Anda di halaman 1dari 7

Nama : Nadiatul Khairiyah

Kelas : A 2018 1

NIM : 1811112310

Konsep Diri

Agustiani (2009) menyatakan konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki


seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh
dari interaksi dengan lingkungan. Konsep ini bukan merupakan faktor bawaan, melainkan
berkembang dari pengalaman yang terus menerus. Dasar dari konsep diri individu
ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah
lakunya di kemudian hari.

Jadi, konsep diri adalah kesadaran batin yang tetap , mengenai pengalaman yang
berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri merupakan
pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang
diberikan oleh orang lain kepada kita.

A. Komponen Konsep Diri


Komponen konsep diri terdiri dari 5 menurut Stuart & Sundeen (1991) :
1. Gambaran Diri (Citra Tubuh)
Citra tubuh adalah sikap , persepsi, keyakinan, dan pengetahuan individu
secara sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya, yaitu ukuran, bentuk, struktur,
fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang kontak secara terus menerus (anting,
make up, pakaian, kursi roda) baik masa lalu maupun masa sekarang.
a. Sterssor yang terjadi pada citra tubuh
1) Perubahan ukuran tubuh : penurunan berat badan
2) Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, misalnya operasi
3) Perubahan struktur : sama seperti perubahan bentuk disertai alat
dalam tubuh
4) Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang mengubah sistem tubuh
5) Keterbatasan gerak : makan, melakukan kegiatan
b. Tanda dan gejala citra tubuh
1) Menolak melihat dan menyentuh bagian yang berubah
2) Tidak menerima perubahan tubuh yang terjadi
3) Menolak penjelasan perubahan tubuh
4) Preakupasi dengan bagian tubuh yang hilang
5) Persepsi negatif terhadap tubuh
6) Mengungkapkan keputusasaan
7) Mengungkapkan ketakutan
2. Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia harus berprilaku
berdasarkan standar tujuan, keinginan atau nilai pribadi tertentu. Ada faktor yang
mempengaruhi ideal diri :
a. Kecenderungan individu menempatkan diri pada batas kemampuannya
b. Faktor body yang akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri
kemudian standar ini ditetapkan dengan standar kelompok teman.
c. Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang realitas
keinginan untuk menghindari kegagalan, perasaan cemas dan rendah diri.
3. Harga diri
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri
atau cita-cita atau harapan langsung mengahasilkan perasaan yang berharga, jika
individu sukses maka cenderung harga diri tinggi. Menurut Stuart & Sundeen
(1991) empat cara meningkatkan harga diri rendah pada anak :
a. Memberikan kesempatan untuk berhasil
b. Menanamkan gagasan
c. Mendorong aspirasi
d. Membantu membentuk koping

Gangguan harga diri yang disebut dengan harga diri rendah dapat terjadi secara :

a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang secara tiba-tiba. Misalnya perceraian, putus sekolah,
putus hubungan kerja, operasi
b. Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama yaitu sebelum sakit
atau dirawat.
4. Peran
Peran adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan dari
seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. Posisi di masyarakat dapat
merupakan stressor terhadap peran. Sikap peran terdiri dari sebagai berikut.
a. Konflik peran : dialami jika peran yang diminta konflik dengan sistem
individu atau dua peran yang konflik satu sama lain.
b. Peran yang tidak jelas : terjadi jika individu diberi peran yang tidak jelas
dalam hal perilaku dan penampilan yang diharapkan.
c. Peran terlalu banyak : peran berlebih jika seorang individu menerima peran
banyak peran misal sebagai ibu, istri, perawat, mahasiswa yang dituntut
melakukan banyak hal yang terjadi.

Banyak faktor yang mempengaruhi dan menyesuaikan diri dengan peran yang
harus dilakukan Stuart & Sundeen (1991):

a. Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran


b. Konsistensi respon yang berarti terhadap peran yang dilakukan
c. Kesesuaian dan keseimbangan
d. Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran
e. Pemisahan situasi yang akan mendapatkan ketidaksesuaian berperilaku peran
5. Identitas Diri
Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi
dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai suatu
kesatuan yang utuh. Menurut Budi Ana Keliat (1992) ciri petahanan ego :
a. Mengenal diri sendiri sebagai organisme yang utuh dan terpisah dari orang lain
b. Mengakui jenis kelamin sendiri.
c. Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan.
d. Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaian masyarakat.
e. Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan yang akan datang.
f. Mempunyai tujuan yang bernilai yang dapat direalisasikan.

B. Pembentukan Konsep Diri


Hardy & Heyes menjelaskan konsep diri terbentuk dalam waktu yang lama,
dan pembentukan ini tidak bisa diartikan bahwa reaksi yang tidak biasa dari seseorang
dapat mengubah konsep diri.
Konsep diri tersusun dari berbagai tahapan. Yang paling dasar adalaj konsep
diri primer, yaitu konsep yang terbentuk atas dasar pengalamannya atas lingkungan
terdekatnya. Berikutnya konsep diri sekunder. Konsep diri sekunder banyak diterima
dari konsep diri primer. Hubungan yang luas yang diterima orang lain diluar
lingkungan rumahnya akan memperoleh konsep diri yang baru yang berbeda dengan
dari apa yang sudah terbentuk dalam lingkungan rumahnya dan hal ini akan
menghasilkan konsep diri sekunder.
Konsep diri terbentuk karena adanya interaksi individu dengan orang-orang
sekitarnya. Apa yang dipersepsi individu mengenai individu, tidak terlepas dari
struktur, peran, dan status sosial yang disandang seorang individu.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Dalam buku Hurlock, ia mengungkapkan kondisi yang mempengaruhi konsep


diri yang mempengaruhi remaja :

1. Usia Kematangan
Remaja yang matang lebih awal, diperlakukan seperti orang yang hampir
dewasa, mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan baik.
2. Penampilan Diri
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri meskipun
perbedaan yang menambah daya tarik fisik. Tiap cacat fisik merupakan sumber
yang memalukan yang mengakibatkan perasaan rendah diri. Sebaliknya, daya
tarik fisik menimbulkan penilaian yang menyenangkan tentang ciri kepribadian
dengan menambah dukungan sosial.
3. Kepatutan Seks
Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat dan perilaku membuat remaja
mencapai konsep diri yang baik.
4. Nama dan Julukan
Remaja peka dan malu bila teman-teman sekelompok menilai namanya buruk
atau mereka memberi julukan yang bernada cemooh.
5. Hubungan Keluarga
Seorang remaja yang memiliki hubungan erat dengan seorang anggota
keluarga akan mengidentifikasikan ciri dengan orang tersebut dan ingin
mengembangkan pola kepribadian yang sama.
6. Teman Sebayanya
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara
yakni pertama konsep diri remaja merupakan cerminan dan anggapan tentang
konsep teman dan dirinya. Kedua berada dalam tekanan untuk mengembangkan
ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok.
7. Kreativitas
Remaja yang semasa kanak-kanak didorong agar kreatif dalam bermain dan
dalam tugas akademis, mengembangkan peran individualitas dan identitas yang
memberi pengaruh yang baik pada konsep dirinya.
8. Cita-cita
Jika remaja memiliki cita-cita yang tidak realistis, ia akan mengalami
kegagalan yang menimbulkan ketidakpercayaan dirinya dan timbul perasaan tidak
mampu serta reaksi bertahan dimana ia menyalahkan orang lain atas
kegagalannya. Sebaliknya, remaja yang realistis tentang kemampuan lebih
banyak mengalami keberhasilan daripada kegagalan. Hal ini menimbulkan rasa
percaya diri dan kepuasan diri yang lebih besar yang memberikan konsep diri
yang baik.

D. Rentang Respon Konsep Diri

Pengertian :
1. Aktualisasi Diri : pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman yang nyata yang sukses dan diterima
2. Konsep Diri : apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri
3. Harga Diri Rendah : transisi antara respon konsep diri adaptif dengan konsep diri
mal adaptif
4. Keracuanan Identitas : kegagalan aspek individu mengintegrasikan asoek-aspek
identitas masa kanak-kanak kedalam kematang aspek psikososial, kepribadian
pada masa dewasa harmonis
5. Depersonalisasi : perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri sendiri
yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan
dirinya dengan orang lain.

E. Masalah Keperawatan yang Timbul


Masalah keperawatan terhadap gangguan konsep diri secara situasional maupun
kronik :
1. Isolasi sosial (menarik diri)
2. Koping individu tidak efektif
3. Perubahan penampilan peran
4. Resiko menciderai diri sendiri dan orang lain
5. Perilaku kekerasan

Anda mungkin juga menyukai