Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

“ANTIKOAGULAN”

Disusun oleh:

Kelompok 2D Farmasi 2017

Anida Yuana Muslim 11171020000079


Munasyifa Azizaturrahmah 11171020000085
Nurfadhilah Hasibuan 11171020000089
Erza Agustia 11171020000091
Citri Ayu Bleyzensky 11171020000092
Ikhtiar Inayahdin 11171020000096

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

APRIL/2019

i
Daftar Isi
BAB I................................................................................................................................2
PENDAHULUAN………………………………………………………………………2
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………..2
B. Tujuan………………………………………………………………………………………………………………..3
C. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………..3
BAB II........................................................................................................................…4
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................4
DASAR TEORI……………………………………………………………………………………………………4
BAB III...................................................................................................................…….7
METODE PRAKTIKUM............................................................................................7
3.1 Alat dan Bahan…………………………………………………………………………………………………….7
3.2 Prosedur Kerja:……………………………………………………………………………………………………8
BAB IV.........................................................................................................................9
HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................................9
4.1 HASIL………………………………………………………………………………………………………………….9
4.2 PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………12
BAB V.........................................................................................................................15
KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………..15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................16
LAMPIRAN...............................................................................................................17
Lampiran 1……………………………………………………………………………………………………………… 17
Lampiran II……………………………………………………………………………………………………………….21

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Darah merupakan jaringan ikat khusus yang beredar di seluruh tubuh,


berperan dalam pengangkutan gas-gas pernafasan, hasil pencernaan, komponen-
komponen fungsional seperti enzim, hormone, dan berbagai molekul lainnya,
serta pembuangan limbah metabolisme. Bila pembuluh darah dipotong atau
dirobek,sangat penting untuk menghentikan keluarnya darah dari sistem sebelum
berakhir dengan kematian, pun sebaliknya penggumpalan darah yang terjadi pada
tempat yang tidak seharusnya seperti di otak, jantung, ginjal,Dll .
Kelainan pembekuan darah diakibatkan oleh kelainan bawaan maupun
kesalahan penanganan atau tindakan dokter. Darah normal membeku dalam 4-8
menit. Reaksi utama yang terjadi pada pembekuan darah dalah perubahan
fibrinogen menjadi fibrin yang dipengaruhi oleh enzim thrombin. Dalam darah
thrombin terdapat dalam bentuk protothrombin. Pengaktifan prototrombin
dipengaruhi oleh ion kalsium(Ca++), factor dari jaringan yang terluka, trombosit
yang pecah, komponen darah itu sendiri.
Pada praktikum kali ini akan dilakukan percobaan mengenai pemberian obat
yang dapat mencegah pembekuan darah, yang disebut sebagai anti koagulan.
Antikoagulan adalah golongan obat yang dipakai untuk menghambat pembekuan
darah. Obat-obat ini tidak melarutkan bekuan darah seperti trombolatik tetapi
bekerja sebagai pencegah pembentukan bekuan baru. Salah satu prinsip obat
antikoagulan adalah, menghambat kerja zat-zat yang bekerja penting dalam
proses pembekuan darah seperti protein, vitamin K dan lain-lain. Anti koagulan
diperlukan untuk mencegah terbentuk dan meluasnya thrombus dan emboli
maupun untuk mencegah bekunya darah in vitro pemeriksaan laboratorium atau
transfuse (Farmakologi dan Terapi 2003)
Obat antikoagulan dibagi dalam beberapa kelompok yaitu; warfarin,
heparin, antikoagulan oral dan antikoagulan yang bekerja mengikat ion kalsium.

1
B. Tujuan

Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa diharapkam:


 Mampu melaksanakan pengujian antikoagulan
 Mengetahui dan memahami mekanisme kerja yang mendasari manifestasi
efek antikoagulan

C. Rumusan Masalah
 Bagaimana proses pembekuan darah?
 Apa saja komponen pendukung pembekuan darah?
 Apakah yang dimaksud antikoagulan?
 Apa saja Golongan obat antikoagulan?
 Bagaimana mekanisme kerja obat anti koagulan?
 Bagaimana prosedur kerja praktikum anti koagulan?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Antikoagulan adalah obat yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah


dengan jalan menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah. Antikoagulan
diperlukan untuk mencegah terbentuk serta meluasnya trombus dan emboli, obat
golongan ini juga diperlukan untuk mencegah bekunya darah in vitro pada
pemeriksaan laboratorium dan transfusi. Antikoagulan oral dan heparin menghambat
pembentukan fibrin dan digunakan secara profilaktik untuk mengurangi insiden
tromboemboli terutama pada vena. Kedua macam antikoagulan ini juga bermanfaat
untuk pengobatan trombosis arteri karena mempengaruhi pembentukan fibrin yang
diperlukan untuk mempertahankan gumpalan trombosit. Pada trombus yang sudah
terbentuk, antikoagulan hanya mencegah membesarnya trombus dan mengurangi
kemungkinan terjadinya emboli, tetapi tidak memperkecil thrombus.

Menurut cara kerjanya antikoagulan dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

1. Langsung (direk) pada pembekuan darah dan antitrombin III  baik in vivo
maupun in vitro, contohnya adalah heparin.
 Heparin adalah golongan obat antikoagulan parenteral, digunakan
untuk pengobatan awal trombosis vena dan embolisme pulmoner
karena onset kerjanya yang cepat. Pasien yang mengalami
tromboembolisme berulang dapat diberikan heparin dalam jangka
panjang (meskipun mendapat antikoagulasi oral yang memadai),
contohnya adalah pasien dengan sindrom Trousseau. Heparin
digunakan pada penanganan awal pasien dengan angina tidak stabil
atau infark miokardial akut, selama dan setelah angioplasti koroner
atau pemasangan stent dan selama pembedahan yang memerlukan
operasi bypass kardiopulmoner. Heparin juga digunakan untuk
mengobati pasien tertentu dengan koagulasi intravaskuler yang
menyebar. Heparin bekerja dengan cara mengikat antitrombin III
membentuk kompleks yang berafinitas lebih besar dari antitrombin III

3
sendiri, terhadap beberapa faktor pembekuan darah aktif, terutama
trombin dan faktor Xa. Oleh karena itu heparin mempercepat
inaktivasi faktor pembekuan darah. Dosis kecil heparin dengan AT-III
menginaktivasi faktor Xa dan mencegah pembekuan dengan
mencegah perubahan protrombin menjadi trombin. Heparin dengan
jumlah yang lebih besar bersama AT-III menghambat pembekuan
dengan menginaktivasi trombin dan faktor-faktor pembekuan
sebelumnya, sehingga mencegah perubahan fibrinogen menjadi fibrin.
Heparin juga menginaktivasi faktor XIIIa dam mencegah terbentuknya
bekuan fibrin yang stabil.
2. Tidak langsung (indirek) mempunyai khasiat menghambat pembekuan
darah dengan memutuskan hubungan antara faktor pembekuan yang
dibentuk di hati yang memerlukan adanya vitamin K, bekerja secara in vivo,
contohnya adalah antikoagulan oral.

 Warfarin adalah obat antikoagulan oral. Obat ini menghambat


koagulasi dengan jalan mencegah reduksi vitamin k secara enzimatik
didalam hati. Vitamin k adalah kofaktor yang bertanggung jawab
dalam aktivasi factor pembekuan darah II, VII, IX, dan X, protein C,S
dan Z. antikoagulan oral mencegah reduksi vitamin k teroksidasi
sehingga aktivasi factor-faktor pembekuan darah terganggu atau tidak
terjadi. Indikasi warfarin sama seperti heparin dan biasanya diberikan
sesudah pemberian heparin. Warfarin juga dignakan sebagai obat
pencegah tromboemboli sistemik pada pasien infark miokardium akut.
Bed rest yang lama, gagal jantung atrial fibrilasi, pasien dengan katuk
prostetik.
 clopidogrel adalah obat untuk mencegah serangan jantung pada orang
yang baru terkena penyakit jantung, stroke, atau penyakit sirkulasi
darah (penyakit peripheral vascular). Clopidogrel juga digunakan
bersama aspirin untuk mengobati sesak napas yang memburuk akibat
serangan jantung baru, angina tidak stabil, dan untuk mencegah
penyumbatan darah setelah prosedur tertentu (misalnya cardiac stent).
Obat ini juga mungkin dapat digunakan untuk mencegah serangan
jantung dan stroke pada orang dengan detak jantung tidak teratur.
Mekanisme kerja clopidogrel adalah dengan mencegah pelekatan
keping darah dan penyumbatan yang berbahaya. Clopidogrel adalah
obat antiplatelet yang membantu menjaga aliran darah tetap lancar di
dalam tubuh.

4
Antikoagulan bekerja sesuai dengan jenisnya masing- masing untuk
menghambat terjadinya pembekuan darah, maka beberapa jenis antikoagulan bekerja
dengan mengikat atau menurunkan jumlah agen–agen tertentu seperti trombosit.
Beberapa jenis antikoagulan bahkan bekerja dengan mengikat enzim- enzim tertentu
seperti kalium dan lainnya untuk kemudian dibuang melalui proses ekskresi sehingga
mencegah terjadinya penggumpalan darah. Beberapa keluhan yang dialami setelah
mengkonsumsi obat antikoagulan antara lain adalah sebagai berikut:

 Terdapat darah pada urine pasien


 Feses berwarna merah atau kehitaman
 Proses menstruasi yang terlalu banyak pada wanita
 Mimisan
 Muntah
 Batuk dengan darah
 Gusi berdarah

Efek samping yang ditimbulkan oleh penggunaan antikoagulan tergantung


oleh pasien yang memiliki komplikasi lain atau tidak. Pasien dengan usia lebih dari
80 tahun akan sangat rentan terkena komplikasi pendarahan apabila menggunakan
antikoagulan sebagai salah satu obat yang harus di konsumsi..

Efek samping lain adalah meningkatnya resiko kalsifikasi arteri serta


kalsifikasi katub jantung atau pengapuran pada bagian arteri dan katup jantung.
Untuk pasien yang tengah hamil serta menyusui, diharapkan untuk
mengkonsultasikan penggunaan obat antikoagulan sebagai penegahan terjadinya
keguguran dan keracunan pada janin.

5
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


a) Alat
 Alat suntik
 Jarum oral (kanula)
 Timbangan hewan
 Gunting
 Timbangan analitik
 Kapas
 Gelas ukur
 Lumpang
 Stamper
 Spatel
 Sudip
 Stopwatch
 Beaker glass
 Tube plastic
b) Bahan Uji:
 Warfarin
 Aqua Destilata
 Na CMC
 Heparin
 NaCl fisiologis
 1 ekor mencit

3.2 Prosedur Kerja:


 Hewan coba hendaknya dipuasakan semalam sebelum percobaan.

6
 Sebelum digunakan hewan tersebut harus terlebih dahulu ditimbang.
 Diberikan tanda pada bagian hewan tertentu dari hewan coba untuk
menyatakan berat hewan coba.
 Hitunglah dosis pemberian obat antikoagulan dan VAO sebelum diberikan
 Injeksikan hewan percobaan dengan obat antikoagulan. - 30 menit setelah di
injeksi, potong ekor mencit dengan alat pemotong yang tajam kira-kira 1 cm
dari ujung paling distal.
 Setelah ekor dipotong, cepat-cepat celupkan ekor mencit ke dalam NaCl
Fisiologis.
 Catat waktu pendarahan mulai pada saat memotong ekor sampai darah
berhenti mengalir.
 Bandingkan waktu pendarahan antara kontrol dengan perlakuan antara
kelompok-kelompok obat lain.
 Bahas hasil dan simpulkan.

7
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
Tabel Pengamatan aktivitas

Kelompok Aktivitas Waktu


1D
(Suspensi Na CMC ) Waktu berentinya darah mengalir 02:20.56

2D
(Suspensi Warfarin) Waktu berentinya darah mengalir 10:48.00

3D
(Heparin) Waktu berentinya darah mengalir 30:00.00

4D
(Suspensi Waktu berentinya darah mengalir 04:41.02
Lopidogrel)

Kelompok 1D (Kortisol Negatif ( Na CMC ) )

Berat mencit =

0,9
Na CMC 0,1% =
100 ml

→ 0,05 g
❑ 50 ml

· Air untuk mengembangkan Na CMC = 0,05 x 20 = 1 ml

· Air yang ditambahkan = 50 ml – 1 ml = 49 ml

8
Kelompok 2D (Suspensi warfarin)

Berat Mencit = 31 g

Rute pemberian obat = Oral

Dosis Manusia = 5 mg

Konsentrasi Suspensi = 2 mg / 5 ml

1 tablet = 2 mg

3
HED = Dosis Hewan x
37

5 3
= Dosis Hewan x
60 37

5 3
Dosis Hewan = x
60 37

185
=
180

= 1,028 mg/ kg

0,31 x 1,028 0,03


VAO = = = 0,075 ml
2/5 0,4

Kelompok 3D ( Heparin )

Berat mencit = 27 g

Pemberian = Ip

km hewan
HED = Dosis Hewan x ( )
kmmanusia

9
10.000iu
= = dosis hewan x 0,081
60 kg

Dosis Hewan = 2057,6 iu/kg

bb mencit x dosis hewan


VAO =
konsentrasi

0,027 kg x 2057,6 iu/kg


VAO =
5000 iu /ml

VAO = 0,01 ml

Kelompok 4D ( Suspensi Clopidogrel )

Berat Mencit = 26 g = 0,026 Kg

Konsentrasi = 75 mg/ 5 ml

manusia( km)
Dosis Hewan = HED x [ ]
hewan(km)

300 mg 37
= x[ ]
600 kg 3

37
=5x[ ]
3

= 5 x 12,3

= 61,5 mg/kg

VAO = berat ( kg ) x dosis¿ ¿

0,026 x 61,5
=
75 /5

1,599
=
15

10
= 0,10 mg/ml

0,1 g
· Na CMC = = 0,05 g
100 ml

· Na CMC = 100 ml

4.2 PEMBAHASAN
Antikoagulan adalah sebuah zat / bahan yang digunakan untuk mencegah
pembekuan atau penggumpalan darah. Antikoagulan bertujuan agar darah tidak
membeku, sehingga kondisi darah dapat dipertahankan dalam lama waktu
tertentu.Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan
menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan
darah. Antikoagulan digunakan pada keadaan dimana terdapat peningkatan
kecenderungan darah untuk membeku. Misalnya pada thrombosis. Karena pada
trombosis coroner. (infarkmiokard), sebagian otot jantung mati akibat penyaluran
darah ke bagian tersebut terhalang oleh trombus di salah satu cabangnya.
Antikoagulan juga digunakan untuk profilaksi atau pengobatan gangguan
tromboemboli

Tromboembolisme adalah formasi gumpalan (trombus) dalam pembuluh


darah yang lepas dan dibawa oleh aliran darah yang kemudian akan menyumbat
pembuluh darah lain. Gumpalan ini dapat menyumbat pembuluh darah di paru-
paru(embolisme paru), otak (stroke), saluran pencernaan, ginjal, atau kaki.
Tromboembolisme merupakan penyebab utama morbiditas (penyakit) dan mortalitas
(kematian), terutama pada orang dewasa. Pengobatannya mungkin melibatkan
antikoagulan (pengencer darah,misalnya warfarin), aspirin, atauvasodilator (obat
yang mengendurkan dan memperlebar pembuluh darah).

Pada penelitian ini digunakan satu mencit pada setiap kelompok yang
masing-masingnya diberikan obat dengan dosis yang berbeda sesuai dengan bobot
badan masing-masing mencit. Mencit kelompok kontrol diinjeksikan dengan Na

11
CMC sedangkan mencit kelompok lainnya disuntikkan dengan heparin, warfarin dan
clopidogrel dalam dosis tertentu. Pemberian obat ini berguna untuk memperpanjang
atau mempersingkat waktu pendarahan. Heparin digunakan sebagai salah satunya
karena merupakan antikoagulan yang sangat efektif dalam mempercepat proses
aktivasi antitrombin, sehingga dapat menghambat proteasefaktor pembekuan darah.
Onset antikoagulan heparin langsung didapatkan setelah injeksi dilakukan. Dimana
heparin bekerja dengan cara menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin
sehingga dapat menghentikan atau menghambat pembentukan fibrin dari fibrinogen
di dalam darah. Sehingga darah sukar membeku. Dosis heparin yang diberikan
kepada mencit kelompok 3 adalah sebesar 10.000 iu/ 60kg BB atau sebesar 0.01 ml.
Dosis warfarin yang diberikan kepada mencit pada kelompok kami 2D adalah sebesar
1,028 mg/kg BB atau sebesar 0.075 ml. Sedangkan untuk clopidogrelnya diberikan
sebesar 0,10 mg/ml BB pada kelompok 4. Serta hewan kontrol yang berfungsi
sebagai pembanding hanya diberikan NaCMC. Hal ini dilakukan agar pengamatan
nantinya dapat memberikan hasil yang cukup signifikan sehingga dapat dengan
mudah membandingkan efek dari masing-masing obat antikoagulan maupun
koagulan yang telah disuntikkan ke hewan percobaan (mencit). Dalam penelitian ini
diamati efek dari obat dalam berbagai dosis terhadap waktu pendarahan dan waktu
pembekuan darah hewan percobaan. Dari hasil percobaan didapatkan data yang
cukup beragam pada masing-masing kelompok hewan percobaan. Hal ini diduga
disebabkan oleh keseragaman individu dan kondisi fisiologis dari masing-masing
individu hewan percobaan selama perlakuan dan dapat juga dipengaruhi oleh hal lain
seperti keadaan lingkungan, posisi ekor, dan cara pemotongan ekor.

Pendarahan hingga darah berhenti mengalir (bleeding time) kelompok 1


yaitu kontrol adalah 2 menit, 20 detik, dan untuk heparin dengan dosis 0,10
2057,5ui/kg BB adalah 30 menit. Dapat kita lihat bahwa terdapat perbandingan
waktu (bleeding time) yang sangat jauh antara kelompok mencit yang mendapat
perlakuan sebagai kontrol dengan mencit yang mendapat suntikkan heparin.Dimana
lamanya pada hewan kontrol lebih cepat dibandingkan dengan hewan uji yang

12
disuntikkan heparin. Selisihnya yaitu kurang lebih 20 menit setelah bleeding time
mencit yang diinjeksikan heparin berhenti.Seharusnya bleeding time pada mencit
yang diberikan heparin lebih lama dibandingkan dengan kontrol, karena fungsi
heparin adalah sebagai antikoagulan yang dihambat pembekuan darahnya. Sedangkan
mencit kontrol tidak mendapat perlakuan yang begitu spesifik karena hanya
dinjeksikan NaCMC saja, oleh karena itu pada proses pembekuan darahnya tidak
terhambat dan waktu yang dibutuhkan agar darah membeku cukup cepat
dibandingkan dengan kelompok heparin,

Waktu perdarahan (bleeding time) diamati dengan cara memotong ekor


mencit yang diperkenalkan pertama kali oleh Dőttl dan Ripke (1936) dan merupakan
cara yang paling umum digunakan pada percobaan farmakologi. Pada cara ini ekor
mencit dipotong kurang lebih sepanjang 4 mm dengan gunting yang tajam untuk
mempermudah pemotongan dan diamati waktu perdarahannya mulai dari terjadinya
perdarahan sampai terbentuk bekuan darah pada luka tersebut.Dalam hal ini praktikan
menggunakan stopwatch untuk menghitung lamanya waktu perdarahan (bleeding
time) untuk mengetahui tingkat keefektifan kerja dari masing-masing obat yang telah
disuntikkan ke hewan percobaan.

Bleeding Time merupakan suatu parameter yang dapat memonitor


statusfungsi trombosit, kemampuan adhesi pada jaringan subendotel dan secara lebih
spesifik menunjukkan keefektifan membentuk agregasi. Bleeding Time berperan
dalam fase hemostatik primer sedangkan APTT (Activated Parsial Tromboplastin
Time) berperan dalam fase hemostatik sekunder.

13
BAB V

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini yaitu antikoagulan adalah sebuah
zat / bahan yang digunakan dengan tujuan untuk mencegah pembekuan atau
penggumpalan darah. Beberapa contoh obat yang termasuk antikoagulan yaitu
heparin, warfarin dan cloidogrel. Waktu yang diperlukan untuk darah mengalami
pembekuan pada ekor mencit setiap kelompok berbeda-beda karena diberikan obat
yang berbeda. Obat tersebut memiliki waktu paruh dan waktu maksimum obat
diabsorbsi oleh tubuh yang berbeda pula.

14
DAFTAR PUSTAKA

Gilman, A. & Goodman, L. 2007. Goodman & Gilman; Manual Farmakologi dan
Terapi. Edisi XI. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC.

Katzung, B. G. 2011. Farmakologi dasar dan klinik. Edisi XII. Jakarta: penerbit buku
kedokteran EGC.

Anief, Mohammad 1993. Penggolongan Obat Berdasarkan Khasiat dan Penggunaan.


Yogyakarta: UGM PRESS

Robert. 1981. Pedoman Pengobatan. Yayasan Essentia Medika Woodley

H. Delina. 2018. Penuntun Praktikum Farmakologi. UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

15
LAMPIRAN

Lampiran 1
Foto saat praktikum berlangsung

16
17
18
19
Lampiran II
Pembagian tugas untuk masing-masing kelompok

Rute Pemberian /
Kelompok Nama Obat
Keterangan

1 Suspensi Na CMC (Kontrol Negatif)

2 Warfarin Oral

3 Heparin Intraperitoneal

4 Clopidogrel Oral

20

Anda mungkin juga menyukai