Wijayanti
ABSTRAKSI
Usia lanjut adalah suatu kejadian Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi
yang pasti akan dialami oleh semua orang tiga kelompok yakni :
yang dikaruniai usia panjang, terjadinya
tidak bisa dihindari oleh siapapun. Pada - Kelompok lansia dini (55 – 64
usia lanjut akan terjadi berbagai tahun), merupakan kelompok yang
kemunduran pada organ tubuh. Pada baru memasuki lansia
periode ini kemampuan jaringan untuk - Kelompok lansia (65 tahun ke atas)
memperbaiki diri ataupun mengganti dan - Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu
mempertahankan fungsi normalnya akan lansia yang berusia lebih dari 70
perlahan-lahan menurun sehingga tidak tahun.
dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang terjadi Usia tua atau sering disebut senescence
(Constantinides, 1994). Dengan keadaan merupakan suatu periode dari rentang
seperti ini mereka membutuhkan perhatian kehidupan yang ditandai dengan perubahan
yang lebih akan perubahan mereka. Mereka atau penurunan fungsi tubuh, biasanya mulai
membutuhkan pihak yang dapat memahami pada usia yang berbeda untuk individu yang
kemauan, kebutuhan, tuntutan akan fasilitas, berbeda (Papalia, 2001). Memasuki usia
sarana dan prasarana yang mereka lanjut biasanya dudahului oleh penyakit
butuhkan. kronis, kemungkinan untuk ditinggalkan
pasangan, pemeberhentian aktivitas atau
Karena perubahan usia ini pula, kerja dan tantangan untuk mengalihkan
lansia membutuhkan adanya kebutuhan fisik energi dan kemampuan ke peran baru dalam
berupa rumah tempat tinggal yang layak keluarga, pekerjaan dan hubungan intim
bagi kehidupan mereka, yang tentunya (Wolman, 1982). Ada beberapa hal yang
dapat memenuhi aktivitasnya sehari-hari. dapat digunakan untuk memahami usia tua,
Namun perlu diketahui bagaimana antara lain (Papalia dkk,2001) :
hubungan yang terjadi antara kebutuhan-
kebutuhan fisik tersebut dengan kondisi a. Primary aging
sosial yang dimiliki oleh lansia, dan sejauh Bahwa aging merupakan suatu
mana kedua faktor tersebut saling proses penurunan atau kerusakan fisik yang
berpengaruh satu sama lain. terjadi secara bertahap dan bersifat
inevitable (tidak dapat dihindarkan).
b. Secondary Aging
LANSIA Proses aging merupakan hasil dari
Pengertian lanjut usia (lansia) ialah penyakit, abuse, dan disuse pada tubuh yang
manusia yang berumur di atas usia 60 tahun seringkali lebih dapat dihindari dan
dan masih hidup. Kelompok lanjut usia dikontrol oleh individu dibandingkan
adalah kelompok penduduk yang berusia 60 dengan primary aging, misalnya dengan pola
tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, makan yang baik, menjaga kebugaran fisik
1999;8). Penggolongan lansia menurut dll.
38
ENCLOSURE Volume 7 No. 1 Maret 2008
Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman
39
HUBUNGAN KONDISI FISIK RTT LANSIA TERHADAP KONDISI SOSIAL LANSIA
di RW 03 RT 05 Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari, Semarang
40
ENCLOSURE Volume 7 No. 1 Maret 2008
Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman
anggota keluarga yang menempati rumahnya Ada beberapa standard untuk penggunaan
itu. kursi roda yang dapat diaplikasikan bagi
lansia memudahkan aktivitas mereka di
Dengan kemampuan fisik yang dalam rumah maupun lingkungan tempat
makin menurun maka dibutuhkan alat tinggalnya.
penunjang, baik luasan ruang-ruang yang Penggunaan standard-standard ini
khusus digunakan untuk lansia sampai pada memang tidak diharuskan di dalam sebuah
penggunaan kursi roda. Dengan pengadaan rumah tinggal (seperti yang disebutkan
fasilitas-fasilitas ini lanjut usia dapat dalam Undang-Undang RI No.28 Tahun
menjalankan aktivitasnya dengan mudah dan 2002 Pasal 31 ayat 1). Hanya saja
aman, lanjut usia akan merasa nyaman dan penggunaan fasilitas tersebut tentunya
diperhatikan oleh keluarganya. Umumnya bermanfaat, terutama bagi lansia yang
lanjut usia dihadapkan pada masalah hunian. memiliki keterbatasan fisik (diffable).
Hunian mereka tidak lagi menunjang
kegiatan mereka, hal ini terlihat pada : Kondisi Kehidupan Lansia
- Luasan ruang-ruang pada hunian Banyak sekali faktor yang
(ketika hunian tersebut ditempati mempengaruhi kondisi kehidupan lansia,
beberapa keluarga) yaitu kondisi fisik serta kondisi sosial.
- Lokasi kamar yang berjauhan Kondisi fisik merupakan suatu keadaan yang
dengan lokasi kamar mandi dimiliki lansia dan berkaitan dengan fisik
- Keadaan kamar mandi yang tubuhnya seperti kesehatan lansia,
mempersulit sedangkan kondisi sosial adalah kondisi
- Peil lantai yang berbeda-beda lansia yang berkaitan dengan kehidupan
- Penggunaan tangga sosialnya, baik dengan keluarganya sendiri
- Alur sirkulasi hunian terhadap maupun dengan masyarakat di sekitarnya,
fasilitas-fasilitas di lingkungan seperti pekerjaan, family size atau jumlah
sekitar anggota keluarga, lama tinggal lansia pada
rumah yang ditempati, dan lain sebagainya.
Telah dikemukan bahwa kelompok
lanjut usia mengalami kemunduran dalam Beberapa kondisi kehidupan lansia
tingkat kemandiriannya, mungkin karena adalah sebagai berikut :
adanya handikap fisik. Oleh karena itu, perlu
ada penyesuaian sarana fisik untuk Usia lansia
membantu agar mereka tidak sangat Seperti yang telah dijelaskan
tergantung pada orang lain. khususnya sebelumnya, manusia yang berumur 60
dalam membantu dirinya melakukan tahun ke atas dikatakan sebagai lansia.
pekerjaan hidup sehari-hari (makan, minum, Dalam usia yang demikian, lansia
ke belakang, dan lain-lainnya). Di negara- mengalami perubahan atau kemunduran
negara maju, pelayanan kelompok lanjut dalam berbagai aspek kehidupannya, baik
usia dilakukan dalam ruangan khusus, secara fisik maupun psikis. Dalam usianya
bahkan rumah sakit khusus dan yang lanjut, lansia memerlukan banyak
perkampungan khusus. Tentunya hal ini penunjang dalam hidupnya, sehingga dapat
sangat ideal. Adanya fasilitas tersebut di menjalankan aktivitasnya sehari-hari dengan
atas, diarahkan untuk memberi lingkungan nyaman.
kehidupan yang nyaman dan sesuai bagi
kelompok lanjut usia. Keadaan ini masih Kesehatan lansia
sulit dikembangkan saat ini, oleh karena itu Faktor kesehatan meliputi keadaan
perlu dipikirkan cara lain yakni fisik dan keadaan psikis lanjut usia. Keadaan
mempersiapkan SDM untuk lebih siap fisik merupakan faktor utama dari
menerima kelompok lanjut usia kegelisahan manusia. Kekuatan fisik,
sebagaimana adanya. pancaindera, potensi dan kapasitas
41
HUBUNGAN KONDISI FISIK RTT LANSIA TERHADAP KONDISI SOSIAL LANSIA
di RW 03 RT 05 Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari, Semarang
intelektual mulai menurun pada tahap-tahap Lama tinggal lansia pada rumah yang
tertentu (Prasetyo,1998). Dengan demikian ditempati
orang lanjut usia harus menyesuaikan diri Banyak diantara lansia yang lebih
kembali dengan ketidak berdayaannya. memilih untuk tetap tinggal pada rumah
Kemunduran fisik ditandai dengan beberapa yang mereka tempati. Ada kalanya rumah
serangan penyakit seperti gangguan pada tersebut merupakan rumah yang sudah
sirkulasi darah, persendian, sistem mereka tempati sejak kecil atau setelah
pernafasan, neurologik, metabolik, menikah dan membangun keluarga.
neoplasma dan mental. Sehingga keluhan
yang sering terjadi adalah mudah letih, Alasan tinggal lansia di rumah dan
mudah lupa, gangguan saluran pencernaan, lingkungan yang ditempati
saluran kencing, fungsi indra dan Lansia memiliki beberapa alasan
menurunnya konsentrasi. Hal ini sesuai untuk tetap tinggal di rumah yang mereka
dengan pendapat Joseph J. Gallo (1998) tempati sekarang ini. Faktor utama yang
mengatakan untuk menkaji fisik pada orang mendasari alasan tinggal lansia adalah dari
lanjut usia harus dipertimbangkan segi kenyamanan terhadap lingkungannya.
keberadaannya seperti menurunnya
pendengaran, penglihatan, gerakan yang Pekerjaan lansia
terbatas, dan waktu respon yang lamban. Dalam usianya yang lanjut, para
lansia cenderung berhenti bekerja, baik
Pada umumnya pada masa lanjut karena sudah pensiun, atau karena fisiknya
usia ini orang mengalami penurunan fungsi sudah tidak memungkinkan untuk
kognitif dan psikomotorik. Menurut melakukan aktivitas tersebut secara rutin
Zainudin (2002) fungsi kognitif meliputi seperti biasanya. Namun ada pula beberapa
proses belajar, persepsi pemahaman, lansia yang masih dengan aktif melakukan
pengertian, perhatian dan lain-lain yang pekerjaannya. Mereka bisa berhenti dari
menyebabkan reaksi dan perilaku lanjut usia pekerjaan lama dan memulai pekerjaan baru,
menjadi semakin lambat. Fungsi atau memperdalam hobi yang mereka sukai
psikomotorik meliputi hal-hal yang agar dapat mengisi waktu luang mereka. Jadi
berhubungan dengan dorongan kehendak faktor yang menentukan keaktifan lansia
seperti gerakan, tindakan, koordinasi yang dalam bekerja adalah kesehatan dan juga
berakibat bahwa lanjut usia kurang cekatan. pertimbangan-pertimbangan finansial.
42
ENCLOSURE Volume 7 No. 1 Maret 2008
Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman
dapat membeli sesuatu, dapat memenuhi Secara umum lanjut usia cenderung
kebutuhannya yang lain. tinggal bersama dengan anaknya yang telah
menikah (Rudkin, 1993). Tingginya
Rencana tinggal lansia di panti jompo penduduk lanjut usia yang tinggal dengan
Di jaman seperti sekarang dimana anaknya menunjukkan masih kuatnya norma
aktivitas manusia sangat padat dan bahwa kehidupan orang tua merupakan
persaingan hidup cukup berat, manusia tanggungjawab anak-anaknya. Survey yang
cenderung menginginkan hal-hal yang dilakukan oleh Lembaga Demografi
praktis dan cenderung tidak merepotkan. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Sikap ini terkadang merambat ke hubungan (LD FEUI, 1993) terhadap 400 penduduk
keluarga, khususnya hubungan dengan orang usia 60-69 tahun, yang terdiri dari 329 pria
tua. dan 71 wanita, menunjukkan bahwa hanya
sedikit penduduk lanjut usia yang tinggal
Banyak keluarga yang karena sendiri (1,5%), diikuti oleh yang tinggal
kesibukannya terkesan melalaikan orang tua, dengan anak (3,3%), tinggal dengan
dan pada akhirnya memasukkan orang menantu (5,0%), tinggal dengan suami/istri
tuanya itu ke panti jompo. Kesan yang dan anak (29,8%), tinggal dengan suami,
tertangkap di sini adalah keluarga sudah istri dan menantu (19,5%), dan penduduk
tidak peduli lagi dengan orang tuanya. lanjut usia yang tinggal dengan pasangannya
Kesan ini diperoleh karena kondisi nyata ada 18,8%.
rumah panti jompo yang ada di Indonesia
yang tidak memadai. Panti jompo seakan Tradisi di Indonesia
menjadi tempat pembuangan orang tua. Di Indonesia umumnya memasuki
Panti jompo yang selama ini terdapat di usia lanjut tidak perlu dirisaukan. Mereka
Indonesia memang merupakan tempat yang cukup aman karena anak atau saudara-
tidak nyaman, dengan fasilitas yang sangat saudara yang lainnya masih merupakan
minim dan bangunan yang sudah tidak layak jaminan yang baik bagi orang tuanya. Anak
pakai. Karena itu terkesan dalam pikiran berkewajiban menyantuni orang tua yang
masyarakat bahwa panti jompo merupakan sudah tidak dapat mengurus dirinya sendiri.
tempat pembuangan orang tua yang sudah Nilai ini masih berlaku, memang anak wajib
tidak dipedulikan lagi oleh keluarganya. memberikan kasih sayangnya kepada orang
tua sebagaimana mereka dapatkan ketika
Namun di luar negeri, pemikiran ini mereka masih kecil. Para usia lanjut
terbalik. Keluarga tidak memasukkan orang mempunyai peranan yang menonjol sebagai
tuanya ke panti jompo karena sudah tidak seorang yang “dituakan”, bijak dan
peduli melainkan karena mereka sangat berpengalaman, pembuat keputusan, dan
peduli terhadap orang tuanya, dan tidak kaya pengetahuan. Mereka sering berperan
menginginkan mereka hidup kesepian di sebagai model bagi generasi muda,
rumah. Di sana orang tua akan mendapatkan walaupun sebetulnya banyak diantara
perawatan serta perhatian dari mereka yang mereka tidak mempunyai pendidikan formal.
sudah berpengalaman. Pengalaman hidup lanjut usia merupakan
pewaris nilai-nilai sosal budaya sehingga
Jumlah anggota keluarga lansia dapat menjadi panutan bagi kesinambungan
Keluarga merupakan masyarakat kehidupan bermasyarakat dan berbudaya.
terkecil dimana lansia berada. Perubahan Walaupun sangat sulit untuk mengukur
kejiwaan pada lansia akan mempengaruhi berapa besar produktivitas budaya yang
status kesehatan keluarga. Oleh karena itu dimiliki orang lanjut usia, tetapi
keluarga dan lansia perlu mengetahui produktivitas tersebut dapat dirasakan
perubahan kejiwaan pada lansia. manfaatnya oleh para generasi penerus
Keterlibatan keluarga akan menentukan mereka (Yasa, 1999). Salah satu
kesehatan lansia.
43
HUBUNGAN KONDISI FISIK RTT LANSIA TERHADAP KONDISI SOSIAL LANSIA
di RW 03 RT 05 Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari, Semarang
produktivitas budaya yang dimiliki lanjut Dinding terbuat dari bamboo / lainnya : 149
usia adalah sikap suka memberi. buah.
Memberi adalah suatu bentuk komunikasi Rumah menurut tipenya :
manusia. Dengan hubungan itu manusia Tipe A : 5.994 buah
memberikan arti kepada dirinya, dan juga Tipe B : 4.191 buah
kepada sesamanya (Sumarjo,1997). Dasar Tipe C : 2.797 buah
perbuatan memberi adalah cinta kasih ,
perhatian, pengenalan, dan simpati terhadap
sesama. Itu berarti seseorang perduli kepada Fasilitas Sosial & Pelayanan Umum
orang lain dan ingin menolong orang lain Fasilitas Sosial
untuk mengembangkan dirinya. Lanjut usia Instansi pemerintah yang ada di wilayah
dapat memberi kepada orang lain/generasi kecamatan Candisari ini yaitu :
muda dalam wujud pengetahuan, pikiran, Instansi vertikal (Koramil, Polsekta, KUA,
tenaga perbuatan, selain memberikan apa dan mantri statistik) sebanyak 3 unit.
yang dimiliki. Instansi otonom (Puskesmas, petugas
Pertanian, Cab. Dinas Pendidikan) sebanyak
3 unit.
PERMUKIMAN KECAMATAN Instansi BUMN atau BUMD sebanyak 5
CANDISARI KELURAHAN unit.
TEGALSARI SEMARANG Bank yang terdapat di kecamatan Candisari
sebanyak 3 buah.
Tata Guna Lahan Koperasi yang ada terdiri dari koperasi
Kelurahan Tegalsari memiliki luas simpan pinjam, BKK, BPKD, badan-badan
wilayah 103,148 ha dengan penggunaan kredit, koperasi produksi, koperasi.
lahan yang dominan adalah sebagai kawasan konsumsi, koperasi lain atau P2KP sebanyak
permukiman, kawasan perkantoran, dan 55 buah.
kawasan perdagangan jasa dengan didukung
oleh adanya fasilitas kesehatan.
Arahan kegiatan perdagangan dan jasa Fasilitas Umum
meliputi perdagangan jasa non grossir yang
antara lain berbentuk jenis perdagangan Fasilitas Peribadatan
sehari-hari yang berkembang di sepanjang Tempat ibadah yang ada terdiri dari 8 buah
Jalan Sriwijaya. masjid, 44 buah surau/mushola, 12 gereja,
Sedangkan untuk kawasan dan 1 kuil/pura.
konservasi yang ada pada diarahkan pada
kawasan yang memiliki kelerengan> 40 %, Fasilitas Pariwisata/Rekreasi
dengan merekomendasi bangunan-bangunan Tempat rekreasi yang ada berupa 1 buah
yang sudah ada. taman, 1 tempat pertunjukan, 1 kesenian
tradisional (ketoprak atau wayang). Sanggar
kesenian terdapat sebanyak 5 buah.
Rumah Penginapan yang ada 6 buah dan restoran
Rumah penduduk di kecamatan terdapat 6 buah.
Candisari dibedakan menurut sifat dan
bahannya serta menurut tipenya. Fasilitas Kesehatan
Rumah menurut sifat dan bahannya : Fasilitas kesehatan yang ada berupa :
Dinding terbuat dari batu / gedung permanen RSU swasta : 1 buah, rumah bersalin BKIA :
: 11.815 buah 1 buah, Puskemas, Poliklinik/balai
Dinding terbuat dari sebagian batu / gedung pengobatan : 1 buah, praktek dokter : 12
: 2.714 buah buah, dukun khinat/sunat : 1 buah, apotek : 5
Dinding terbuat dari kayu / papan : 586 buah, panti pijat : 5 buah, klinik KB : 3
buah.
44
ENCLOSURE Volume 7 No. 1 Maret 2008
Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman
45
HUBUNGAN KONDISI FISIK RTT LANSIA TERHADAP KONDISI SOSIAL LANSIA
di RW 03 RT 05 Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari, Semarang
kembali dan juga berdisiplin. Beberapa Lansia (pasangan suami istri atau sendiri)
aktivitas yang dilakukan misalnya berjualan, Anak lansia (biasnya satu hingga tiga orang
membuat keset, membuat makanan ringan, anak)
dll. Keluarga anak lansia (suami/istri anak
Lansia dididik untuk bisa hidup berdisiplin beserta cucu)
kembali (misalnya untuk mandi sendiri,
berpakaian, dll). Ada kalanya para lansia
diberi pekerjaan rumah (PR), seperti ANALISA FISIK RTT LANSIA DI RW
menghafalkan lagu atau nyanyian dan nama- 03 KELURAHAN TEGALSARI
nama bunga (karena sebagian besar 1. Kebutuhan Fasilitas
cenderung sudah lupa). Permasalahan pada Posyandu Lansia
Posyandu Lansia melakukan pertemuan adalah mengenai pengadaan ruang. Ruang
sekali tiap bulannya, dan dalam kegiatan itu yang terbatas membuat kinerja posyandu
tidak selalunya memungut biaya, karena terhambat. Selain itu, desain posyandu lansia
kondisi ekonomi lansia yang cukup terbatas. yang cenderung terbuka membuat tempat ini
kurang protektif bagi lansia, terutama
Kegiatan Posyandu Lansia “Nusa Indah” apabila terjadi hujan. Ada kalanya kegiatan-
antara lain : kegiatan lansia di posyandu ini dialihkan ke
Posyandu Lansia : rumah pengurusnya (yang lebih besar dan
Kegiatan senam lansia nyaman). Selain itu yang menjadi masalah
Kegiatan mengasah daya ingat yang lain adalah lokasi posyandu lansia
Kegiatan pembuatan kerajinan yang sulit dicapai. Hal ini disebabkan oleh
Kegiatan pembuatan kreasi makanan tempat tinggal para lansia yang keadaan
Kegiatan bersama (arisan, pengajian, piknik, sarana berupa jalan memiliki kemiringan
olahraga bersama) yang curam.
Kegiatan silaturahmi antar lansia
2. Perubahan Fasilitas
Bina Keluarga Lansia (BKL) Dari data yang didapatkan, sebagian besar
Bina Keluarga Lansia merupakan suatu lansia yang melakukan perubahan fasilitas di
wadah atau organisasi berupa pembinaan rumahnya ternyata melakukan perubahan
yang diberikan kepada keluarga-keluarga pada luasan ruang. Hal ini disebabkan
lansia. Dalam organisasi ini, keluarga- karena beberapa faktor, yaitu adanya
keluarga lansia diberi pembinaan mengenai pertambahan kebutuhan ruang serta
bagaimana cara merawat dan menangani pertambahan jumlah anggota keluarga
lansia. BKL mengadakan pertemuan sekali (family size). Perubahan dari segi material
tiap bulan, tepatnya tiap tanggal 15. tidak banyak dan hanya dilakukan pada
beberapa rumah lansia saja.
Lansia pada Kelurahan Tegalsari bertempat
tinggal di: 3. Luasan Rumah
Rumah permanen milik sendiri yang di Dari segi kapasitas, jumlah
dalam hunian tersebut terdapat pula anggota penghuni yang menempati rumah lansia
keluarga, keluarga anaknya dan anaknya bervariasi. Ada yang kapasitasnya sesuai
sendiri. dengan ukuran rumah dan ada pula yang
Rumah keluarga (anaknya) ataupun anggota tidak sesuai. Beberapa lansia yang hidup
keluarga lainnya bersama anak-anaknya, harus menambah
Rumah tanpa adanya anggota keluarga ruang-ruang baru setelah anak-anaknya
lainnya. berkeluarga. Terdapat rumah yang memiliki
ukuran yang sesuai dengan kapasitas
Dari hasil survey, didapatkan data mengenai penghuni rumah tersebut tetapi tidak jarang
penghuni yang menempati rumah lansia, pula ditemui rumah yang memiliki jumlah
yang secara umum adalah sebagai berikut:
46
ENCLOSURE Volume 7 No. 1 Maret 2008
Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman
penghuni yang tidak sesuai dengan luasan Hubungan Aspek Fisik Rumah Tempat
rumah tersebut. Tinggal terhadap Aspek Sosial Lansia
Pada rumah yang memiliki Kelurahan Tegalsari RW 03 Kecamatan
penghuni yang tidak sesuai dengan ukuran Candisari
atau dimensi ruang tiap rumah tidak
mempermasalahkan hal tersebut. Dari data fisik rumah tempat tinggal
Hal ini tentunya membuat rumah semakin lansia serta data kondisi kehidupan lansia
sempit dan ruang yang dibutuhkan oleh ditarik beberapa kesimpulan atau hipotesa
lansia menjadi tidak maksimal. mengenai hubungan yang terjadi antara
keduanya. Hipotesa dilakukan berdasarkan
Selain itu, adanya penambahan- anggapan masyarakat secara umum terhadap
penambahan ruangan membuat sirkulasi hubungan antara aspek fisik RTT lansia
udara di dalam rumah terganggu, karena dengan kondisi kehidupannya.
sebagian bukaan yang ada terpaksa ditutup
dan diganti menjadi tembok. Hal ini pada Hipotesis :
akhirnya bisa memberi pengaruh pada
kesehatan lansia. - Semakin bertambah kebutuhan
fasilitas lansia menunjukkan
Luasan rumah dan kapasitas bagi bertambahnya umur lansia.
lansia tidaklah menjadi masalah. Ketika - Semakin bertambah kebutuhan
berkumpul bersama keluarga, dapat dilihat fasilitas lansia menunjukkan adanya
jika lansia tersebut merasa nyaman dan penurunan kesehatan lansia.
senang. Ketika seseorang telah masuk usia - Semakin lengkap kebutuhan lansia
lanjut maka kebutuhan akan luasan ruang tercukupi oleh lingkungannya maka
menjadi lebih kecil. Hal ini dikarenakan semakin lama ia akan tinggal dalam
semakin menurunnya kekuatan tubuh dan lingkungan tersebut.
kemampuan tubuh untuk melakukan - Semakin bertambah kebutuhan
aktivitas. fasilitas lansia menunjukkan
semakin tinggi tingkat ekonomi
Meskipun kapasitas jumlah sehingga semakin baik pula
penghuni rumah cukup banyak, namun pekerjaanya.
lansia tidak merasa bahwa hal tersebut - Semakin lengkap kebutuhan fasilitas
merupakan sebuah masalah, sebab mereka yang dapat terpenuhi maka akan
sangat senang apabila bisa terus berkumpul berpengaruh pada alasan lansia
dengan keluarga atau anak cucu. Meskipun tinggal dalam lingkungan tersebut.
kondisi fisik rumah lansia tidak ada yang - Semakin banyak kebutuhan akan
memenuhi persyaratan atau standard yang fasilitas menunjukkan bahwa
berlaku, namun lansia sudah merasa cukup kegiatan lansia semakin banyak.
nyaman untuk tinggal di rumah yang mereka - Semakin sedikit kebutuhan fasilitas
tempati. Selain karena faktor ingin terus lansia yang dapat terpenuhi maka
berkumpul dengan keluarga, para lansia juga akan semakin besar rencana lansia
tidak memiliki pengetahuan akan standard- untuk tinggal di panti jompo, sebab
standard kebutuhan ruang yang diperlukan lansia akan memperoleh fasilitas
oleh mereka. Lansia juga cenderung tidak yang lebih baik.
terlalu peduli karena mereka hanya - Semakin banyak perubahan yang
mengandalkan kenyaman yang sudah dilakukan pada rumah tempat
didapatkan. tinggal lansia menunjukkan bahwa
usia lansia semakin lanjut.
47
HUBUNGAN KONDISI FISIK RTT LANSIA TERHADAP KONDISI SOSIAL LANSIA
di RW 03 RT 05 Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari, Semarang
48
ENCLOSURE Volume 7 No. 1 Maret 2008
Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman
SARAN
- Perlu diadakannya penyuluhan
untuk mengetahui informasi tentang
Panti Jompo dan untuk menghapus
stigma buruk tentang Panti Jompo.
- Mengadakan penyuluhan tentang
pentingnya aspek fisik dalam
kehidupan lansia karena untuk
menunjang kehidupan mereka dalam
kegiatan sehari-hari
- Perlu penambahan fasilitas
perawatan terhadap lansia untuk
menunjang kesehatan mereka.Perlu
adanya pembangunan permukiman
lansia yang lebih layak agar dapat
menunjang kehidupan lansia.
49