Anda di halaman 1dari 11

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. PENDAHULUAN

Proyek konstruksi memiliki karakteristik yang tidak berulang , maka diperlukan suatu
pengendalian untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan maka
diperlukannya metode kerja yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Perencana
atau Pemilik.
- Lingkup Pekerjaan :
1. Pokja ULP : Pokja II
2. Alamat Pokja ULP : Jl. Panji No. 158 Kepanjen – Kabupaten Malang
3. Nama Paket Pekerjaan : Peningkatan Jalan Talok – Wonomulyo (K 082 )
( DAK Penugasan ) Kec. Turen
4. Waktu pekerjaan : 120 (Seratus Dua Puluh ) hari kalender

B. METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN


Metode Penyelesaian dilakukan dengan tahapan :
1. Perencanaan Site Plan.
Mengoptimalkan area/lahan kerja yang ada dengan membagi menjadi :
• Galian tanah sesuai dengan rencana
• Jalur lalu lintas kendaraan
• Jalur lalu lintas langsiran material
• Area material alam
• Area penempatan material terfabrikasi
• Area penempatan material industri/finishing
• Gudang Material dan Peralatan

2.Mobilisasi Peralatan dan Optimalisasi produksi pekerjaan .


• Mobilisasi peralatan ringan.
• Mobilisasi peralatan berat.
• Optimalisasi produksi pekerjaan.
• Maksimalisasi jumlah pekerja (human resource)
• Pengadaan molen mixer kecil pada tiap lantai (untuk percepatan produksi)
• Water tank untuk air kerja
• Pelaksanaan pekerjaan berkesinambungan dengan tidak pernah membiarkan
suatu area kosong terhadap pekerjaan.
• Menambah jam kerja (lembur)
• Pengaturan penggiliran kerja lembur.

3.Pelaksanaan Lapangan.
• Pengukuran dan membuat patok ukur tetap.
• Pengecekan bersama sama dengan konsultan pengawas dan konsultan
perencana patok ukur setelah sesuai pekerjaan siap di laksanakan.
C. URAIAN PEKERJAAN UTAMA

A. PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN TALOK-WONOMULYO ( DAK Penugasan )

1. Mobilisasi

- Teknis Pelaksanaan :

Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam
melaksanakan paket pekerjaan.
Kami akan memperhitungkan semua biaya yang diperlukan dalam rangkaian kegiatan
untuk mendatangkan peralatan dan mengembalikannya nanti bila Pekerjaaj telah
selesai ke tempat semula cara pelaksanaan :
a. Pengukuran Lokasi Jalan Masuk Proyek

- Sebelum mendatangkan alat berat terlebih dahulu kami akan mempelajari


lokasi jalan masuk ke proyek yang akan dilalui kendaraan pengangkut alat berat dan
melakukan pengukuran dan memastikan bahwa jalan masuk tersebut mampu dilalui
oleh kendaraan pengangkut alat berat yang akan kami datangkan

b. Penyediaan Peralatan dan Personil


- Kami akan mempersiapkan personil sesuai dengan yang ada pada dokumen
klarifikasi
- Sebelum Mobilisasi kami akan meminta persetujuan kepada pihak terkait agar
mendapat mobilisasi sesuai dengan yang diminta pihak terkait.

c. Pengamanan
- Untuk kegiatan pengamanan ini yang akan kami dahulukan adalah pengamanan
jalan, kami akan menyiapkan personil untuk pengatur jalan saat kendaraan
pengangkut alat berat dikirim ke lokasi proyek dan juga saat pengembalian alat
berat.

- Saat penurunan alat berat dari kendaraan pengangkut kami akan mengecek
terlebih dahulu jalan yang akan dilewati alat berat, dan memastikan jalan tersebut
tidak amblas saat dilalui, apabila jalan beraspal maka kami akan menyiapkan juga
papan kayu atau anyaman bambu untuk pijakan sementara alat berat agar tidak
merusak aspal.

d. Program dan Pemberitahuan


- Membuat schedule mobilisasi peralatan dan personil yang dilengkapi dengan
keterangan akan jenis dan kapasitas peralatan yang akan didatangkan.

- Membuat pemberitahuan tertulis kepada direksi perihal kedatangan maupun


pengangkutan kembali peralatan dan personil.

- Meminta persetujuan direksi atas setiap perubahan jadwal peralatan dan


penyediaan personil.

- Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila sudah tidak
diperlukan, dapat dipindahkan dari areal pekerjaan dengan seijin direksi.

• Penyiapan Rencana RK3 Kontrak


Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan
proyek akan dibentuk unitK3 yang akan membuat program seperti tersebut di atas
dan akan diawasi. Dalam menanggulangi hal-halyang mungkin akan terjadi, maka
unit K-3 akan bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah sakit,maupun
instansi- instansi lain yang terkait.Untuk tugas-tugas dalam program K3 adalah
sebagai berikut:

- Mencegah dan menghindari terjadinya kecelakaan kerja, kebakaran di proyek dan


menyediakan obat-obat pertolongan pertama dan tabung pemadam kebakaran
serta melakukan pelatihan-pelatihan K3.

- Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti


topi pengaman,sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan dan sebagainya.

- Peralatan : - Kendaraan angkut , alat pengamanan,alat ukur


- Tenaga : - harian 5 orang.

2. Manajemen Dan Keselamatan Lalu Lintas


- Teknis Pelaksanaan :
a) Menyediakan perlengkapan jalan sementara dan Tenaga
Manajemen Keselamatan Lalu Lintas untuk mengendalikan dan
melindungi para pekerja dan pengguna jalan lainnya.
b) Memasang dan memelihara perlengkapan jalan sementara dan
harus menyediakan petugas bendera (flagmen) dan/atau alat
pemberi isyarat lalu lintas lainnya sepanjang ZONA kerja saat
diperlukan selama Periode Kontrak. Manajemen lalu lintas .
c) Semua pengaturan lalu lintas yang disediakan dan dipasang oleh
agar sesuai dengan ukuran, lokasi, reflektifitas (daya pantul),
visibilitas (daya penglihatan), kecocokan, dan penggunaan yang
sebagaimana mestinya sesuai dengan kondisi kerja yang khusus.
Rambu-rambu daerah konstruksi harus terlihat dengan jarak 150
meter dan terbaca dengan jarak 90 meter pada cuaca cerah siang
hari dan pada malam hari dengan kuat penerangan lampu dengan
berkas cahaya rendah, oleh orang-orang dengan visi atau dikoreksi
sampai 20/20.
d) Dalam pelaksanaan keselamatan lalu lintas pada setiap ujung
sebelum lokasi proyek maka diberikan tanda atau rambu
peringatan sesuai dengan jenis pekerjaan. Serta mengoperasikan
tanda peringatan mendayagunakan 3 (tiga ) personil pada area
proyek untuk memanejemen keselamatan lalu lintas jalan

.- Peralatan : Alat pemberi isyarat lalu lintas sementara;


1. rambu lalu lintas sementara;
2. markajalan sementara;
3. alat penerangan sementara;
4. alat pengendali pemakai jalan sementara, terdiri atas
- alat pembatas kecepatan; dan
- alat pembatas tinggi clan lebar kendaraan.
5. alat pengaman pemakai jalan sementara, terdiri atas: pagar
pengaman/Penghalang lalu lintas;
tanda patok tikungan (delineator); pulau-pulau lalu lintas;
pita penggaduh (rumble strip); dan traffic cones.

- Tenaga : - Borongan alat dan bahan dan harian 3 orang.

3. Galian Tanah
- Teknis Pelaksanaan :

a) Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan,


pembuangan atau penumpukan tanah atau batu atau bahan
lain dari jalan atau sekitarya yang diperlukan untuk
penyelesaian dari pekerjaan yang sesuai kontrak.
b) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan dan
untuk fondasi galian atau pondasi struktur jalan untuk
pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan
longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan
sisa bahan galian, untuk pengupasan dan pembuangan
bahan perkerasan beraspal dan /atau perkerasan beton pada
perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil
dan penampang yang sesuai dengan Spesifikasi ini dan
memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang yang
ditunjukkan dalam Gambar.
c) Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak
diklasifikasi sebagai galian batu lunak, galian batu, ga lian strukt
ur, galian sumber bahan (borrow excavation), ga lian perkerasan
beraspa,l gal ian perkerasan berbutir, dan galian perkerasan
beton, serta pembuangan bahan galian biasa yang tidak
terpakai seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
d) Penggalian harus dilaksanakan menurut ke landaian , garis,
dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan
oleh Direksi Pekerjaan dan baru mencakup pembuangan
semua material/bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai,
termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu,
bahan organik dan bahan perkerasan lama.
e) Pelaksanaan pekerjaan galian biasa dengan menentukan patok
melintang /horisontal sesuai dengan gambar dan kedalaman
yang sudah ditentukan maka dapat menyesuaikan elevasi di
lokasi titik pekerjaan galian yang berkaitan dengan struktur
jalan.

- Peralatan : - gancu, pacul,linggis. Alat bantu mekanis

- Tenaga : - Borongan alat dan harian 5 orang.

4. Perkerasan Beton Semen Dengan Anyaman Tulanggan Tunggal

- Teknis Pelaksanaan :
a).Pekerjaan ini meliputi pembuatan Perkerasan Beton Semen
(Perkerasan Kaku) dan Lapis Pondasi Bawah yang dilaksanakan sesuai
dengan dengan ketebalan dan bentuk penampang melintang seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.
b) Penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton dan pemasangan
acuan begisting yang terbuat dari kayu atau baja yang kedap untuk
mempertahankan posisi yang sesuai gambar atau yang diperlukan
selama pengecoran .
c) Pemadatan beton dipadatkan dengan pengetar mekanis ( concrete
vibrator yang dimasukan beton tertuang secara vertikal sedemikian
hingga dapat melakukan penetrasi dasar beton yang baru di cor dan
menghasilkan kepadatan yang baik
d) Baja tulangan sesuai dengan kekakuan lentur disyaratkan dan
dipasang sesuai prosedur yang sesuai dengan gambar
e) Membran yang kedap air di bawah perkerasan harus berupa
lembaran polyethene dengan tebal 125 mikron. Bila diperlukan
sambungan, maka harus dibuat tumpang tindih sekurang-kurangnya
300 mm.
f) Pelaksanan dengan campuran beton yang telah disesuaikan mutu
beton yang sesuai kontrak kerja .Maka pengecoran pada bidang
pekerjaan menggunakan molen /Batching Plan sesuai kebutuhan di
lapangan dengan slam di syaratkan siap dituang pada bidang yang
terdapat acuan atau bekisting.
g) Lamanya waktu yang digunakan untuk mengaduk semua
campuran beton adalah paling sedikit 1 1/2 menit untuk 1 m3
beton dihitung dari saat sesudah semua bahan kecuali air,
dimasukkan ke dalam molen.Lamanya waktu pengadukan harus
ditambah bila kapasitas mesin lebih besar dari l m3. Contoh :
untuk 2 m3, waktu pengadukan adalah : 1 1/2 menit + 1 menit = 2
1/2 menit dan seterusnya.Kekentalan Adukan Beton Kekentalan
adukan beton harus diperiksa, sesuai dengan (SKSNI T15-1990-03).
Pembukaan Bekisting
Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi/ Pengawas, dalam keadaan
normal bekisting pelat hanya boleh dibongkar setelah beton
berumur 28 hari.
Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan tenaga statis
tanpa getaran, goncangan atau pukulan yang bisa merusak beton

- Peralatan : -Cangkul,Sekop ,molen beton,alat bantu mekanis

- Tenaga : - Borongan alat dan harian 5 orang.

5. Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus

- Teknis Pelaksanaan :

a) Peran lapis pondasi bawah sebagai lantai kerja untuk lapis pondasi
dan lantai kerja untuk mendukung dan untuk mengikat lapis beton
diatasnya dengan diberikan agregat kelas A dan sebagai pondasi
berbahan berbutir dan campuran beton kurus .lapis pondasi beton
kurus perlu sesuai dengan gambar yang disyaratkan dan tebal
lapisan pondasi minimum 10 cm atau disesuai kan dengan daya
dukung tanah .
b) Lapis Pondasi Agregat yang terlalu kering untuk pemadatan,
dalam hal rentang kadar air seperti yang disyaratkan dalam Pasal
atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus
diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut yang dilanjutkan
dengan penyemprotan air dalarn kuantitas yang cukup serta
mencampurnya sampai rata
c) Begitu beton mengeras, perrnukaan Lapis Pondasi Bawah
Beton Kurus arau Perkerasan Beton Semen harus diuji dengan
memakai mistar lurus (straight-edges) sepanjang 3,0 m. Lokasi yang
menunjukan ketinggian Icbih dari 3 mm tapi tidak Icbih
dari 12,5 mm sepanjang 3,0 m, itu harus ditandai dan segera
ditunmkan elevasinya dengan gurinda yang telah disetujui, sampai
elevasinya tidak melampaui 3 mm bilamana diuji ulang dengan
mistar lurus sepanjang 3,0 m.
d) Pelaksanan dengan campuran beton yang telah disesuaikan mutu
beton yang sesuai kontrak kerja .Maka pengecoran pada bidang
pekerjaan menggunakan molen /Batching Plan sesuai kebutuhan di
lapangan dengan slam di syaratkan siap dituang pada bidang yang
terdapat acuan atau bekisting.

- Peralatan : - Molen.cangkul ,sekop ,mistar ,Molen,alat bantu mekanis


- Tenaga : - Borongan alat dan harian 5 orang.

6. Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair


- Teknis Pelaksanaan :

a) Lapisan Resap Pengikat harus disemprot hanya pada


permukaan yang kering atau mendekati kering, dan Lapis
Perekat harus disemprot hanya pada pennukaan yang
benar-benar kering. Penyemprotan Lapis Resap Pengikat
atau Lapis Perekat tidak boleh dilaksanakan waktu angin
kencang, hujan atau akan turon hujan
b) Bahan Lapis resap pengikat – aspal cair umumnya adalah bahan
dengan penetrasi 80/100 atau penetrasi 60/70 yang dicairkan
dengan minyak tanah volume yang digunakanberkisar 1,3 liter/
m2 untuk lapis pondasi agregat kelas A dan 0,2 sampai 1 liter/m2
untuk pondasi tanah semen serta bahan pengikat harus telah
meresap kedalam permukaan lapis pondasi pada perkerasan
jalan.
c) Penyemprotan lapis resap pengikat dan lapis perekat
digunakan alat asphalt distributor. Asphalt Distributor adalah
truk atau kendaraan lain yang dilengkapi dengan aspal, pompa,
dan batang penyemprot. truk dilengkapi juga dengan pemanas
untuk menjaga temperatur aspal dan juga penyemprot tangan
(hand sprayer). Hand sprayer digunakan untuk daerah – daerah
yang sulit dicapai dengan batang penyemprot. Sebelum
dilakukan pemasangan akan dipastikan bahwa daerah yang
akan disemprot bebas dari kotoran dan debu.
d) asphalt distributor akan dikalibrasikan terlebih dahulu, seperti
sudut nosel, ketinggian dan kecepatan kendaraan. Ketinggian
batang penyemprot diatur sedemikian rupa disesuaikan dengan
jarak nosel agar diperoleh penyemprotan yang tumpang tindih
sebanyak 2 – 3 kali. penyemprotan dilakukan secara merata
sepanjang jalan. Agar tidak menggangu pekerjaan, pelaksana
akan mengalihkan arus lalu lintas jika dirasa perlu

- Peralatan : - Alat penyemprot mekanis/mesin


- Tenaga : - Borongan alat dan harian 5 orang.

7. Lapis Perekat – Aspal Cair


- Teknis Pelaksanaan :

a) Lapis Perekat harus disemprotkan hanya sebentar sebelum


penghamparan lapis aspal berikut di atasnya untuk
memperoleh kondisi kelengketan yang tepat. Pelapisan
lapisan beraspal berikut tersebut harus dihampar sebelum
lapis aspal hilang kelengketannya melalui pengeringan yang
berlebihan, oksidasi, debu yang tertiup atau lainnya. Sewaktu
lapis aspal dalam keadaan tidak tertutup Pengeringan lapis
perekat yang basah akibat hujan turun dengan tiba-tiba
dengan menggunakan udara bertekanan (compressor) dapat
dilakukan sebelum lapis beraspal dihampar hanya bila
lamanya durasi hujan kurang dari 4 jam. Pemberian kembali
lapis perekat (retackcoating) harus dilakukan bila lapis
perekat terkena hujan lebih dari 4 jam
b) Lapis perekat berfungsi untuk memberikan daya ikat antara lapis
lama dan yang baru dan disemprotkan pada permukaan kering
dan bersih dan disemprotkan pada permukaan dengan
pemakaian antara 0,15 liter/m2 sampai 0.50 liter/m2
c) Alat penyemprot mekanis (hand sprayer) disemprotkan di
permukaan aspal lama atau pondasi /aspal leveling secara
merata tanpa ada timpang dengan ketentuan semprotan aspal
perekat sesuai dengan ketentuan dilapangan.

- Peralatan : - Alat penyemprot mekanis/mesin

- Tenaga : - Borongan alat dan harian 5 orang.

8. Laston Lapis Aus ( AC – WC )


- Teknis Pelaksanaan :

a) Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis
perata, lapis pondasi, lapis antara atau lapis aus campuran beraspal panas yang
terdiri dari agregat dan bahan aspal yang dicampur secara panas di pusat instalasi
pencampuran, serta menghampar dan memadatkan eampuran tersebut di atas
pondasi atau pennukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi ini
dan memenuhi garis, ketinggian dan potongan memanjang yang ditunjukkan
dalam Gambar.
b) Lapis Aspal Beton (Laston) yang selanjutnya disebut AC, terdiri dari tiga jenis
campuran, AC Lapis Aus (AC-WC), AC Lapis Antara (AC-Binder Course, AC-BC)
dan AC Lapis Pondasi (AC-Base) dan ukuran maksimum agregat masing-masing
campuran adalah 19 mm, 25,4 mm, 37,5 mm. Setiap jenis campuran AC yang
menggunakan bahan Aspal Polimer atau Aspal dimodifikasi dengan Aspal Alam
disebut masing-masing sebagai AC-WC Modified, AC-BC Modified, dan AC-Base
Modified
c) Toleransi tebal untuk tiap lapisan campuran beraspal laston Lapis Aus AC-WC 4,0
cm

d) Aspal Concrete(AC)-Wearing Course(WC) merupakan lapisan perkerasan


yang terletak paling atas dan berfungsi sebagai lapisan Aus. Walaupun bersifat
non structural AC- WC dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap
penurunan mutu sehingga secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari
konstruksi perkerasan.

Metode Pelaksanaan :

 Pengangkutan Hotmix dilakukan dengan menggunakan Dump


Truck,temperature Hotmix pada saat produksi dan pengangkutan disesuaikan
dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
 Penghamparan dilakukan dengan menggunakan Asphalt Finisher
 Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan
Tandem Roller, dengan jumlah lintasan 6 passing
 Pemadatan phase intermediate menggunakan Tire Roller dengan jumlah lintasan
disesuaikan dengan jumlah hasil Trial Mix
 Pemadatan akhir dilakukan menggunakan Tandem Roller.

- Peralatan : - Tandem Roler,Tire Roler,Finiser Aspal

- Tenaga : - Borongan alat dan harian 6 orang

9. Laston Lapis Pondasi Perata ( AC – BASE (L) )

Teknis Pelaksanaan :

a) Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet


berupa lapis perata, lapis pondasi, lapis antara atau lapis aus
campuran beraspal panas yang terdiri dari agregat dan bahan
aspal yang dicampur secara panas di pusat instalasi
pencampuran, serta menghampar dan memadatkan eampuran
tersebut di atas pondasi atau pennukaan jalan yang telah
disiapkan sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis,
ketinggian dan potongan memanjang yang ditunjukkan dalam
Gambar.
b) Lapis Aspal Beton (Laston) yang selanjutnya disebut AC, terdiri
dari tiga jenis campuran, AC Lapis Aus (AC-WC), AC Lapis
Antara (AC-Binder Course, AC-BC) dan AC Lapis Pondasi (AC-
Base) dan ukuran maksimum agregat masing-masing campuran
adalah 19 mm, 25,4 mm, 37,5 mm. Setiap jenis campuran AC
yang menggunakan bahan Aspal Polimer atau Aspal
dimodifikasi dengan Aspal Alam disebut masing-masing sebagai
AC-WC Modified, AC-BC Modified, dan AC-Base Modified
c) Toleransi tebal untuk tiap lapisan campuran beraspal laston Lapis
Pondasi Perata AC BASE 6,0- 7,5 cm

Metode Pelaksanaan :

Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semua


usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material

dan campuran di Laboratorium dan hasil percobaan penghamparan dan


pemadatan campuran (Trial Mix) yang dibuat diinstansi pencampuran aspal,
yang tertuang secara berurutan sesuai dalam Spesifikasi Teknik, mulai dari
pengusulan DMF hingga persetujuan JMF. Pekerjaan dilakukan secara mekanik
(memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :

1. Wheel Loader memuat dari Stock File ke Hot Bin, kemudian bersama-sama
dengan Asphalt Asbuton butir di campur diunit pencampuran asphalt dengan
komposisi yang telah disetujui dump truck membawa campuran asphalt
panas kelokasi pekerjaan. Campuran dihampar dengan menggunakan Asphalt
Finisher, kemudian pemadatan awal oleh Tandem Roller, pemadatan utama
oleh Type

- Peralatan : - Tandem Roler,Tire Roler,Finiser Aspal

- Tenaga : - Borongan alat dan harian 6 orang


10. Marka Jalan Termoplastik

Teknis Pelaksanaan :

Pekerjaan jalan termoplastik merupakan pembuatan marka lalu lintas dengan


menggunakan bahan cat berwarna putih atau kuning, yang mengacu pada SNI 06-4826-
1998 (jenis padat, bukan serbuk). Bahan tambahan berupa glass bead digunakan
pada pekerjaan ini dengan mengacu pada SNI 15-4839-1998 (type 20). Pekerjaan ini
dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut
:

1. Bidang permukaan jalan yang akan di cat dibersihkan dari debu,


kotoran,minyak dan sebagainya.Permukaan yang akan dicat ditandai sebelumnya dengan
dimensi luasan pengecatan. Conpresor menyemprotkan cat diatas mal yang diletakan
diatas permukaan jalan dengan suhu tertentu. Glass bead diteburkan setelah proses
penyemprotan selesai dilakukan. Perapihan dilakukan sekelompok pekerja dengan alat
bantu.

- Peralatan : - Mesin penghampar mekanis termoplastik

- Tenaga : - Borongan alat dan harian 3 orang

D. ENUTUP

Dari semua penjelasan di atas bisa diambil kesimpulan bahwa dengan metode pelaksanaan
yang baik maka semua masalah yang berkencenderungan menjadi potensi masalah akan
dapat diselesaikan sebelum waktu krisis terjadi, hal ini bisa dicapai pula dengan system
koordinasi dan kerjasama yang baik dan terarah dengan semua pihak yang terkait sehingga
semua target yang direncanakan baik waktu, mutu, dan biaya bisa tercapai dengan baik.

Malang, 29 Maret 2019


Dibuat Oleh :
CV. ABADI JAYA SENTOSA

CHOIRUL MASJUDI
Direktur

Anda mungkin juga menyukai