austenisasi dan hasil pengerasan ( quench-
sebagaimana sifat dasar tool holder. haened ) pada temperatur dibawah
temperatur transformasi terendah ( umumya
Landasan Teori dibawah 750°C ). Tempering memberikan
a. Pengertian Heat Treatment berbagai pilihan kombinasi sifat-sifat
Heat Treatment merupakan proses mekanik.
memanaskan dan mendinginkan suatu bahan Penahanan suhu (holding)
untuk mendapatkan perubahan fasa Holding time dilakukan untuk
(struktur) guna meningkatkan kemampuan mendapatkan kekerasan maksimum dari
bahan tersebut sehingga bertambah daya suatu bahan pada proses hardening dengan
menahan pada temperatur pengerasan untuk
memperoleh pemanasan yang homogen

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 9


sehingga struktur austenitnya homogen atau kumparan kerja tersebut melepaskan
terjadi kelarutan karbida ke dalam austenit panasnya, sehingga panas yang ditimbulkan
dan diffusi karbon dan unsur paduannya. oleh beban tersebut justru dapat melelehkan
Pemanasan (Heating) beban itu sendiri. Karena panas yang dialami
Melakukan pemanasan (heating) untuk oleh beban akan semakin tinggi, hingga
baja karbon tinggi 200-300 diatas Ac-1 pada mencapai nilai titik leburnya.
diagram Fe-Fe3C, misalnya pemanasan
sampai suhu 8500, tujuanya adalah untuk
mendapatkan struktur Austenite, yang salah
sifat Austenite adalah tidak stabil pada suhu
di bawah Ac-1,sehingga dapat ditentukan
struktur yang diinginkan.

Pendinginan
Untuk proses Hardening kita
melakukan pendinginan secara cepat dengan Gambar 1. Prinsip kerja pemanas induksi
menggunakan media air. Tujuanya adalah (Sumber: eprints.polsri.ac.id)
untuk mendapatkan struktur martensite, 1. Induction hardening
semakin banyak unsur karbon,maka struktur Menurut Jamari at all(20011)
martensite yang terbentuk juga akan semakin Induction Hardening merupakan proses
banyak. Karena martensite terbentuk dari pemanasan menggunakan prinsip kumparan
fase Austenite yang didinginkan secara yang dialiri arus bolak-balik yang
cepat. Hal ini disebabkan karena atom diletakkan disekitar bahan konduktif.
karbon tidak sempat berdifusi keluar dan Kumparan dan material konduktif akan
terjebak dalam struktur kristal dan menghasilkan medan magnet bolak-balik
membentuk struktur tetragonal yang ruang yang menghasilkan arus eddy. Arus eddy
kosong antar atomnya kecil, sehingga yang mengalir di sekitar material konduktif
kekerasanya meningkat. menghasilkan panas pada material konduktif
tersebut. Prinsip ini digunakan dalam
Cara Kerja Pemanas Induksi
pemanasan roda gigi dengan mengganti
Sebuah sumber listrik digunakanuntuk
material konduktif tersebut dengan roda gigi.
menggerakkan sebuah arus bolakbalik
Gambar (2.2) menunjukkan prinsip kerja
atau yang biasa disebut sebagai arus AC
dari arus eddy dan Gambar (2.3)
yang besar melalui sebuah kumparan
menunjukkan skema alat pemanas induksi
induksi. Kumparan induksi ini
yang akan dirancang.
dikenalsebagai kumparan kerja. Aliran
arus yang melalui kumparan ini
menghasilkan medan magnet yang sangat
kuat dan cepat berubah dalam kumparan
kerja. Benda kerja yang akan dipanaskan
ditempatkan dalam medan magnet ini
dengan arus AC yang sangat kuat. Ketika
sebuah beban masuk dalam kumparan kerja
yang di aliri oleh arus AC, maka nilai arus
yang mengalir akan mengikuti besarannya
sesuai dengan nilai beban yang masuk. Gambar 2. Arus eddy pada permukaan
Medan magnet yang tinggi akan dapat material konduktif (Sumber:
menyebabkan sebuah beban dalam portalgaruda.org)

10 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


dipengaruhi disebut Dependent Variable
(variabel terikat).
Dimensi Benda Uji
Spesifikasi benda uji yang digunakan
dalam eksperimen ini adalah sebagai
berikut:

1. Bahan yang digunakan adalah Baja


karbon menengah ST-60
Gambar 3. skema rancangan alat pemanas 2. Tinggi spesimen 30mm.
(Sumber: portalgaruda.org) 3. Panjang X Lebar specimen adalah
25mm X 25 mm.
Pemanasan secara induksi memiliki 4. Bentuk spesimen adalah kotak persegi
karakteristik sebagai berikut: panjang.
a) Kerapatan energinya tinggi, 5. Jumlah total spesimen sebanyak 9pcs.
b) Pemanas induksi dapat berukuran kecil Teknik pengambilan sample
tetapi mampu melepaskan panas tinggi 1. Hasil Pengujian Sampel
dalam waktu yang relatif singkat Bahan yang diperlukan dalam
c) Pemanasan dapat dikendalikan pada suatu penelitian ini adalah Baja ST-60. Spesimen
kedalaman tertentu sehingga tidak semua yang akan dibuat penelitian sebelumnya
bagian terkena proses pemanasan. telah dilakukan pengujian baik dari segi
Kelebihan yang dimiliki oleh kimia maupun mekanik.
pemanasan induksi untuk pemanasan roda Tabel 1. Kandungan pada Baja ST-60
gigi adalah:
a) Suhu dapat diatur secara tepat,
b) Tidak menghasilkan gas-gas sisa
pembakaran,
c) Daerah roda gigi yang dipanaskan dapat
ditentukan secara akurat,
d) Mampu menghasilkan panas yang
seragam pada setiap bagian roda gigi
yang dipanaskan.
Kekurangan yang dimiliki oleh teknologi ini
adalah adanya harga yang cukup mahal .
Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara
yang dipergunakan dalam kegiatan
penelitian sehingga pelaksanaan dan hasil Hasil uji komposisi menunjukkan kandungan
penelitian dapat dipertanggung jawabkan karbon pada baja St 60 adalah 0,024 %, baja
secara ilmiah. Metode penelitian dalam ini termasuk baja karbon medium. Pada baja
penelitian ini adalah menggunakan metode ST60 ini terdapat kandungan mangan 0,0050
Analisis Regresi. Menurut Santoso(2008), % yang mempunyai sifat keras dan tahan
Analisis regresi merupakan salah satu aus.
analisis yang bertujuan untuk mengetahui Hasil uji komposisi menunjukkan kandungan
pengaruh suatu variabel terhadap variabel karbon pada baja St 60 adalah 0,024 %, baja
lain. Dalam analisis regresi, variabel yang ini termasuk baja karbon medium. Pada baja
mempengaruhi disebut Independent Variable ST60 ini terdapat kandungan mangan 0,0050
(variabel bebas) dan variabel yang

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 11


% yang mempunyai sifat keras dan tahan Tabel 4. Hasil Pengujian Kekerasan
aus. Permukaan terhadap variasi temperatur
Uji Kekerasan Permukaan
Di dalam aplikasi manufaktur, material
dilakukan pengujian dengan dua
pertimbangan yaitu untuk mengetahui
karakteristik suatu material baru dan melihat
mutu untuk memastikan suatu material
memiliki spesifikasi kualitas tertentu.
Pengujian kekerasan dengan metode Brinnel
bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu
material dalam bentuk daya tahan material
terhadap bola baja (identor) yang ditekankan Uji Foto Mikro
pada permukaan material uji tersebut Pengamatan struktur mikro
(spesimen). Idealnya, pengujian Brinnel bertujuan untuk mengetahui dan
diperuntukan untuk material yang memiliki membedakan sturktur mikro antara logam
permukaan yang kasar dengan uji kekuatan induk yang diberikan pada saat proses
berkisar 500-3000 kgf. Identor (Bola baja) pemanas induksi. Pengamatan dengan
biasanya telah dikeraskan dan diplating menggunakan mikroskop pada spesimen
ataupun terbuat dari bahan Karbida yang bertujuan untuk mengetahui struktur
Tungsten. Pada Pengujian kekerasan yang butiran, ukuran butiran, dan bentuk butiran
dilakukan dengan cara Brinell yang setelah material ST-60 mengalami proses
menggunakan mesin Affri 206 RT dan Pemanas Induksi dengan variasi waktu
menggunakan standar uji JIS. Parameter pemanasan dan suhu pemanasan. Proses
yang di peroleh dari uji kekerasan ini adalah pengamatan struktur mikro diawali dengan
kekerasan dalam satuan kg / mm² ( HB ) penggosakkan pada spesimen yang sudah
sperti yang terlihat pada Tabel 2 dan Tabel 4 dipotong sebelum proses etsa elektrolotik
dengan menggunakan kertas amplas mulai
Tabel 2 Kekerasan baja ST60 sebelum dari gride 400# , 500#, 600#, 800#, 1000#,
proses pemanasan induksi sampai pada grid 1200#. Selama
penggosokkan berlangsung diberi air sebagai
pendingin dan arah penggosokan dilakukan
dengan satu arah dan dilakukan sampai
permukaan halus dan mengkilap. Sampel uji
yang telah mengalami proses pemolesan,
maka spesimen dimasukam ke dalam larutan
Tabel 3. Hasil Pengujian Kekerasan asam oxalat ( 10 gram) dan 100 ml H2O
Permukaan terhadap varriasi waktu selama kurang lebih 90 detik yang diberi
pemanasan aliran listrik, kemudian meletakan spesimen
pada preparat dan meja obyektif pada
mikroskop. Tahap akhir memasang
pembesaran lensa obyektif, kemudian diatur
fokusnya dan spesimen difoto dengan
pembesaran sebesar 400X.

12 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


Gambar 4. spesimen uji struktur mikro
Gambar 7. Foto struktur mikro sepesimen 3
dengan variasi Holding Time 15detik
Hasil Pengamatan struktur mikro yang
Heating tetap 450° dengan pembesaran 400x
didapat :

Gambar 8. Foto struktur mikro sepesimen 4


Gambar 5. Foto struktur mikro sepesimen 1 dengan variasi Holding Time 17detik
dengan variasi Holding Time 11detik Heating tetap 450° dengan pembesaran 400x
Heating tetap 450° dengan pembesaran 400x

Gambar 9. Foto struktur mikro sepesimen 5


dengan variasi Temperatur 500°C waktu
Gambar 6. Foto struktur mikro sepesimen 2 tetap 14detik dengan pembesaran 400x
dengan variasi Holding Time 13detik
Heating tetap 450° dengan pembesaran 400x

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 13


Dari hasil pengujian komposisi
kimia spesimen Baja St60 mengandung
unsur utama besi (Fe) = 70,4 %, mangan
(Mn) = 1,75 % yang berguna untuk
meningkatkan kekerasan, kekuatan dan
mampu diperkeras pada baja, silisium (Si) =
0,32 % yang berpengaruh dalam
meningkatkan kekuatan, kekerasan,
kemampuan diperkeras secara keseluruhan,
tahan aus, ketahanan panas dan karat, nikel
(Ni) = 7,84 % memiliki karakteristik kuat,
Gambar 10. Foto struktur mikro sepesimen 6 ulet, tahan panas serta tahan karat.
dengan variasi Temperatur 600°C waktu Sedangkan unsur-unsur lain yang
tetap 14detik dengan pembesaran 400x didapatkian, yaitu : karbon (C) = 0,024 %,
phospor (P) = 0,053 %, sulphur (S) = 0,021
%, khrom (18,34) = 18,34 %, molibdenum
(Mo) = 0,0200 %, tembaga (Cu) = 0,024 %,
aluminium (Al) = 0,007 %, vanadium (V) =
0,062 %, wolfram (W) = 0,064 %, kobalt
(Co) = 0,18 %, niobium (Nb) = 0,007 %,
titanium (Ti) =0,008 %, magnesium (Mg) =
0,0050 %.

1. Hasil pengujian kekerasan


a. Hasil uji kekerasan permukaan
Gambar 11. Foto struktur mikro sepesimen 7 terhadap variasi waktu pemanasan.
dengan variasi Temperatur 700°C waktu
tetap 14detik dengan pembesaran 400x Dari tabel 4.3 maka didapat grafik uji
kekasaran permukaan yaitu dapat di lihat
seperti gambar di bawah ini :

Gambar 12. Foto struktur mikro sepesimen 8 Gambar 13. Grafik Nilai Kekerasan
dengan variasi Temperatur 800°C waktu Permukaan Variasi Waktu Pemanasan
tetap 14detik dengan pembesaran 400x
Dari gambar 4.10 Dari hasil uji
kekasaran permukaan memperlihatkan
PEMBAHASAN adanya perubahan tingkat nilai kekerasan
Hasil pengujian komposisi kimia di tiap interval waktu pemanasan
(Heating) variasi yang berkaitan dengan

14 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


peningkatan waktu pemanasan dengan kekerasan rata-rata tertinggi pada
suhu tetap. Indikasi peningkatan kekerasan spesimen dengan variasi temperatur
pada spesimen uji bisa di buktikan oleh pemanasan 800°C sebesar 39,83 HRC
data hasil uji kekerasan permukaan pada dan berturut-turut menuju posisi
spesimen dengan variasi waktu peanasan terendah, yaitu : spesimen dengan
dimana didapatkan harga kekerasan rata- variasi temperatur pemanasan 700°C
rata tertinggi pada spesimen dengan sebesar 31 dan spesimen dengan
variasi waktu pemanasan 15 detik sebesar variasi temperatur pemanasan 600°C
28 HRC dan berturut-turut menuju posisi sebesar 27,83 HRC dan paling rendah
terendah, yaitu : spesimen dengan variasi sepesimen dengan variasi temperatur
waktu pemanasan 17 detik sebesar 27,26 pemanasan 500°C sebesar 17,5 HRC.
dan spesimen dengan variasi waktu
pemanasan 11 detik sebesar 19,17 HRC 2. Hasil pengamatan struktur mikro
dan paling rendah sepesimen dengan
variasi waktu pemanasan 13 detik sebesar
16,67 HRC.

b. Hasil uji kekerasan permukaan


terhadap variasi temperatur
pemanasan.
Dari Tabel 4. maka didapat grafik uji
kekasaran permukaan yaitu dapat di lihat
seperti gambar di bawah ini : Keterangan :
a. Daerah pinggir adalah sekitar 1-3mm
dari tepispesimen strukturnya berupa
martensite. Matersit terbentuk lebih
rapat dan merata, laju pendinginan cepat
menghasilkan martensit seperti jarum-
jarum yang tersebar merata dan pada
bagian tepinya berwarna kehitaman.
Selain itu didapat sedikit perlit
b. Daerah transisi terlihat secara visual
dengan adanya perubahan warna/batas
Gambar 14. Grafik Nilai Kekerasan pada foto makro, sekitar 3-6mm dari
Permukaan Variasi Temperatur tepi. strukturnya Bainite.
c. Daerah tengah diambil pada titik pusat
Dari gambar 4.11 Dari hasil uji spesimen, biasanya tidak terjadi
kekasaran permukaan memperlihatkan perubahan struktur mikro, yaitu pearlite
adanya perubahan tingkat nilai seperti material awal butiran yang kecil
kekerasan di tiap interval suhu berwarna gelap.
pemanasan variasi yang berkaitan d. Pengerasan permukaan baja dengan
dengan peningkatan suhu pemanasan. metode pemanasan induksi merubah
Indikasi peningkatan kekerasan pada struktur pinggir yang paling dekat
spesimen uji bisa di buktikan oleh data dengan koil yaitu sekitar 1-3mm
hasil uji kekerasan permukaan pada dalamnya (martensite) dan dibuktikan
spesimen dengan variasi temperatur dengan nilai kekerasan yang bisa
peanasan dimana didapatkan harga mencapai 45-50 HRC.

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 15


KESIMPULAN FANUC Series 2Ii/21oi-TB, 2004, Mc
Dari analisis penelitian yang telah Operator’s Manual/ Edition 01
dilakukan dapat disimpulkan sebagai FANUC Ltd, Tokyo,Japan .
berikut :
Ismail, R., Jamari, Tauviqirrahman, M.,
1. Peningkatan nilai kekerasan hasil Sugiyanto dan Andromeda, T., (2011),
pemanasan induksi terendah pada Surface hardening characterization of
temperatur 500°C dengan waktu tahan transmission gears,‖ Prosiding Seminar
14detik yaitu sebesar 17,5 HRC, Nasional Sains and Teknologi, Fakulas
sedangkan kekerasan yang paling Teknik Universitas Wahid Hasyim,
tertinggi pada temperatur 800°C dengan Semarang.
waktu tahanan 14detik yaitu sebesar
39,83 HRC. Ismail, R., Tauviqirrahman, M., Bayuseno,
2. Dengan waktu pemanasan semakin tinggi A.P., Sugiyanto dan Jamari, (2013),
yaitu 17detik harga kekerasan sebesar Pemanfaatan alat pemanas induksi
27,67 HRC, hasil ini lebih kecil jika untuk industri kecil dan menengah,
dibandingkan dengan waktu temperatur Prosiding Seminar Nasional Teknik
yang lebih rendah 15detik, harga Mesin dan Teknologi KejuruanUNJ,
kekerasanya sebesar 28 HRC. Jakarta.
3. Waktu tahan dan temperatur sangat
mempengaruhi besar kecilnya Ismail, R., Prasetyo, D.I., Tauviqirrahman,
peningkatan kekerasan hasil pemanasan M., Yohana, E. dan Bayuseno, A.P.,
induksi. Semakin tinggi temperatur (2014), ―Induction hardening of
pemansan dan semakin lama waktu tahan carbon steel material: the effect of
akan menyebabkan semakin tinggi nilai specimen diameter,‖ Advanced
kekerasan hasil pemanasan induksi yang Materials Research, Vol. 911, pp. 210-
didapatkan dan sebaliknya. 214.
4. Dari hasil analisis yang didapatkan
bawasanya kekerasan yang baik atau Jamari, et al., (2012), Pengaruh frekuensi
mendekati dengan nilai kekerasan pemanasan induksi terhadap
permukaan Tool Holder CNC Bubut, pengerasan material ST-60,‖ Prosiding
yang mempunyai rata-rata 38 HRC Seminar Nasional XI: Rekayasa dan
adalah spesimen berdasarkan pengaruh Aplikasi Teknik Mesin di Industri
variasi temperatur pemanasan 800°C dan ITENAS, Bandung.
untuk spesimen berdasarkan pengaruh
variasi waktu pemanasan 15 detik.
Ryan Noviansyah,2006, Pemanas Induksi
(Induction Heating) Kapasitas 200
DAFTAR PUSTAKA Watt,Cimanggis.

Bayuseno,A.P., et al. (2014), Pengaruh Yohana et.all (2014), Aplikasi Teknik


tempering menggunakan pemanas Continuous Hardening Menggunakan
induksi terhadap nilai kekerasan dan Alat Pemanas Induksi Untuk
struktur mikro material baja ST-60 Pengerasan Pin M, Simposium
pasca-quenching,‖ Prosiding Seminar Nasional RAPI XIII, Semarang.
Nasional Teknik Mesin Universitas
Trisakti, Jakarta.

16 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


STUDY SIFAT MEKANIK KOMPOSIT MATRIK POLYESTER YANG
DIPERKUAT SERAT POHON TIMAH DAN SERBUK TIMAH

Fahad Aziz1, Lagiyono 2, M. fajar sidiq3


1. Mahasiswa,Universitas Pancasakti, Tegal
2,3 Dosen Fakultas Teknik Universitas Pancasakti, Tegal

Email: Fahadaziz@gmail.com
No HP 085742044099

Abstrak

Komposit dapat didenifisikan sebagai material yang terentuk dari dua atau lebih material
pembentuknya melalui pencampuran yang tidak homogen. Material komposit memiliki sifat
mekanik, kekuatan jenis dan kekakkuan jenis melebihi logam tanamanwaru memiliki kandugan
serat yang tinggi dan ramah ligkungan karena dapat terurai secara alami. Polyester yang
terbentuk dari resin dan katalis memiliki keunggulan mudah dibentuk dan tahan korosi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frasksi volumee serat pohon waru
dan serbuk timah komposit matrik polyester terhadap uji impak, uji kekerasan dan uji bending.
Dengan Variasi fraksi volume serat dan serbuk kayu 10%, 20%, 30% dengan ukuran panjang
serat acak dan diameter serat 1mm dan menggunakan anyaman acak. Metode penelitian ini
menggunakan metode eksperimental dengan pengumpulan data melalui tahapan wawancara,
observasi , eksperimen, dan dokumentasi dan diaplikasikan sebagai helm sederhana yang
mengacu pada SNI 1811-2007. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : gunting,
gelas ukur, timbangan digital, cetakan spesimen, mixer, jangka sorong, mesin uji impak, mesin
uji kekerasan, dan mesin uji bending .
Setelah resin dicampur dengan serbuk dan diaduk secara merata kemudian ditetesi dengan
katalis, setelah itu serat yang sudah dihitung massa jenisnya kemudian ditata secara acak
dalam sistem spesimen dan campuran resin, serbuk dituangkan kedalam cetakan yang telah
berisi serat kemudian tunggu sampai kering. Pengujian dilakukan di Laboratorium Fakultas
Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Hasil pegujian impak pada fraksi volume 20%
memiliki harga impak rata-rata yang tertinggi yaitu 4 J/mm2, pada fraksi volume 20%
memiliki angka kekerasan rata-rata tertinggi yaitu 49.1 kgf, dan pada fraksi volume 10%
memiliki angka kekuatan bending rata-rata tertinggi 55,34 Mpa. Jadi pada fraksi volume 20%
adalah variasi fraksi volume terbaik dan layak untuk diaplikasikan sebagai helm sederhana.

Kata kunci: komposit, serat pohon waru, serbuk timah, matrik polyester

PENDAHULUAN dua ikatan yang dikenal dengan serat


Akhir-akhir ini material komposit (fiber) dan bahan pengikat serat di sebut
menjadi material yang penting karena dengan matrik. Serat dan matrik sangat
memiliki sifat-sifat yang khusus. Dalam berpengaruh terhadap sifat-sifat akhir dari
pengertiannya material komposit memiliki produk komposit, seperti kekakuan,
dua atau lebih material yang di gabung kekuatan dan sifat-sifat lainnya. Bahan
secara makroskopis. Pada bahan komposit, komposit mempunyai sifat yang berbeda
material pembentuknya masih terlihat dengan sebagian besar material
seperti aslinya, dimana hal seperti itu tidak konvensional (misal baja, alumunium dll)
ditemukan dalam paduan logam. Pada yang telah dikenal selama ini. Bahan
umumnya material komposit terdiri dari komposit tidak homogen dan nonisotropik,

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 17


berarti sifat-sifatnya tidak sama di semua
tempat dan segala arah. Pada material LANDASAN TEORI
komposit, seratlah yang menahan sebagian Bahan komposit merupakan revolusi
besar gaya-gaya yang bekerja. Sedangkan terbesar dalam dunia ilmu material.
matrik adalah sebagai mengikat serat. Karena bahan komposit telah menunjukkan
Alasan penggunaan serat pohon waru kelasnya sebagai pesaing bahan
dan serbuk timah . Pohon waru dan serbuk konvensional lainnya. Bahan komposit dapat
timah merupakan limbah yang banyak dibuat sehingga mempunyai kekuatan dan
dijumpai di seluruh pelosok Nusantara, kekakuan yang sama dengan baja, namun
sehingga hasil alam berupa Pohon waru dan lebih ringan hingga 70 %. Sangatlah
serbuk timahdi Indonesia sangat melimpah. sederhana, bahwa sebuah komposit adalah
Sampai saat ini pemanfaatan limbah bahan yang dicampuran dua atau lebih tahap
berupa Pohon waru dan serbuk timah masih yang berbeda (Gambar 2.1). Oleh karena itu
belum diolah menjadi produk teknologi. komposit bersifat heterogen. Komposit
Limbah Pohon waru dan serbuk timah adalahmaterial yang satu tahap berlaku
sangat potensial digunakan sebagai sebagai sebuah penguatan terhadap tahap
penguat bahan baru pada komposit. kedua. Tahap kedua disebut
Beberapa keistimewaan pemanfaatan serat matriks.Tantangannya adalah untuk
Pohon waru dan serbuk timah sebagai bahan mengkombinasikan serat dan matriks ke
baru rekayasa antara lain menghasilkan bentuk material yang paling efisien untuk
bahan baru komposit alam yang ramah penerapan yang dimaksudkan atau
lingkungan dan mendukung gagasan diinginkan.
pemanfaatan serat tanaman Pohon waru
dan serbuk timah menjadi produk yang
memiliki nilai ekonomi dan teknologi
tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut
maka perlu dilakukan adanya penelitian
tentang pemanfaatan limbah tersebut
sebagai bahan pembuat helm pengendara
kendaraan roda dua.
Batasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bermatriks polyester Gambar 2.1. Media Multiphase
2. Serat yang digunakan adalah serat pohon (Herman Sinaga 2010)
waru
3. Serbuk yang digunakan adalah serbuk Umumnya dalam komposit terdapat
timah bahan yang disebut sebagai “matriks” dan
4. Pengujian sifat mekanik meliputi uji bahan “penguat”. Bahan matriks umumnya
impak, uji kekerasan dan uji bending dapat berupa logam, polimer, keramik,
5. Serat pohon waru dan serbuk timah karbon.
fraksi volume 20%, 40%, 60% Pohon waru
6. Perbandingan serat pohon waru dan Sebenarnya tanaman Waru (Hibicus
serbuk timah 1:1 tiliaceus) ini masih semarga dengan
Tujuan Dan Manfaat Penelitian Kembang Sepatu. Tumbuhan ini asli dari
Mengetahui kekuatan impak, kekerasan, daerah tropis di Pasifik barat namun
bending komposit matrik polyester berserat sekarang tersebar luas di seluruh wilayah
pohon waru dan sebuk timah ? Pasifik dan dikenal dengan berbagai nama

18 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


seperti hau (bahasa Hawaii), purau (bahasa Timah
Tahiti), beach Hibiscus, Tewalpin, Sea Timah (Sn) adalah sebuah unsur
Hibiscus, atau dalam bahasa Inggris disebut kimia yang memiliki simbol Sn dan nomor
Coastal Cottonwood. Di Indonesia tumbuhan atom 50. Timah dalam bahasa Inggris
ini memiliki banyak nama seperti baru, baru disebut sebagai Tin. Kata “Tin” diambil dari
dowongi, haru, halu, faru, fanu , dan lain- nama Dewa bangsa Etruscan “Tinia”. Nama
lain. Tanaman ini memiliki daun yang latin dari timah adalah “Stannum” dimana
bertangkai, bundar atau bundar telur kata ini berhubungan dengan
berbentuk jantung dengan tepi rata, memiliki kata “stagnum” yang dalam bahasa inggris
garis tengah hingga 19 cm, bertulang daun bersinonim dengan kata“dripping” yang
menjari, sebagian tulang daun utama dengan artinya menjadi cair / basah, penggunaan
kelenjar pada pangkalnya di sisi bawah daun kata ini dihubungkan dengan logam timah
dan sisi bawah berambut abu-abu rapat. yang mudah mencair.
Daun penumpu bundar telur memanjang, 2,5 Timah biasa terbentuk oleh 9 isotop
cm, meninggalkan bekas berupa cincin di yang stabil. Ada 18 isotop lainnya yang
ujung ranting. Sementara bunganya berdiri diketahui.Timah merupakan logam berwarna
sendiri atau dalam tandan berisi 2–5 kuntum. putih keperakan, dengan kekerasan yang
Daun kelopak tambahan bertajuk 8–11, lebih rendah, dapat ditempa ("malleable"),
dari separuhnya berlekatan. Daun mahkota mempunyai sifat konduktivitas panas dan
bunga berbentuk kipas, berkuku pendek dan listrik yang tinggi, relatif lunak, tahan karat
lebar 5–7,5 cm, berwarna kuning, jingga, dan memiliki titik leleh yang rendah dan
dan kemerah-merahan, dengan noda ungu memilki struktur kristal yang tinggi. Jika
pada pangkalnya. Buahnya berbentuk telur, struktur ini dipatahkan, terdengar suara yang
berparuh pendek, beruang 5 tak sempurna, sering disebut (tangisan timah) ketika
membuka dengan 5 katup. Bijinya kecil, dan sebatang unsur ini dibengkokkan.
berwarna coklat muda. Akar waru berbentuk
tunggang dan berwarna putih kekuningan. METODE PENELITIAN
Tanaman ini dijadikan sebagai tanaman Metode penelitian ini menggunakan
pelindung karena memiliki kemampuan metode eksperimental dengan pengumpulan
bertahan yang tinggi yakni toleran terhadap data melalui tahapan wawancara, observasi ,
kondisi masin dan kering, juga terhadap eksperimen, dan dokumentasi dan
kondisi tergenang. diaplikasikan sebagai helm sederhana yang
Polimer mengacu pada SNI 1811-2007. Bahan yang
Polimer yaitu bahan dengan berat digunakan dalam penelitian ini yaitu :
molekul (Mr) lebih besar dari 10.000. gunting, gelas ukur, timbangan digital,
keunggulan bahan polimer yaitu cetakan spesimen, mixer, jangka sorong,
kemampuan cetaknya baik. Pada temperatur mesin uji impak, mesin uji kekerasan, dan
rendah bahan dapat dicetak dengan mesin uji bending . setelah resin dicampur
penyuntikan, penekanan, ekstruksi, dan dengan serbuk dan diaduk secara merata
seterusnya, produk ringan dan kuat, banyak kemudian ditetesi dengan katalis, setelah itu
polimer bersifat isolasi listrik, polimer dapat serat yang sudah dihitung massa jenisnya
bersifat konduktor. baik sekali ketahannya kemudian ditata secara acak dalam sistem
terhadap air dan zat kimia, produk dengan spesimen dan campuran resin, serbuk
sifat yang berbeda dapat dibuat tergantung dituangkan kedalam cetakan yang telah
cara, pembuatannya, umumnya bahan berisi serat kemudian tunggu sampai kering.
polimer lebih murah harganya. Bahan
polimer biasa digunakan sebagai matrik pada Metode analisa data
komposit polimer.

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 19


Analisis data yang akan dilakukan Grafik Rata – rata bending komposit
berdasarkan dari hasil percobaan yang akan polyester sertapohonwarudnaserbuktimah.
dilakukan dengan cara membandingkan
percobaan dari tiyap variasi fraksi volume
53
yang di buat. Hasil yang di gunakan adalah 60 36.85
rata rata dari kedua pengujian. Stelah di 40 25
ketahui hasil pengujian dari masing masing
20
spesimen kemudian hasil tersebut di
0
masukan ke dalam table sehingga di ketahui
10 20 30 40 50
perbedaan dari tiap variasi vraksi volume Fraksi Volume Serat dan Serbuk Timah
spesimen baik untuk pengujian kekerasan,
pengujian impak dan bending.
a. Rumus uji impak Gambar 4.1 Grafik Rata – raya bending
Is = ∆E / ∆ komposit polyester serat pohon waru dan
= Wx ( cos β – cos α ) serbuk timah.
b. Rumus uji kekerasan
KekuatanImpak
Tabel 4.2 Data Uji Impak
No KodeS Sudut Sudut (°) Harga Energi A (mm)
pesim β (°) Impak Impak LuasPena
c. Rumus uji bending en (J/mm (J) mpang )
2
T= )
1 10 % 154 157 1 550 550 mm
d. Jumlah spesimen uji 2 154 157 1 550 550 mm
3 154,5 157 1,5 825 550 mm
Tabel 3.2 jumlah sample pengujian Rata - Rata 1.67 641,67 550 mm
NO NAMA FRAKSI VOLUME SERAT JUM 1 20 % 150 157 3,5 1925 550 mm
PENGUJIAN POHON WARU & LAH 2 149 157 4 2200 550 mm
SERBUK TIMAH 3 151 157 3 1650 550 mm
10% 20% 30% Rata – Rata 3,5 1924,67 550 mm
1 IMPACK 3 3 3 9 1 30 % 153 157 2 1100 550 mm
2 BENDING 3 3 3 9 2 152,5 157 2 1100 550 mm
3 KEKERASAN 3 3 3 9 3 152 157 2 1100 550 mm
JUMLAH TOTAL 27 Rata – Rata 2 1100 550 mm

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kekuatan Bending Grafik rata – rata hargaimpak (Is)
Tabel 4.1 data uji kekuatan bending
4 3.5
No Fraksi Sam F (N) Kekuatan
Harga Impak (J/mm2)

Volume ple Bending 3


1 10 % 1 74 49.61 Mpa 2
1.67
2 2 46 34,808 Mpa 2
3 3 106 70,35 Mpa 1
Rata – Rata 52,922 Mpa
1 20 % 1 36 25,803 Mpa 0
2 2 2 200,803 Mpa 10 20 30 40
3 3 36 29,73 Mpa Fraksi Volume (%)
Rata – Rata 25,445 Mpa
1 30 % 1 78 48,49 Mpa
2 2 50 31,2005 Mpa
3 3 40 30,864 Mpa
Gambar 4.2 grafik rata – rata harga impak
Rata – Rata 36,8515 Mpa

20 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


Gambar 4.2grafik angka kekerasan brinell
A. KekuatanBrinell
KekuatanBrinelldapat di KESIMPULAN
hitungdenganrumus : BHN =
1. Nilai kekuatan impak
√ a. 10% = 2 J/mm2
I. Data Pengujian kekerasan Brinell b. 20% = 2,84 J/mm2
komposit polyster serat pohon waru c. 30% = 4 J/mm2
dan serbuk timah. 2. Nilai kekerasan Brinell
a. 10% = 38,95 Kgf, (d) = 4,009 mm
Tabel 4.3 Data pengujian kekerasan b. 20% = 38,95 Kgf, (d) = 3,29mm
Brinell c. 30% = 38,95 Kgf, (d) = 3,18mm
3. Nilai kekuatan bending rata-rata
N Fraksi BH1 BH2 P (kgf) D Rata – a. 10% = 55,34 MPa
o Volume (m rata d b. 20% = 51,28MPa
m) (mm)
c. 30% = 37,773MPa
1 10 % 40 40 613 2,5 3.63
2 45 45 613 2,5
4. Berdasarkan data pengujian komposit
3 40 40 613 2,5 matrik polyster diatas maka pada variasi
4 42 42 613 2,5 fraksi volume serat pohon waru dan
5 46 46 613 2,5 serbuk timah jati 20% memiliki
Rata - Rata 42,6 kgf 613 2,5 4,31 kekuatan impak dan angka kekerasan
1 20 % 36 36 613 2,5 yang tinggi jadi dapat diaplikasikan
2 37 37 613 2,5 sebgai helm sederhana
3 36 36 613 2,5
4 37 37 613 2,5
5 37 37 613 2,5 DAFTAR PUSTAKA
Rata - rata 36,4 kgf 613 2,5 3,54
1 30 % 42 42 613 2,5 Azwar, 2009 “Study perilaku mekanik
2 48 48 613 2,5 komposit berbasis polyster yang
3 41 41 613 2,5
diperkuat dengan partikel serbuk kayu
4 48 48 613 2,5
keras dan lunak”, Jurnal Reaksi (jurnal
5 41 41 613 2,5
Rata - rata 44 kgf 613 2,5
of scienceof tecnology) Vol. 17 No.16
2. Grafik angka kekerasan Brinell Hanif 2008 “Serat pedek sabut kelapa
rata – rata : sebagai penguat papan komposit
50 42.6 44 degan styrofoam sebagai matriks”,
Angka Kekerasan Brinell rata -

36.4 Jurnal riset industri, Vol.5 No.2


40
30 http.//material-
teknik.blogspt.com.2010/02/definisi-
20 komposit-html
rata

10
http://www.academia.edu/7259172/Mengena
0 l_Uji_Tarik_dan_Sifat-
10% 20% 30% sifat_Mekanik_Logam

fraksi volume serat dan serbuk http://pato2lafat.blogspot.co.id/2010/05impa


timah (%) ct-testing-uji-impak-uji-impak-html)

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 21


(http://pengujiankekerasan.blogspot.co.id/20 Volume serat pelepah pisang terhadap
14/03/uji-kekerasan-material.html) ketangguhan impack komposit
polyester”Jurnal ISSN : 2088-088X,
(http://blog.unsri.ac.id/amir/material- Vol. 1, No,2
teknik/uij-bending-/mrdetail54344)
Nori Apriantina, Astuti, 2013 “pengaruh
Laboratorium bahan teknik jurusan teknik ketebalan serat pelepah pisang kepok
mesin dan industri fakultas teknik terhadap sifat mekanik material
Gadjah Mada Yogyakarta JL. komposit polyester serat alam”, Jurnal
GrafikaKampus UGM Yogyakarta, Fisika Unad Vol.2, No.3
5528
R.E smallman, RJ Bishop; Metalurgi fisik
Muh Amin ST,MT & Drs. Samsudi R, modem dan rekayasa material
ST,2010 “Pemanfaatan limbah serat penterjemah Sriati Djaprie, erlangga,
sabut kelapa sebagai bahan pembuatan Jakarta 2000
helm pengendara kendaraan roda
dua”, Jurnal ISBN:978.979.704.883.9
Prosiding Seminar Nasional Unimus

Nasmi HS, Ahmad Z, Fitratul W, 2011


“Pengaruh Panjang serat dan fraksi

22 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


TURBIN ANGIN HORIZONTAL ROTOR GANDA SEBAGAI PENGGERAK
POMPAIRIGASI PERTANIAN

Moh. Ibnu Kharisma Alfajri2, Mustaqim2, Galuh R wilis3


1 Mahasiswa, Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal
2, 3 Dosen Fakultas Teknik, Universitas Pancasakti Tegal

Abstrak
. Dewasa ini krisis air yang sering terjadi pada wilayah indonesia membuat pemerintah
kedodoran dalam menangani permasalahan krisis air tersebut. Terlebih para petani yang sudah
memulai bercocok tanam yang dalam perjalanannya sering menemui kendala dengan
kurangnya pasokan air untuk mengaliri lahan persawahan khususnya di wilayah Kabupaten
Tegal. Dari ancaman kekeringan itulah, maka diperlukan pengembangan teknologi dalam
rangka menanggulangi ancaman yang akan terjadi, salah satunya pengembang turbin angin
sebagai penggerak pompa.

Penelitian turbin angin ini dalam rangka pengembangan energi angin yang bertujuan
untuk mengetahui karakteristik kecepatan angin terhadap pengaruh daya yang dihasilkan turbin
angin horizontal dengan rotor ganda sebagai penggerak pompa irigasi pertanian melalui
putaran poros turbin. Metode yang digunakan adalah eksperimental, di mana alat di tempatkan
langsung di lapangan dan mengambil data kemudian diteliti untuk dianalisa. Dengan
memanfaatkan energi angin dalam menggerakan rotor turbin kemudian diteruskan
menggerakan engkol pompa yang bertujuan untuk mnghasilkan debit air yang dihasilkan oleh
pompa. Sistem penggerak pada pompa air ini menggunakan poros engkol yang diteruskan ke
pompa air. Kecepatan angin yang diperoleh 1.5 m/s sampai 4.4 m/s diukur dengan
menggunakan annemometer, sedangkan putaran turbin yang dihasilkan diukur dengan
menggunakan alat tachometer.

Dari hasil penelitian yang didapat menunjukan hasil putaran turbin yang bervariasi, hal
ini dipengeruhi oleh kecepatan angin yang tersedia, kecepatan angin terbesar 4.4 m/s
menghasilkan putaran turbin sebesar 119 rpm denga daya yang dihasilkan sebesar 0.011 watt,
sedangkan kecepatan angin terkecil 1.5 m/s dengan putaran turbin 54 rpm dengan daya yang
dihasilkan 0 watt. Pada sistem penggerak pompa perlu digunakan sistem transmisi roda gigi
untuk mereduksi kecepatan angkat pompa agar nantinya pompoa air bisa lebih maksimal.

Kata kunci : Turbin angin horizontal, rotor ganda, poros engkol, pompa

PENDAHULUAN persawahan khususnya di wilayah kabupaten


Dewasa ini krisis air yang sering Tegal. Musim kemarau yang melanda
terjadi pada wilyah Indonesia membuat wilayah Kabupaten Tegal sejak beberapa
pemerintah sering kedodoran dalam pekan terakhir membuat lahan pertanian
menangani permasalahan krisis air tersebut. terancam krisis air. Petani mulai kesulitan
Terlebih para petani yang sudah memulai mengaliri sawah, namun beberapa petani
bercocok tanam yang dalam perjalannya yang nekat menanam padi berinisiatif
sering menemui kendala dengan kurangnya membuat sumur bor. Berdasarkan pemetaan
pasokan air untuk mengaliri lahan daerah rawan bencana yang dilakukan

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 23


Bappeda beberapa waktu lalu, terdapat sekaligus alternatif pengganti konsumsi
sejumlah kecamatan yang menjadi daerah energi fosil.
rawan kekeringan. Daerah itu meliputi Pemanfaatan dan pengembangan
kawasan pantura dan kawasan tengah energi angin untuk menggerakan pompa
dibeberapa Kecamatan yaitu Warureja, yang bisa menaikan air dari dalam sumur bor
Suradadi, Kramat (Pantura), Kedungbanteng, menjadi teknologi pengganti dari
Jatinegara, dan Balapulang. Lahan pertanian penggunaan mesin diesel sebagai irigasi
yang terancam kekeringan seluas 7.439 yang mampu memenuhi kubutuhan air para
hektare di Kabupaten Tegal mengandalkan petani. Dan pemanfaatan teknologi ini sangat
pasokan air dari Waduk Cacaban, ramah lingkungan dan bisa meminimalisir
Kecamatan Kedungbanteng. Pada tahun konsumsi bahan bakar fosil.
yang lalu air waduk tersebut terus menyusut Tujuan yang handak dicapai dari penelitian
karena kemarau panjang. Data dari ini adalah mendapatkan karakteristik turbin
Pelaksana Alokasi Air Balai Pelaksana angin horizontal dengan rotor ganda dalam
Sumber Daya Air (BPSDA) pemali Comal menggerakan pompa.
menyebutkan, pada kemarau sebelumnya,
elevasi air Waduk Cacaban hanya tinggal LANDASAN TEORI
77,5 meter dengan volume 8,02 juta meter Energi Angin
kubik. Padahal sesuai rancangan, volume air Angin merupakan udara yang
seharusnya mencapai 12,44 juta meter kubik. bergerak disebabkan adanya perbedaan
Ancaman itu mulai melanda pertanian di tekanan. Udara akan mengalir dari daerah
Kecamatan Dukuhwaru. Seperti halnya lahan bertekanan tinggi menuju daerah bertekanan
pertanian di Kalisoka. Tanah di lahan lebih rendah. Perbedaan tekanan udara
persawahan tersebut mulai merekah. Saluran dipengaruhi oleh sinar matahari. Daerah
air di wilayah tersebut juga telah mengering. yang banyak terkena paparan sinar matahari
Sejumlah petani mulai membuat sumur bor akan memiliki temperatur yang lebih tinggi
untuk mengaliri lahannya ( harian suara dari pada daerah yang sedikit terkena
merdeka pada tanggal 21 agustus 2013 ). paparan sinar matahari. Menurut hukum gas
Ancaman kekeringan itulah, maka ideal, temperatur berbanding terbalik dengan
diperlukan pengembangan teknologi dalam tekanan, dimana temperatur yang tinggi akan
rangka menanggulangi ancaman yang akan memiliki tekanan yang rendah, dan
terjadi, salah satunya dengan pengembangan sebaliknya.
energi angin. Udara memiliki massa m dan
Dengan kebutuhan energi yang kecepatan v akan menghasilkan energi
terus meningkat, maka pemanfaatan energi kinetik sebesar:
angin sebagai energi terbarukan bisa menjadi E = mv2
salah satu sumber energi di tengah
Volume udara per satuan waktu
kebutuhan energi yang terus meningkat saat
(debit) yang bergerak dengan kecepatan v
ini. Pemanfaatan energi terbarukan yang kini
dan melewati daerah seluas A adalah:
terus dikembangkan berharap nantinya bisa
V = vA
mengurai permasalahan – permasalahan
Massa udara yang bergerak dalam
yang kerap terjadi di masa kini dan masa
satuan waktu dengan kerapatan p, yaitu:
yang akan datang. Tersediaannya energi
m = pV = pvA
angin yang tak terbatas nantinya bisa
sehingga energi kinetik angin yang
menjadi salah satu energi terbarukan yang
berhembus dalam satuan waktu (daya angin)
lebih maksimal termanfaatkan dan menjadi
adalah:
salah satu sumber energi ramah lingkungan
Pw = (pAv).(v2) = pAv3

24 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


Dengan: Pw = daya angin (watt) arah angin harus sejajar dengan poros
p = densitas udara (p = 1.225 turbin dan tegak lurus terhadap arah
kg/m3) putaran rotor. Biasanya turbin jenis ini
A = luas penampang turbin (m2) memiliki blade berbentuk airfoil seperti
V = kecepatan udara (m/s) bentuk sayap pada pesawat. Pada turbin
Besar daya di atas adalah daya yang dimiliki ini, putaran rotor terjadi karena adanya
oleh angin sebelum dikonversi atau sebelum gaya lift (gaya angkat) pada blade yang
melewati turbin angin. Dari daya tersebut ditimbulkan oleh aliran angin. Turbin
tidak semuanya dapat dikonversi menjadi ini cocok digunakan pada tipe angin
energi mekanik oleh turbin (Ajao dan sedang dan tinggi, dan banyak
Adeniyi, 2009). digunakan sebagai pembangkit listrik
skala besar.
Turbin angin Jumlah blade pada HAWT
Turbin angin merupakan sebuah bervariasi, mulai dari satu blade, dua blade,
alat yang digunakan dalam sistem konversi tiga blade, dan banyak blade (multi blade)
energi angin (SKEA). Turbin angin yang penggunaannya disesuaikan dengan
berfungsi merubah energi kinetik angin kebutuhan dan kondisi angin. Secara umum
menjadi energi mekanik berupa putaran semakin banyak jumlah blade, semakin
poros. Putaran poros tersebut kemudian tinggi putaran turbin
digunakan untuk beberapa hal sesuai dengan
kebutuhan seperti memutar dinamo atau
generator untuk menghasilkan listrik atau
menggerakkan pompa untuk pengairan.
Pemanfaatan energi angin telah dilakukan
sejak lama. Pertama kali digunakan untuk
menggerakkan perahu di sungai Nil sekitar
5000 SM. Penggunaan kincir sederhana telah Singleblade, Doublebladed, Three-bladed Multi-bladed
dimulai sejak permulaan abad ke-7 dan Gambar 2.2 Variasi jumlah blade pada
tersebar diberbagai Negara seperti Persia, HAWT (Daryanto, 2007)
Mesir, dan Cina dengan berbagai desain. Di
Eropa, kincir angin mulai dikenal sekitar Setiap desain rotor mempunyai
abad ke-11 dan berkembang pesat saat kelebihan dan kekurangan. Kelebihan turbin
revolusi industri pada awal abad ke-19 (Ajao jenis ini, yaitu memiliki efisiensi yang
dan Mahamood, 2009). Desain turbin angin tinggi, dan cut-in wind speed rendah.
yang ada saat ini secara umum terbagi Kekurangannya, yaitu turbin jenis ini
menjadi dua, yaitu turbin angin sumbu memiliki desain yang lebih rumit karena
mendatar (HAWT) dan sumbu vertikal rotor hanya dapat menangkap angin dari satu
(VAWT). arah sehingga dibutuhkan pengarah angin
Berdasarkan bentuk rotor, turbin angin selain itu penempatan dinamo atau generator
dibagi menjadi dua tipe, yaitu turbin angin berada di atas tower sehingga menambah
sumbu mendatar (horizontal axis wind beban tower.
turbine) dan turbin angin sumbu vertical b. Vertical Axis Wind Turbine (VAWT)
(vertical axis wind turbine) (Daryanto, merupakan turbin angin sumbu tegak
2007). yang gerakan poros dan rotor sejajar
a. Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) dengan arah angin, sehingga rotor dapat
merupakan turbin yang poros utamanya berputar pada semua arah angin. Ada
berputar menyesuaikan arah angin. tiga tipe rotor pada turbin angin jenis
Agar rotor dapat berputar dengan baik, ini, yaitu: Savonius, Darrieus, dan H

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 25


rotor. Turbin Savonius memanfaatkan angin adalah 0,593 yang artinya hanya
gaya drag sedangkan Darrieus dan H sekitar 60% saja daya angin yang dapat
rotor memanfaatkan gaya lift. dikonversi menjadi daya mekanik. Angka ini
kemudian disebut faktor Betz.

Tip Speed Ratio (TSR)


Tip Speed Ratio (TSR) merupakan
perbandingan antara kecepatan putar turbin
terhadap kecepatan angin. TSR
dilambangkan dengan λ (Mittal, 2001).
(a) Savonius Rotor (b) Darrieus Rotor ωR
(c) H Rotor λ=
Gambar 2.3 Turbin angin sumbu tegak 𝑣𝑤
(Mittal, 2001) Dengan: λ = tip speed ratio
ω= kecepatan sudut turbin (rad/s)
Teori Momentum Elementer Betz R = jari-jari turbin (m)
Dalam sistem konversi energi angin, energi =kecepatan angin (m/s)
mekanik turbin hanya dapat diperoleh dari Selain menggunakan persamaan
energi kinetik yang tersimpan dalam aliran (2.15), TSR juga dapat diperoleh dari
angin, berarti tanpa perubahan aliran massa persamaan:
udara, kecepatan angin di belakang turbin λ =
haruslah mengalami penurunan. Dan pada
saat yang bersamaan luas penampang yang Blade tip speed merupakan
dilewati angin haruslah lebih besar, sesuai kecepatan ujung blade atau rotor, dimana:
)
dengan persamaan kontinuitas. Jika λ=
v1kecepatan angin di depan rotor, v = dengan D adalah diameter turbin
kecepatan angin saat melewati rotor, dan v2 (RWE npower renewables, 2009).
=kecepatan angin di belakang rotor, maka Karena setiap tipe turbin angin
daya mekanik turbin diperoleh dari selisih memiliki karakteristik yang berbeda-beda,
energy kinetik angin sebelum dan setelah maka faktor daya sebagai fungsi dari TSR
melewati turbin. juga berbeda sebagaimana ditunjukkan oleh
Sehingga perbandingan daya mekanik Gambar 2.2 berikut:
turbin dan daya keluaran teoritiknya, yang
biasa disebut sebagai factor daya (Cp)
adalah: 1
Cp = 𝑝𝐴 𝑣1 + 𝑣 ) 𝑣1 𝑣 )
4

1
𝑝𝐴𝑣1

Cp maksimum diperoleh apabila = yang


menghasilkan nilai sebesar 0,593. Ini berarti,
meski dengan asumsi ideal, dimana aliran Gambar 2.4 Variasi Tip Speed Ratio Dan
dianggap tanpa gesekan dan daya keluaran Koefisien Daya Cp Pada Berbagai Jenis
dihitung dengan tanpa mempertimbangkan Turbin Angin (Sumber : Hau, 2006)
jenis turbin yang digunakan, daya
maksimum yang bisa diperoleh dari energi Daya Penggerak Pompa Torak

26 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


Suatu pompa torak bila bekerja, mula- Perancangan dan pembuatan turbin
mula menghisap cairan melalui pipa hisap angin ini menggunakan ukuran dengan
dan kemudian memompa cairan tersebut diameter 3 m.
keluar melalui pipa hantar. 2. Jumlah Turbin
Jika: Pada penelitian ini penggunaan turbin
Hs = head hisap pompa dalam meter menggunakan turbin ganda (rotor
Hd= head hantar/buang pompa dalam meter ganda) hipotesa awal dengan
w = berat spesifik cairan menggunakan turbin dengan rotor ganda
Q = debit cairan, m3/s ini adalah untuk mendapatkan daya
Gaya pada torak pada langkah turbin yang lebih besar.
pemompaan/maju adalah: 3. Jumlah Sudu
Fd= w.Hd.A kg (SI : kN) Jumlah sudu yang dibuat dan digunakan
dan gaya torak pada langkah sebanyak 12 bilah sudu.
penghisapan/mundur adalah: 4. Sudut Serang Turbin
Fs= w.Hs.A kg (SI : kN) Pada penelitian sebelumnya di dapatkan
Kerja spesifik yang dilakukan oleh pompa daya maksimun pada sudu 200, maka
adalah: dari itu data ini kami jadikan rujukan
Y = g .(Hs + Hd) kg.m (SI : kN-m) untuk menetapkan besaran sudu yang
Daya teoritik yang diperlukan untuk akan digunakan dalam penelitian.
menggerakkan pompa adalah sebesar: 5. Bahan Sudu
PT = w.g. Q (Hs + Hd) kW Bahan sudu menggunakan kayu jati
Daya sebenarnya yang diperlukan untuk hasil memanfaatkan bahan yang ada di
menggerakkan pompa selalu lebih besar sekitar (tersedia di rumah).
daripada gaya teoritis, karena adanya 6. Kecepatan angin
bermacam-macam kerugian (losses). Pada kecepatan angin yang akan
digunakan nantinya akan di cari dari
METODE PENELITIAN kecepatan 1 – 5 m/s, nilai kecepatan
Metode penelitian yang angin ini berdasarkan hasil penelitian
digunakan dalam penelitian kali ini adalah sebelumnya.
metode experimental yaitu suatu penelitian 7. Diameter pipa = 1 inch (2.54 cm)
/ uji coba langsung di lapangan yang 8. Panjang langkah pompa = 10 cm
memungkinkan peneliti memanipulasi 9. Tinggi keluaran pompa dari permukaan
variabel dan meneliti akibat – akibatnya. air = 75 cm
(Arikuntoro, 2006). Dalam penelitian ini
variabel sudah ditentukan sehingga Metode Analisa Data
pelaksanaannya meliputi variabel terikat Metode dalam analisa data adalah deskriptif
dan veriabel bebas. Dan turbin angin yang yaitu statistik yang berfungsi untuk
akan dibuat adalah dengan rancangan rotor mendeskripsikan atau memberikan gambaran
ganda dengan diameter turbir 2,4 meter terhadap obyek yang diteliti melalui data
dengan 12 bilah sudu datar atau 6 sudu di sampel atau populasi sebagaimana adanya,
tiap rotornya, kemudian penopang tiang tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulaan yang berlaku untuk umum.
Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian PEMBAHASAN
dengan spesifikasi berikut : Pengambilan data dilakukan pada
1. Diameter Turbin tanggal 19-21 januari 2016 bertempat di
laboratorium Fakultas Teknik Universitas

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 27


Pancasakti Tegal dengan hasil data yang Daya pompa air dapat diperoleh dengan
diperoleh sebagai berikut : persamaan sebagai berikut :
P =  . g . Q. H
Di mana :
P = Daya pompa air (Watt)
 = Rho air (1000 kg/m3)
g = Grafitasi bumi (9.81 m/s2)
h = head total pompa (m)
Untuk mendapatakan hasil daya pompa
dari tabel di atas, maka diperoleh
1. Kerapatan Udara sebagai berikut :
Dalam pengujian yang dilakukan P =  . g . Q. H
diketahui bahwa suhu lingkungan adalah P = 1000.9.81.0.000015. 0.75
330C. dengan kerapatan udara () adalah P = 0.081 Watt
1.2 kg/m3. 5. Koefisien Power (Cp)
Koefisien power (cp) dapat diperoleh
2. Daya Teori Turbin Angin dengan menggunakan persamaan :
Energi yang dimiliki angin dapat Cp = Pa/Pt
diperoleh dari persamaan : Di mana 2:
W = ½ AV3 dan nilai A didapat dari πD
Cp = Koefisien Power
persamaan = Pa = Daya aktual
Dimana : Pt = Daya teoritis
W = Energi angin (Watt) Maka dari tabel di atas dapat diperoleh :
 = Kerapatan Udara (Kg/m3) Cp = Pa/Pt
A = Luas Sapuan Turbin (m2) Cp = 0.081/361,16
V = kecepatan angin (m/s) Cp = 0.00030
Perhitungan turbin angin dengan
kecepatan angin (V) 4,4 m/s. 6. Tipe Speed Ratio (TSR)
Pteoritis = ½..A.V3 Tipe speed ratio (TSR) dapat
= ½. 1,2 . 7,065 . 4,43 diperoleh dengan menggunakan
= 4.24 . 85,18 persamaan sebagai berikut :
= 361,16 watt )
λ=
3. Debit Air
Untuk mendapatkan depit air dapt =
diperoleh dengan persamaan sebagai = 4.25
berikut :
Q = V/t
Di mana :
Q = Debit air (m3/s)
V = Volume (m3)
t = Waktu (s)
Dari tabel di atas dapat diperoleh debit air
dengan perhitungan sebagai berikut: Dengan selesainya melakukan pengujian
Q = V/t dan pengolahan data pada turbin angin
= 0.00092/60 rotor ganda sebagai penggerak pompa
= 0.000015 irigasi pertanian maka diperoleh data-data
4. Daya Pompa Air

28 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


daya ideal angin, torsi, daya kincir, ratio sebesar 4.25. jadi semakin kecil TSR maka
kecepatan ujung serta efisiensi dari kincir. semakin besar Cp yang di hasilkan.
Daya ideal angin yang diperoleh
berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh KESIMPULAN
kecepatan angin yang berbeda-beda pula. Semakin besar nilai Cp yang dihasilkan
Data yang di peroleh untuk kecepatan dipengaruhi oleh TSR yang semakin besar,
angin di mulai dari kecepatan 1.5 m/s dan turbin angin horizontal rotor ganda
sampai kecepatan 4.4 m/s, dari pengolahan sebagai penggerak pompa irigasi pertanian
data menunjukan semakin besar nilai akan bekerja pada nilai TSR 4-5.
kecepatan angin, maka putaran poros akan
semakin besar hal ini akan mempengaruhi DAFTAR PUSTAKA
debit air yang dihasilkan. Akan tetapi Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur
ketika kincir berputar pada kecepatan angin Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.
1,5 m/s pompa belum bisa mengeluarkan Astu Pudjanarsa (2008) dan Djati Nursuhud
air, dan ketika kecepatan angin sudah (2008), “Mesin Konversi Energi”.
masuk ke 2.2 m/s barulah pompa bisa Andi Yogyakarta, Yogyakarta, 2008.
mengeluarkan air. Adapun hubungan Dakso Sriyono, (trans), Ing. Fritz Dietsel,
karakteristik turbin angin horizontal rotor (1980), “Turbin Pompa dan
ganda sebagai penggerak pompa irigasi Kompresor”, Erlangga, Jakarta.
pertanian dinyatakan dalam grafik berikut : Dandi Harahap, (trans), Joseph Edward
Shingley Professor Emeritutus dan
Larry D. Mitchell Professor of
Mechanical Engineering. (1995),
“Perencanaan Teknik Mesin”, Edisi
keempat jilid dua, Erlangga, Jakarta.
Anggi Septiaji, “Analisis KemiringanSudut
Sudu Turbin AnginHorizontal
Terhadap Daya Yang Dihasilkan”.
Skripsi, Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas
Pancasakti Tegal, 2012.
Gbr 4.3. Hubungan antara TSR dengan Cp Slamet Riyadi, “Turbin Angin Poros Vertikal
Untuk Penggerak Pompa Air”.
Dari gbr 4.3 bisa kita analisa bahwa untuk Skripsi, Jurusan Teknik Mesin,
nilai Cp akan semakin besar apabila nilai Fakultas Teknik, Universitas
TSR semakin besar, dalam halini nilai Cp Pancasakti, Tegal, 2013.
tertinggi adalah 0.0013 dengan nilai TSR www.pertanian.go.id/pajale2015/h1.5.PENG
sebesar 5.21, sedangkan untuk nilai Cp AIRAN.pdf
terendah didapatkan 0.0003 dan nilai TSR

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 29


ANALISA SUDUT SERANG BILAH PADA TURBIN ANGIN SUMBU
HORIZONTAL ENAM BILAH DATAR SEBAGAI K PENGGERAK POMPA

Wardoyo1, Mustaqim2, Hadi Wibowo3


1 Mahasiswa, Progdi Teknik Mesin Fakultas Universitas Pancasakti Tegal
2, 3 Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal

Abstrak

Kondisi alam di Brebes (Jawa Tengah) kaya akan sumber energi angin : angin laut,
angin darat, angin gunung, angin barat dan angin timur. Brebes juga merupakah daerah
pertanian yang kondisinya 14.444 hektar merupakan sawah tadah hujan. Hal ini yang
mendorong peneliti untuk melakukan penelitian penggunaan kicir angin sumbu horizontal
enam bilah datar sebagai tenaga penggerak pompa.
Penelitian menggunakan metode experimental dengan bentuk dan ukuran turbin angin
sesuai ukuran sebenarnya. Tahapan yang dilakukan dalam proses penelitian ini adalah: 1)
Mengumpulkan data. 2) Analisa Energi sumber energi yang tersedia. 3) Membuat rancangan
turbin angin. 4) Mengambil data dan evaluasi. 5) Evaluasi dan kesimpulan. Data penelitian
dapat menunjukan hubungan antara kecepatan angin (v), tip speed ratio (TSR) dan Coefficient
Performance daya optimum (Cp).
Kincir sebagai penggerak pompa dapat beroperasi saat kecepatan angin 1,4 m/s,
dengan debit air rata-rata 0,5 liter per putaran. Nilai TSR maksimum yang didapat adalah
2,593. Debit air optimum yang bisa dicapai adalah 19,2 liter per menit pada kodisi kecepatan
angin 3 m/s, sudut serang bilah 45 derajat. Debit air bisa meningkat jika kecepatan angin lebih
dari 3 m/s dan konstan. Daya optimum kincir angin enam bilah datar sumbu horizontal
diperoleh saat sudut serang bilah 43 derajat dengan nilai optimum koefisient performance
0,152. Kincir Angin Sumbu Horizontal Enam Bilah Datar Sebagai Penggerak Pompa dapat
diaplikasikan di daerah Brebes dengan design sudut serang bilah 43 derajat, TSR 2,5 dan Cp
1,52. Perbaikan dan pengembangan ekperimen ini sangat diperlukan, untuk menghasilkan
putaran yang optimal seperti penggunaan material sudu yang ringan dan ridgid supaya bisa
menghasilkan putaran yang optimal dan kepresisian pompa air yang digunakan untuk
meningkatkan debit dan head pompa.

Kata Kunci : Turbin, sudut serang, performance.

PENDAHULUAN menengah dengan potensi kapasitas 10-100


Potensi energi angin di Indonesia KW. (kompas Cyber media) di unduh pada
umumnya berkecepataan lebih dari 5 meter tanggal 25 Maret 2013 wib
per detik (m/detik). Hasil pemetaan Kondisi alam di Brebes (Jawa
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Tengah) mempunyai Garis pantai
Nasional (Lapan) pada 120 lokasi sepanjang kurang lebih 72,93 km, wilayah
menunjukaan, beberapa wilayah memiliki utara dataran rendah yang luas dan wilayah
kecepataan angin di atas 5 m/detik, selatan yang berupa dataran tinggi dan
masing-masing Nusa Tenggara Timur, pegunungan. Kondisi ini mendukung
Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan wilayah Brebes kaya akan sumber energi
Selatan dan Pantai Jawa. Adapun kecepatan angin : angin laut, angin darat, angin
angin 4 m/detik hingga 5 m/detik tergolong kumbang, angin barat dan angin timur.
bersekala menengah dengan potensi skala Luas wilayah lahan pertanian sekitar 62703

30 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


hektare yang kondisinya 14.444 hektar memper-tahankan diri pada kondisi yang
merupakan sawah tadah hujan. (sumber : ada dari gaya geser atau gaya tekan yang
id.m.org/wiki/Kabupaten_Brebes). timbul. Cd dapat dirumuskan :
Sumber energi angin sangat melimpah Drag = Cdx0,5ρV2A
terutama di musim kemarau karena Semakin halus dan bundar suatu
melimpahnya sumber energi angin. benda maka Cd akan semakin kecil.
Kecepatan angin rata-rata lebih dari 5 knot Koefisient Lift (Cl) adalah kemapuan bilah
( sumber BMKG Tegal). Dengan kecepatan untuk berputar akibat adanya perbedaan
angin rata-rata diatas 2,5 m /dt, merupakan tekanan fluida yang melewati permukaan
sumber energi yang murah, bersih dan atas bilah dan permukaan bwah bilah akibat
cukup ekonomis untuk dikembangkan. pebedaan kecepatan alir. Gaya lift ini yang
menjadikan bilah kincir berputar. Liftl
Rumusan Masalah dapat dirumuskan:
Permasalahan utama yang akan Lift = Clx0,5ρV2A
diungkap dalam penelitian ini :
1. Berapa sudut serang bilah optimum Debit Pompa
pada kincir angin sumbu horizontal Persamaan kontinuitas menya- takan
enam bilah datar jika digunakan untuk hubungan antara kecepatan fluida yang
menggerakan pompa torak. masuk pada suatu pipa terhadap kecepatan
2. Berapa nilai Cp dan TSR optimumnya. fluida yang keluar. Hubungan tersebut
dinyatakan dengan:
Daya Turbin Q = A1 v1 = A2 v2
Daya turbin angin adalah daya yang di
Dimana:
bangkitkan oleh rotor turbin angin (rotor
A 1 = Luas penampang pipa 1 (m )
blade) akibat mendapatkan daya dari
hembusan angin. Daya turbin angin tidak
2 A2 = Luas penampang pipa 2 (m2)
sama dengan daya angin dikarenakan daya v 1 = Kecepatan fluida pada pipa 1 (m/s)
turbin angin terpengaruh oleh koefsien v 2 = Kecepatan fluida pada pipa 2 (m/s)
daya. Debit adalah besaran yang menyatakan
Koefisien daya adalah prosentase daya volume fluida yang mengalir tiap satuan
angin yang diubah ke dalam bentuk energi waktu:
mekanik.
P = Cp . ½ .p . A . V3 Dimana: Q = debit air (m3/s )
Dimana : V = volume air (m3)
P = Daya ( watt ) t = waktu (s)
Cp = Koefisien daya Tip Speed Ratio
P = Kerapatan Udara ( kg/m3 ) Tip speed ratio (rasio kecepatan
A = Area sapuan angin (m2) ujung) adalah rasio kecepatan ujung rotor
V = Kecepatan angin ( m/s ) terhadap kecepatan angin bebas. Untuk
Di dalam rangkaian kincir angin kecepatan angin nominal yang tertentu,
yang berputar selain terdapat bilangan Cp tip speed ratio akan berpengaruh pada
yang mempengaruhi sudu dalam kecepatan putar rotor. Turbin angin tipe
menghasilkan daya, juga Coeffisien drag lift akan memiliki tip speed ratio yang
(Cd) dan Coeffisient Lift (Cf) yang relatif lebih besar dibandingkan dengan
mempengaruhi sudu dalam menghasilkan turbin angin tipe drag. Tipe speed ratio
daya. Koffisien of drag (Cd) adalah dihitung dengan persamaan:
koefisien dari daya tarik (drag). Cd pada
dasarya adalah kecenderungan suatu bentuk λ=

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 31


Dimana : d. Pengujian alat dan pegambilan data.
λ = Tip Speed Ratio (TSR) Alat yang digunaka saat uji coba: bejana
d = diameter rotor (m) air, gelas ukur, stop watch, busur,
n = putaran rotor (rpm) anemometer, thermometer, penggaris,
v = kecepatan angin (m/s) kunci kombi-nasi dan jig pengukur
sudut.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian mencakup ruang Metode Analisis Data
lingkup penelitian, lokasi dan waktu Teknik analisis data yang
penelitian, variabel penelitian, instrumen menggunakan Statistik Deskriptif yaitu
penelitian, teknik pengam- bilan data, statistik yang berfungsi untuk
analisis data, jadwal penelitian dan diagram mendeskripsikan atau memberikan gambaran
alur penelitian. terhadap obyek yang diteliti melalui data
Variabel Penelitian sampel atau populasi sebagaimana adanya,
Dalam penelitian ini ada dua macam tanpa melakukan analisis dan membuat
variabel, yaitu : kesimpulaan yang berlaku untuk umum.
a. Variabel bebas Dalam penelitian ini data yang di dapat yaitu
Variabel bebas merupakan variabel putaran poros turbin (rpm), kecepatan angin
yang mempengaruhi su-atu gejala (m/s), temperatur ligkungan (c). Dimana
(independent variable). Variabel bebas data-data yang di dapatkan akan dihitung
dalam penelitian ini adalah kecepatan untuk mengetahui sudut serang optimum
angin yang menghasilkan daya maksimal kincir
b. Variabel terikat angin untuk digunakan sebagai penggerak
Variabel terikat adalah varia-bel pompa reciprocating.
yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini ANALISIS DATA
adalah sudut serang bilah, rpm dan debit Grafik debit pompa dan RPM
pompa.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen. Dalam penelitian ini
data yang akan diambil berupa data
kecepatan angin, sudut serang bilah, rpm ,
debit pompa, daya output dari angin, data
tersebut akan diolah untuk mendapatkan
Sudut serang bilah, Cp dan TSR Optimum.

Prosedur Penelitian
a. Pengumpulan data dan analisa sumber
energi yang tersedia di lapangan. Gambar 1. Grafik hubungan debit pompa
b. Rancangan pembuatan kincir dan dan RPM
penggunaan pompa reciprocating. Dari gambar terlihat debit pompa
c. Pembuatan kincir sesuai rancangan dan naik seiring dengan kenaikan rpm pompa.
perbaikan. Alat yang digunakan untuk Grafik ini yang dijadikan referensi debit
pembuatan kicir: gergaji besi, mesin las, pompa berdasarkan RPM kincir.
mesin gerinda, alat ukur panjang dan
penggaris dan lain-lain.

32 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


a. Grafik Sudut Serang Bilah dan Cp

Gambar 2. Grafik hubungan antara sudut


serang bilah dan Coeficient Performance
(Cp)
Gambar d. Gambar Hubungan TSR dan Cp
Dari gambar terlihat kenaikan sudut
serang bilah diikuti oleh kenaikan Cp sampai Dari gambar tampak perbedaan yang
sudut 43 derajat. Setelah melewati sudut mencolok antara CP, TSR dan sudut serang.
serang 43 derajat Cp mengalami penurunan. Cp akan mencapai optimal sampai
nilainya 0.152 pada kondisi Sudut Serang 43
Grafik Sudut serang bilah dan TSR dan nilai TSR 2,5

KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil pengolahan data


yang di ambil maka di simpulkan bahwa:
Sudut serang optimum kincir angin enam
bilah datar sumbu horizontal sebagai
penggerak pompa adalah 43 derajat, TSR 2,5
dan Cp yang dapat dihasilkan 0,152.
Kincir mulai beroperasi pada
kecepatan angin 1,4 m/dt. Debit air yang
Gambar 3. Grafik hubungan antara sudut dihasilkan berdasarkan hasil uji coba adalah
serang bilah (α) dan Tip Speed Ratio (TSR) 19,20 liter / menit. Putaran poros kincir
terbesar yang diperoleh 35,3 RPM. Nilai
Dari gambar terlihat TSR mengalami TSR maksimum yang dicapai 2,593 di capai
kenaikan seiring dengan naiknya sudut pada kondisi sudut serang bilah 43 derajat.
serang sampai sudut serang 43 derajat.
Setelah melewati sudut 43 derajat TSR Peneliti yakin, masih banyak kekurangan
berangsur nmenurun. Apabila turbin angin dari penelitian ini yang masih bisa
poros vertikal terkena angin dengan disempurnakan untuk perbaikan dan
kecepatan 3m/s, maka daya pompa akan penerapan dilapangan. Beberapa saran yang
semakin meningkat dan apabila kecepatan dapat penulis sampaikan sebagai bahan
angin menurun maka daya pompa juga ikut pertimbangan untuk penelitain sejenis.
menurun. 1. Rangka kincir bisa dibuat meng
gunakan bahan yang lebih ringan
Grafik TSR dan Cp

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 33


sehingga memudahkan dalam Nurchayati, I Kade Wiratama, Karakteristik
pemasangan dan perawatan. Kincir Angin Tipe Wind Mill
2. Untuk mengurangi getaran dan berbahan Fiber Metal Laminate
menambah umur pakai turbin angin bisa (FML) Pada Variasi Kecepatan
dibuat lebih presisi. Angin dan Sudut Kemiringan Blade,
3. TSR bisa dinaikan dengan cara 2009, Volume 10, Edisi Juni 2009.
mengurangi jumlah bilah pada kincir
angin. Nakajima &Ikeda (2008),” Energi yang tidak
4. Tiang penompang turbin dibuat dengan bisa terbaharukan” Jakarta.
model teleskopik sehingga mudah
dalam pemasangan. Soeripno MS. (2009), “Sistem Konversi
5. Pompa menggunakan bahan yang tahan Energi Angin Menjadi Energi
korosi dan mempunyai tingkat presisi Mekanik dan Listrik”. Lapan,
yang tinggi untuk meningkatkan Bogor.
efisiensi pompa.
Sularso, (trans), Haruo Tahara, 2004,
DAFTAR PUSTAKA “Pompa dan Kompresor”, cetakan
Astu Pudjanarsa (2008) dan Djati Nursuhud kedelapan, PT Pradnya Paramita,
(2008), “Mesin Konversi Energi”. Jakarta.
Andi Yogyakarta, Yogyakarta,
2008.

Fauzi, Mahdi Syukri & Hamdani. (2012), “


PengukuranPerformansi Turbin
Angin Hummer 10 Kw Pada
Pembangkit Listrik Hibrid Bayu-
Diesel Di Pidie Jaya”. Darusalam.
Banda Aceh
Dakso Sriyono, (trans), Ing.Fritz Dietzel,
1980, “Kincir Pompa dan
Kompresor”, Erlangga, Jakarta.

Dandhi Harahap, (trans), Joseph Edward


Shigley Professor Emeritutus dan
Larry D. Mitchell Professor of
Mechanical Engineering, 1995,
“Perencanaan Teknik Mesin”,
Edisi keempat jilid dua, Erlangga ,
Jakarta.

Markus Nanda Andika. Kincir Angin Sumbu


Horisontal Bersudu Banyak,
Skripsi, Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta, 2007

34 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


ANALISA MODIFIKASI INTAKE MANIFOLD
TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 TAK 110cc

Rizki Fajarudin¹, Agus Wibowo², Ahmad Farid³


1. Mahasiswa, Universitas Pancasakti, Tegal
2, 3 Dosen Fakultas Teknik, Universitas Pancasakti, Tegal

Kontak Person:
Desa Pagongan, Kec. Dukuhturit, Kab. Tegal, 52181
Telp: 0857-4248-4022, Fax:-, Email: rizkifajar22.RF@gmail.com

Abstrak
Saat ini ada banyak tuntutan dalam industri otomotif yaitu untuk menghasilkan
kendaraan yang mampu menghasilkan performa yang tinggi (high performance), dan juga
harus dapat menghemat pemakaian bahan bakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh dari variasi bentuk, panjang, dan diameter Intake manifold terhadap kinerja
mesin. Pengujian dilakukan dengan pemasangan intake manifold standart yang sudah
divariasi terhadap Torsi, Daya, dan Konsumsi bahan bakar sepeda motor Jupiter Z. Analisa
data menggunakan metode uji coba langsung yang dilakukan dengan cara mencatat data-
data hasil pengujian yang akan dilakukan, dengan percobaan pemasangan Intake Manifold
Standart dengan panjang 75 mm dan diameter 20 mm, Intake Manifold Variasi 1 dengan
panjang 75 mm, diameter 17 mm,dan penambahan Ulir pada lubang out, serta Intake
manifold Variasi 2 dengan panjang 55 mm, diameter 17 mm, dan penambahan Ulir pada
lubang out, terhadap kinerja mesin motor pada putaran mesin ditentukan pada 1500 sampai
10.000 rpm dengan variabel dari bentuk,diameter dan panjang intake manifold. Hasil
penelitian menunjukkan Intake manifold variasi 2 lebih unggul dengan nilai Daya 7,2 Hp,
Torsi 7,92 N.m dibanding intake standart dan konsumsi bahan bakar lebih irit 36,83%
sedangkan Intake manifold variasi 1 lebih rendah dibanding standart dengan nilai Daya 5,7
Hp, Torsi 6,8 N.m namun konsumsi bahan bakar lebih irit 40,66%, jadi Intake manifold
terbaik adalah Intake manifold variasi 2.

Kata Kunci : Intake Manifold, Torsi, Daya

PENDAHULUAN perubahan demi perubahan di lakukan pada


Saat ini ada banyak tuntutan dalam komponen-komponen pada mesin motor
industri otomotif yaitu untuk menghasilkan dengan harapan mampu merubah kinerja
kendaraan yang mampu menghasilkan mesin menjadi lebih baik .
performa yang tinggi (high performance), Hal ini lah yang menunjukan akan
dan juga harus dapat menghemat pemakaian harapan dan tuntutan industri otomotif
bahan bakar. menjadikan tantangan untuk menciptakan kendaraan yang
tersendiri untuk para pabrikan sepeda motor mempunyai performa tinggi dan irit bahan
bersaing dalam merancang sepeda motor bakar. Untuk itu dilakukan penelitian
dengan kemampuan mesin yang lebih bagus dengan memodifikasi panjang, diameter dan
lagi. Peningkatan jumlah kendaraan setiap benuk lubang out pada intake manifold
tahun akan berpengaruh pada pesedian untuk memberikan efek aliran berpusar
bahan bakar. Maka diperlukan berbagai pada ruang bakar agar campuran udara dan
solusi untuk menciptakan kendaraan yang bahan bakar menjadi lebih homogen,
hemat bahan bakar dan lebih responsif, sehingga pembakaran diruang bakar

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 35


menjadi lebih sempurna dan performa putaran mendekati 0 rpm, Beban ini
mesin menjadi meningkat. (Berenschot, H, nilainya adalah sama dengan torsi poros.
1994) Yang Dimaksud Daya pada motor
adalah besar kerja motor yang dihasilkan
LANDASAN TEORI oleh poros penggerak (Anonim, 2012).
Intake manifold berfungsi mendistribusikan Daya motor dapat dihitung dengan :
campuran udara bahan bakar yang diproses ..………. (2.2)
oleh karburator ke ruang bakar. Intake
manifold diletakkan sedekat mungkin Dimana :
dengan sumber panas yang memungkinkan P = Daya (Hp)
campuran udara dan bensin cepat n = Putaran mesin ( rpm )
menguap,dengan menghaluskan atau T = Torsi (Nm)
melancarkan arus bahan bakar ke ruang 1/75 = konversi satuan (kg.m)
bakar atau biasa di sebut (porting polish) menjadi (HP)
pada intake manifold dapat memaksimalkan
performa kendaraan, karena laju aliran 1. Konsumsi bahan bakar
bahan bakar semakin lancar dan membuat Konsumsi bahan bakar
respon mesin menjadi lebih baik (Anonim, merupakan suatu parameter prestasi
2013). yang dipakai segai ukuran pemakaian
banyaknya pemakaian bahan bakar yang
terpakai per menit untuk setiap daya
Torsi adalah ukuran kemampuan
kuda yang dihasilkan. (Berenschot, H. ,
mesin untuk melakukan kerja, yang berupa
1994)
putaran. Semakain sempurna pembakaran
Berikut ini merupakan Rumusan
suatu motor maka torsi yang di dapat akan
yang di gunakan untuk konsumsi bahan
semakin maksimal. Besaran torsi adalah
bakar (Fc) ;
besaran turunan yang biasa digunakan untuk
menghitung energi yang dihasilkan dari Fc = ml/menit .................. (2.3)
benda yang berputar pada porosnya Dimana :
(Anonim, 2012). V = volume bahan bakar saat di
…………… (2.1) ujikan (ml)
t = waktu rata-rata percobaan
Dimana :
(menit)
T = Torsi benda berputar (N.m)
P = Daya (Kw)
METODE PENELITIAN
n = Putaran mesin ( rpm )
Metode yang digunakan pada
Karena adanya torsi inilah yang
penelitian ini adalah metode
menyebabkan benda berputar terhadap
eksperimen,yaitu : suatu cara untuk mencari
porosnya, dan benda akan berhenti apabila
hubungan sebab akibat antara dua faktor
ada usaha melawan torsi dengan besar sama
yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti
dengan arah yang berlawanan. pada motor
dengan mengeliminisasi atau mengurangi
bakar untuk mengetahui daya poros harus
atau menyisihkan faktor-faktor lain yang
diketahui dulu torsinya.
mengganggu. Pembuatan alat simulasi
berupa intake manifold yang di modifikasi
Pengukuran torsi pada poros motor dan dilakukan pengujian tiga variabel
bakar menggunakan alat yang dinamakan bentuk dan ukuran intake manifold yang
Dinamometer. Prinsip kerja dari alat ini beda terhadap Daya,Torsi, dan konsumsi
adalah dengan memberi beban yang bahan bakar mesin sepeda motor 4tak
berlawanan terhadap arah putaran sampai Yamaha Jupiter Z .

36 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


Instrumen Penelitian akan dilakukan, langkah-langkah pengujian
Alat dan bahan yang digunakan dilakukan dengan percobaan pemasangan
oleh peneliti dalam pengumpulan data agar intake manifold standart dan variasi
penelitiannya lebih mudah dan hasilnya terhadap kinerja mesin motor.
lebih baik,lebih cermat, lengkap dan Pengujian ini dilakukan pada mesin
sistemais sehingga lebih mudah diolah sepeda motor Jupiter Z dengan langkah
adalah sebgai berikut : kerja 4tak dan 1 silinder. Sementara itu pada
a) Sepeda motor jupiter z pengujian ini, putaran mesin ditentukan
b) Intake manifold pada 1500 sampai 10.000 Rpm dengan
c) Tachometer digital variabel dari bentuk,diameter dan panjang
d) Buret intake manifold. Pengujian ini
e) Stopwatch membandingkan atau mencari besar
f) Dynotest Daya,Torsi,dan konsumsi bahan bakar yang
Spesifikasi Intake Manifold dihasilkan dari setiap variabel pengujian
yang dilakukan. Oleh karena itu rumus yang
Spesifikasi Intake Manifold digunakan hanya untuk mencari rata-rata
besar Daya, Torsi, dan konsumsi bahan
Intake Panjang Diameter Ulir
Manifold (mm) (mm) bakar dari setiap variabel pengujian adalah :
Standart 75 20 -
Variasi 1 75 17 Ada Daya
Variasi 2 55 20 Ada Pengujian ini dilakukan pada mesin sepeda
Desain Intake manifold motor Jupiter Z dengan percobaan
pemasangan intake manifold standart dan
modifikasi terhadap kinerja mesin 4tak dan
1 silinder. Sementara itu pada pengujian ini,
putaran mesin ditentukan pada 1500 sampai
10.000 rpm, pengujian ini membandingkan
atau mencari besar Daya yang dihasilkan
dari setiap variabel pengujian yang
dilakukan, oleh karena itu rumus yang
digunakan hanya untuk mencari rata-rata
Variasi 1 Out Variasi besar Daya dari setiap variabel pengujian,
rata-rata besar Daya dari setiap variabel
pengujian Daya motor dapat dihitung
dengan melihat persamaan ( 2.1)

Torsi
Pengujian ini dilakukan pada mesin sepeda
motor Jupiter Z dengan percobaan
pemasangan intake manifold standart dan
modifikasi terhadap kinerja mesin 4tak dan
Variasi 2 1 silinder. Sementara itu pada pengujian ini,
Out Variasi 2 putaran mesin ditentukan pada 1500 sampai
10.000 rpm, Pengujian ini membandingkan
Metode Analisis Data atau mencari besar Torsi yang dihasilkan
Metode yang digunakan pada dari setiap variabel pengujian yang
pengujian ini menggunakan metode uji coba dilakukan, oleh karena itu rumus yang
langsung yang dilakukan dengan cara digunakan hanya untuk mencari rata-rata
mencatat data-data hasil pengujian yang besar Torsi dari setiap variabel pengujian,

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 37


rata-rata besar Daya dari setiap variabel Perbandingan Daya Maximal Intake
pengujian Daya motor dapat dihitung Manifold Standart,Variasi 1, Variasi 2.
dengan melihat persamaan ( 2.2) Perbandingan Daya ( HP )
No RPM Daya ( HP )
Manifold Manifold Manifold
a) Konsumsi bahan bakar standart variasi 1 variasi 2
Pengujian ini dilakukan pada mesin 1 1500 - - -
sepeda motor Jupiter Z dengan percobaan 2 2500 1.3 1.9 2
pemasangan intake manifold standart dan 3 3000 2.6 2.8 2.9
modifikasi terhadap kinerja mesin 4tak dan 4 4000 3.7 3.3 3.6
1 silinder. Sementara itu pada pengujian ini, 5 5000 4.9 4 4.9
6 6000 6 5.3 6.7
putaran mesin ditentukan pada 1500 sampai
7 7000 6.5 5.7* 6.4
10.000 rpm dan jumlah bahan bakar bensin 8 8000 6.6 5.6 7.1
sebanyak 50 ml, pengujian ini dilakukan 9 9000 6.6* 5.1 7.2*
untuk mendapatkan lama waktu habisnya 10 10.000 6.4 3.4 6.7
bahan bakar sebanyak 50 ml dengan tiga
variabel bentuk diameter dan panjang intake Perbandingan Torsi Intake Manifold
manifold. Standart,Variasi 1, Variasi 2.
Pengujian ini membandingkan atau
mencari lamanya waktu bahan bakar habis Perbandingan Torsi ( N.m )
dari setiap variabel pengujian pada setiap
RPM yang ditentukan, pengujian Konsumsi No RPM Torsi ( N.m )
bahan bakar motor dapat dihitung dengan
melihat persamaan ( 2.3) Manifold Manifold Manifold
standart variasi 1 variasi 2
HASIL DAN PEMBAHASAN 1 1500 - - -
2 2500 3.81 5.47 5.67
Pengujian ini dilakukan untuk 3 3000 6.2 6.8* 7.03
mendapatkan berpa besar Daya dan Torsi 4 4000 6.62 5.86 6.47
yang didapat dari pengujian Intake 5 5000 7 5.75 7
manifold standart, Intake manifold variasi 6 6000 7.15* 6.32 7.92*
1 dan variasi 2. Karena adanya torsi inilah 7 7000 6.57 5.83 6.7
yang menyebabkan benda berputar 8 8000 5.86 4.96 6.3
9 9000 5.3 4.04 5.7
terhadap porosnya, dan benda akan 10 10.000 2.39 4.75
4.53
berhenti apabila ada usaha melawan torsi
dengan besar sama dengan arah yang
Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar (Fc)
berlawanan. pada motor bakar untuk
Intake Manifold Standart,Variasi 1, dan
mengetahui daya poros harus diketahui
Variasi 2.
dulu torsinya.
Pengujian dialakukan dari putaran Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar (Fc) Premium (50cc)
mesin 1500 rpm sampai 10.000 rpm sesuai / Menit
yang di tentukan sebelumnya , pengujian
Daya dan Torsi memerlukan komponen No RPM Konsumsi Bahan bakar (menit )
pendukung yaitu menggunakan mesin
Dyno Test. data hasil uji Daya dan Torsi Manifold Manifold Manifold
standart variasi 1 variasi 2
yang di dapat adalah sebagai berikut. 1 1500 18.01 16.13 17.25
2 2000 10.28 10.05 10.25
3 3000 7.01 7.25 7.43
4 4000 5.39 5.23 6.17
5 5000 4.11 4.16 5.02
6 6000 3.38 2.19 3.22
7 7000 2.45 2.51 3.07

38 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


8 8000 2.26 2.32 2.09 Pengujian ini dilakukan untuk
9 9000 1.53 2.15 2.15
10 10.000 2.04 2.01
mendapatkan berpa besar Torsi yang
1.27
didapat dari pengujian Intake manifold
standart dengan panjang 75 mm, diameter
1. Pengujian Daya 20 mm, Intake manifold variasi 1 dengan
Pengujian ini dilakukan untuk panjang 75 mm, diameter 17 mm, dan
mendapatkan berpa besar Daya yang lubang out berbentuk ulir, dan variasi 2
didapat dari pengujian Intake manifold dengan panjang 55 mm, diameter 20 mm,
standart dengan panjang 75 mm, diameter dan lubang out berbentuk ulir, pengujian
20 mm, Intake manifold variasi 1 dengan dialakukan dari putaran mesin 1500 rpm
panjang 75 mm, diameter 17 mm, dan sampai 10.000 rpm sesuai yang di tentukan
lubang out berbentuk ulir, dan variasi 2 sebelumnya , pengujian Daya dan Torsi
dengan panjang 55 mm, diameter 20 mm, memerlukan komponen pendukung yaitu
dan lubang out berbentuk ulir, pengujian menggunakan mesin Dyno Test.
dialakukan dari putaran mesin 1500 rpm Pengujian Torsi dilakukan diatas
sampai 10.000 rpm sesuai yang di tentukan mesin Dyno yang di hubungkan dengan
sebelumnya , pengujian Daya dan Torsi monitor untuk mengetahui nilai Torsi yang
memerlukan komponen pendukung yaitu didapat dari tiap pengujian, diatas mesin
menggunakan mesin Dyno Test, Dyno motor di hidupkan dan di gas hingga
Pengujian Daya dilakukan diatas mencapai rpm tertinggi, pengujian satu
mesin Dyno yang di hubungkan dengan intake manifold dilakuka sebanyak tiga kali,
monitor untuk mengetahui nilai Daya yang data hasil uji Torsi yang di dapat adalah
didapat dari tiap pengujian, diatas mesin sebagai berikut :
Dyno motor di hidupkan dan di gas hingga
mencapai rpm tertinggi, pengujian satu
intake manifold dilakuka sebanyak tiga kali, Grafik Uji Torsi
data hasil uji Daya yang di dapat adalah 9
sebagai berikut : 8
7

Grafik Uji Daya 6


Torsi ( N.m )

8 5
7
4
6
( HP )

3
5
4 2
Daya

3 1
2 0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 900010000
1
0
Putaran mesin ( rpm )
0 10002000300040005000600070008000900010000

Putaran mesin ( rpm )


Putaran Mesin Terhadap Torsi Intake
Manifold Standart,Variasi 1, dan Variasi 2 .
Putaran Mesin Terhadap Daya Intake
Manifold Standart,Variasi 1, dan Variasi 2 . 3. Pengujian Konsumsi Bahan Bakar
Pengujian ini dilakukan untuk
2. Pengujian Torsi mendapatkan lama waktu habisnya bahan
bakar sebanyak 50 ml dengan tiga variabel

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 39


bentuk,diameter, dan panjang intake dengan prosentase kenaikan 10,7%,
manifold, Pengujian konsumsi bahan bakar dibanding menggunakan Intake
dialakukan dari putaran mesin 1500 rpm dikarenakan pengaruh panjang dan
sampai 10.000 rpm dengan bahan bakar diameter Intake Manifold.
Premium sebanyak 50 ml, Pengujian 2. Konsumsi bahan bakar menggunakan
konsumsi bahan bakar menggunakan Intake variasi 1 dengan panjang 75
komponen pendukung daianataranya mm,diameter 17 mm dan penambahan
,Tachometer untuk mengetahui putaran ulir lebih irit diputaran 7000 rpm keatas
mesin, Buret untuk mengukur jumlah sedangkan Intake variasi 2 dengan
Premium yang ditentukan , dan Stopwatch panjang 55 mm, diameter 20 mm dan
untuk mengetahui berapa lama waktu penambahan ulir lebih irit di putaran
habisnya bahan bakar dalam setiap 3000-5000 rpm dan 9000 rpm ke atas,
pengujian masing-masing Intake manifold dikarenakan pengaruh dari diameter dan
pada tiap (RPM) yang di tentukan penambahan ulir.
sebelumnya, hasil uji konsumsi bahan bakar 3. Intake manifold variasi 2 dengan
yang di dapat adalah sebagai berikut : panjang 75 mm, diameter 20 mm, dan
penambahan ulir lebih unggul dan
mampu mendongkrak Daya maximal
Grafik Fuel Consumption ( Fc )
Bahan Bakar mencapai 7,2 HP dan Torsi maximal
50 (ml) Premium mencapai 7,92 N.m .
45
40 DAFTAR PUSTAKA
35 Berenschot, H, 1994, Buku Motor Bensin,
Fc ( ml/menit )

30 BPM, Arends, Jakarta : Erlangga.


25 Daryanto, 2011, Prinsip Dasar Mesin
20
Otomotif, CV, Bandung : Alfabeta.
15
10
Haryono, 1995, Uraian Praktis Mengenal
5 Motor Bakar, CV, Aneka Ilmu.
0 Miftakhul, 2011, pada penelitian dengan
0 1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000 judul : “ Pengaruh Penggunaan
Putaran mesin (rpm) Turbo Cyclone dan Busi Iridium
Terhadap Performa Sepeda Motor
Putaran Mesin Terhadap Full Konsumsi Honda Supra X 125 cc ”, Surabaya
Bahan Bakar Intake Manifold :FT-UNS.
Standart,Variasi 1, dan Variasi 2 per Menit. Muchammad, 2007, pada penelitian dengan
judul : “Simulasi Efek Turbo
KESIMPULAN Cyclone 4 Tak 100 cc
Dari hasil penelitian yang dilakukan , untuk Menggunakan Computation Fluid
uji konsumsi bahan bakar dan uji Daya Dinamics”,Semarang : FT-UNDIP.
Torsi di dapat disimpulkan sebagai berikut : Santoso, 2007, pada penelitian dengan judul
1. Intake Variasi 1 dengan panjang 75 : “Pengaruh Penghalusan Dinding
mm,diameter 17 mm dan penambahan dalam Intake Manifold dan Variasi
ulir hanya mencapai 5,7 HP di rpm Putaran Motor Terhadap Konsumsi
7000 dan Torsi 6,8 N.m di rpm 3000, Bahan Bakar dan Emisi Gas Buang
Intake Variasi 2 dengan panjang 55 Pada Honda Supra”, Malang : FT-
mm,diameter 20 mm dan penambahan UNM.
ulir mampu mencapai 7,2 HP di rpm Surono, 2012, pada penelitian dengan judul
9000 dengan prosentase kenaikan : “Pengaruh Penambahan
9,09% dan Torsi 7,92 N.m di rpm 6000 Turbulator Pada Inake Manifold

40 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


Terhadap Unjuk Kerja Mesin 2/09/intake-manifold-campuran-
Bensin 4 Tak Terhadap udara-bahan.html.
Karakteristik Aliran Udara Pada Anonim , 2013,
Saluran Udara Sepeda Motor”, http://ardismkn7.blogspot.co.id/201
Yogyakarta : FT- Janabadra. 3/06/sistem-bahan-bakar-
Wahyudi S, 2010, pada penelitian dengan bensin.html.
judul : “Pengaruh Diameter Intake Anonim, 2013,
Valve Terhadap Unjuk Kerja Motor http://jerycazsanovaright.blogspot.c
Bensin Empat Langkah”, Malang : om/prinsip-kerja-motor-bensin-4-
FT- Brawijaya. tak-dan-2.html.
Winarto, E, 2014, pada penelitian dengan Anonim, 2013,
judul : “Pengaruh Modifikasi Sudut http://motoracetuner.blogspot.com/
Kelengkungan Intake Manifold 2013/03/modifikasi-intake-
Terhadap Performa Mesin Pada manifold.html.
Motor Empat Langkah”. Anonim, 2013,
Anonim, 2012, http://yamatoikwan.blogspot.co.id/2
http://andyyonatan.blogspot.com/m 013/05/port-polish-porting-
enghitung-torsi-dan-daya- manifold.html.
mesin.html.
Anonim, 2012,
http://rofikmotor.blogspot.co.id/201

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 41


ANALISA PERUBAHAN DIAMETER PIPA KAPILER TERHADAP
UNJUK KERJA AC SPLIT 1,5 PK

Moh. Ade Purwanto1 , Agus Wibowo², Ahmad Farid³


1. Mahasiswa, Fakultas Teknik Universitas Pancasakti, Tegal
2, 3 Dosen Fakultas Teknik, Universitas Pancasakti, Tegal

Abstrak
Seiring dengan perkembangan teknologi yang terjadi mengakibatkan banyak orang
yang memodifikasi komponen AC salah satu diantaranya dengan melakukan perubahan
dengan diameter pipa kapiler yang berbeda- beda dan pemanfaatan air kondensat sebagai
media pendingin tambahan setelah kondensor. Dari perubahan pipa kapiler tersebut
diharapkan mendapatkan performance yang lebih pada rancangan AC dengan media
tambahan air kondensat tersebut.
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen yaitu dengan
melakukan rancang bangun AC 1,5 PK dengan penambahan media bak air kondensat yang
dipasang setelah kondensor. Dengan variasi diameter pipa kapiler A (0,50), B (0,58) dan C
(1,08) adalah gabungan dari pipa A dan B. Data yang diperoleh dari percobaan kemudian
dibandingkan guna menghasilkan pengaruh terhadap COP.
Hasil penelitian diperoleh data koefisien prestasi/COP pada masing-masing
perlakuan pipa dapat diketahui bahwa semakin kecil diameter pipa kapiler maka COP
semakin meningkat dimana pipa kapiler A dengan kondisi paling tinggi dengan operasional
selama penelitian cenderung stabil dengan rata-rata 6,55, pipa kapiler B dengan rata-rata
5,84, dan pipa kapiler C berada pada COP paling rendah dengan rata-rata 5,56.

Kata Kunci : Kondensat, AC, COP

PENDAHULUAN Dilihat dari latar belakang masalah yang


Seiring dengan perkembangan telah di uraikan , maka dapat dirumuskan
teknologi yang terjadi mengakibatkan permasalahan yang ada sebagai berikut :
banyak orang yang memodifikasi komponen 1. Bagaimana pengaruh perubahan
AC salah satu diantaranya dengan diamater pipa kapiler yang berbeda dapat
menambahkan pipa tambahan dengan mempengaruhi efek refrigerasi dan kerja
diameter yang berbeda- beda pada kompresi?
kondensor. 2. Seberapa besar pengaruh perubahan pipa
Salah satu proses pelepasan kalor yang lain kapiler terhadap unjuk kerja/ COP AC
adalah dengan cara menambah luas area Split 1,5PK ?
perpindahan panas pada kondensor. Oleh
karena itu, penulis ingin menganalisis Tujuan dan Manfaat Penelitian
seberapa besar pengaruh luas area a. Mengetahui pengaruh perubahan
perpindahan kalor terhadap debit air diamater pipa kapiler terhadap efek
kondensat yaitu dengan cara memberikan refrigerasi dan kerja kompresi.
perubahan pipa kapiler pada kondensor AC b. Mengetahui seberapa besar pengaruh
Split 1,5 PK yang dipergunakan sebagai alat perubahan diameter pipa kapiler
untuk melepaskan kalor. terhadap unjuk kerja / COP AC Split
1,5PK.

42 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


Manfaat penelitian karena merupakan perbandingan antara
a. Jadi lebih mengetahui cara perhitungan dampak refrigerasi dengan kerja spesifik
kinerja AC setelah dilakukan perubahan kompresor :
pada pipa kapiler. h1  h4
b. Dapat mempelajari materi perkuliahan COP =
h2  h1
lebih lanjut khususnya Teknik
Refrigerasi dan pengkondisian udara. Dengan:
c. Menjadi lebih mengerti tentang kondisi COP = prestasi kerja mesin refrigerasi
h1 = entalpi masuk kompresor, kJ/kg
sistem AC yang sebenarnya, sehingga
h2 = entalpi keluar kompresor, kJ/kg
diharapkan mampu meningkatkan fungsi h4 = entalpi masuk evaporator, kJ/kg
alat yang telah ada dan dapat
menciptakan kondisi yang nyaman bagi METODE PENELITIAN
orang yang berada didalam ruangan Metode Penelitian
tersebut. Pada penelitian ini metode yang digunakan
adalah metode eksperimen yaitu dengan
DASAR TEORI melakukan modifikasi pipa kapiler dari
Dampak Refrigerasi yang standar A (0,50) dirubah ke diamater
Jumlah kalor yang diserap oleh evaporator yang lebih besar B (0,58), dan C (1,08)
per satuan massa pada saat terjadi dengan melakukan percobaan-percobaan.
penguapan disebut dampak refrigrasi, pada Data yang diperoleh dari percobaan
perancangan ini menggunakan R-22. kemudian dibandingkan guna mengetahui
Besarnya dapat dihitung menggunakan performance (COP) AC.
persamaan :
qr = h1  h4
dengan :
h1 = entalpi pada awal proses kompresi, kJ/kg
h4 = entalpi pada awal proses penguapan, kJ/kg

Daya spesifik dan daya total kompresor


Kerja spesifik adalah kerja yang setara
dengan perubahan entalphi selama proses
kompresi dan dirumuskan sebagai berikut :
w = h1  h2 ................(2-4)
dengan :
w = kerja spesifik kompresor kJ/kg
h1 = entalpi pada awal proses kompresi, kJ/kg
h2 = entalpi pada akhir proses kompresi, kJ/kg

Kebutuhan daya total kompresor adalah laju


aliran massa kerja spesifik kompresor
selama proses kompresi isentropik.

COP (Coefficient Of Performance)


COP dipergunakan untuk menyatakan
perfoma ( unjuk kerja ) dari siklus
refrigerasi. Semakin tinggi COP yang
dimiliki oleh suatu mesin refrigerasi maka PEMBAHASAN
akan semakin baik mesin refrigerasi
tersebut. COP tidak mempunyai satuan

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 43


Tabel 4.7 Nilai Kerja Kompresi Dan Efek Dengan selesainya melakukan pengujian
Refrigerasi Pada AC Split 1,5 PK dengan dan pengolahan data pada AC Split 1,5PK
menggunakan pipa kapiler A (0,50) dengan variasi pipa kapiler yang dipasang
N Qr W
o
DATA h1 h2 h3 h4
h1-h4 h2-h1
COP setelah kondensor maka diperoleh data-data
1
Perta 411.3
443.50 240.52 201.17 pada kinerja AC Split 1,5 PK yang
ma 4 210,16 32,16 6,53
2 Kedua
411.6
443.50 239.23 201.17
kemudian dianalisa dengan grafik sebagai
3 210,46 31,87 6,60
411.6
berikut :
3 Ketiga 443.75 240.52 201.17
3 210,46 32,12 6,55
Keemp 411.6
4 444.00 239.23 202.35
at 3 209,28 32,37 6,46
5 Kelima
411.6
443.50 240.52 201.17
Diameter Pipa Kapiler Vs Efek Refrigerasi
3 210,46 31,87 6,60 215.00
Keena 411.6
6 443.75 239.23 201.17

Efek Refrigerasi (kJ/kg)


m 3 210,46 32,12 6,55 210.00 210.25
Ketuju 411.6
7 443.75 239.23 201.17
h 3 210,46 32,12 6,55
411,5
205.00
443.68 239.78 201.34 210.25
Rata-rata 9 32,09 6,55
200.00
196.70
Tabel 4.8 Nilai Kerja Kompresi Dan Efek 195.00 193.75
Refrigerasi Pada AC Split 1,5 PK dengan
190.00
menggunakan pipa kapiler B (0,58)
Qr w
185.00
No DATA h1 h2 h3 h4 COP 0.50 0.58 1,08
h1-h4 h2-h1 A B
Diameter Pipa kapiler C
1 Pertama 411,336 445,50 244,418 214,29
197,05 34,16 5,77
Dari grafik diatas perbandingan antara pipa
2 Kedua 410,736 445,25 245,727 214,29
196,45 34,51 5,69kapiler A, B maupun C, efek refrigerasi
3 Ketiga 410,736 444,00 245,727 214,29
196,45 33,26 5,91 rata-rata yang paling tinggi adalah pada pipa
4 Keempat 410,736 443,75 244,418 213,08 kapiler A yaitu 210,25 kJ/kg sedangkan
197,66 33,01 5,99
terendah pada pipa kapiler C yaitu 193,75
5 Kelima 410,736 445,50 245,727 214,29
196,45 34,76 5,65kJ/kg.
6 Keenam 410,736 443,75 245,727 214,29
196,45 33,01 5,95Dari tabel 4.7 - 4.9 diatas, maka didapat
7 Ketujuh 410,736 443,75 244,418 214,29
196,45 33,01 5,95
grafik hubungan antara waktu dengan Nilai
410,822 444,50 245,166 214,12
kerja kompresi dari hasil perhitungan
Rata-rata 196,70 33,68 5,84
sebagai berikut :
Tabel 4.9 Nilai Kerja Kompresi Dan Efek Diameter Pipa Kapiler Vs Kerja Kompresi
Refrigerasi Pada AC Split 1,5 PK dengan 37.00
Kerja Kompresi (kJ/kg)

tanpa menggunakan pipa kapiler C (1,08) 36.00 36.23

Qr w 35.00
No DATA h1 h2 h3 h4 COP 34.00
33.68
h1-h4 h2-h1 33.00
1 Pertama 411,34 447,50 244,42 217,94
193,40 36,16 5,35
32.00 32.09
2 Kedua 411,34 447,50 245,73 217,94
31.00
193,40 36,16 5,35
30.00
3 Ketiga 411,34 447,50 244,42 217,94 0.50 0.58 1,08
193,40 36,16 5,35

4 Keempat 411,34 447,75 244,42 216,72 A B C


194,62 36,41 5,34

5 Kelima 411,34 447,50 245,73 217,94


193,40 36,16 5,35
Diameter Pipa kapiler
6 Keenam 411,34 447,50 244,42 217,94
193,40 36,16 5,35

7 Ketujuh 411,34 447,75 245,73 216,72 Dari grafik diatas terlihat bahwa untuk kerja
194,62 36,41 5,34
kompresi pada AC untuk pipa kapiler C
411,34 447,57 244,98 217,59
Rata-rata 193,75 36,23 5,35 dengan rata-rata 36,23 kJ/kg, sedangkan
pada pipa kapiler B dengan rata-rata 33,68

44 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


kJ/kg dan pada pipa kapiler A cenderung rata-rata 5,84 dan kapiler C (1,08) rata-rata
stabil dengan rata-rata 32,09kJ/kg. 5,35.

Dari tabel diatas, maka didapat grafik KESIMPULAN


hubungan antara diameter pipa dengan Dari hasil pengujian alat, pengambilan data,
koefisien prestasi ( COP ) dari system AC dan pembahasan dalam penelitian ini, maka
Split 1,5 PK dengan variasi pipa kapiler dapat diambil kesimpulan bahwa :
sebagai berikut : 1. Semakin besar diameter pipa kapiler
maka efek refrigerasi menurun dan kerja
Diameter Pipa Kapiler Vs Rata-rata kompresi meningkat.
7.00 COP 2. Semakin besar diameter pipa kapiler
6.55
Coefisien Of Performance (COP)

5.84
maka COP semakin menurun.
6.00
5.35
5.00 DAFTAR PUSTAKA
4.00 Ari Fakih Laksono, 2014 “Analisis
3.00
Pengaruh Variasi Diameter Pipa
Kapiler Terhadap Prestasi Kerja Pada
2.00
Mesin Refrigerator Berbasis LPG
1.00 Sebagai Refrigeran” Universitas
0.00 Jember
0.50 0.58 1,08
A B
Arif Hidayatullah. 2011. Pemeliharaan
Diameter Pipa kapiler C /Servis Sistem AC (Air Conditioner)
Pada Kendaraan. Yogyakarta: PT.
Dari grafik diatas dapat dilihat perbedaan Citra Aji Parama.
yang jelas bahwa koefisien prestasi pada
masing-masing perlakuan pipa kapiler A, B Boby Himawan Putra Prasetya., Ary
dan C cenderung stabil. Disamping itu dapat Bachtiar Krishna Putra. 2013. Studi
diketahui bahwa penggunaan pipakapiler A Eksperimen Variasi Laju
(0,50) COP lebih tinggi dibandingkan Pendinginan Kondensor Pada Mesin
dengan lainnya (Kapiler B dan C), dengan Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF
nilai COP maksimal dapat mencapai 6,55,
5,84 dan 5,35 dari masing-masing kapiler Fakultas Teknik Mesin. 2013. Modul Teknik
A, B dan C. Pendingin. Tegal: Fakultas Teknik
Mesin. Universitas Pancasakti.
Jadi dapat diketahui bahwa diameter pipa
kaplier berpengaruh terhadap koefisien Handoko,J., 2007” Merawat dan
prestasi, dimana dapat diketahui bahwa Memperbaiki AC”, Kawan Pustaka,
semakin kecil diameter pipa kapiler maka Jakarta
COP semakin meningkat. Hal ini
dikarenakan semakin kecil diameter pipa Matheus M. Dwinanto, Hari Rarindo, dan
kapiler maka kecepatan fluida dalam pipa Verdy A, 2012 “Pengaruh Variasi
kapiler akan semakin cepat, tekanan Dimensi Pipa Kapiler Dan Massa
fluida rendah, tingkat pengkabutan Refrigeran Terhadap Temperatur
semakin besar, suhu evaporator menjadi Evaporasi Dan Koefisien Prestasi
lebih rendah, sehingga prestasi kerja pada Mesin Refrigerasi Evaporator Ganda”
mesin pendingin meningkat. Hal ini Semnas SAINTEK Kupang.
dibuktikan dengan diameter kapiler A(0,50)
rata-rata COP 6,55, pipa kapiler B (0,58)

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 45


Pengeluaran Kalor Kondensor High Stage Udara. Alih bahasa Supratman Hara.
Sistem Refrigerasi Cascade Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Menggunakan Refrigeran MC22 dan
R404A dengan Heat Exchanger Tipe Sudjito,Baedowie,S., and Sugeng ,A.,Diklat
Concentric Tube. Termodinamika Dasar,
http://www.mesin.brawijaya.ac.id /
Risza Helmi, “Perbandingan COP Pada diklat ajar / data/02 f bab5
Refrigerator Dengan Refrigeran CFC termo.pdf,juli 2008.
R12 Dan HC R134a Untuk Panjang
Pipa Kapiler Yang Berbeda” Sunyoto. 2010. Teknik Mesin Industri.
Univeritas Gunadharma, Jakarta Jakarta: Kementrian Pendidikan
Nasional.
SNI 03-6390 – 2000, konversi energi sistem
tata udara pada bangunan gedung

Stoecker, Wilbert F., Jerold W. J., 1996.


Refrigerasi Dan Pengkondisian

46 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


PERANCANGAN MEJA KONVEYOR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
UNTUK MEMPERTIMBANGANKAN FAKTOR ANTROPOMETRI
DI LABORATORIUM ANALISA PERANCANGAN KERJA
FAKULTAS TEKNIK

Sigit Antoni1, Zulfah2, Tofik Hidayat3


1. Mahasiswa Progdi Teknik Industri Universitas Pancasakti Tegal
2.3 Dosen Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal
E-mail : cyget.antony@gmail.com

Abstrak
Tujuan dalam pembuatan skripsi ini untuk mengetahui cara kerja meja konveyor sesuai
dengan ukuran tubuh manusia agar lebih ergonimis dan ekonomis serta tidak
meninggalkan tingkat kenyamanan dalam pemakaiannya. Penulisan skripsi ini
menggunakan metode observasi dengan ukuran dimensi tubuh, menggunakan metode ini
penulis mendapatkan hasil Tinggi Siku Berdiri Tegak dijadikan untuk ukuran tinggi
konveyor 102,77 cm, rentangan kedua tangan digunakan untuk ukuran panjang konveyor
185,18 cm dan biaya pembuatan untuk satu meja konveyor sebesar Rp, 4.779.200,-
dengan rincian Bahan baku Rp. 3.670.500, Jasa potong Rp. 15.300, Jasa bubut Rp.
14.500, Jasa freis milling Rp. 12.000, Jasa pelubangan Rp. 5.900, Jasa Pengelasan Rp.
29.000, Jasa penghalusan Rp. 8.000, Jasa pengecatan Rp. 24.000, Biaya tenaga kerja Rp.
450.000, Biaya overhead pabrik Rp. 550.000

Kata Kunci : Antropometri, , Ergonomis, Biaya Produksi

PENDAHULUAN pembuatan alat mengukur dan


Dewasa ini kebutuhan fasilitas akan menyesuaikan bagian tubuh yang berkaitan
alat-alat praktikum sangat diperlukan, dengan alat yang akan dibuat.
karena itu alat bantu (tool) merupakan hal Menentukan ukuran antropometri
yang sangat penting untuk sarana sangatlah penting, karena ukuran tersebut
praktikum agar belajar mengajar dapat menyinggung tentang kenyamanan dan
berjalan dengan lancar dan semestinya. pembelanjaan material, maksud dari
kenyamanan sendiri adalah konveyor
Pembuatan meja konveyor ini nyaman dalam penggunaan dengan tubuh
dijadikan sebagai pengaplikasian penulis yang ideal jadi dalam penggunaan
dalam praktikum yang ada di mata kuliah konyeyor tidak mengalami keluhan dan
ergonomi yang telah diterima selama kelelahan, karena semakin ergonomis maka
kuliah di Universitas Pancasakti Tegal, produktifitas akan meningkat, jika sudah
ergonomi merupakan ilmu yang sangat mengukur ukuran konveyor maka tidak ada
penting dalam dunia industri khususnya bahan yang sia – sia karena sudah diukur
dalam penbuatan alat bantu dari alat kecil dan tidak ada bahan yang lebih atau kurang
hingga alat berat. jadi menghemat pembelanjaan bahan baku.
Ergonomi dan Antropometri
merupakan ilmu yang saling melengkapi Batasan Masalah
karena ilmu ergonomi dalam pembuatan Berdasarkan latar belakang masalah
suatu alat / produk selalu ada untuk tersebut diatas penulis membatasi
menentukan kenyamanan penggunaan alat, permasalahan sebagai berikut :
menentukan kenyamanan suatu alat
biasanya menggunakan metode
antropometri tubuh manusia, jadi

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 47


1. Objek penelitian adalah meja konveyor b. Prinsip perancangan fasilitas yang bias
yang telah penulis buat sesuai disesuaikan.
antropometri tubuh. Prinsip ini digunakan untuk
2. Model Meja Konveyor menggunakan merancang fasilitas agar fasilitas
bahan ekonomis namun tidak tersebut bisa menampung atau bisa
mengabaikan kualitas bahan meja dipakai dengan enek dan nyaman oleh
konveyor. semua orang yang mungkin
3. Meja konveyor yang dibuat penulis memerlukannya.
tidak untuk dijual belikan. Ergonomi
4. Data yang dikumpulkan dari data Ergonomi adalah ilmu yang
mahasiswa teknik industri semester II. menemukan dan mengumpulkan
informasitentang tingkah laku,
Rumusan Masalah kemampuan, keterbatasan, dan
Berdasarkan batasan masalah diatas karakteristik manusia untuk perancangan
penulis merumuskan permasalahan sebagai mesin, peralatan, sistem kerja, dan
berikut : lingkungan yang produktif, aman,nyaman
dan efektif bagi manusia. Ergonomi
1. Bagaimana cara merancang meja merupakan suatu cabang ilmu
konveyor dengan menggunakan yangsistematis untuk memanfaatkan
antropometri tubuh mahasiswa teknik informasi mengenai sifat manusia,
industri kemampua nmanusia dan keterbatasannya
2. Berapa biaya yang diperlukan dalam untuk merancang suatu sistem kerja yang
pembuatan meja konveyor. baik agartujuan dapat dicapai dengan
efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana,
Tujuan Penelitian 1979).
Tujuan dari pembuatan Skripsi ini
adalah untuk Antropometri
Istilah antropometri berasal dari
1. Untuk mengetahui cara pembuatan “anthro” yang berarti manusia dan
meja konveyor sesuai dengan ukuran “metri” yang berarti ukuran. Secara
tubuh manusia agar lebih ergonomis definitif antropometri dapat dinyatakan
2. Mengetahui biaya bahan baku sebagai suatu studi yang berkaitan
pembuatan meja konveyor. dengan pengukuran dimensi tubuh
manusia. Antropometri secara luas akan
LANDASAN TEORI digunakan sebagai pertimbangan ergonomi
Data anthropometri hasil pengukuran dalam proses perancangan produk maupun
digunakan sebagai data untuk merancang sistem kerja yang akan memerlukan
peralatan mengingat data anthropometri interaksi manusia. Data antropometri
setiap orang tidak sama. Maka dalam yang berhasil diperoleh akan
perancangan dengan menggunakan data diaplikasikan secara luas antara lain dalam
anthropometri terdapat tiga prinsip dasar hal, (Menurut Wignjosoebroto, 2003):
yaitu : (Sutalaksana, 1979 : hal 78) a. Perancangan area kerja (work station,
a. Prinsip perancangan fasilitas mobile, interior, dll)
berdasarkan individu ekstrim b. Perancangan peralatan kerja seperti
Prinsip perancangan fasilitas mesin, equipment, perkakas dan
berdasarkan individu ekstrim terbagi Sebagainya
dua yaitu perancangan berdasarkan c. Perancangan produk-produk
individu terbesar dan perancangan konsumtif seperti pakaian, kursi,
fasilitas berdasarkan individu kecil. meja, dan sebagainya.

48 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


Populasi adalah keseluruan subjek
1. Harga Pokok Produksi penelitian. Apabila seseorang ingin
Harga pokok produksi atau disebut meneliti semua elemen yang ada dalam
harga pokok adalah pengobanan sumber wilayah penelitian, maka penelitianya
ekonomi yang diukur dalam satuan merupakan penelitian populasi Penulis
uang yang telah terjadi atau mengambil data populasi sebanyak 32
kemungkinan terjadi untuk memperoleh orang. (Arikunto, S, 2010 : 173).
penghasilan.
Manjemen memerlukan informasi Sampel
biaya produksi yang sesungguhnya Sampel adalah sebagian subjek
dikeluarkan dibandingkan dengan rencan populasi yang diteliti dalam suatu
produksi yang telah ditetapkan , oleh kelompok. (Arikunto, S 2010 : 174)
sebab itu akuntansi biaya digunakan dalam Jumlah populasi adalah 32 , dan
jangkawaktu tertentu untuk memantau tingkat kesalahan yang dikehendaki
apakah produksi mengkosumsi total adalah 5%, maka jumlah sampel yang
biaya produksi sesuai dengan yang digunakan adalah :
diperhitungkan sebelumnya. n = N/(N(d)^2+1)
. n = 32/(32.(0,05)^2+1)
n = 29,629 ≈ 30
METODE PENELITIAN Metode Analisis Data
Dalam melakukan penelitian ini Metode yang digunakan dalam penelitian
metode yang dilakukan adalah metode ini menggunakan metode deskriptif dan
observasi yaitu dengan mengadakan didukung dengan menggunakan metode
penelitian langsung mengukur responden antropometri ukuran tubuh manusia dan
untuk mengukur seperti tinggi siku pada menghitung harga pokok produksi untuk
posisi berdiri tegak posisi ini berguna pembuatan meja konveyor. Setelah data-
untuk menentukan tinggi meja konveyor, data yang dibutuhkan terkumpul, maka
jangkauan tangan depan posisi berdiri dilakukan pengolahan data sebagai berikut:
tegak, dan posisi rentangan kedua tangan Data Antropometri
pada posisi berdiri tegak berguna untuk Setelah dilakukan pengumpulan data,
menentukan lebar meja konveyor langkah selanjutnya adalah melakukan
(Arikunto, S, 2010 ) pengolahan data antropometri untuk
Waktu dan Tempat Penelitian mengetahui ukuranukuran yang
Waktu penelitian dilakukan pada digunakan dalam merancang kursi
bulan Febuari 2013 sampai dengan Maret antropometri. Adapunlangkah-langkah
2013, penelitian ini mengumpulakan data dalam melakukan pengolahan data
tentang ukuran tubuh ( antropometri ) antropometri adalah sebagai berikut:
untuk mengukur dalam pembuatan meja Penerapan data antropometri ini akan
konveyor, Objek penelitian dalam dapat dilakukan jika tersedia nilai rata-
penulisan skripsi ini adalah meja konveyor rata (mean) dan standar deviasinya dari
yang telah dibuat oleh penulis, tempat suatu distribusi normal. Adapun
penelitian / pengukuran antropometri distribusi normal ditandai dengan adanya
dilakukan di universitas pancasakti dengan nilai rata-rata (mean) dan SD (standar
objek antropometri mahasiswa teknik deviasi). Sedangkan persentil adalah
industri. suatu nilai yang menyatakan persentase
tertentu dari sekelompok orang yang
Populasi, Sampel dimensinya sama dengan atau lebih rendah
1. Populasi dari nilai tersebut. Misalnya 95% dari
populasi adalah sama atau lebih rendah dari

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 49


95 persentil, dan 5% dari populasi berada Tabel 1. Hasil Pengukuran Tinggi Siku pada
sama dengan atau lebih rendah dari 5 Posisi Berdiri Tegak
persentil, Uji kenormalan data

Diagram Alir Penelitian

Tabel 2. Hasil Pengukuran Jangkauan


Tangan Kedepan pada Posisi berdiri tegak

Hasil Penelitian
1. Pengumpulan Data
Penulis mengumpulkan data dari
mahasiswa teknik industri sebagai
responden dalam penelitian, penelitian ini
menggunakan 30 orang responden.
Pengumpulan data ukuran dimensi yang
telah didapat sebagai berikut :

50 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


Table 3. Hasil Pengukuran Rentangan Kedua
Tangan pada Posisi Berdiri Tegak

Tabel 5 penggolahan Data Antropometri


Penggukuran Jangkauan Tangan Kedepan Pada
Posisi Berdiri Tegak

2. Pengolahan Data
Setelah penulis menggumpulkan data
dari 30 responden maka langkah
selanjutnya akan di olah dan
menghasilkan data untuk melengkapi
data perancangan alat konveyor.

Data Antropometri

Tabel 4. pengolahan Data Antropometri


Pengukuran Tinggi Siku
Pada Posisi Tegak

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 51


a. Data antropometri Pengukuran
Rentangan Kedua Tangan Pada Posisi
Berdiri Tegak

Tabel 6 Pengolahan Data Antropometri


Pengukuran Rentangan Kedua Tangan
Pada Posisi Berdiri Tegak

Dari pengukuran diatas diketahui bahwa


data sudah mencukupi karena nilai N’ < N
= 2< 30. Maka data yang telah diteliti
dinyatakan sudah cukup dengan tingkat
kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian
5%.

Table Uji Kecukupan Data Pengukuran


Jangkauan Tangan Kedepan pada Posisi
3. Uji Kecukupan Data Berdiri Tegak

Tabel Uji Kecukupan Data Pengukuran


Tinggi Siku pada Posisi Berdiri Tegak

52 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


Dari pengukuran diatas diketahui bahwa
data sudah mencukupi karena nilai N’ < N
= 3< 30. Maka data yang telah diteliti
dinyatakan sudah cukup dengan tingkat
kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian
5%.
Tabel Uji Kecukupan Data Pengukuran
Rentangan Kedua Tangan Pada Posisi
Berdiri Tegak

Dari pengukuran diatas diketahui bahwa


data sudah mencukupi karena nilai N’ < N
= 1< 30. Maka data yang telah diteliti
dinyatakan sudah cukup dengan tingkat
kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian
5%.
4. Uji Keseragaman Data
6. Analisa Biaya
Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas
Kontrol Bawah (BKB) Pengukuran Tinggi
Badan Tegak, dengan asumsi tingkat
kepercayaan 95% (k=2) dan tingkat
ketelitian 5% (s = 0,05), data antropometri
yang diperoleh diuji keseragaman datanya.

Jadi Harga Pokok Produksi untuk 1 unit


meja konveyor adalah Rp. 4.779.200,-.
Sehingga keuntungan sebanyak Rp.
2.620.200,-. Jika dijadikan persenan maka
keuntungan dari penjualan meja konveyor
sebesar 63,722 %

5. Rancangan Meja Konveyor

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 53


KESIMPULAN
Berdasarkan analisa dan pembahasan diatas
yang telah diolah oleh penulis maka
penulis menyimpulkan bahwa :
1. Merancang meja konveyor dengan
PEMBAHASAN menggunakan antropometri tubuh
Penulis akan membahas rumusan masalah sangatlah penting karena kita membuat
yang memjadi pembahasan dalam alat sesuai dengan postur tubuh orang
pembuatan skripsi ini, setelah melakukan dan membuat produk senyaman
pengukuran tubuh antropometri maka data mungkin agar pengguna merasa aman,
akan diuji dan dibahas sebagai berikut : nyaman, dan efektif dalam
1. Uji Kenormalan Data Tinggi penggunaannya. Perancangan meja
Siku Berdiri Tegak konveyor menggunakan ukuran tubuh
Untuk uji kenormalan data dengan Tinggi Siku Berdiri Tegak untuk
cara manual yaitu menggunakan dijadikan sebagai ukuran tinggi meja
rumus uji chi-square didapatkan konveyor, sehingga pengguna meja
hasil : konveyor tidak repot dan tidak ribet
dalam meletakan matrial yang akan
dijalankan dengan ukuran tinggi
102,77 cm, Jangkauan Tangan
Kedepan dilakukan untuk mendapatkan
lebar dari meja konveyor, Rentangan
Kedua Tangan digunakan untuk
mendapatkan ukuran panjang meja
konveyor, hal ini dilakukan agar
pengambilan barang dalam jangkauan
dengan ukuran lebar 185,18 cm.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada 2. Biaya yang diperlukan dalam
variabel tinggi siku (tst) pada posisi berdiri pembuatan meja konveyor dalam
tegak, nilai Sig. pada uji kolmogornov- penelitian ini sebesar Rp. 4.779.200,-
smirnov adalah sebesar 0,009. Nilai dengan rincian Bahan baku Rp.
tersebut sudah memenuhi nilai = 0,005 3.670.500, Jasa potong Rp. 15.300,
karena 0,09 > 0,005. Maka dengan tingkat Jasa bubut Rp. 14.500, Jasa freis
kepercayaan 95% ini dapat dikatakan milling Rp. 12.000, Jasa pelubangan
bahwa data tinggi siku pada posisi berdiri Rp. 5.900, Jasa Pengelasan Rp. 29.000,
tegak berdistribusi normal. Jasa penghalusan Rp. 8.000, Jasa
pengecatan Rp. 24.000, Biaya tenaga
kerja Rp. 450.000, Biaya overhead
pabrik Rp. 550.000

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, (1998), Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
Jakarta: Rhineka Cipta

Sutalaksana, Iftikar, dkk, (1979), Teknik


Tata Cara Kerja, Departemen
Gambar
Teknik Industri – ITB, Bandung

54 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


Tarwaka, 2004.Ergonomi Untuk William K.Carter 2009. Akuntansi Biaya.
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Edisi 14. Salemba Empat: Jakarta.
Produktivitas.Surakarta:Uniba Pers

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 55


ANALISA SIFAT MEKANIS KOMPOSIT METRIK EPOKSI DIPERKUAT
SERBUK CANGKANG TELUR ITIK UNTUK RODA GIGI TRANSPORTIR
PADA MESIN BUBUT

Tri manunggal Utomo¹, Rusnoto², Drajat Samyono³


1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal
2, 3 Dosen Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal

Jl. Halmahera KM. 1 Tegal


Telp. 0283-351082, Fax. 0283-342519
tri_manunggalutomo@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh dari variasi penambahan unsur serbuk
cangkang telur itik komposit pada kekuatan tarik, keausan dan impak untuk aplikasi roda
gigi transportir pada mesin bubut. Sehingga dapat digunakan untuk pengganti roda gigi
trasportir berbahan komposit yang memiliki sifat mekanis yang lebih baik, ringan dan kuat
sehingga dapat dibuat/ dipraktekan di bengkel – bengkel atau sekolah dengan biaya yang
sangat murah. Dari data yang diperoleh setelah masing – masing spesimen dilakukan
pengujian. Maka pada pengujian tarik penambahan serbuk cangkang telur itik tidak
memiliki pengaruh yang sangat signifikan pada kekuatan tarik. Dengan penambahan 0%,
6%, 9%, 12% dan 18% mempunyai kekuatan tarik sebesar 57,77 N/mm 2, 38,74 N/mm2,
39,36 N/mm2, 40,46 N/mm2 dan 28,77 N/mm2. Pada pengujian keausan nilai tertinggi pada
spesimen dengan campuran penguat serbuk cangkang telur itik 6% yang mana nilai
abrasive mencapai 1,0177 x 10-6dan nilai keausan terendah pada spesimen dengan
campuran penguat serbuk cangkang telur itik 9% dengan niali abrasive 2,1880 x 10 -7.
Kemudian pada pengaujian impak nilai kekuatan impak tertinggi spesimen dengan
campuran penguat serbuk cangkang telur itik 6% sebesar 0,0016 J/mm2 sedangkan nilai
terendah pada spesimen dengan penguat serbuk cangkang telur itik 18% sebesar
0,0005J/mm2.

Kata kunci : Komposit, Roda gigi transportir, Resin Epoxy, Hardener, Serbuk cangkang
telur itik, uji tarik, uji keausan dan uji impak

PENDAHULUAN mendorong penggunaan bahan komposit


polimer sebagai bahan alternatif atau bahan
Perkembangan teknologi bahan saat pengganti material logam konvensional
ini semakin pesat. Pemenuhan kebutuhan pada komponen mesin industri. Penelitian
akan bahan dengan karakteristik tertentu yang berkelanjutan berbanding lurus
juga menjadi faktor pendorong dengan perkembangan teknologi bahan
perkembangan teknologi bahan. Berbagai tersebut khususnya komposit.
macam bahan telah digunakan dan juga Perkembangan komposit tidak hanya dari
penelitian lebih lanjut terus dilakukan komposit sintetis tetapi juga komposit
untuk mendapatkan bahan yang tepat guna, natural yang terbarukan sehingga
salah satunya bahan komposit polimer. mengurangi pencemaran lingkungan hidup.
Kemampuannya yang mudah dibentuk Penelitian mengenai material komposit
sesuai kebutuhan, baik dalam segi kekuatan maupun komponen yang terbuat dari
maupun keunggulan sifat-sifat yang lain, material komposit banyak dilakukan.

56 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


Pada mesin bubut yang sekarang perubahan panas. Serbuk cangkang telur
digunakan pada instansi pendidikan itik didapat dari cangkang telur yang
khususnya sekolah kejuruan atau industri dikeringkan kemudian dihaluskan dan
masih menggunakan jenis mesin bubut diayak untuk memperoleh serbuk dengan
seltik, dimana mesin bubut tersebut masih besaran butiran yang sama
menggunkan roda gigi Teflon yang
berfungsi sebagai penghubung antara poros Landasan Teori
ulir transportir dengan poros pembawa Komposit adalah suatu jenis bahan
eretan landas. Roda gigi transportir baru hasil rekayasa yang terdiri dari dua
merupakan komponen utama pada mesin atau lebih bahan dimana sifat masing-
bubut dimana roda gigi transporter harus masing bahan berbeda satu sama lainnya
memiliki kekuatan menahan beban saat baik itu sifat fisik maupun sifat kimianya
pembubutan, memiliki tingkat keausan dan tetap terpisah dalam hasil akhir bahan
yang paling kecil dan ketahan yang bagus. tersebut ( bahan komposit ).
Penggunaan roda gigi transporter yang Penggabungannya sangat beragam; fiber
sekarang ini masing menggunkan bahan ada yang diatur memanjang (unidirectional
Teflon dimana bahan tersebut memiliki composites), ada yang dipotong-potong
banyak kekurangan seperti tidak kuat lalu dicampur secara acak (random fibers),
menahan beban saat proses pembuatan ulir, ada yang dianyam silang lalu dicelupkan
keausan tinggi dan ketahan kurang bagus. dalam resin (cross-
Teflon sebagai bahan pembentuk roda gigi plylaminae),dan lainnya.Tujuan dari
transportir dirasa masih kurang sehingga penggabungan tersebut tidak hanya untuk
alternatif penggunaan komposit sebagai memperoleh sifat aditif dari material
bahan pengganti roda gigi transportir perlu pembentuknya saja,akan tetapi yang paling
dicoba. Komposit terdiri dari suatu bahan utama adalah untuk memperoleh sifat
utama (matrik) dan penguat sinergisnya.
(reinforcement) yang ditambahkan untuk
meningkatkan kekuatan dan kekakuan METODE PENELITIAN
matrik. Penguatan ini biasanya dalam Alat dan Bahan
bentuk serat (fiber), selain serat sebagai Bahan yang digunakan adalah:
bahan penguat komposit, bisa juga Serbuk cangkang telu itik dimana
digunakan serbuk sebagai penguatnya, baik pembuatan serbuk dilakukan dengan
itu serbuk dari logam maupun dari non membersihkan cangkang telur kemudian
logam. Salah satu contoh serbuk non logam dilakukan penjemuran, setelah kering
yaitu berasal dari cangkang telur. Pada dilakukan menumbuk cangkang telur itik
penelitian ini menggunakan cangkang telur sampai halus kemudian di ayak.Resin
itik. Cangkang telur itik dipilih karena Epoksi dan Hardener yang diproduksi PT.
ketersediaannya yang merupakan limbah Justus Kimia Raya.
rumah tangga dan harga murah. Epoksi Alat yang digunakan adalah:
yang diperkuat serbuk cangkang telur itik Timbangan digital yang digunakan untuk
memungkinkan menghasilkan kekakuan, menimbang berat fraksi masing – masing
kekuatan, dimensi stabil, penyusutan resin, hardener dan serbuk, ayakan untuk
rendah, serbuk cangkang telur itik dengan menyaring serbuk cangkang telur itik,
matrik epoksi berinteraksi dengan epoksi Jangka sorong untuk untuk mengukur
pada luas permukaan yang lebih besar. dimensi benda uji. Wadah/ bejana untuk
Pada metode ini serbuk cangkang telur itik mencampur metrik dan filler, stick es crem
akan tersisipi oleh rantai polimer dan untuk mengaduk, penggores untuk
tersebar merata di matrik polimer, menandai benda kerja sesuai dengan
polimerisasi dapat terjadi dengan ukuran yang distandarkan.

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 57


Metodologi Penelitian
Penelitiam ini dilakukan dengan cara
eksperimen yaitu dengan membuat
spesimen dari dari campuran resin dan
hardener sebagai pengeras yang diperkuat
dengan serbuk cangkang telur itik. Hal
pertama yang dilakukan ialah dengan
mencuci cangkang telur itik kemudian
dijemur diterik matahari langsung selama
12 jam setelah kering tumbuk
menggunakan cobek sampai halus
kemudian diayak/ disaring. langkah
pembuatan spesimen yaitu hitunglah
masing – masing fraksi sesuai perhitungan
volume cetakan, timbang resin, hardener
dan serbuk sesuai dengan perhitungan
fraksi berat. Perbandinagn antara resin dan
herdener adalah 75% untuk resin dan 25
untuk hardener. Cara pencampurannya
adalah masukan resin dan serbuk kedalam
wadah/ bejana kemudian aduk
menggunakan stick es sampai bener –
benar rata ( Homogen ) kemudian
tambahkan hardener kedalam bejana
kemudian diaduk kembali sampai tidak ada
gelembung yang ada pada campuran
tersebut.lumasi permukaan cetakan dan
alas cetak yang berfungsi untuk
mempermudah proses pelepasan
komposit.tuang adonan tersebuk kedalam
cetakan sampai batas yeng ditentukan
kemudian jemur pada terik matahari
langsung selama 12 jam sampai kering.
Mulai dilakukan pengukuran sesuai dengan
ukuran standar pengujian

Gb.4 Roda gigi transportir

58 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


Gb.8 Pengaruh dari penambahan serbuk
cangkang telur itik terhadap pengujian
Gb.5 Cetakan blank roda gigi transportir
keausan

Gb.10 Pengaruh dari penambahan serbuk


cangkang telur itik terhadap kekuatan
Gb.6 Joobshet Roda gigi transportir Impak
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis data dari komposit matrik
Untuk lebih jelasnya hasil dari uji epoksi diperkuat serbuk cangkang telur
tarik pada masing-masing variasi itik terhadap pengujian tarik
perbandingan penguat diatas maka akan Berdasarkan gambar grafik diatas kita bias
digambarkan dalam bentuk gambar grafik lihat bahwa untuk komposit matriks epoksi
uji tarik seperti yang ditampilkan oleh diperkuat serbuk cangkang telur itik tidak
gambar dibawah ini: mengalami perubahan yang signifikan pada
kekuatan tarik. Spesimen dengan fraksi
berat 0% serbuk cangkang telur itik dengan
rata-rata nilai beban maksimumnya adalah
2149,5 N dan nilai kekuatan tariknya
paling tinggi 57,77 N/mm2, kemudian
fraksi berat 6 % serbuk cangkang telur itik
mengalami penurunan nilai beban dengan
rata-rata nilai beban maksimum 1522,3N
dan nilai kekuatan tariknya 38,74 N/mm²,
kemudian fraksi berat 9% serbuk cangkang
Gb.7 Pengaruh dari penambahan serbuk telur itik mengalami peningkatan nilai
cangkang telur itik terhadap pengujian tarik beban dibandingkan dengan fraksi berat
6% dengan rata-rata nilai beban maksimum

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 59


1535,5 N dan nilai kekuatan tarik 39,36 nilai rata-rata kekuatan impact 0,0011
N/mm², kemudian fraksi berat 12% serbuk J/mm2, sedangkan untuk spesimen dengan
cangkang telur itik sedikit mengalami fraksi berat 6% mengalami peningkatan
peningkatan pada rata-rata nilai beban kekuatan nilai rata-rata kekuatan impact
maksimum 1574,5 N dan nilai kekuatan paling tinggi sebesar 0,0016 J/mm2,
tarik 40,46 N/mm². Untuk fraksi berat 18% kemudian spesimen dengan fraksi berat 9%
serbuk cangkang telur itik mempunyai serbuk cangkang telur itik mengalami
hasil terendah dengan rata-rata nilai beban penurunan nilai rata-rata kekuatan impact
maksimum 3547,6 N dan nilai kekuatan sebesar 0,0009 J/mm2, spesimen dengan
tarik 28,77 N/mm². Jadi fraksi berat 0% fraksi besar 12% serbuk cangkang telur
serbuk cangkang telur itik yang mengalami peningkatan nilai rata-rata
mempunyai nilai kuat tarik tertinggi dan sebesar 0,0011 J/mm2 dari spesimen fraksi
fraksi berat 18% serbuk cangkang telur itik berat 9%, spesimen terakhir dengan fraksi
yang mempunyai nilai beban tertinggi berat 18% serbuk cangkang telur
mengalami penurunan nilai rata-rata
2. Analisis data dari komposit matrik kekuatan impak sebesar 0,00050 J/mm2 .
epoksi diperkuat serbuk cangkang telur
itik terhadap uji keausan. KESIMPULAN
Berdasarkan grafik diatas penambahan 1. Pengaruh dari penambahan unsur penguat
penguat serbuk cangkang telur itik serbuk cangkang telur itik pada komposit
mengalami peningkatan yang signifikan yang dihasilkan tidak menunjukkan
dimana peningkatan yang paling besar pengaruh yang signifikan terutama pada
pada spesimen dengan penguat sebesar 6% pengujian tarik yang telah dilakukan pada
yaitu 1,01773x10-6, kemudian disusul masing-masing spesimen murni tanpa
dengan penambahan penguat sebesar 0% ( penguat 0% dengan nilai kekuatan tarik
Murni ) yaitu 6,42912x10-7, kemudian sebesar 57,77N
penambahan unsur penguat sebesar 18%
yaitu 7,87036x10-7, kemudian penambhan 2. Pengaruh dari penambahan unsur penguat
unsur penguat sebesar 12% yaitu serbuk cangkang telur itik menunjukkan
3,9962x10-7, kemudian penambhan unsur pengaruh yang signifikan pada pengujian
enguat sebesar 9% yaitu 2,18804x10-7Dari keausan yang telah dilakukan pada masing-
hasil ini dapat diketahui bahwa semakin masing spesimen bahwa kadar/nilai
besar kadar/nilai keausan berarti spesimen keausan terendah diperoleh oleh spesimen
tersebut memiliki kadar kekerasan yang dengan penambahan unsur penguat serbuk
rendah/lunak, oleh karena itu nilai keausan cangkang telur itik 12% yaitu sebesar
yang semakin kecil memiliki kekerasan 6,468 x 10⁻6 mm²/kg
yang semakin tinggi, tapi sebaliknya nilai 3. Pengaruh dari penambahan unsur penguat
keausan yang semakin besar memiliki serbuk cangkang telur itik menunjukkan
kekerasan yang semakin kecil. hasil yang signifikan pada pengujian
impact yang telah dilakukan pada masing-
3. Analisis data dari komposit matrik masing kekuatan impact yang paling tinggi
epoksi diperkuat serbuk cangkang telur ada pada spesimen dengan kandungan
itik terhadap kekuatan Impak penguat serbuk cangkang telur itik 6%
Berdasarkan grafik di atas kita bisa lihat yang memiliki kekuatan impact sebesar
bahwa untuk komposit matrik epoksi 0,0016 J/mm²,
diperkuat serbuk cangkang telur itik
mengalami peningkatan yang sangat Saran
signifikan pada kekuatan impact.pada 1. Pada saat pencampuran antara resin epoksi
specimen dengan berat fraksi 0% memiliki dan uinsur penguat agar hasilnya lebih

60 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


optimal dan menghasilkan campuran yang menggunakan perbandingan unsur penguat
lebih rata sebaiknya dicampurkan pada saat 12% serbuk cangkang telur itik, dimana
stabil yaitu resin epoksi dan penguat nilai dari hasil uji tarik, uji keausan dan uji
dicampur dengan diaduk-aduk lagi hingga impact pada spesimen dengan penambahan
merata, setelah itu dicampur dengan unsur penguat ini memiliki rata-rata nilai
hardener lalu diaduk sampai merata pengujian yang bagus, dan cocok apabila
kembali dan jangan terlalu lama, segera diterapkan untuk pembuatan roda gigi
tuang ke dalam cetakan karena resin epoksi transporter berbahan komposit nantinya.
yg telah dicampur dengan hardener akan
cepat mengerasPada saat penjemuran
spesimen setengah jadi yaitu spesimen yang DAFTAR PUSTAKA
baru dilepas dari cetakan yang nantinya akan
dibuat menjadi spesimen sesuai dengan standar Bakri, dkk. 2014, Pengaruh lingkungan
pengujian, maka agar cepat kering usahakan komposit serat sabut kelapa untuk
saat penjemuran bagian bawah dialasi dengan aplikasi baling-baling kincir angin,
besi plat karena besi plat saat dijemur menjadi
panas, ditambah dari atas juga terkena panas
Jurnal Mekanikal, Vol. 5 No. 1
matahari, jadi suhu penjemuran menjadi lebih Heribertus Sukarja, 2015, Studi Sifat
optimal dan efeknya spesimen akan lebih cepat Mekanik Komposit Hibrid Epoksi
kering. /Serbuk Kulit Telur Ayam
Buras/Serat Gelas, Jurnal
2. Pada saat penjemuran spesimen setengah Teknologi
jadi yaitu spesimen yang baru dilepas dari Lumintang C, dkk. 2011, Komposit hybrid
cetakan yang nantinya akan dibuat menjadi polyester berpenguat serbuk
spesimen sesuai dengan standar pengujian, batang dan serabut kelapa, Jurnal
maka agar cepat kering usahakan saat Rekayasa Mesin Vol.2 No.2
penjemuran bagian bawah dialasi dengan Nurlaela Rauf, dkk. 2011, Analisis
besi plat karena besi plat saat dijemur Pengaruh Pemberian Cangkang
menjadi panas, ditambah dari atas juga Telur Terhadap Sifat Fisis
terkena panas matahari, jadi suhu Biokeramik, jurnal, Universitas
penjemuran menjadi lebih optimal dan Hasanudin Makasar
efeknya spesimen akan lebih cepat kering. Nurhajati Dwi Wahini, dkk . 2011,
3. Resin epoksi dan hardener tipe A dan B Kualitas komposit serbuk sabut
kelapa dengan matrik sampah
karena kualitasnya juga akan lebih baik.
Styrofoam pada berbagai jenis
4. Apabila penelitian ini akan dikembangkan compatibilizer, Jurnal Riset
maka perlu dilakukan pengkajian ulang Industri Vol. 5, No. 2
tentang variasi berat dari penguat serbuk Priyadi Isnan, dkk. Sifat mekanis komposit
cangkang telur itik, untuk mendapatkan resin epoksi berpengauat serbuk
sifat mekanik yang lebih baik lagi. kayu sengon (Paraserianthes
Falcataria), Jurnal Laporan,
5. Setelah melihat hasil dari ketiga pengujian Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
yang telah dilakukan, yaitu uji tarik, uji Teknik Mesin Universitas
keausan dan uji impact, pada tiap-tiap Pancasakti Tegal
spesimen uji untuk masing-masing variasi Satito Aryo. 2015, Pengaruh sifat mekanis
penambahan unsur penguat, maka dapat komposit serbuk kayu dan plastik
disimpulkan bahwa komposisi high density polyethylene (HDPE),
perbandingan penambahan unsur penguat Skripsi Jurusan Teknik Mesin,
yang paling baik untuk diterapkan pada Politeknik Negeri Semarang
roda gigi transporter nantinya yaitu

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 61


S. Ginting, dkk. 2006, Pembuatan Sudirman, dkk. 2002, Sintetis dan
komposit dari karung plastik karakteristik komposit
bekas dan polietilena dengan polipropilena/serbuk kayu gergaji,
pelembut heksan”, Jurnal Jurnal Sains Materi Indonesia Vol.
Teknologi Proses Vol.5, No.2 4, No.1

62 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


ANALISA GROUNDSTRAP KABEL BUSI TERHADAP KONSUMSI BAHAN
BAKAR DAN DAYA MESIN MOTOR BENSIN 4TAK

M. Agus Shidiq
Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal

Kontak Person:
Perum Griya Indah Slawi Blok D-11 Dukuhwringin Slawi Tegal
Telp. 08562627055 Email: agus.upstegal@gmail.com

ABSTRAK

Pada bagian sepeda motor terdapat pengapian agar kendaraan dapat hidup dan bisa
digunakan untuk aktifitas. Pada pengapian yang stabil dan besar akan menghasilkan kinerja
yang maksimal. Sehingga menghasilkan pembakaran yang sempurna dan bahan bakar
bahan bakar pada kendaraan akan irit. Salah satu cara yang dapat dilakukan guna
mengefisiensikan pemakaian bahan bakar dalam menghemat pemakaian minyak bumi
dengan mengusahakan proses pembakaran di dalam ruang bakar yaitu memperbesar
pengapian dengan menambahkan suatu rangkaian ke sistem kelistrikan sepeda motor yang
berupa lilitan kawat tembaga pada kabel busi atau bisa disebut “Groundstrap”.
Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah metode Eksperimen (uji coba
langsung dengan cara membuat rangkaian Groundstrap untuk mengetahui dan menghitung
daya mesin bensi sepeda motor menggunakan alat Dynotest dan konsumsi bahan bakar
mesin bensin sepeda motor terhadap penambahan Groundstrap pada kabel busi. Pada
penelitian ini terdapat 4 variabel diameter kawat groundstrap yaitu diameter 0.4 mm ,
diameter 0.6 mm , diameter 0.8 mm dan diameter 1.0 mm.
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap 4 (empat) variabel Groundstrap,
bahwa ada pengaruh penggunaan rangkaian Groundstrap terhadap daya dan konsumsi
bahan bakar pada mesin bensin sepeda motor. Diketahui bahwa pengaruh penggunaan
rangkaian Groundstrap yang paling maksimal terhadap daya dan konsumsi bahan bakar
mesin bensin sepeda motor adalah variabel Groundstrap dengan diameter kawat lilitan 1.0
mm dengan mengahasilkan daya maksimal 13.02 HP dan konsumsi bahan bakar (Spesifik
Fuel Consumption) sebesar 0.0000199 Kg/Hp.s atau setara 0.000284 Liter/Hp.s
Kata kunci : Groundstrap, Koil, Daya.

PENDAHULUAN serta kelebihan, juga memberikan dampak


yang negatif atau kurang menguntungkan.
Dewasa ini perkembangan
teknologi dalam dunia otomotif khususnya Sementara itu dengan semakin
sepeda motor di seluruh penjuru dunia banyaknya pengguna sepeda motor tentu
terlebih di Negara Indonesia sangatlah saja hal ini juga membuat meningkatnya
pesat dan luas. Sepeda motor dipilih konsumsi bahan bakar, akan berdampak
sebagai alat trasportasi banyak orang pada segi penyediaan sumber daya alam,
karena sangat efisien bila dilihat dari biaya sebagaimana yang ketahui bahwa minyak
perawatan dan biaya operasional. bumi sampai dengan saat ini masih
merupakan sumber energi andalan utama di
Di sisi lain seiring dengan dunia, padahal minyak bumi tidak dapat
meningkatnya sarana transportasi diproduksi dalam pabrik. Dengan demikian
khususnya sepeda motor yang telah persediaan minyak bumi dapat dikatakan
memberikan bermacam-macam kemudahan

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 63


terbatas, untuk itu harus diusahakan LANDASAN TEORI
efisiensi dalam pemakaiannya. Salah satu
cara yang dapat dilakukan guna Motor Bensin 4 Langkah
mengefisienkan pemakaian bahan bakar
dalam menghemat pemakaian minyak bumi Motor bensin empat langkah adalah
salah satunya dengan mengusahakan proses motor yang siklus kerjanya diselesaikan
pembakaran di dalam ruang bakar suatu dalam empat kali gerak bolak-balik
kendaraan sebaik mungkin Alasan inilah langkah piston atau dua kali putaran poros
yang juga dilakukan oleh para mekanik engkol (crank shaft). Posisi tertinggi pada
serta penulis dalam penelitian ini agar bisa gerakan piston disebut Titik Mati Atas
menghasilkan daya yang maksimal pada (TMA) sedangkan yang terendah disebut
mesin tetapi harus sebanding dengan Titik Mati Bawah (TMB). Proses siklus
konsumsi bahan bakarnya. motor bensin empat langkah dilakukan
oleh gerak piston dalam silinder tertutup,
Agar penelitian yang dilakukan yang bersesuaian dengan pengaturan gerak
dapat mengarah tepat pada sasaran dan kerja katup isap dan katup buang di setiap
tidak menyimpang dari tujuan penelitian, langkah kerjanya. Proses yang terjadi
maka peneliti membatasi penelitian dengan meliputi, langkah hisap, langkah kompresi,
ruang lingkup : langkah kerja, dan langkah buang.
1. Menggunakan motor Jupiter MX 135cc
tahun 2014. Sistem Pengapian
2. Motor yang digunakan standart
Sistem pengapian adalah suatu sistem
pabrikan.
yang terdiri dari berbagai komponen yang
3. Menggunakan koil standart pabrikan
memilki fungsi yang berbeda yang
motor.
dirangkai sedemikian rupa sehinga menjadi
4. Pengaruh Groundstrap pada kabel busi
memiliki satu fungsi yakni memercikan
koil.
bunga api.
5. Menggunakan kawat tembaga merk
LG. Sistem pengapian pada motor
6. Variabel diameter kawat tembaga yang bensin berfungsi untuk menghasilkan
digunakan 0.4 mm , 0.6 mm , 0.8 mm percikan api yang kuat pada celah busi,
dan 1.0 mm . guna memulai proses pembakaran
Adapun perumasan masalah yang campuran bahan bakar dengan udara di
diteliti adalah : dalam ruang bakar, mengatur saat
1. Pengaruh Groundstrap pada kabel busi pengapian (saat perciakan api pada busi)
terhadap daya mesin. dengan tepat dan saat pengapian sesuai
2. Pengaruh Groundstrap pada kabel busi dengan putaran dan beban mesin.
terhadap konsumsi bahan bakar.
3. Mencari pengaruh Groundstrap pada Koil
kabel busi terhadap daya mesin dan
konsumsi bahan bakar yang paling Koil merupakan salah satu bagian
maksimal dengan penggunaan diameter terpenting dalam pengapian pada motor
kawat tembaga yang bervariasi. Spark Ignition Engines, karena Koil
merupakan komponen pengapian yang
Tujuan dari penelitian ini yaitu
menentukan baik tidaknya proses
mengetahui perubahan daya yang
pembakaran dalam ruang bakar sedangkan
dihasilkan., jumlah konsumsi bahan bakar
baik tidaknya pembakaran akan
dan membuat rangkaian tambahan pada
menentukan boros tidaknya bensin.
kabel busi dengan kawat tembaga.

64 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


Koil difungsikan sebagai pengubah
arus tegangan rendah menjadi tegangan
tinggi untuk menghasilkan pijaran bunga
api listrik pada busi dan dilihat dari
Dimana :
fungsinya koil merupakan sumber nyata
dari tegangan yang dibutuhkan dalam
proses pembakaran. Koil menghasilkan
tegangan tinggi dengan prinsip induksi Keterangan :
dimana tegangan listrik pada batery, Sfc : Spesifik Fuel Consumption (kg/Hp.s)
mf : Laju aliran massa bahan bakar (kg/s)
tegangan batery adalah rendah (6-12Volt)
Pb : Daya keluaran (Hp)
dan dinaikan sampai 5000-25.000 Volt. Ρf : Massa jenis bahan bakar bensin (700
kg/m³ = 0,7 kg/liter)
Daya Vf : Volume bahan bakar (ml)
tf : Waktu yang di gunakan (detik atau sekon
Yang dimaksud dengan daya motor
=s)
adalah besarnya kerja motor selama waktu
tertentu (BPM. Arends & H. Berenschot,
1980). Sebagai satuan daya yang dipilih Teknik Dasar Listrik
adalah watt. Biasanya satuan daya tadi
ditetapkan dalam kilowatt. Untuk Materi listrik adalah sekumpulan teori
menghitung besarnya daya, harus diketahui dan hukum yang dibuat oleh ahli dalam
tekanan rata-rata dalam silinder selama usahanya untuk menjelaskan hasil dan
langkah kerja. Besarnya tekanan rata-rata pengamatan setelah bertahun tahun
motor bensin empat-langkah adalah 6-9 melakukan percobaan Listrik
MPa. Untuk motor diesel empat-langkah merupakan salah satu bentuk tenaga yang
adalah 5-8 MPa. tidak dapat dilihat, walaupun pengaruhnya
bisa berbentuk panas, magnet, dan reaksi
Tekanan rata-rata ini dinyatakan kimia. Pengaruh tersebut dipakai oleh alat-
dengan lambang P. Untuk menhitung gaya alat listrik kita sehari-hari untuk
yang bekerja pada piston, tekanan rata-rata memberikan kita sesuatu seperti cahaya,
tadi harus dikalikan dengan luas piston (Pi panas, gerak, baterai lain sebagainya.
x A). Gaya tersebut dinyatakan dalam
newton, bila tekanan dinyatakan dengan METODE PENELITIAN
pascal dan luasnya dalam m². Mengingat
bahwa dayanya ditentukan dalam N.m/s Penelitian merupakan kegiatan yang
(J/s = Watt), maka gaya tadi masih harus dilakukan untuk memahami, memecahkan
dikalikan dengan panjang langkah piston masalah secara ilmiah, sistematis dan logis.
dalam meter dan frekuensi putarnya. Dalam setiap penelitian ilmiah, masalah
dan metode merupakan faktor yang ikut
Konsumsi Bahan Bakar menentukan berhasil tidaknya penelitian
yang dilakukan. Penelitian ini
Konsumsi bahan bakar merupakan menggunakan metode pendekatan dengan
parameter yang biasa digunakan pada analisis deskriptif yaitu mengamati hasil
sistem motor pembakaran dalam untuk eksperimen kemudian membandingkan
menggambar pemakaian bahan bakar. perbedaan daya dan konsumsi bahan bakar
Untuk mencari nilai konsumsi bahan bakar pada koil tanpa groundstrap dengan koil
(Spesifik Fuel Consumption) dapat dihitung bergroundstrap yang variabel diameter
dengan menggunakan rumus sebagai kawat tembaga groundstrap 0.4 mm, 0.6
berikut : mm, 0.8 mm dan 1.0 mm, kemudian

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 65


menyimpulkan dan menentukan hasil persiapan pengujian ini sebelum dilakukan
penelitian yang paling baik. pengujian yaitu :
a. Penyetalan dan pemeriksaan mesin
Eksperimen yang akan di uji meliputi : kondisi
Metode penelitian langsung atau mesin, minyak pelumasan, kondisi
metode eksperimen yaitu metode untuk roda depan belakang, koil, busi, dan
mendapatkan sebuah data dengan kabel-kabel kelistrikan.
melakukan proses percobaan, mencatat b. Pemeriksaan alat uji meliputi :
data-data yang di perlukan hingga lintasan alat uji, roller roda, kabel-
menyimpulkan hasil dari tujuan yang ingin kabel alat uji, system aplikasi alat uji
di capai pada alat atau rangkaian yang di dan kelengkapan alat uji yang lainnya.
buat.
Pengambilan Data.
Studi Pustaka Adapun langkah-langkah pengambilan data
dalam pengujian ini, diantaranya yaitu :
Kegiatan pengumpulan data dengan studi a. Lepas body motor terlebih dahulu
pustaka, yaitu penulis mengumpulkan data untuk pemasangan alat tambahan dan
berdasarkan referensi dari jurnal-jurnal bongkar pasang variabel pengujian.
yang terkait, proscending, buku, skripsi, b. Naikkan motor ke lintasan mesin
tesis, makalah, website dan sumber lain Dynotest, lalu ikat bagian tertentu
yang relefan terhadap materi kajian motor dengan bagian mesin Dynotest
penelitian yang penulis lakukan. Dengan menggunakan tali yang sudah tersedia.
harapan mendapatkan banyak materi dan c. Hidupkan mesin motor untuk
data-data dari penelitian ataupun materi pemanasan agar mesin mencapai
untuk bahan penelitian. kondisi kerja
Adapun beberapa tahapan yang d. Lakukan percobaan terlebih dahulu
harus dilakukan sebelum melakukan beberapa kali untuk mengecek kondisi
pengujian adalah sebagai berikut : motor dan mesin Dynotest sebelum
pengambilan data di mulai.
Persiapan Alat dan Bahan. e. Motor dijalankan di atas lintasan
a. Alat Dynotest menggunakan transmisi 2
Meliputi : Kunci T10, Kunci L, dengan kecepatan rendah.
Dynotest, Stopwatch, Gelas Ukur (Burret), f. Ketika bahan bakar di burret menunjuk
Gunting, Jangka Sorong, dan Tang pada angka 50ml, seketika itu juga
b. Bahan Pengujian motor di gas perlahan sampai putaran
Meliputi : Sepeda Motor, Koil Sepeda penuh agar mencapai daya maksimal
Motor, Kawat Tembaga, Isolator, Skun bersamaan menyalakan stopwacth.
atau Terminal O ring, dan Premium g. Saat mesin sudah mencapai putaran
tertinggi dan menghasilkan daya
Pemeriksaan Alat dan Bahan. maksimal, stopwatch di berhentikan
Sebelum melakukan pengujian, perlu lalu catat waktu dan habisnya bahan
dilakukan persiapan dan pengecekan pada bakar.
peralatan dan perlengkapan alat uji. Hal ini h. Untuk nilai daya yang dihasilkan bisa
sangat penting dalam membantu dilihat pada monitor mesin Dynotest.
keakuratan pengambilan data yang di i. Begitu juga untuk pengambilan data
inginkan serta mencegah dari hal-hal yang pada pengujian dan variabel
tidak di inginkan seperti terjadi kecelakaan selanjutnya menggunakan cara yang
dalam pengambilan data. Ada dua tahapan sama.

66 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel. 2 Hasil perhitungan Spesifik Fuel
Ground strap adalah grounding yang Consumption
difungsikan pada kabel busi yang berperan
sebagai booster sekaligus stabilizer
pengapian, sehingga dapat menyingkirkan
kapasitas kabel busi dan merayap ke
frekuensi liar yang tercipta di sekitar kabel
busi.

Daya

Tabel. 1 Tabel hasil nilai rata-rata daya


di setiap tingkatan Rpm pada masing-
masing variabel pengujian Dari tabel di atas di peroleh nilai Sfc
yang terendah adalah 0,0000199 Kg/Hp.s
atau 0,000284 liter/Hp.s pada variabel
Groundstrap 1.0 mm. Nilai tersebut lebih
rendah dari pada nilai Sfc pada variabel
standart dan ketiga variabel lainnya.
Semakin rendah nilai Sfc maka semakin
rendah pula konsumsi bahan bakar yang
digunakan.
Berdasarkan pengujian yang telah
dilakukan, variabel terbaik pada pengujian
tentang daya motor yang dihasilkan yaitu
Dari tabel data hasil pengujian di terdapat pada rangkaian Groundstrap
atas diketahui bahwa dari beberapa dengan diameter kawat 1.0 mm, dengan
variabel tertentu terdapat perbedaan daya nilai rata-rata daya maksimal 13,02 Hp.
terhadap pemasangan rangkaian Sedangkan untuk pengujian tentang
groundstrap. Langkah pengujian ini konsumsi bahan bakar, variabel terbaik
dilakukan dengan menggunakan mesin juga terdapat pada rangkaian Groundstrap
motor dan mesin Dynotest yang sama dengan diameter kawat 1.0 mm yang
beserta perangkat lainnya, hanya menghasilkan nilai sfc 0,0000199 Kg/Hp.s
mengganti sebuah variabel yaitu berupa
koil sepeda motor. Dari data di atas maka, KESIMPULAN
variabel terbaik pada pengujian tentang
daya yaitu pada variabel rangkaian Ground Strap berfungsi untuk
Groundstrap 1.0 mm. mereduksi arus liar yang mengalir dari koil
menuju busi agar percikan api dari busi
Konsumsi Bahan Bakar (Sfc) lebih fokus. Keuuntungan ini dapat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan dan kemudian di uraikan maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut dari beberapa pengujian yang telah
dilakukan ada pengaruh penggunaa
rangkaian groundstrap terhadap daya pada
motor dan rangkaian groundstrap dengan
diameter kawat lilitannya 1,0 mm
merupakan yang paling maksimal dengan

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 67


menghasilkan daya maksimal sebesar Standar Dengan Pengapian
13,02 HP. Pengaruh pada pengujian Menggunakan Booster Pada Mesin
konsumsi bahan bakar / Spesific Fuel Toyota Kijang Seri 7K”, Jurnal
Consumption (Sfc) terhadap pemasangan Skripsi, Jurusan Teknik Mesin,
rangkaian groundstrap dan variabel Fakultas Teknik Universitas
rangkaian groundstrap dengan diameter Pancasakti, Tegal, 2012.
kawat lilitannya 1,0 mm merupakan yang
paling maksimal dengan menghasilkan Isa Mohammad dkk, “Pengaruh
nilai sfc sebesar 0,0000199 kg/Hp.s. atau Penggunaan Coil Booster,
setara dengan 0,000284 Liter/Hp.s Penambahan Metanol Dalam
Premium Dan Variasi Putaran
Diketahui bahwa perbandingan antara Mesin Terhadap Emisi Gas Buang
daya mesin dan konsumsi bahan bakar / CO Dan HC Pada Yamaha Mio
Spesific Fuel Consumption (Sfc) pada Sporty Tahun 2007”. Jurnal
pengujian ini yang paling maksimal adalah Skripsi, Jurusan Teknik Mesin,
pada variable diameter kawat 1.0 mm Fakultas Teknik Universitas
dengan menghasilkan daya maksimal 13,02 Negeri Surakarta, 2012.
Hp dan Sfc sebesar 0,0000199 Kg/Hp.s.
Machmud, Syahril dan Yokie Gendro
DAFTAR PUSTAKA Irawan, “Dampak Kerenggangan
Akhmad Thobroni dan Sri Poernomo, Celah Busi Terhadap Kinerja
“Analisis Pemakaian Bahan Bakar Motor Bensin 4Tak” Jurnal
Biodiesel M30 Dari Minyak Skripsi, Jurusan Teknik Mesin,
Jelantah Dengan Katalis NaOH Fakultas Teknik Universitas
0,35% Pada Motor Diesel Tipe S- Janabrada Yogyakarta, 2011.
1110”, Jurnal Skripsi, Jurusan
Teknik Mesin, Fakultas Teknik Mangesa, Daud Pulo, “Pengaruh
Universitas Gunadarma. Penggunaan Busi NGK Platinum
Arijanto dan Topan Frans Saputra, C7hvx Terhadap Unjuk Kerja Dan
“Pengujian Bahan Bakar Gas Emisi Gas Buang Pada Sepeda
Pada Mesin Sepeda Motor Motor Empat Langkah 110cc”,
Karburator Ditinjau Dari Aspek Jurnal Skripsi, Jurusan Teknik
Torsi Dan Daya”, Jurnal Skripsi, Mesin, Universitas Cendana,
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Kupang, 2009.
Teknik Universitas Diponegoro,
Semarang, 2015. Mustafa dan Wahidin Nuriana,
“AnalisisCelah Busi Terhadap
Arends, BPM dan H. Barenschot, 1980, Konsumsi Bahan Bakar Dan
Motor Bensin, Jakarta, Erlangga. Kinerja Pada Mesin Suzuki
Tornada GX”,Jurnal Skripsi,
Daryanto, 1999, Teknik Otomotif, Jakarta, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Bumi Aksara. Teknik Universitas Merdeka,
Madiun, 2011.
Daryanto, 2011, Teknik Konversi Energi,
Bandung, Sarana Tutorial Nurani Pudjanarso, Astu dan Djati Nursuhud,
Sejahtera. 2006, Mesin Konversi Energi,
Yogyakarta, Andi Offset.
Fadoli, Akhmad Ali, “Analisa
Perbandingan Daya dan Konsumsi Spesifikasi Yamaha New Jupiter MX.
Bahan Bakar Antara Pengapian

68 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


Subandrio, 2009, Merawat Dan http://cuutex.blogspot.co.id/2015/01/
Memperbaiki Sepeda Motor Matic, sebenarnya-untuk-meningkatkan-
Jakarta Selatan, Kawan Pustaka. performa_24.html (diakses tanggal
Kulon Pom Speed, Cara Murah 12 Mei 2015 Pukul 12.12)
Meningkatkan Performa Motor (Koil
Strap Ground).

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 69


Lampiran :
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH JURNAL ENGINEERING
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
1. Artikel merupakan hasil penelitian dalam lingkup ilmu-ilmu yang terkait dengan
teknik mesin dan teknik industri dan ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa
Inggris.
2. Artikel merupakan hasil karya asli yang belum pernah dipublikasikan dengan
mengisi surat pernyataan.
3. Artikel diketik sesuai dengan aturan sebagai berikut:
- Jenis font times new roman: judul font 12, abstrak font 10, isi font 11.
- spasi tunggal, abstrak satu kolom dan isi dua kolom pada ukuran kertas letter,
dengan tepi atas: 3 cm, tepi kanan: 3 cm, tepi bawah: 3 cm dan tepi kiri: 3,5 cm.
4. Abstrak maksimal 150 kata dan menggunakan spasi tunggal.
5. Panjang artikel 5-6 halaman, judul ditulis dengan singkat dan jelas, mencerminkan
isi artikel.
6. Sistematika: Judul, nama penulis (tanpa gelar akademik, abstrak, pendahuluan,
landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan
daftar pustaka.
7. Setiap gambar, tabel, diagram atau grafik harus diberi nomor urut pengacuan pada
naskah. Kata-kata dari bahasa asing atau bahasa daerah sedapat mungkin diubah
menggunakan Bahasa Indonesia yang baku. Kata-kata asing yang tidak bisa diubah
menggunakan Bahasa Indonesia ditulis dengan menggunakan cetak miring (italic),
misal Enterprise, Simulation, fuzzy, dan sebagainya.
8. Perujukan/isu dan pengutipan menggunakan teknik rujukan berkurung (nama,
tahun). Pencantuman sumber pada kutipan langsung hendaknya disertai keterangan
tentang nomor halaman tempat asal kutipan. Contoh: ( Wibowo Agus, 2002: 47).
9. Artikel dikirim dalam bentuk file word melalui email : engineering_ftups
@gmail.com atau engineering@upstegal.ac.id
10. Daftar Pustaka,
Buku:
Anderson, D.W., Vault, V.D. & Dickson, C.E. 1999. Problems and Prospects for the
Decades Ahead: Competency Based Teacher Education. Berkeley:
McCutchan Publishing Co.

Buku kumpulan artikel:


Saukah, A. & Waseso, M.G. (Eds.). 2002. Menulis Artilcel untukJurnalllmiah (Edisi
ke-4, cetakan ke-1). Malang: UM Press.

Artikel dalam buku kumpulan artikel:

70 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


Russel, T., 1998, An Alternative Conception: Representing Representation, dalam
P.J. Black & A. Lucas (Eds.), Children's Informal Ideas in Science (hlm. 62-
84). London: Routledge.

Artikel dalam disertasi/skripsi laporan pengujian laboratorium:


Hoevel, L. W., and Wallach, W. A., 1995, "A Tale of Three Emulators." Computer
system Laboratory, Technical Report TR-98, Stanford University, Stanford,
California.

Werbos, P. J., 1996, Beyond Regression: New Tools for Prediction and Analysis in
the Behavioral sciences. PhD thesis, Harvard University, Canbridge, MA.

Proceedings:
Hopkins, W. C., Horton, M. J., and Arnold, C. S., 1995, "Target-Independent High-
Level Microprogramming." Proceeding of the18'h Annual Workshop on
Microprogramming. IEEE Computer Society Press, Los Angeles, 137 - 144.

Majalah Ilmiah:
Shannon, C. E. 1998. Programming a computer for playing chess. Philosophical
Magazine [Series 7] 41:256-275.

Jurnal:
Donahue, T. L., and Oliverto, J.P., "Digital Signal Analyzer Application", Hewlett-
Packard Journal, October 2000; hal. 17-21.

Alamat Web/internet:
Kulon Pom Speed, Cara Murah Meningkatkan Performa Motor (Koil Strap
Ground). http://cuutex.blogspot.co.id/2015/01/sebenarnya-untuk-
meningkatkan-performa_24.html (diakses tanggal 12 Mei 2015 Pukul 12.12)

11. Artikel yang tidak dimuat akan dikirim kembali ke email penulis.
12. Artikel disusun dengan sistematika di bawah ini:

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 71


Tepi atas: 3 cm
Judul:
font 12
PETUNJUK PENULISAN JURNAL ENGINEERING FAKULTAS TEKNIK bold
Center
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL Uppercase
Time new roman
Penulis Utama1, Penulis Kedua2, dan Penulis Ketiga3
Semua nama penulis ditulis lengkap (tanpa gelar akademik) Nama penulis,
1.Staf Pengajar/Mahasiswa(disesuaikan), Nama Institusi, Kota kontak person:
2.Staf Pengajar/Mahasiswa(disesuaikan), Nama Institusi, Kota
3.Staf Pengajar/Mahasiswa(disesuaikan), Nama Institusi, Kota Judul font 11
Center
Kontak Person: Uppercase
Nama Lengkap Kontak Person penulis utama Time new roman
Alamat Kontak Person
Kota, Kode Pos
Telp: xxx-xxxxxxx, Fax: xxx-xxxxxxx, E-mail: email address

Abstrak Abstrak:
Jurnal Engineering akan disusun dari makalah-makalah yang dipersiapkan oleh para Judul abstrak, font 12
pemakalah dalam format MS Word’s doc. Dengan tujuan untuk menjaga keseragaman dari Isi abstrak, font 10
jurnal, para pemakalah diharuskan memperhatikan dengan seksama tentang margins dan
style yang dijelaskan dibawah ini. Mohon diperhatikan bahwa makalah-makalah yang telah
anda serahkan tidak akan diproses lagi. Redaksi tidak akan mengedit ulang makalah anda
kecuali jika memang sangat dibutuhkan. Silahkan memeriksa secara seksama seluruh tulisan
anda sebelum diserahkan kepada panitia. Dokumen ini sesuai dengan spesifikasi yang Left indent: 1 cm
tertulis dalam petunjuk penulisan dan dapat digunakan sebagai template. Makalah harus
Right indent: 1 cm dikumpulkan atau diuploadkan melalui email paling lambat 1,5 bulan sebelum penerbitan
dan penerbitan akan diumumkan aleh redaksi jurnal kemudian. Nama file yang dikirimkan
Kata kunci: font 10
melalui email diharuskan sesuai format: Nama Penulis (paper ke-)_Instansi.doc/docx,
contoh: saufik(1)_FTUPS.doc/docx.
Tepi kiri: 3,5 cm
Kata Kunci : jurnal, teknik mesin, teknik industri

Width: 6,75 cm
spacing: 1,5 cm Tepi kanan: 3 cm

PENDAHULUAN (font 11, Upper case) harus merujuk pada daftar pustaka yang
sudah ada. (font 11)
Pendahuluan berisi latar belakang,
rumusan, tujuan dan manfaat penelitian. METODE PENELITIAN (font 11,
(font 11) Upper case)

LANDASAN TEORI (font 11, Upper Sub bab ini berisi uraian dari bahan
case) dan prosedur yang digunakan
(penulisannya tanpa dipilah kembali ke
Landasan teori berisi pokok teori dalam sub-sub judul), serta narasi tentang
yang dibahas dalam hasil penelitian, dalam cara-cara yang dilakukan untuk
pengambilan teori pada literatur tertentu

Tepi bawah: 3 cm
72 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016
mendapatkan hasil yang diinginkan. (font GAMBAR
11)
Jika dalam isi makalah terdapat
HASIL PENELITIAN DAN gambar, maka gambar diletakkan setelah
PEMBAHASAN (font 11, Upper case) paragraf yang berhubungan/membahas
gambar tersebut dengan jarak 1 spasi (10
Uraian tentang hasil penelitian pt); dengan diberi keterangan Gambar dan
beserta pembahasannya diuraikan dalam nomor Arabik (bold), diikuti dengan judul
sub bab ini. Jika terdapat persamaan gambar yang diletakkan dibawah gambar
maupun ilustrasi baik berupa gambar atau yang bersangkutan. Contoh dapat dilihat
tabel, maka dapat diikuti petunjuk berikut: pada Gambar 1 di bawah ini. Beri jarak 1
spasi (10 pt) untuk paragraf berikutnya.
(font 11)

PERSAMAAN

Jika dalam isi makalah terdapat


persamaan matematis, maka persamaan
tersebut ditulis rata tengah dan dinomori
berurutan dengan nomor yang ditulis di
dalam kurung pada akhir margin kanan.
Berikan jarak 1 spasi (12 pt) dari paragraf
yang berhubungan dan sesudahnya. Contoh
pertama dapat dilihat pada persamaan (1)
berikut ini:

k 2

 f M i i  
 i 1
(1)
N
Keterangan notasi dari persamaan Gambar 1. Contoh Penulisan Judul
matematis yang ditulis supaya dicantumkan Gambar
pada bagian akhir makalah sebelum Daftar
Pustaka, dan diberi satuan (SI) dengan
contoh penulisan sebagai berikut:
TABEL
n : jumlah data
Mi : nilai tengah kelas ke-i. Demikian juga untuk tabel, tetapi
 : Rata-rata data. judul tabel diletakkan diatas tabel yang
ƒi : Frekuensi. data ke-i. bersangkutan.Judul gambar dan tabel
ditulis rata tengah (tanpa penambahan
ILUSTRASI jarak/spasi ke ilustrasi yang bersangkutan).
Contoh dapat dilihat pada Tabel 1 berikut
Ilustrasi pada makalah dapat berupa ini. Apabila setelah ilustrasi dilanjutkan
Gambar dan (atau) Tabel. Semua ilustrasi dengan penulisan sub-judul berikutnya,
dibuat rata tengah (center). Pada prosiding, maka jaraknya adalah 1 spasi (10 pt).
semua ilustrasi berwarna akan ditampilkan
hitam-putih.

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 73


Tabel 1. Tabel Respon Pengaruh Faktor Artikel dalam buku kumpulan artikel:
Berdasarkan Rata – rata Respon X
Russel, T., 1998, An Alternative
Level Faktor Conception: Representing
Representation, dalam P.J. Black &
A B C A. Lucas (Eds.), Children's Informal
Ideas in Science (hlm. 62-84).
Level 1 76,40 77,10 77,15 London: Routledge.

Level 2 75,20 75,00 74,90 Artikel dalam disertasi/skripsi laporan


pengujian laboratorium:
Selisih 1,20 2,10 2,25
Hoevel, L. W., and Wallach, W. A., 1995,
Rangking 3 2 1 "A Tale of Three Emulators."
Computer system Laboratory,
Technical Report TR-98, Stanford
University, Stanford, California.
KESIMPULAN (font 11, Upper case)
Werbos, P. J., 1996, Beyond Regression:
Berisikan narasi yang isinya
New Tools for Prediction and
menjawab tujuan dan solusi yang dicapai
Analysis in the Behavioral sciences.
oleh penulis. (font 11)
PhD thesis, Harvard University,
Canbridge, MA.
DAFTAR PUSTAKA (font 11, Upper
case) Proceedings:
Memuat seluruh pustaka yang Hopkins, W. C., Horton, M. J., and Arnold,
digunakan dan yang telah tertera sebagai C. S., 1995, "Target-Independent
kutipan dalam naskah. Harus pula High-Level Microprogramming."
menyertakan minimal 3 (tiga) pustaka Proceeding of the18'h Annual
primer. Kutipan di dalam isi makalah Workshop on Microprogramming.
cukup Menjorok kedalam untuk baris IEEE Computer Society Press, Los
kedua.. (font 11) Angeles, 137 - 144.

Majalah Ilmiah:
CONTOH: DAFTAR PUSTAKA Shannon, C. E. 1998. Programming a
computer for playing chess.
Buku: Philosophical Magazine [Series 7]
Tarwaka, Bakri, S.H.A. dan Sudiajeng, L., 41:256-275.
2004, Ergonomi untuk Keselamatan,
Jurnal:
Kesehatan Kerja dan Produktivitas,
Surakarta : UNIBA PERS. Donahue, T. L., and Oliverto, J.P., "Digital
Buku kumpulan artikel: Signal Analyzer Application",
Hewlett-Packard Journal, October
Saukah, A. & Waseso, M.G. (Eds.). 2002.
2000; hal. 17-21.
Menulis Artilcel untukJurnalllmiah
(Edisi ke-4, cetakan ke-1). Malang: Internet:
UM Press.

74 Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016


Anonim, 1989, UU. RI. Nomor 2 Tahun Ergonomis dengan Metode Quality
1989 Tentang Sistem Pendidikan Function Deployment. (tesis).
Nasional, [Cited 2009 Mei. 18], Bandung : Institut Teknologi
Available from : URL : Bandung.
www.dikti.go.id/Archive2007/uu_no
2_1989.htm.
Skripsi/Tesis :
Asih, W. E. 2004. Perancangan Meja Putar
Alat Pembuat Gerabah yang

a. g

D
a
t
a

T
i
n
g
g
i

S
i
k
u

B
e
r
d
i

Jurnal Engineering Volume 12 No. 1 April 2016 75

Anda mungkin juga menyukai