Disusun oleh:
Muhamad Taufik
Siti Nabila
Siti SumiatiSolihat
UNIVERSITAS DJUANDA
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah swt.atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat
serta salam tak lupa kami panjatkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat dan para umatnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................1
C. TUJUAN...............................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................3
D. Musyawarah........................................................................................7
E. Demokrasi Global..............................................................................10
BAB III
PENUTUP..................................................................................................15
A. Kesimpulan........................................................................................15
B. Saran.................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ada pun kaitannya dengan sila ke-4 yaitu “Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” adalah
bahwa dalam sila tersebut terkandung makna “musyawarah” dimana
musyawarah adalah salah satu media perekat kehidupan bersama,
dimana hal tersebut sangat penting jika terjadi suatu permasalahan
antarindividu dengan individu serta individu dengan kelompok ataupun
sebaliknya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian sila keempat ?
2. Apa saja makna dan pokok yang terkandung dalam sila keempat ?
3. Apa pengertian musyawarah ?
1
4. Apa saja nilai-nilai, ciri-ciri dan manfaat dalam musyawarah ?
5. Apa pengertian demokrasi ?
6. Sebutkan dan jelaskan macam-macam demokrasi ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dan makna, serta pokok dari sila
keempat.
2. Untuk mengetahui pengertian, nilai, ciri, manfaat dalam musyawarah.
3. Untuk mengetahui pengertian, prinsip, ciri, serta macam-macam
demokrasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Nilai ini menganut paham demokrasi.Akan tetapi, saat ini Indonesia
sudah menggunakan paham liberalis, yaitu dimana setiap individu
mempunyai hak penuh untuk menentukan pilihan. Dan cara pemilihan ini
biasanya dengan cara votting.
4
5. Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu,
kelompok, ras, suku maupun agama
6. Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan
yang beradab
7. Menjunjung tinggi asas musyawarah sebagai moral kemanusiaan
yang beradab
8. Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan
sosial agar tercapainya tujuan bersama
5
C. Pokok yang Terkandung dalam Sila Keempat
Hal ini tidak menjadi kebiasaan bangsa Indonesia, bagi kita apabila
pengambilan keputusan secara bulat itu tidak bisa tercapai dengan
mudah, baru diadakan pemungutan suara. Kebijaksanaan ini merupakan
suatu prinsip bahwa yang diputuskan itu memang bermanfaat bagi
kepentingan rakyat banyak.Jika demokrasi diartikan sebagai kekuatan,
maka dari pengamatan sejarah bahwa kekuatan itu memang di Indonesia
berada pada tangan rakyat atau masyarakat. Pada zaman pemerintahan
Hindia Belanda saja, di desa-desa kekuasaan ditentukan oleh kebulatan
kepentingan rakyat, misalnya pemilihan kepala desa. Musyawarah yang
6
ada di desa-desa merupakan satu lembaga untuk menjalankan kehendak
bersama. Bentuk musyawarah itu bermacam-macam, misalnya pepatah
Minangkabau yang mengatakan : “Bulat air karena pembunuh, bulat kata
karena mufakat”.
D. Musyawarah
7
musyawarah merupakan ciri khas bangsa Indonesia ? Sebab dalam
menghadapi setiap persoalan yang menyangkut kepentingan umum,
bangsa kita akan merundingkannya dengan sesamanya untuk mencapai
penyelesaiannya.
1. Kebersamaan,
2. Persamaan hak,
3. Kebebasan mengemukan pendapat,
4. Penghargaan terhadap pendapat orang lain, dan
5. Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggung jawab.
8
a) Ciri Musyawarah yang baik :
1) Sesuai dengan kepentingan bersama.
2) Pembicaraan harus bisa diterima dengan akal sehat sesuai
dengan hati nurani.
3) Usul atau pendapat yang disampaikan mudah dipahami dan
tidak memberatkan.
4) Dalam proses musyawarah, pertimbangan moral lebih
diutamakan dan bersumber dari hati nurani yang luhur.
b) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
musyawarah
1) Dalam menyampaikan pendapat, maka harus dilakukan dengan
baik dan santun dari segi sikap, bahasa atau gerak tubuh.
Sikap santun dapat mengurangi ketersinggungan orang lain
apabila ada perbedaan pendapat.
2) Menghargai dan tidak menganggap remeh pendapat orang lain
dengan mendengarkan secara keseluruhan sehingga
mengetahui substansi pendapat orang lain.
3) Jika hasil mufakat ternyata tidak sesuai dengan harapan kita,
maka kita harus tetap menerimanya dengan sabar dan ikhlas.
Selain itu kita harus mau melaksanakan putusan hasil mufakat
tersebut dengan tanpa keraguan meskipun bukan pendapat kita
yang diterima.
c) Manfaat Musyawarah
1) Melatih untuk menyuarakan pendapat (ide)
2) Masalah dapat segera terpecahkan
3) Keputusan yang diambil memiliki nilai keadilan
4) Hasil keputusan yang diambil dapat menguntungkan semua
pihak
5) Dapat menyatukan pendapat yang berbeda
6) Adanya kebersamaan
7) Dapat mengambil kesimpulan yang benar
9
8) Mencari kebenaran dan menjaga diri dari kekeliruan
9) Menghindari celaan
10) Menciptakan stabilitas emosi
d) Nilai luhur yang perlu dilestarikan dalam musyawarah
1) Setiap orang diberikan kesempatan untuk mengikuti
musyawarah dengan mengemukakan pendapat.
2) Setiap orang berkesempatan untuk mendengarkan pendapat
orang lain yang menjadi peserta musyawarah.
3) Musyawarah dapat memperkuat kehidupan berbangsa dan
bernegara.
4) Musyawarah dapat menimbulkan kewajiban yang mengikat,
yakni kewajiban untuk melaksanakan semua keputusan
musyawarah.
5) Musyawarah dapat menimbulkan semangat kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
6) Musyawarah dapat menghilangkan permusuhan, dan lain-lain.
E. Demokrasi Global
10
sistem pemerintahan, yaitu dengan mendapatkan kesempatan atau
peluang yang sama untuk dipilih dan memilih, tanpa membeda-bedakan
status sosial, SARA (suku, agama, ras, antargolongan), dan lain
sebagainya.
11
e) Ciri Kepartaian, yaitu partai menjadi sarana / media untuk menjadi
bagian dalam pelaksaan sistem demokrasi.
f) Ciri Kekuasaan, adanya pembagian dan pemisahan kekuasaan.
g) Ciri Tanggung Jawab, adanya tanggung jawab dari pihak yang telah
terpilih untuk ikut dalam pelaksaan suatu sistem demokrasi.
3. Macam-Macam Demokrasi
Seiring berkembangnya sistem pemerintahan modern, demokrasi
juga diadopsi oleh banyak negara dengan ideologi, kultur, dan prinsip
sosial yang berbeda. Maka secara penyampaian aspirasi, ideologi, serta
fokus sasarannya, penyelenggaraan demokrasi dalam sebuah negara
memiliki bermacam bentuk, berikut ini beberapa di antaranya.
a) Demokrasi Pancasila
Pengertian Demokrasi Pancasila adalah salah satu bentuk
demokrasi yang penyelenggaraan didasarkan atas aspirasi, keinginan,
serta kepentingan masyarakat (rakyat pada umunya), bukan atas dasar
perseorangan atau kelompok (baik mayoritas maupun sebaliknya), oleh
karenanya dalam perjalannya dikembalikan kepada rakyat (hati nurani
rakyat yang memutuskan). Negara dengan sistem Demokrasi Pancasila
tidak lain tidak bukan adalah Indonesia, karena ideologi yang dipakai
negara kita adalah Pancasila.
b) Demokrasi Liberal
Pengertian Demokrasi Liberal adalah salah satu bentuk demokrasi
yang diselenggarakan atas dasar kebebasan, yaitu dengan memberikan
keleluasaan atau kebebasan kepada rakyatnnya dan tidak turut campur
atau mengatur terhadap kehidupan warga negaranya. Saat era
pemerintahan orde lama, negara Indonesia pernah menganut bentuk
demokrasi ini, namun diubah menjadi demokrasi terpimpin oleh Presiden
Soekarno memalului dekrit presiden tahun 1959.Contoh negara dengan
sistem demokrasi liberal seperti Amerika Serikat, Perancis, Kanada, dll.
12
c) Demokrasi Komunis
Pengertian Demokrasi Komunis adalah bentuk demokrasi yang
mengatur atau mengurus seluruh kehidupan warga negaranya dan segala
sesuatunya akan dijadikan milik negara. Bahkan untuk mencapai visinya
itu segala cara bisa dilakukan seperti pemerasan dan pemaksaan. Negara
dengan sistem demokrasi komunis umumnya memiliki ciri seperti: segala
urusan perekonomian diatur oleh pusat; kekuasaan dimiliki oleh satu
golongan; tidak percaya Tuhan; tidak mengakui HAM; memperbolehkan
kekerasan; dan lain sebagainya.
d) Demokrasi Terpimpin
Pengertian Demokrasi Terpimpin adalah salah satu bentuk
demokrasi yang memberikan keleluasaan kepada rakyatnya namun diatur
dan diarahkan oleh pimpinan negara, bentuk ini disebut juga sebagai semi
otoriter atau pimpinan tunggal. Istilah demokrasi terpimpin dikenalkan oleh
Presiden Soekarno melalui dekrit presiden tahun 1959, yang menyatakan
bahwa demokrasi terpimpin bukanlah diktator, sentralistik, ataupun liberal,
akan tetapi demokrasi terpimpin merupakan permusyawaratan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, bukan dengan perdebatan dan
penyiasatan.
e) Demokrasi Langsung
Pengertian Demokrasi Langsung adalah bentuk demokrasi yang
memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk berpartisipasi
langsung dalam mengambil keputusan.Seperti dalam pelaksaan pemilihan
umum, seluruh masyarakat berhak untuk memilih atas dirinya dan
kehendaknya sendiri tanpa diwakili oleh siapapun. Jenis demokrasi ini
yang sekarang diterapkan di negara kita, bagi Anda yang berusia banyak,
atau telah memiliki KTP (kartu tanda penduduk), pastinya Anda pernah
mengalami pemilihan umum (pemilu), pemilihan presiden (pilpres),
pilkada, dan lain sebagainya.
13
f) Demokrasi Tidak Langsung
Pengertian Demokrasi Tidak Langsung adalah kebalikan dari
demokrasi langsung, yaitu masyarakat tidak dapat menyampaikan
kehendaknya secara langsung.Artinya rakyat terlebih dahulu memilih
wakilnya (sebagai wakil rakyat) yang mengemban amanat dan dipercayai
untuk menyampaikan kehendak, aspirasi, atau opini mereka. Jadi dalam
pelaksaan demokrasi tidak langsung, rakyat memberikan aspirasinya
kepada wakilnya (sebagai pelantara) terlebih dahulu, baru wakil rakyat
tersebut yang akan menyampaika kehendak rakyat kepada negara.
Kekurangan Demokrasi :
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16