Anda di halaman 1dari 7

ACARA 1

MEKANIKA BATUAN

1. JUDUL PRAKTIKUM
Mengukur strike dan dip dari suatu Outcrop.

2. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui strike dan dip dari suatu
outcrop batuan.

3. TINJAUAN PUSTAKA

3.1  Definisi Struktur Geologi


Secara geometri, unsur struktur geologi dianggap sebagai bidang-bidang dan
garis-garis. Garis atau bidang tidak selalu merupakan bidang batas dari
suatu batuan, tetapi merupakan unsur yang mewakili batuan atau satuan
batuan. Didalam prinsip geometri, suatu bidang atau garis adalah unsur yang
mempunyai kedudukan (attitude) atau orientasi yang pasti di dalam ruang,
dan hubungan antara satu dan lainnya dapat dideskripsikan. Dalam hal ini,
suatu bidang atau garis harus mempunyai komponen kedudukan, yang pada
umumnya dinyatakan dalam koordinat grafis, arah (bearing atau azimuth),
dan kecondongan (inclination). Secara geometris, unsur struktur geologi
dapat dibedakan menjadi :
a. Struktur bidang (planar), misalnya : bidang perlapisan, bidang foliasi,
bidang rekahan, bidang sesar, bidang belahan (cleavage), dan sebagainya
b. Struktur garis (linear), misalnya : lineasi mineral, sumbu lipatan,
goresgaris (striation), dan sebagainya.

3.2.   Beberapa Definisi Umum Dalam Geometri


Kedudukan (attitude), merupakan istilah umum untuk orientasi dari sebuah
bidang atau garis di dalam ruang, dan pada umumnya dihubungkan dengan
koordinat geografis dan garis horizontal. Kedudukan terdiri dari komponen
arah (bearing atau azimuth) dan kecondongan (inclination). Arah (azimuth),
merupakan istilah umum untuk sudut horizontal antara sebuah garis dan
suatu arah koordinat tertentu. Arah koordinat ini biasanya merupakan arah
utara sebenarnya (true north).  Kecondongan (inclination), merupakan
istilah umum untuk sudut vertikal (diukur kearah bawah) antara garis
horizontal dan sebuah bidang/garis.

3.3.   Kedudukan (Attitude) Struktur Bidang


Kedudukan sebuah struktur bidang dapat diwakili oleh sepasang angka.
Terdapat dua cara penulisan yang dapat digunakan untuk menuliskan
sepasang angka tersebut, yaitu :
1.      Cara penulisan jurus (strike) dan kemiringan (dip).
2.      Cara penulisan kemiringan (dip) dan arah kemiringan (dip direction).

a. Jurus (Strike) Struktur Bidang


Sebuah garis jurus (stike line) dapat didefinisikan sebagai sebuah garis
horizontal yang terletak pada suatu struktur bidang.Sebuah garis jurus
pada suatu struktur bidang dapat dibayangkan sebagai perpotongan
antara bidang horizontal imajiner dengan struktur bidang tersebut (ingat
bahwa perpotongan antara dua buah bidang adalah sebuah garis).
Jurus suatu struktur bidang pada lokasi tertentu adalah sudut antara garis
jurus dengan utara sebenarnya. Dengan kata lain, jurus adalah sudut
antara garis horizontal pada suatu struktur bidang dengan utara
sebenarnya. Jurus merupakan besaran sudut yang diukur dalam satuan
derajat (0) dengan menggunakankompas. Setiap sudut yang diukur
dengan menggunakan kompas disebut arah(baearing atau azimuth

b. Kemiringan (Dip) Struktur Bidang


Kemiringan sebenarnya (true dip) dari suatu struktur bidang adalah sudut
antara struktur bidang tersebut dan sebuah bidang horizontal yang diukur
pada bidang vertikal tertentu.Bidang vertikal yang tertentu ini memiliki
orientasi yang tepat tegak lurus dengan garis jurus (Gambar 3.3a).Pada
sebuah struktur bidang, kemiringan sebenarnya selalu merupakan
kemiringan lereng yang paling besar, dan arah kemiringan sebenarnya
merupakan arah yang tepat tegak lurus jurus.Arah kemiringan sebenarnya
selalu ditentukan pada arah turun lereng (downslope).

4. METODE PENGUKURAN
4.1. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Rabu, 11 September 2019


Pukul : 16.00 WITA – Selesai
Tempat : Vatutela Tondo, Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah.

4.2. Alat
Aplikasi Geological Compass

4.3. Prosedur Kerja

a. Menentukan batu yang akan diukur arah jurus dan kemiringan bidangnya.
b. Menjalankan aplikasi geoligical compas pada smartphone.
c. Meletakkan smartphone sejajar pada retakkan batu untuk mengetahui arah
jurus (strike), dan baca angka pada skala yang ditunjukkan.
d. Meletakkan smartphone tegak lurus dengan retakkan lalu geser anak panah
pada aplikasi dari kiri ke kanan sampai tertulis ‘dip direction’, lalu baca
angka pada skala yang ditunjukkan.
e. Mengulangi prosedur sampai mendapatkan 15 data arah jurus dan
kemiringan bidangnya
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengukuran Dip dan Strike pada Suatu
Outcrop (Singkapan Batuan).
No. Hasil Pengukuran
1. N 306o E / 2o
2. N 301o E / 3o
3. N 218o E / 6o
4. N 220o E / 5o
5. N 222o E / 6o
6. N 323o E / 13o
7. N 226o E / 8o
8. N 304o E / 20o
9. N 286o E / 7o
10. N 221o E / 10o
11. N 277o E / 9o
12. N 302o E / 20o
13. N 300o E / 33o
14. N 287o E / 27o
15. N 313o E / 43o

Koordinat letak outrcrop (singkapan batuan) adalah S 00 o 50’36.2” , E 119


o
55’03.6

Gambar 5.1. Salah satu Outcrop (Singkapan Batuan) di Vatutela

5.2. Pembahasan
Berdasarkan koordinat letak dari outcrop (singkapan batuan) tersebut
diketahui bahwa batuan yang terdapat pada daerah Vatutela dengan
koordinat S 00 o 50’36.2” , E 119 o55’03.6” yang terletak pada sungai yang
sudah kering merupakan Molasa Celebes Sarasin dan Sarasin (1901) dengan
batuan yang umum terdapat berupa konglomerat, batupasir, batulumpur,
batugamping koral dan napal, sebagian mengeras lemah (terutama
batugamping). Batuan ini terdapat pada ketinggian lebih rendah pada sisi -
sisi kedua pematang, menindih secara tidak selaras formasi Tinombo dan
kompleks batuan metamorf, mengandung rombakan yang berasal dari
formasi – formasi yang lebih tua, dan terdiri dari konglomerat, batupasir,
batulumpur, batugamping – koral dan napal, yang semuanya hanya
mengeras lemah. Didekat komples batuan metamorf pada bagian barat
pematang timur endapan itu terutama terdiri dari bongkah – bongkah kasar
dan agaknya diendapkan di dekat sesar. Batuan batuan itu ke arah laut
beralih – alih jadi batuan klastika berbutir lebih halus.

Di dekat Donggala sebelah utara Enu dan sebelah barat Labea, batuannya
terutama terdiri dari batugamping dan napal dan mengandung Operculina
sp., Cycloclypeus sp., Rotalia sp., Orbulina universa, Amphistegina sp.,
Miliolidae, Globigerina, foraminifera pasiran, ganggang gampingan,
pelesipoda dan gastropoda. Sebuah contoh yang dipungut dari tenggara
Laebago selain fosil – fosil tersebut juga mengandung Miogypsina sp. dan
Lepidocyclina sp., yang menunjukkan umur Miosen (pengenalan oleh
Kadar, Dit.Geol). Foram tambahan yang dikenali oleh Socal meliputi
Planorbulina sp., Solenomoris sp., Textularia sp., Acervulina sp.,
Spirocylepus sp., Reusella sp., Lethoporella sp., Lithophyllum dan
Amphiroa.

Socal mengirakan bahwa fauna – fauna tersebut menunjukkan umur Miosen


Tengah dan pengendapan di dalam laut dangkal. Pada kedua sisi Teluk Palu
dan kemungkinan juga di tempat lain, endapan sungai Kuarter juga
dimasukkan dalam satuan ini. Berdasarkan diagram mawar yang dihasilkan
dari data data yang di dapatkan, terlihat bahwa batang diagram condong ke
arah timur laut dan arah barat laut. Hal ini menunjukkan bahwa batuan
tersebut lebih banyak mendapat gaya dari arah utara.
Gambar 5.2. Diagram Mawar

Gambar
5.3. Letak Outcrop (Singkapan Batuan) yang di Ukur.

6. KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami dapatkan adalah sebagai berikut :
1. Outcrop (singkapan batuan) yang kami ukur merupakan Molasa Celebes
Sarasin dan Sarasin (1901) dengan batuan yang umum terdapat berupa
konglomerat, batupasir, batulumpur, batugamping koral dan napal,
sebagian mengeras lemah (terutama batugamping)
2. Gaya yang terjadi pada outcrop (singkapan batuan) tersebut lebih banyak
berasal dari arah utara.
DAFTAR PUSTAKA

http://darwispaddoca.blogspot.com/2016/04/unsu-unsur-struktur-
geologi.html
https://irfanafriday.wordpress.com/2014/11/02/penggunaan-kompas-
geologi/

Anda mungkin juga menyukai