Anda di halaman 1dari 19

NILAI-NILAI MUSYAWARAH DAN DEMOKRASI GLOBAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen pengampu: Dr. H. Asmil Ilyas, MA.

Disusun oleh:

Muhamad Taufik
Siti Nabila
Siti SumiatiSolihat

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS DJUANDA

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah swt.atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat
serta salam tak lupa kami panjatkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat dan para umatnya.

Makalah ini disusun guna melengkapi tugas Pendidikan Pancasila.


Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari
berbagai pihak, penyusun telah berusaha untuk dapat memberikan serta
mencapai hasil yang semaksimal mungkin dan sesuai dengan harapan,
walaupun di dalam pembuatannya penulis menghadapi berbagai kesulitan
karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang saya
miliki.

Oleh sebab itu pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan


terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada dosen
pembimbing Pendidikan Pancasila. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan dan pembuatan makalah ini, masih terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
kami butuhkan untuk dapat menyempurnakannya di masa yang akan
datang. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat
bagi saya dan teman-teman maupun pihak lain yang berkepentingan.

Bogor, Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.............................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH........................................................................1

C. TUJUAN...............................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN............................................................................................3

A. Pengertian Sila Keempat.....................................................................3

B. Makna Sila Keempat...........................................................................4

C. Pokok yang Terkandung dalam Sila  Keempat...................................6

D. Musyawarah........................................................................................7

E. Demokrasi Global..............................................................................10

BAB III

PENUTUP..................................................................................................15

A. Kesimpulan........................................................................................15

B. Saran.................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia adalah Negara demokrasi dimana dalam negara


demokrasi dibutuhkan banyak sekali persamaan pendapat dalam
penentuan aspirasi,yaitu dengan cara musyawarah.Musyawarah
merupakan bagian dari demokrasi, dalam demokrasi pancasila terutama
sila ke-4, hasil akhir semestinya di lakukan dengan cara musyawarah
mufakat dan jika terjadi perselisihan yang berkepanjangan barulah
dilakukan votting, jadi demokrasi tidak bisa disetarakan dengan votting
karena kedua hal tersebut berbeda adanya.

Musyawarah berasal dari kata “Syawara” yaitu berasal dari Bahasa


Arab yang berarti berunding. Di Negara kita serta di kehidupan modern hal
tentang musyawarah dikenal dengan sebutan “syuro”, “rembug desa”,
“kerapatan nagari” bahkan “demokrasi”. Bermusyawarah berarti
berhubungan, ”hubungan” dalam kata tersebut mengandung makna pesan
dan penyelesaian masalah dengan cara berunding, yang secara jelas
tidak akan menimbulkan masalah lain.

Ada pun kaitannya dengan sila ke-4 yaitu “Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” adalah
bahwa dalam sila tersebut terkandung makna “musyawarah” dimana
musyawarah adalah salah satu media perekat kehidupan bersama,
dimana hal tersebut sangat penting jika terjadi suatu permasalahan
antarindividu dengan individu serta individu dengan kelompok ataupun
sebaliknya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian sila keempat ?
2. Apa saja makna dan pokok yang terkandung dalam sila keempat ?
3. Apa pengertian musyawarah ?

1
4. Apa saja nilai-nilai, ciri-ciri dan manfaat dalam musyawarah ?
5. Apa pengertian demokrasi ?
6. Sebutkan dan jelaskan macam-macam demokrasi ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dan makna, serta pokok dari sila
keempat.
2. Untuk mengetahui pengertian, nilai, ciri, manfaat dalam musyawarah.
3. Untuk mengetahui pengertian, prinsip, ciri, serta macam-macam
demokrasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sila Keempat

”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan dan Perwakilan“

Masyarakat Indonesia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang


sama. Dalam menggunakan hak-haknya ia menyadari perlunya selalu
memperhatikan dan mengutamakan kepentingan negara dan kepentingan
masyarakat. Maka pada dasarnya tidak boleh ada suatu kehendak yang
dipaksakan kepada pihak lain.

Sebelum diambil keputusan yang menyangkut kepentingan bersama


terlebih dahulu diadakan musyawarah. Keputusan  dilakukan secara
mufakat. Musyawarah untuk mencapai mufakat ini, diliputi oleh semangat
kekeluargaan, yang merupakan ciri khas Bangsa Indonesia.

Setiap manusia Indonesia harus menghayati dan menjungjung tinggi


setiap hasil keputusan musyawarah, karena itu semua pihak yang
bersangkutan harus menerimannya dan melaksanakannya dengan itikad
baik dan penuh rasa tanggung jawab. Disini kepentingan bersamalah
yang diutamakan di atas kepentingan pribadi atau golongan.

Pembicaraan dalam musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan


sesuai dengan hati nurani yang luhur. Keputusan-keputusan yang diambil
harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
kebenaran dan keadilan. Dalam melaksanakan permusyawaratan,
kepercayaan diberikan kepada wakil- wakil yang dipercayanya.

Nilai kerakyatan mengandung makna suatu pemerintahan dari


rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat
melalui lembaga-lembaga perwakilan.

3
Nilai ini menganut paham demokrasi.Akan tetapi, saat ini Indonesia
sudah menggunakan paham liberalis, yaitu dimana setiap individu
mempunyai hak penuh untuk menentukan pilihan. Dan cara pemilihan ini
biasanya dengan cara votting.

B. Makna Sila Keempat

Nilai yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh


hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan di dasari oleh
sila Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
serta Persatuan Indonesia, dan mendasari serta menjiwai sila Keadilan
Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Nilai Filosofis yang terkandung di dalamnya adalah bahwa hakikat


Negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial. Hakikatnya rakyat adalah sekelompok
manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa yang bersatu bertujuan
mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah Negara.

Rakyat merupakan subjek pendukung pokok Negara.Negara adalah


dari, oleh dan untuk rakyat, oleh karena itu rakyat merupakan asal mula
kekuasaan Negara.Sehingga dalam sila Kerakyatan terkandung nilai
demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup Negara.
Maka nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam sila keempat adalah :

1. Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik


terhadap masyarakat bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan
yang Maha Esa
2. Menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan
3. Menjamin dan memperkokoh persaatuan dan kesatuan dalam hidup
bersama
4. Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama,
kerana perbedaan adalah meruapakan suatu bawaan kodrat
manusia

4
5. Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu,
kelompok, ras, suku maupun agama
6. Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan
yang beradab
7. Menjunjung tinggi asas musyawarah sebagai moral kemanusiaan
yang beradab
8. Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan
sosial agar tercapainya tujuan bersama

Pelaksanaan dan pengamalan sila ini dicerminkan dalam kehidupan


pemerintahan, bernegara dan bermasyarakat yang demokratis. Meskipun
praktik demokratisasi juga diterapkan di Negara-negara lain, demokrasi di
Indonesia memiliki cirri yang khusus, yaitu ada keseimbangan antara hak
dan kewajiban warga Negara dalam membentuk dan menjunjung tinggi
pemerintahannya.

Berbeda dengan demokrasi Negara-negara lain, ada demokrasi yang


mengutamakan hak dan mengesampingkan kewajiban. Di Indonesia
penerapan demokrasi ada  keseimbangan antara hak dan kewajiban
warga Negara, yaitu demokrasi Pancasila.

Dalam demokrasi Pancasila partisipasi masyarakat atau warga


Negara dapat ditampung dan diakomodasi dalam menentukan kebijakan
publik sehingga kebijakan dan ketentuan yang dibuat Pemerintah
mendapat dukungan serta pengawasan jalan musyawarah mufakat yang
dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun intervensi yang
membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat. Karakteristik sila ke-empat
meliputi:

1. Penyelengggaraan Negara secara demokratis


2. Demokrasi di Indonesia adalah demokrasi Pancasila, dan
3. Bercirikan musyawarah untuk mufakat

5
C. Pokok yang Terkandung dalam Sila  Keempat

Hakikat sila ini adalah demokrasi.Demokrasi dalam arti umum yaitu


pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Secara
sederhana, demokrasi yang dimaksud adalah melibatkan segenap bangsa
dalam pemerintahan baik yang tergabung dalam pemerintahan dan
kemudian adalah peran rakyat yang diutamakan.

Pemusyawaratan artinya mengusahakan putusan secara bulat, dan


sesudah itu diadakan tindakan bersama. Disini terjadi simpul yang penting
yaitu mengusahakan keputusan secara bulat. Bulat yang dimaksud adalah
hasil yang mufakat, artinya keputusan itu diambil dengan kesepakatan
bersama.Dengan demikian berarti bahwa penentu demokrasi yang
berdasarkan pancasila adalah kebulatan mufakat sebagai hasil
kebikjasanaan. Oleh karena itu kita ingin memperoleh hasil yang sebaik-
baiknya didalam kehidupan bermasyarakat, maka hasil kebikjasanaan itu
harus merupakan suatu nilai yang ditempatkan lebih dahulu.

Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama.


Dalam hal ini perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara
bulat sehingga membawa konsekuensi adanya kejujuran bersama.
Perbedaan secara umum demokrasi di barat dan di Indonesia yaitu
terletak pada permusyawaratan. Permusyawaratan diusahakan agar
dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang diambil secara bulat.

Hal ini tidak menjadi kebiasaan bangsa Indonesia, bagi kita apabila
pengambilan keputusan secara bulat itu tidak bisa tercapai dengan
mudah, baru diadakan pemungutan suara. Kebijaksanaan ini merupakan
suatu prinsip bahwa yang diputuskan itu memang bermanfaat bagi
kepentingan rakyat banyak.Jika demokrasi diartikan sebagai kekuatan,
maka dari pengamatan sejarah bahwa kekuatan itu memang di Indonesia
berada pada tangan rakyat atau masyarakat. Pada zaman pemerintahan
Hindia Belanda saja, di desa-desa kekuasaan ditentukan oleh kebulatan
kepentingan rakyat, misalnya pemilihan kepala desa. Musyawarah yang

6
ada di desa-desa merupakan satu lembaga untuk menjalankan kehendak
bersama. Bentuk musyawarah itu bermacam-macam, misalnya pepatah
Minangkabau yang mengatakan : “Bulat air karena pembunuh, bulat kata
karena mufakat”.

Secara sederhana, pembahasan sila ke 4 adalah demokrasi.


Demokrasi yang mana dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Pemimpin
yang hikmat adalah pemimpin yang berakal sehat, rasional, cerdas,
terampil, dan seterusnya pada hal-hal yang bersifat fisis/jasmaniah;
sementara kebijaksanaan adalah pemimpin yang berhatinurani, arif,
bijaksana, jujur, adil, dan seterusnya pada hal-hal yang bersifat
psikis/rohaniah.

Jadi, pemimpin yang hikmat-kebijaksanaan itu lebih mengarah pada


pemimpin yang profesional (hikmat) dan juga dewasa (bijaksana). Itu
semua negara demokratis yang dipimpin oleh orang yang dewasa
profesional dilakukan melalui tatanan dan tuntunan
permusyawaratan/perwakilan.Tegasnya, sila keempat menunjuk pada
NKRI sebagai Negara demokrasi-perwakilan yang dipimpin oleh orang
profesional-dewasa melalui sistem musyawarah (government by
discussion).

D. Musyawarah

Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia


untuk merumuskan atau memutuskan suatu hal berdasarkan kehendak
rakyat, hingga keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat atau
mufakat. Cita permusyawaratan mengajarkan kehendak untuk
menghadirkan Negara persatuan yang dapat mengatasi faham
perseorangan dan golongan, dari pluralitas kebangsaan Indonesia dengan
mengakui adanya “ kesederajatan/bersamaan dalam perbedaan “.

Musyawarah merupakan ciri khas bangsa Indonesia, artinya identitas


yang dapat membedakan bangsa kita dengan negara lainnya. Mengapa

7
musyawarah merupakan ciri khas bangsa Indonesia ? Sebab dalam
menghadapi setiap persoalan yang menyangkut kepentingan umum,
bangsa kita akan merundingkannya dengan sesamanya untuk mencapai
penyelesaiannya.

Pentingnya diadakan Musyawarah untuk mencapai kesepakatan


bersama dan terhindar dari sebuah konflik. Adapun beberapa nilai dasar
yang harus di perhatikan dalam melakukan musyawarah. Beberapa nilai
dasar tersebut antara lain :

1. Kebersamaan,
2. Persamaan hak,
3. Kebebasan mengemukan pendapat,
4. Penghargaan terhadap pendapat orang lain, dan
5. Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggung jawab.

Musyawarah dengan tujuan untuk memecahkan masalah. Masalah


akan dipecahkan jika masing-masing peserta ingin mengeluarkan
pendapat, saran, dan masukan.Tanpa saran atau usulan yang dikeluarkan
oleh peserta, diskusi mungkin tidak akan dicapai dalam arti bahwa tidak
ada masalah mungkin akan dipecahkan.

Musyawarah adalah upaya bersama dengan kerendahan hati untuk


memecahkan persoalan (mencari tahu) untuk membuat keputusan
bersama dalam penyelesaian atau solusi dari masalah yang berkaitan
dengan urusan duniawi.Dalam musyawarah diajarkan tentang nilai nilai
ekuitas dan umum. Dimana musyawarah harus mampu menghasilkan
keputusan yang paling adil untuk kepentingan bersama.

Dalam musyawarah, kita didorong untuk mematuhi setiap peraturan


yang berlaku untuk kursus kelancaran pembahasan. Sikap untuk
melakukan hormat pendapat orang lain bahkan jika bertentangan dengan
pendapat kami, tidak boleh dipotong pendapat orang lain dan harus tertib
musyawarah.

8
a) Ciri Musyawarah yang baik :
1) Sesuai dengan kepentingan bersama.
2) Pembicaraan harus bisa diterima dengan akal sehat sesuai
dengan hati nurani.
3) Usul atau pendapat yang disampaikan mudah dipahami dan
tidak memberatkan.
4) Dalam proses musyawarah, pertimbangan moral lebih
diutamakan dan bersumber dari hati nurani yang luhur.
b) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
musyawarah
1) Dalam menyampaikan pendapat, maka harus dilakukan dengan
baik dan santun dari segi sikap, bahasa atau gerak tubuh.
Sikap santun dapat mengurangi ketersinggungan orang lain
apabila ada perbedaan pendapat.
2) Menghargai dan tidak menganggap remeh pendapat orang lain
dengan mendengarkan secara keseluruhan sehingga
mengetahui substansi pendapat orang lain.
3) Jika hasil mufakat ternyata tidak sesuai dengan harapan kita,
maka kita harus tetap menerimanya dengan sabar dan ikhlas.
Selain itu kita harus mau melaksanakan putusan hasil mufakat
tersebut dengan tanpa keraguan meskipun bukan pendapat kita
yang diterima.
c) Manfaat Musyawarah
1) Melatih untuk menyuarakan pendapat (ide)
2) Masalah dapat segera terpecahkan
3) Keputusan yang diambil memiliki nilai keadilan
4) Hasil keputusan yang diambil dapat menguntungkan semua
pihak
5) Dapat menyatukan pendapat yang berbeda
6) Adanya kebersamaan
7) Dapat mengambil kesimpulan yang benar

9
8) Mencari kebenaran dan menjaga diri dari kekeliruan
9) Menghindari celaan
10) Menciptakan stabilitas emosi
d) Nilai luhur yang perlu dilestarikan dalam musyawarah
1) Setiap orang diberikan kesempatan untuk mengikuti
musyawarah dengan mengemukakan pendapat.
2) Setiap orang berkesempatan untuk mendengarkan pendapat
orang lain yang menjadi peserta musyawarah.
3) Musyawarah dapat memperkuat kehidupan berbangsa dan
bernegara.
4) Musyawarah dapat menimbulkan kewajiban yang mengikat,
yakni kewajiban untuk melaksanakan semua keputusan
musyawarah.
5) Musyawarah dapat menimbulkan semangat kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
6) Musyawarah dapat menghilangkan permusuhan, dan lain-lain.

Dengan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam musyawarah itu


maka bangsa Indonesia yakin akan dapat melaksanakan pembangunan di
segala bidang karena segala beban pembangunan itu akan dipikul
bersama-sama. Bukan hanya kewajiban pemerintah saja, tetapi juga
merupakan kewajiban setiap warga negara dan sebaliknya.

E. Demokrasi Global

Menurut beberapa ahli, pengertian demokrasi adalah sebuah sistem


pemerintahan atau tata negara, yang memberikan hak yang sama kepada
setiap warga negaranya sebagai bentuk kedaulatan rakyat dan negara.
Sehingga negara yang menganut sistem demokrasi, menempatkan
kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyatnya, seperti di negara
Indonesia kita tercinta ini.

Karena dalam demokrasi pemerintahan berada di tangan rakyat,


maka seluruh rakyat memiliki kesetaran hak untuk berpartisipasi dalam

10
sistem pemerintahan, yaitu dengan mendapatkan kesempatan atau
peluang yang sama untuk dipilih dan memilih, tanpa membeda-bedakan
status sosial, SARA (suku, agama, ras, antargolongan), dan lain
sebagainya.

Negara dengan sistem demokrasi memiliki lembaga penyelenggara


negara sebagai representasi dari rakyatnya.Lembaga-lembaga tersebut
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif, yang
selanjutnya kita sebut dengan trias politica.Merupakan lembaga
penyelenggara negara dengan kedudukan yang setara, dan bersifat
independen.

1. Prinsip Prinsip Demokrasi


Prinsip terpenting demokrasi ada tiga, yaitu :
a) Persamaan Diantara Warga Negara, Setiap warga negara memiliki
kesetaraan dalam praktik politik
b) Keterlibatan Warga Negara dalam Mengambil Keputusan Politik
c) Kebebasan diakui dan dipakai juga diterima olesh warga negara
2. Ciri-ciri Pemerintahan Demokrasi
Adapun ciri yang menggambarkan suatu pemerintahan didasarkan
atas sistem demokrasi adalah sebagai berikut :

a) Pemerintahan berdasarkan kehendak dan kepentingan rakyat


banyak.
b) Ciri Konstitusional, yaitu hal yang berkaitan dengan kepentingan,
kehendak, ataupun kekuasaan rakyat dituliskan dalam konstitusi dan
undang-undang negara tersebut.
c) Ciri Perwakilan, yaitu dalam mengatur negaranya, kedaulatan rakyat
diwakilkan oleh beberapa orang yang telah dipilih oleh rakyat itu
sendiri.
d) Ciri Pemilihan Umum, yaitu suatu kegiatan politik yang dilakukan
untuk memilih pihak dalam permerintahan.

11
e) Ciri Kepartaian, yaitu partai menjadi sarana / media untuk menjadi
bagian dalam pelaksaan sistem demokrasi.
f) Ciri Kekuasaan, adanya pembagian dan pemisahan kekuasaan.
g) Ciri Tanggung Jawab, adanya tanggung jawab dari pihak yang telah
terpilih untuk ikut dalam pelaksaan suatu sistem demokrasi.
3. Macam-Macam Demokrasi
Seiring berkembangnya sistem pemerintahan modern, demokrasi
juga diadopsi oleh banyak negara dengan ideologi, kultur, dan prinsip
sosial yang berbeda. Maka secara penyampaian aspirasi, ideologi, serta
fokus sasarannya, penyelenggaraan demokrasi dalam sebuah negara
memiliki bermacam bentuk, berikut ini beberapa di antaranya.

a) Demokrasi Pancasila
Pengertian Demokrasi Pancasila adalah salah satu bentuk
demokrasi yang penyelenggaraan didasarkan atas aspirasi, keinginan,
serta kepentingan masyarakat (rakyat pada umunya), bukan atas dasar
perseorangan atau kelompok (baik mayoritas maupun sebaliknya), oleh
karenanya dalam perjalannya dikembalikan kepada rakyat (hati nurani
rakyat yang memutuskan). Negara dengan sistem Demokrasi Pancasila
tidak lain tidak bukan adalah Indonesia, karena ideologi yang dipakai
negara kita adalah Pancasila.

b) Demokrasi Liberal
Pengertian Demokrasi Liberal adalah salah satu bentuk demokrasi
yang diselenggarakan atas dasar kebebasan,  yaitu dengan memberikan
keleluasaan atau kebebasan kepada rakyatnnya dan tidak turut campur
atau mengatur terhadap kehidupan warga negaranya. Saat era
pemerintahan orde lama, negara Indonesia pernah menganut bentuk
demokrasi ini, namun diubah menjadi demokrasi terpimpin oleh Presiden
Soekarno memalului dekrit presiden tahun 1959.Contoh negara dengan
sistem demokrasi liberal seperti Amerika Serikat, Perancis, Kanada, dll.

12
c) Demokrasi Komunis
Pengertian Demokrasi Komunis adalah bentuk demokrasi yang
mengatur atau mengurus seluruh kehidupan warga negaranya dan segala
sesuatunya akan dijadikan milik negara. Bahkan untuk mencapai visinya
itu segala cara bisa dilakukan seperti pemerasan dan pemaksaan. Negara
dengan sistem demokrasi komunis umumnya memiliki ciri seperti: segala
urusan perekonomian diatur oleh pusat; kekuasaan dimiliki oleh satu
golongan; tidak percaya Tuhan; tidak mengakui HAM; memperbolehkan
kekerasan; dan lain sebagainya.

d) Demokrasi Terpimpin
Pengertian Demokrasi Terpimpin adalah salah satu bentuk
demokrasi yang memberikan keleluasaan kepada rakyatnya namun diatur
dan diarahkan oleh pimpinan negara, bentuk ini disebut juga sebagai semi
otoriter atau pimpinan tunggal. Istilah demokrasi terpimpin dikenalkan oleh
Presiden Soekarno melalui dekrit presiden tahun 1959, yang menyatakan
bahwa demokrasi terpimpin bukanlah diktator, sentralistik, ataupun liberal,
akan tetapi demokrasi terpimpin merupakan permusyawaratan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, bukan dengan perdebatan dan
penyiasatan.

e) Demokrasi Langsung
Pengertian Demokrasi Langsung adalah bentuk demokrasi yang
memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk berpartisipasi
langsung dalam mengambil keputusan.Seperti dalam pelaksaan pemilihan
umum, seluruh masyarakat berhak untuk memilih atas dirinya dan
kehendaknya sendiri tanpa diwakili oleh siapapun. Jenis demokrasi ini
yang sekarang diterapkan di negara kita, bagi Anda yang berusia banyak,
atau telah memiliki KTP (kartu tanda penduduk), pastinya Anda pernah
mengalami pemilihan umum (pemilu), pemilihan presiden (pilpres),
pilkada, dan lain sebagainya.

13
f) Demokrasi Tidak Langsung
Pengertian Demokrasi Tidak Langsung adalah kebalikan dari
demokrasi langsung, yaitu masyarakat tidak dapat menyampaikan
kehendaknya secara langsung.Artinya rakyat terlebih dahulu memilih
wakilnya (sebagai wakil rakyat) yang mengemban amanat dan dipercayai
untuk menyampaikan kehendak, aspirasi, atau opini mereka. Jadi dalam
pelaksaan demokrasi tidak langsung, rakyat memberikan aspirasinya
kepada wakilnya (sebagai pelantara) terlebih dahulu, baru wakil rakyat
tersebut yang akan menyampaika kehendak rakyat kepada negara.

4. Kelebihan dan Kekurangan Demokrasi


Kelebihan Demokrasi antara lain :

1. Pemegang Kekuasaan dipilih berdasarkan keinginan rakyat


2. Mencegah terjadinya monopoli kekuasaan
3. Kesetaraan hak membuat setiap masyarakat dapat berpartisipasi
dalam sistem politik

Kekurangan Demokrasi :

1. Kepercayaan rakyat mudah digoyangkan oleh pengaruh media


2. Kesetaraan hak dianggap tak wajar karena oleh beberapa ahli,
karena pengetahuan politik setiap orang tidak sama
3. Fokus pemerintah yang sedang menjabat akan berkurang saat
menjelang pemilihan umum berikutnya.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pembahasan makalah ini, dapat kami simpulkan bahwa


”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan dan Perwakilan, mengandung pengertian dalam
menjalankan pemerintahan, Indonesia harus mengutamakan musyawarah
dalam menyelesaikan masalah yaitu dengan cara berunding untuk
mencapai satu kesepakatan bersama (mufakat). Musyawarah merupakan
bagian dari demokrasi.

Pengertian demokrasi adalah sebuah sistem pemerintahan atau tata


negara, yang memberikan hak yang sama kepada setiap warga
negaranya sebagai bentuk kedaulatan rakyat dan negara. Sehingga
negara yang menganut sistem demokrasi, menempatkan kedaulatan
tertinggi berada di tangan rakyatnya, seperti di negara Indonesia kita
tercinta ini.

Karena dalam demokrasi pemerintahan berada di tangan rakyat,


maka seluruh rakyat memiliki kesetaran hak untuk berpartisipasi dalam
sistem pemerintahan, yaitu dengan mendapatkan kesempatan atau
peluang yang sama untuk dipilih dan memilih, tanpa membeda-bedakan
status sosial, SARA (suku, agama, ras, antargolongan), dan lain
sebagainya.

B. Saran

Dengan mempelajari sila keempat, kita dapat mengaplikasikan


makna yang terkandung didalamnya yaitu hakikat kerakyatan,
permusyawaratan yang merupakan bagian dari demokrasi dalam
kehidupan sehari-hari, agar tercipta keamanan dan kenyamanan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

           

15
DAFTAR PUSTAKA

Dapartemen pendidikan dan kebudayaan, 1979.Pedoman


Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.PN BALAI PUSTAKA
Pimpinan MPR&Tim, Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara. Jakarta : Sekretariat Jenderal MPR RI, 2012
http://pengertian-isp.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-demokrasi-
pancasila-terpimpin-liberal.html
http://www.softilmu.com/2015/01/Pengertian-Ciri-Macam-Macam-
Demokrasi-adalah.html
Drs. Kaelan, M.S. Pendidikan Pancasila. 2004. PARADIGMA.
Wiyono, Hadi. Kewarganegaraan. 2007. GANECA.
http://adietsaputra91.blogspot.com/2010/11/arti-dan-makna-sila-ke-
4.html
Anonim, 2011, Penyimpangan Demokrasi Pancasila.

16

Anda mungkin juga menyukai