Konjungtivitis
DISUSUN OLEH
NAMA : Brilliant Ibnu Sina, S. Ked.
NPM : 2010730018
Nama : An. B
Umur : 4 tahun
Alamat : Pataruman
Kepala Keluarga :
ANAMNESIS
PEMERISAAN FISIK
Auskultasi :
Vesikuler
Wheezing -/-
Ronkhi -/-
- Jantung Inspeksi :
Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi :
Ictus cordis teraba
Perkusi :
Batas jantung kiri pada mid klavikula sinistra.
Batas jantung kanan pada linea parasternalis dextra.
Auskultasi :
Bunyi jantung I & II normal tidak ada suara
tambahan.
- Abdomen Inspeksi :
Datar
Palpasi :
Nyeri epigastrium (-)
Nyeri tekan di 4 kuadran abdomen (-)
Hepatomegali (-)
Splenomegali (-)
Perkusi :
Timpani di 4 kuadran abdomen
Auskultasi :
Bising usus 2x/mnt
DIANGNOSIS :
1. Konjungtivitas Viral
2. Konjuntivitas Alergi
3. Atopic keratokonjungtivitis
PENATALAKSANAAN :
Pemberian di KIA adalah : salep mata oxytetrasiklin, paracetamol, BC
1. DEFINISI KONJUNGTIVITIS
Conjunctivitis (konjungtivitis, pink eye) merupakan peradangan pada konjungtiva (lapisan luar
mata dan lapisan dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh mikro-organisme (virus, bakteri,
jamur, chlamidia), alergi, iritasi bahan-bahan kimia.
Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada konjungtiva
atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian berwarna putih pada
mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis terkadang dapat ditandai
dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar begitu cepat dan biasanya menyebabkan
mata rusak. Beberapa jenis konjungtivitis dapat hilang dengan sendiri, tetapi ada juga yang
memerlukan pengobatan. (Effendi, 2008).
Konjungtivitis biasanya tidak ganas dan bisa sembuh sendiri. Dapat juga menjadi kronik
dan hal ini mengindikasikan perubahan degeneratif atau kerusakan akibat serangan akut yang
berulang. Klien sering datang dengan keluhan mata merah. Pada konjungtivitis didapatkan
hiperemia dan injeksi konjungtiva, sedangkan pada iritasi konjungtiva hanya injeksi konjungtiva
dan biasanya terjadi karena mata lelah, kurang tidur,asap, debu dan lain-lain.
1) Konjungtivitis Bakteri
Neisseria gonnorrhoeae dapat menyebabkan konjungtivitis bakteri hiperakut yang berat dan
mengancam penglihatan, perlu rujukan ke oftalmologis segera.
Jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human adenovirus ( yang paling sering adalah
keratokonjungtivitis epidermika ) atau dari penyakit virus sistemik seperti mumps dan
mononukleosis. Biasanya disertai dengan pembentukan folikel sehingga disebut juga
konjungtivitis folikularis. Mata yang lain biasanya tertular dalam 24-48 jam.
Infeksi ini bersifat musiman dan berhubungan dengan sensitivitas terhadap serbuk, protein
hewani, bulu, makanan atau zat-zat tertentu, gigitan serangga dan/atau obat ( atropin dan
antibiotik golongan Mycin). Infeksi ini terjadi setelah terpapar zat kimia seperti hair spray, tata
rias, asap rokok. Asma, demam kering dan ekzema juga berhubungan dengan konjungtivitis
alergi. Disebabkan oleh alergen yang terdapat di udara, yang menyebabkan degranulasi sel mast
dan pelepasan histamin.. Pasien dengan konjungtivitis alergi sering memiliki riwayat atopi, alergi
musiman, atau alergi spesifik (misal terhadap kucing).
1. Gonococ
2. Chlamydia ( inklusion blenore )
3. Staphylococus
Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan kerusakan pada
mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi. Beberapa komplikasi dari
konjungtivitis yangtidak tertangani diantaranya:
- glaukoma
- katarak
- komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulit dari blefaritis
seperti ekstropin, trikiasis
- komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik dapat mengganggu
penglihatan
Pemeriksaan Mata
- Pemeriksaan dengan melakukan uji fluoresein (untuk melihat adanya efek epitel kornea).
- Pemeriksaan dengan melakukan uji festel (untuk mengetahui letak adanya kebocoran
kornea).
- Pemeriksaan dengan slitlamp dan loupe dengan sentolop (untuk melihat benda menjadi
lebih besar disbanding ukuran normalnya).
Therapy Medik
- Antibiotic topical, obat tetes steroid untuk alergi (kontra indikasi pada herpes simplek
virus).
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahan tersebut dibuat sediaan
yang dicat dengan pegecatan gram atau giemsa dapat dijumpai sel-sel radang polimorfonuklear.
Pada konjungtivitis yang disebabkan alergi pada pengecatan dengan giemsa akan didapatkan sel-
sel eosinofil.
Tujuan Diet:
Mencegah terjadinya penyakit mata akibat infeksi, komplikasi & defisiensi zat gizi
(Circulus vitiosus)
Mencegah kerusakan mata berlanjut
Memperbaiki kerusakan sel syaraf mata
Syarat Diet: