Kelompok Fisika Batuan
Kelompok Fisika Batuan
MEKANIKA BATUAN
1. JUDUL PRAKTIKUM
Mengukur strike dan dip dari suatu Outcrop.
2. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui strike dan dip dari suatu
outcrop batuan.
3. TINJAUAN PUSTAKA
4. METODE PENGUKURAN
4.1. Waktu dan Tempat
4.2. Alat
Aplikasi Geological Compass
a. Menentukan batu yang akan diukur arah jurus dan kemiringan bidangnya.
b. Menjalankan aplikasi geoligical compas pada smartphone.
c. Meletakkan smartphone sejajar pada retakkan batu untuk mengetahui arah
jurus (strike), dan baca angka pada skala yang ditunjukkan.
d. Meletakkan smartphone tegak lurus dengan retakkan lalu geser anak panah
pada aplikasi dari kiri ke kanan sampai tertulis ‘dip direction’, lalu baca
angka pada skala yang ditunjukkan.
e. Mengulangi prosedur sampai mendapatkan 15 data arah jurus dan
kemiringan bidangnya
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengukuran Dip dan Strike pada Suatu
Outcrop (Singkapan Batuan).
No. Hasil Pengukuran
1. N 306o E / 2o
2. N 301o E / 3o
3. N 218o E / 6o
4. N 220o E / 5o
5. N 222o E / 6o
6. N 323o E / 13o
7. N 226o E / 8o
8. N 304o E / 20o
9. N 286o E / 7o
10. N 221o E / 10o
11. N 277o E / 9o
12. N 302o E / 20o
13. N 300o E / 33o
14. N 287o E / 27o
15. N 313o E / 43o
5.2. Pembahasan
Berdasarkan koordinat letak dari outcrop (singkapan batuan) tersebut
diketahui bahwa batuan yang terdapat pada daerah Vatutela dengan
koordinat S 00 o 50’36.2” , E 119 o55’03.6” yang terletak pada sungai yang
sudah kering merupakan Molasa Celebes Sarasin dan Sarasin (1901) dengan
batuan yang umum terdapat berupa konglomerat, batupasir, batulumpur,
batugamping koral dan napal, sebagian mengeras lemah (terutama
batugamping). Batuan ini terdapat pada ketinggian lebih rendah pada sisi -
sisi kedua pematang, menindih secara tidak selaras formasi Tinombo dan
kompleks batuan metamorf, mengandung rombakan yang berasal dari
formasi – formasi yang lebih tua, dan terdiri dari konglomerat, batupasir,
batulumpur, batugamping – koral dan napal, yang semuanya hanya
mengeras lemah. Didekat komples batuan metamorf pada bagian barat
pematang timur endapan itu terutama terdiri dari bongkah – bongkah kasar
dan agaknya diendapkan di dekat sesar. Batuan batuan itu ke arah laut
beralih – alih jadi batuan klastika berbutir lebih halus.
Di dekat Donggala sebelah utara Enu dan sebelah barat Labea, batuannya
terutama terdiri dari batugamping dan napal dan mengandung Operculina
sp., Cycloclypeus sp., Rotalia sp., Orbulina universa, Amphistegina sp.,
Miliolidae, Globigerina, foraminifera pasiran, ganggang gampingan,
pelesipoda dan gastropoda. Sebuah contoh yang dipungut dari tenggara
Laebago selain fosil – fosil tersebut juga mengandung Miogypsina sp. dan
Lepidocyclina sp., yang menunjukkan umur Miosen (pengenalan oleh
Kadar, Dit.Geol). Foram tambahan yang dikenali oleh Socal meliputi
Planorbulina sp., Solenomoris sp., Textularia sp., Acervulina sp.,
Spirocylepus sp., Reusella sp., Lethoporella sp., Lithophyllum dan
Amphiroa.
Gambar
5.3. Letak Outcrop (Singkapan Batuan) yang di Ukur.
6. KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami dapatkan adalah sebagai berikut :
1. Outcrop (singkapan batuan) yang kami ukur merupakan Molasa Celebes
Sarasin dan Sarasin (1901) dengan batuan yang umum terdapat berupa
konglomerat, batupasir, batulumpur, batugamping koral dan napal,
sebagian mengeras lemah (terutama batugamping)
2. Gaya yang terjadi pada outcrop (singkapan batuan) tersebut lebih banyak
berasal dari arah utara.
DAFTAR PUSTAKA
http://darwispaddoca.blogspot.com/2016/04/unsu-unsur-struktur-
geologi.html
https://irfanafriday.wordpress.com/2014/11/02/penggunaan-kompas-
geologi/