Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

Konjungtivitis

DISUSUN OLEH
NAMA : Brilliant Ibnu Sina, S. Ked.
 NPM : 2010730018

Kepanitraan Puskesmas Pataruman

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS


KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA
2013
IDENTITAS PASIEN

Nama : An. B

Umur : 4 tahun

Alamat : Pataruman

Kepala Keluarga :

ANAMNESIS

KU Mata merah dan bengkak selama 2 hari


RPS Demam, batuk tidak produktif, pilek encer selama 3 hari
RPD Asma (-)
RPK Asma (-), DM (-), Hipertensi (-)
R. Pengobatan Belom diberi obat
R. Alergi Tidak ada riwayat alergi selama ini
Riwayat pemberian ASI eksklusif (+), Makan bisa dari 6x hingga 1x.
R. Psikososial
Lebih suka jajan dibanding makan,
R. Imunisasi Lengkap
R. Kelahiran Normal dengan berat 2500 gram
R. Kebersihan Anak dimandikan 2 kali sehari dan giginya juga digosok

PEMERISAAN FISIK

Keadaan umum Sakit sedang


Kesadaran Composmentis
TANDA-TANDA VITAL
Suhu 37,0˚C
Berat Badan 15 kg
STATUS GENERALISATA
Kepala Normocephal
Mata Konjunctiva hiperemis +/+
Sklera ikterik (-)
Pupil isokor
Reflek pupil +/+
Hidung Sekret/darah (-)
Septum deviasi (-)
Mulut Bibir sianosis (-)
Faring & tonsil hiperemis (-)
Tonsil T1/T1
Telinga Tidak ada keluar cairan/nanah/darah
Tidak terdapat nyeri
Leher Pembesaran KGB (-)
Dada: Inspeksi :
- Paru Dinding dada simetris +/+
Retraksi dinding dada -/-
Palpasi :
Vocal fremitus simetris
Nyeri tekan (-)
Perkusi :
Sonor dikedua lapang paru
Batas paru hepar setinggi ICS 5

Auskultasi :
Vesikuler
Wheezing -/-
Ronkhi -/-

- Jantung Inspeksi :
Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi :
Ictus cordis teraba
Perkusi :
Batas jantung kiri pada mid klavikula sinistra.
Batas jantung kanan pada linea parasternalis dextra.
Auskultasi :
Bunyi jantung I & II normal tidak ada suara
tambahan.

- Abdomen Inspeksi :
Datar
Palpasi :
Nyeri epigastrium (-)
Nyeri tekan di 4 kuadran abdomen (-)
Hepatomegali (-)
Splenomegali (-)
Perkusi :
Timpani di 4 kuadran abdomen
Auskultasi :
Bising usus 2x/mnt

DIANGNOSIS :

1. Konjungtivitas Viral
2. Konjuntivitas Alergi
3. Atopic keratokonjungtivitis

PENATALAKSANAAN :
Pemberian di KIA adalah : salep mata oxytetrasiklin, paracetamol, BC

Pemberian sesuai dengan kasus

1. Berikan makan makanan yang bergizi


2. Banyak minum air putih
3. Istirahat yang cukup

1. DEFINISI KONJUNGTIVITIS

Conjunctivitis (konjungtivitis, pink eye) merupakan peradangan pada konjungtiva (lapisan luar
mata dan lapisan dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh mikro-organisme (virus, bakteri,
jamur, chlamidia), alergi, iritasi bahan-bahan kimia.

         Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada konjungtiva
atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian berwarna putih pada
mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis terkadang dapat ditandai
dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar begitu cepat dan biasanya menyebabkan
mata rusak. Beberapa jenis konjungtivitis dapat hilang dengan sendiri, tetapi ada juga yang
memerlukan pengobatan. (Effendi, 2008).

          Konjungtivitis biasanya tidak ganas dan bisa sembuh  sendiri. Dapat juga menjadi kronik
dan hal ini mengindikasikan perubahan degeneratif atau kerusakan akibat serangan akut yang
berulang. Klien sering datang dengan keluhan mata merah. Pada konjungtivitis didapatkan
hiperemia dan injeksi konjungtiva, sedangkan pada iritasi konjungtiva hanya injeksi konjungtiva
dan biasanya terjadi karena mata lelah, kurang tidur,asap, debu dan lain-lain.

1. E.     ETIOLOGI KONJUNGTIVITIS

1)  Konjungtivitis  Bakteri

Terutama disebabkan oleh Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus


influenzae, dan Moraxella catarrhalis. Konjungtivitis bakteri sangat menular, menyebar melalui
kontak langsung dengan pasien dan sekresinya atau dengan objek yang terkontaminasi.

2)    Konjungtivitis  Bakteri Hiperakut

Neisseria gonnorrhoeae dapat menyebabkan konjungtivitis bakteri hiperakut yang berat dan
mengancam penglihatan, perlu rujukan ke oftalmologis segera.

3)    Konjungtivitis Viral

Jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human adenovirus ( yang paling sering adalah
keratokonjungtivitis epidermika ) atau dari penyakit virus sistemik seperti mumps dan
mononukleosis. Biasanya disertai dengan pembentukan folikel sehingga disebut juga
konjungtivitis folikularis. Mata yang lain biasanya tertular dalam 24-48 jam.

4)    Konjungtivitis Alergi

Infeksi ini bersifat musiman dan berhubungan dengan sensitivitas terhadap serbuk, protein
hewani, bulu, makanan atau zat-zat tertentu, gigitan serangga dan/atau obat ( atropin dan
antibiotik golongan Mycin). Infeksi ini terjadi setelah terpapar zat kimia seperti hair spray, tata
rias, asap rokok. Asma, demam kering dan ekzema juga berhubungan dengan konjungtivitis
alergi. Disebabkan oleh alergen yang terdapat di udara, yang menyebabkan degranulasi sel mast
dan pelepasan histamin.. Pasien dengan konjungtivitis alergi sering memiliki riwayat atopi, alergi
musiman, atau alergi spesifik (misal terhadap kucing).

5)   Konjungtivitis blenore, konjungtivitis purulen

( bernanah pada bayi dan konjungtivitis gonore ).


Blenore neonatorum merupakan konjungtivitis yang terdapat pada bayi yang baru lahir.
Penyebab oftalmia neonatorum adalah

1. Gonococ
2. Chlamydia ( inklusion blenore )
3. Staphylococus

Masa inkubasi bervariasi antara 3 – 6 hari

Gonore                    : 1 – 3 hari

Chlamydia             : 5 – 12 hari

1. F.     KOMPLIKASI KONJUNGTIVITIS

Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan kerusakan pada
mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi. Beberapa komplikasi dari
konjungtivitis yangtidak tertangani diantaranya:

-       glaukoma

-       katarak

-       ablasi retina

-       komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulit dari blefaritis
seperti ekstropin, trikiasis

-       komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus kornea

-       komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranaseaadalah bila sembuh


akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di korneayang dapat mengganggu penglihatan,
lama- kelamaan orang bisa menjadibuta

-       komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik dapat mengganggu
penglihatan

1. G.    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KONJUNGTIVITIS

 Pemeriksaan Mata

-       Pemeriksaan tajam penglihatan


-       Pemeriksaan dengan uji konfrontasi, kampimeter dan perimeter (sebagai alat pemeriksaan
pandangan).

-       Pemeriksaan dengan melakukan uji fluoresein (untuk melihat adanya efek epitel kornea).

-       Pemeriksaan dengan melakukan uji festel (untuk mengetahui letak adanya kebocoran
kornea).

-        Pemeriksaan oftalmoskop

-       Pemeriksaan dengan slitlamp dan loupe dengan sentolop (untuk melihat benda menjadi
lebih besar disbanding ukuran normalnya).

 Therapy Medik

-        Antibiotic topical, obat tetes steroid untuk alergi (kontra indikasi pada herpes simplek
virus).

 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahan tersebut dibuat sediaan
yang dicat dengan pegecatan gram atau giemsa dapat dijumpai sel-sel radang polimorfonuklear.
Pada konjungtivitis yang disebabkan alergi pada pengecatan dengan giemsa akan didapatkan sel-
sel eosinofil.        

1. H.    DIET KONJUNGTIVITIS

Tujuan Diet:

 Mencegah terjadinya penyakit mata akibat infeksi, komplikasi & defisiensi  zat gizi
(Circulus vitiosus)
 Mencegah kerusakan mata berlanjut
 Memperbaiki kerusakan sel syaraf mata

Syarat Diet:

 Konsumsi energi & zat gizi seimbang


 Protein cukup (10 – 15 % energi total
 Protein & Zink (Zn) berfungsi mempengaruhi absorpsi, transport & penimbunan vitamin
A ke hati & mobilisasi vitamin A dari hati.
 Media perambatan impuls syaraf mata (rhodopsin
 Konsumsi vitamin A sesuai kebutuhan 1200–4000 IU/hari (1 IU = 0,3 µg  retinol):
Berfungsi untuk “body regulators” & berhubungan erat dengan proses-proses
metabolisme untuk fungsi penglihatan (pigmen rhodopsin = retinal & protein opsin
  Antioksidan, pertumbuhan sel epitel, stimulasi pembentukan sel NK, sel T, limfosit,
meningkatkan indra kepekaan pencium & perasa Suplementasi vitamin A per oral
200.000 I.U dalam bentuk oil emulsion 2  kali setahun pada Balita
  Mengendalikan glukosa darah untuk penderita DM (diet DM)
 Mengendalikan tekanan darah untuk penderita hipertensi (rendah garam, rendah lemak
jenuh/kolesterol)
 Sumber antioksidan lain : vitamin C, vitamin E dan karotenoid
 Senyawa karotenoid (lutein, zeaxhantin, astaxhantin) mampu melindungi mata dari
kerusakan oksidatif (radikal bebas) dan radiasi sinar UV

         Contoh : sayuran hijau tua dan buah warna merah/kuning

Anda mungkin juga menyukai