Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH BIOKIMIA

HORMON TIROID

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 1

1. Lataniya Auliya Rizky (1914301051)


2. Yeni Nur Jamil Azizah (1914301052) (Leader)
3. Shintia Lega Utami (1914301053)
4. Dhimas Okthavian Arisandhi (1914301054)
5. Elva Nuri Sakinah (1914301055)
6. Tasya Dwinta (1914301056)
7. Selpi Tiara Ariska (1914301057)
8. Putri Lesmana (1914301058)
9. Serli Diani (1914301059)
10. Gustia Mega Nanda (1914301060)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

DIV KEPERAWATAN YANJUNG KARANG

TAHUN PEMBELAJARAN 2019/2020


Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami selaku penulis dapat menyusun
makalah ini yang berjudul "Gangguan Pada Penyakit Hipertiroid" Tepat Pada Waktunya.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah.

Bandar Lampung, 27 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................15

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hormon Tiroid.............................................................................6


2.2 Fungsi Hormon Tiroid...................................................................................8
2.3 Jenis Penyakit Pada Tiroid............................................................................9
2.4 Cara Pengobatan Penyakit Tiroid................................................................10
2.5 Kelebihan Dan Kekurangan Hormon Tiroid...............................................11
2.6 Asuhan Keperawatan Pada Hormon Tiroid.................................................13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................31
3.2 Saran............................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................32

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LatarBelakang

Banyak orang yang tak menyadari datangnya gangguan tiroid.Inilah


yang membuat jumlah penderita tiroid terus meningkat. Tanpa penanganan
yang tepat,tiroid bisa berakibat fatal terhadap kesehatan. Bentuk organ tubuh
yang satu ini memang kecil. Meski bentuknya kecil dan cenderung tidak
diperhatikan, namun kelenjar tiroid merupakan salah satu dari kelenjar
endokrin yang berpengaruh besar pada tubuh manusia. Apalagi bila kelenjar
tiroid ini sudah meradang, tubuh pun ikut meringis kesakitan. Ironisnya,
banyak orang yang tidak menyadari saat tiroid mengalami gangguan.
Sebagian dari mereka baru mendatangi dokter ketika gangguan tiroid sudah
cukup parah. Gangguan tiroid hampir 50% tidak disadari oleh si penderita.
Padahal tiroid fungsinya sangat luas sehingga apabila terjadi gangguan,
maka akan berdampak besar padakesehatan.
Saat ini diperkirakan sekitar 300 juta orang di dunia alami gangguan
fungsi kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang
mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai jaringan agar optimal
sehingga mereka berfungsi normal. Hormon tiroid merangsang konsumsi
oksigen pada sebagian besar sel di tubuh , membantu mengatur metabolisme
lemak dan karbohidrat, dan penting untuk pertumbuhan dan pematangan
normal.

Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya


menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya
daya tahan terhadap dingin, serta pada anak–anak timbul retardasi mental
dan kecebolan. Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan
badan menjadi kurus, gelisah, takikardia, tremor, dan kelebihan
pembentukanpanas.

5
I.2 RumusanMasalah

1) Apa yang dimaksud dengan hormone tiroid?

2) Apa fungsi hormon tiroid?

3) Apa saja jenis-jenis penyakit hormone tiroid?

4) Bagaimana cara pengobatan penyakit tiroid?

5) Bagaimana asuhan keperawatan penyakit tiroid?

I.3 Tujuan Penulisan

1) Untuk mengetahui dan menjelaskan apa hormon tiroid

2) Untuk mengetahui dan menjelaskan fungsi tiroid

3) Untuk mengetahui dan menjelaskan penyakit hormontiroid

4) Untuk mengetahui dan menjelaskan cara pengobatan penyakittiroid

5) Untuk mengetahui dan menjelaskan asuhan keperawatan penyakit tiroid

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tiroid

Hormon tiroid (bahasa Inggris: thyroid hormone, TH) adalah


klasifikasi hormon yang mengacu pada turunan senyawa asam amino
tirosina yang disintesis oleh kelenjar tiroid dengan menggunakan yodium.
Terdapat dua jenis hormon dari klasifikasi iniyaitu tetra-iodotironina dan tri-
iodotironina.Kedua jenis hormon ini mempunyai peran yang sangat vital di
dalam metabolisme tubuh.Istilah hormon tiroid juga sering digunakan untuk
merujuk pada asupan senyawa organik pada terapi hormonal berupa
levotikroksin, atau isoform terkait; meskipun terhadap dua hormon tiroid
yang lain yaitu CT, danPTH.
Tiroid berarti organ berbentuk perisai segi empat.Kelenjar tiroid
merupakan organ yang bentuknya seperti kupu-kupu dan terletak pada leher
bagian bawah di sebelah anterior trakea (Gambar 1).Kelenjar ini merupakan
kelenjar endokrin yang paling banyak vaskularisasinya, dibungkus oleh
kapsula yang berasal dari lamina pretracheal fascia profunda.Kapsula ini
melekatkan tiroid ke laring dan trakea. Kelenjar ini terdiri atas dua buah
lobus lateral yang dihubungkan oleh suatu jembatan jaringan isthmus tiroid
yang tipis dibawah kartilago krikoidea di leher, dan kadang- kadang terdapat
lobus piramidalis yang muncul dari isthmus di depan laring.
Kelenjar tiroid terletak di leher depan setentang vertebra cervicalis 5
sampai thoracalis 1, terdiri dari lobus kiri dan kanan yang dihubungkan oleh
isthmus. Setiap lobus berbentuk seperti buah pear, dengan apeks di atas
sejauh linea oblique lamina cartilage thyroidea, dengan basis di bawah
cincin trakea 5 atau 6. Kelenjar tiroid mempunyai panjang ± 5 cm, lebar 3
cm, dan dalam keadaan normal kelenjar tiroid pada orang dewasa beratnya
antara 10 sampai 20 gram. Aliran darah kedalam tiroid per gram jaringan
kelenjar sangat tinggi (± 5 ml/menit/gram tiroid).

7
Gambar 1. Anatomi Kelenjar Tiroid

Tiroid terdiri dari nodula-nodula yang tersusun dari folikel-folikel


kecil yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh suatu jaringan ikat.Setiap
folikel dibatasi oleh epitel kubus dan diisi oleh bahan proteinaseosa
berwarna merah muda yang disebutkoloid.
Sel-sel epitel folikel merupakan tempat sintesis hormon tiroid dan
mengaktifkan pelepasannya dalam sirkulasi.Zat koloid, triglobulin,
merupakan tempat hormon tiroid disintesis dan pada akhirnya disimpan.
Dua hormon tiroid utama yang dihasilkan oleh folikel-folikel adalah tiroksin
(T4) dan triiodotironin (T3). Sel pensekresi hormon lain dalamkelenjar tiroid
yaitu sel parafolikular yang terdapat pada dasar folikel dan berhubungan
dengan membran folikel, sel ini mensekresi hormon kalsitonin, suatu
hormon yang dapat merendahkan kadar kalsium serum dan dengan demikian
ikut berperan dalam pengaturan homeostasiskalsium.

Tiroksin (T4) mengandung empat atom yodium dan triiodotironin


(T3) mengandung tiga atom yodium.T4 disekresi dalam jumlah lebih banyak
dibandingkan dengan T3, tetapi apabila dibandingkan milligram per
milligram, T3 merupakan hormon yang lebih aktif dari padaT4.

8
2.2 Fungsi Hormon Tiroid

Fungsi utama hormon tiroid T3 dan T4 adalah mengendalikan


aktivitas metabolik seluler. Kedua hormon ini bekerja sebagai alatpacu
umum dengan mempercepat proses metabolisme. Efeknya pada kecepatan
metabolisme sering ditimbulkan oleh peningkatan kadar enzim-enzim
spesifik yang turut berperan dalam konsumsi oksigen, dan oleh perubahan
sifat responsif jaringan terhadap hormon yang lain. Hormon tiroid
mempengaruhi replikasi sel dan sangat penting bagi perkembangan otak.
Adanya hormon tiroid dalam jumlah yang kuat juga diperlukan untuk
pertumbuhan normal.Melalui efeknya yang luas terhadap metabolisme
seluler, hormon tiroid mempengaruhi setiap sistem organ yang penting.
Kelenjar tiroid berfungsi untuk mempertahankan tingkat metabolisme di
berbagai jaringan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal.Hormon
tiroid merangsang konsumsi O2 pada sebagian besar sel di tubuh, membantu
mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat, dan penting untuk
pertumbuhan dan pematangannormal.

Hormon-hormon tiroid memiliki efek pada pertumbuhan sel,


perkembangan dan metabolisme energi. Efek-efek ini bersifat genomic,
melalui pengaturan ekspresi gen, dan yang tidak bersifat genomic, melalui
efek langsung pada sitosol sel, membran sel, dan mitokondria. Hormon
tiroid juga merangsang pertumbuhan somatis dan berperan dalam
perkembangan normal sistem saraf pusat. Hormon ini tidak esensial bagi
kehidupan, tetapi ketiadaannya menyebabkan perlambatan perkembangan
mental dan fisik, berkurangnya daya tahan tubuh terhadap dingin, serta pada
anak-anak timbul retardasi mental dan kecebolan (dwarfisme). Sebaliknya,
sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah,
takikardia, tremor, dan kelebihan pembentukanpanas.

9
2.3 Penyakit Hormon Tiroid

1. Hipotiroidisme
Hipotiroisme adalah suatu sindroma klinis akibat dari defisiensi
hormontiroid, yang kemudian mengakibatkan perlambatan proses
metabolik.Hipotiroidisme pada bayi dan anak-anak berakibat
pertambatan pertumbuhandan perkembangan jelas dengan akibat yang
menetap yang parah sepertiretardasi mental. Hipotiroidisme dengan
awitan pada usia dewasa menyebabkanperlambatan umum organisme
dengan deposisi glikoaminoglikan pada ronggaintraselular, terutama
pada otot dan kulit, yang menimbulkan gambaran klinismiksedema.

Gejala hipotiroidisme:

1. Kelelahan

2. Tidaktoleransi terhadap udaradingin

3. Kulit serta rambut yang kering dankasar

4. Tingkat kolesterolmeningkat

5. Denyut jantung dan konsentrasimenurun

6. Rasa sakit atau nyeri yangsamar-samar

7. Kenaikan berat badan yang tidak diketahuipenyebabnya

8. Sembelit

9. Ototkram

10. Sering mengalamikeguguran

11. Gangguan menstruasi seperti menjadi lebihsering

10
2. Hipertiroidisme

Jika kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan dalam


tubuh, Anda bisa mengalami kelenjar tiroid overaktif atau
hipertiroidisme.Penyakit ini umumnya ditandai dengan detak jantung yang
cepat atau tidak beraturan, penurunan berat badan yang terjadi secara tiba-
tiba meski nafsu makan meningkat, berkeringat, gugup, serta cemas.

Gejala:

1. Memiliki keringatberlebih

2. Mengalami penurunan berat badan meski nafsu makannyanormal

3. Gemetar

4. Gelisah, mudah panik dan lekasmarah

5. Tidaktoleransi terhadap udarapanas

6. Mudah lelah

7. Konsentrasi berkurang

8. Mata melotot (seperti maukeluar)

9. Menstruasi yang tidak teratur atau terlalu sedikit

2.4 Pengobatan Penyakit Tiroid

Setelah Anda positif didiagnosis mengidap penyakit tiroid, dokter akan


menganjurkan langkah pengobatan yang bisa Anda jalani. Penentuan langkah ini
tergantung pada jenis penyakit tiroid yang Anda derita, usia, serta kondisi
kesehatan Anda. Terdapat dua cara yang biasanya diberikan untuk menangani
penyakit tiroid. Langkah ini meliputi pemberian obat- obatan, terapi radioaktif
dan/atau prosedur operasi.

11
Obat-obatan yang diberikan memiliki fungsi yang berbeda-beda, tergantung
dari jenis penyakit tiroid yang dialami. Fungsi obat-obatan dan terapi tersebut
umumnya meliputi:
1.Menggantikan hormon tiroid dalam tubuh
2.Menurunkan produksi hormon tiroid dalam
tubuh 3.Menghancurkan sel-sel tiroid.

2.5 Kelebihan Dan Kekurangan Hormone Tiroid

 Kelebihan hormone tiroid


Karena peranan hormon tiroid amat penting bagi tubuh, menjaga
stabilitasnya menjadi sangat penting untuk dilakukan. Salah satu kondisi
yang dapat memengaruhi hormon tiroid adalah hipertiroidisme
dan tirotoksikosis.Hipertiroidisme merupakan kondisi ketika kelenjar tiroid
terlalu aktif memproduksi hormon tiroid, sehingga kadar hormon tiroid di
dalam darah menjadi sangat tinggi. Sedangkan tirotoksikosis adalah kondisi
yang terjadi saat kadar hormon tiroksin (salah satu jenis hormon tiroid)
meningkat terlalu tinggi dan menyebabkan masalah kesehatan.Beberapa
gejala di bawah ini dapat muncul jika seseorang memiliki terlalu banyak
hormon tiroid atau kelenjar tiroidnya terlalu aktif:

 Mengalami penurunan berat badan.


 Gemetar atau tremor.
 Mengalami kerontokan rambut.
 Menjadi gugup atau gelisah.
 Sulit berkonsentrasi.
 Tubuh mengeluarkan keringat secara berlebih.
 Sensitif atau tidak tahan dengan suhu panas.
 Gelisah dan susah tidur.
 Mudah lelah.
 Detak jantung menjadi cepat.

12
 Kekurangan Hormon Tiroid
Jumlah hormon tiroid yang terlalu sedikit lebih dikenal dengan istilah
hipotiroidisme. Hipotiroidisme merupakan kondisi di mana kelenjar tiroid
tidak mampu memproduksi hormon tiroid dalam jumlah yang cukup. Hal
inilah yang membuat proses metabolisme tubuh menjadi terganggu.

Beberapa gejala kekurangan hormon tiroid, antara lain:

 Mengalami metabolisme tubuh yang lambat.


 Mudah mengalami kenaikan berat badan.
 Mudah lelah.
 Gangguan memori.
 Susah buang air besar atau konstipasi.
 Terlalu peka terhadap udara dingin.
 Detak jantung lebih lambat dibandingkan kondisi normal.
 Memiliki kulit kering.
 Memiliki suara yang serak.
 Rambut kering dan mudah patah.
 Mengalami depresi

13
ASUHAN KEPERAWATAN
HIPERTIROID

Kasus :
Pada Bab ini penulis akan membahas dan menggunakan lebih lanjut tentang “Asuhan
Keperawatan pada Klien Ny. N dengan Hipertiroid di Unit Pelayanan Fungsional Dalam
Wanita Rumah Sakit Umum Dokter Soedarso Pontianak ”. Studi kasus ini dilaksanakan
selama tiga hari perawatan yaitu dimulai dari tanggal 12 Mei sampai 14 Mei 2014.
Dalam penyusunan laporan hasil studi kasus ini penulis menggunakan metode
pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Pengkajian :
Pada tahap pengkajian ini, penulis menggunakan data primer yang berupa data langsung dari
klien dan data sekunder yang diperoleh dari keluarga dan perawat ruangan dimana klien
dirawat yaitu Unit Pelayaan Fungsional Dalam wanita. Adapun cara pengumpulan data
dengan menggunakan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, catatan medis,
dan pemeriksaan penunjang.

1. Identitas Klien
Klien berinisial Ny. Y, berumur 26 tahun, beragama Islam, bangsa / suku adalah WNI /
melayu, pendidikan terakhir SD, pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga, status
perkawinan sudah menikah, alamat di Jl. Dusun Mega Jaya Pontianak, dengan
diagnosa medis hipertiroid.

2. Keluhan Utama
Sesak (+), badan sebelah kanan terasa lemah (+), sakit sudah 4 hari

3. Riwayat penyakit sekarang


Klien mengatakan pusing kepala pada saat mau ke WC, mata terasa berputar – putar dan
pemandangan gelap. Badan terasa panas, S: 38,3 oC

14
4. Riwayat Kesehatan dahulu
Klien mengatakan bahwa tidak pernah mengalami penyakit DM, Hemoroid dan penyakit
hipertensi.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pada saat di data klien dan keluarga tidak pernah mengalami penyakit yang sering yaitu
demam dan batuk biasa.

6. Keadaan lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit


Lingkungan rumah klien sangat bersih, perkarangan rumah dimanfaatkn untuk bercocok
tanam.

7. Pola Fungsi Kesehatan


a. Pola persepsi dan tata tertib laksana kesehatan
Klien bisanya minum teh setiap pagi dan klien jarang berolahraga
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Sebelum sakit
Klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan komposisi nasi, lauk, dan sayur. Klien
biasanya menghabiskan 1 porsi makanan yang disediakan.nafsu makan baik dan
minum 6 – 8 gelas perhari.
Saat sakit
Klien mengatakan makan 1 kali sehari dan menghabiskan 3 sendok makan dari porsi
makanan yang disediakan di rumah sakit dan minum klien hanya bisa
menghabiskan 2-3 gelas sehari.
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit
Klien mengatakan BAK lancar tidk ada rasa sakit 4 – 5 x sehari berwarna kuning pekat
dan BAB 2 x / hari dengan kosisten lunak.
Saat Sakit
Klien mengatakan BAK 2-3 x/hari, selama di rumah sakit klien tidak ada BAB.

15
d. Pola aktivitas dan kebersihan diri
Sebelum sakit
Klien mengatakan beraktivitas secara mandiri dan mandi 2 -3 x hari dengan
menggunakan sabun dan shampo, menggosok gigi 2x / hari dengan menggunakan
pasta gigi.
Saat Sakit
Klien mengatakan mandi hanya di lap – lap saja oleh keluarga dan klie beraktivitas
dibantu perawat dan keluarga.
e. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit
Klien mengatakan tidur malam 6 – 7 jam/hari dan tidur siang 1-2 jam/hari.
Saat sakit
Klien mengatakan tidur siang lebih dari 2 jam tetapi sering terbangun..
f. Pola Kognitif dan persepsi sensori
Klien sehari – hari menggunakan bahsa melayu. Dapat mengikuti instruksi
perawat/dokter dengan baik.
g. Pola Konsep diri
Gambaran diri : klien menyukai seluruh anggota tubuhnya.
Ideal diri : klien ingin cepat sembuh dan ingin pulang
Harga diri : klien menerima penyakit yang dideritanya
Peran diri : klien seorang ibu dari satu anaknya
8. Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum
 Keadaan umum : Lemah
 Kesadaran : composmetis
 Tanda – tanda vital
Suhu : 38,3 oC
Nadi : 88 x/mnt
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Pernafasan : 24 x /mnt
Tinggi Badan : 120/70 cm
Berat badan sebelum sakit : 48 Kg
Berat badan saat sakit : 45 Kg

16
b. Sistem pernafasan
Inspeksi : bentuk hidung simetris, membran mukosa berwarna merah muda, tidak terdapat
sekret, pengembangan dada simetris, frekuensi nafas 24x/menit
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada isnus maksilaris dan frontalis ekspansi dinding
dada kiri dan kanan sama.
c. Sistem kardioaskuler
Inspeksi : tidak terlihat getar jantung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tidak terdengar suara pekak
Auskultasi : terengar suara S1 dan S2 (lub – dub) irama reguler
d. Sistem persyarafan
 Syaraf olfaktorius : klien dapat membedakan bau – buan dengan baik
 Syaraf optkus : penglihatan klien normal
 Syaraf okulanotorius : gerakan bola mata normal
 Syaraf trochlearis : klien dapat menelan minum dengan baik
 Syaraf abdusen : gerakan bola mata kiri dan kanan normal
 Syaraf fasialis : klien dapat melakukan perintah dengan baik seperti mengerutkan
dahi
 Syaraf auskustikus : tidak ada masalah dengan pendengaran.
 Syaraf glosofarigius : dapat membdakan berbagai macam rasa seperti manis, atau
pahit
 Syaraf vagus : klien dapat menelan
 Syaraf aksesorius : kontraksi otot leher dan bahu normal
 Syaraf hipoglosus : pergerakan lidah normal.
e. Sistem pencernaan
Inspeksi : bentuk mulut simetris, mukosa bibir kering, tidak terdapat lesi atau stomatitis,
lidah berwarna merah muda.
Auskultasi: gerakan peristaltik usus normal
Palpasi : terdpat nyeri tekan
Perkusi : bunyi normal(timpani)
f. Sistem muskuloskeletal
Inspeksi : tidak ada odema pada bagian kiri terpasang inus RL 20 tpm
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

17
g. Sistem perkemihan
Alat genetalia bersih, urine berwarna kuning, ada nyeri tekan dantidak ada keluhan saat
BAK
h. Sistem integumen
Warna kulit sawo matang, turgor baik, kulit bersih, tidak ada penyakit kulit, tekstur kulit
elastis
i.  Sistem endokrin
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelnjar tyroid dan kelnjar limfa
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

9. Data penunjang
Laboratorium
Hb 11,8 g/dl
Leukosit 5200 set/mm3
Eritrosit 4,1 juta/ mm3
Kolestreol total 208 mg/dl

10. Terapi
Tgl 12 – 05- 2014 :
Inj ceftriaxsone 2x1 g/iv /12 jam
Inj. Ranitidine 25 mg, 3x1/IV/8 jam
Tgl 13 – 05- 2014
Inj ceftriaxsone 2x1 g/iv /12 jam
Inj. Ranitidine 25 mg, 3x1/IV/8 jam
Tgl 14 – 05- 2014
IUFD RL 20 tpm + keterolac 3 mg + Ranitidine 25 mg + Tramadol 4 mg drip

18
Analisa Data

NO Symptom Etiologi Problem


1 DS : Klien mengatakan badan terasa Proses jalannya Hipertermi
panas penyakit
DO: - Klien tampak lemah
-  S:38 ,3oC
-  Mukosa bibir kering

2 DS: Klien mengatakan makan 1 x/ hari Anoreksia Ketidakseimbangan


pada saat pagi hari dengan 3 sendok dari nutrisi kurang dari
porsi makanan yang disediakan kebutuhan tubuh
DO:- klien tampak lemah

3 DS: Klien mengatakan selama di rumah Kelemahan Intoleransi Aktivitas


sakit klien hanya berbaring lemas di Fisik
tempat tidur.
DO: Klien tampak lemah
Aktivitas klien dibantu oleh keluarga
Skala aktivitas 3 Kurang pengetahuan
4. DS:Klien mengatakan tidak mengetahui Kurang
tentang penyakit yang dideritanya terpaparnya
DO: Klien tampak bertanya - tanya informasi
tentang
penyakit

Diagnosa Keperawatan :

19
Setelah dilakukan pengkajian dan analisa data, maka tahap selanjutnya adalah perumusan
diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada klien Ny. N adalah
sebagai berikut :
a. Hipertemi b/d proses jalannya penyakit
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
c. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik
d. Kurangnya pengetahuan b/d kurang terpaparnya informasi tentang penyakit.

Perencanaan :

Pada tahap ini dirumuskan tujuan dan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa
keperawatan yang ada adalah sebagai berikut:
No Dx Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
keperawatan hasil
1. Hipertemi Setelah dilakukan 1.      1.  Dapat
b/d proses tindakan Berikan memba
jalannya keperawatan 3 x 24 kompre ntu
penyakit jam suhu tubuh s air penurun
kembali normal hangat an
dengan KH: sesuai panas
1.    Tidak kebutuh yang
ada an dialami
tanda – 2.      klien
tanda Anjurk 2. 
infeksi an klien Kondisi
2.    menggu tubuh
Mukosa nakan yang
bibir baju lembab
lembab yang memicu
3.    dapat pertumb
S:37oC menyeb uhan
abkan jamur
keringa 3. 
t Memba

20
3.      ntu
Pertaha menjaga
nkan suhu
lingkun tubuh
gan klien
yang agar
sejuk dalam
keadaan
normal
4.      4. 
Kolabo Memba
rasi ntu
dengan menuru
tim nkan
medis suku
dalam tubuh
pember
ian obat

2 Ketidakseimb Setelah di lakukan 1.  Awasi 1.  Untuk


angan nutrisi tindakan pemasu menghi
kurang dari keperawatan kan diet ndari
kebutuhan selama 3x24 jam di 2.  mual
tubuh harapkan nutrisi Anjurk muntah
klien tercukupi an klien 2. 
dengan KH: makan Mening
1.  Porsi sedikit katkan
makan tapi nafsu
kembali sering makan
normal 3.  3. 
2.  Bb Berikan Mening
normal Ht katkan
3.  Tidak tentang pengeta

21
menunj penting huan
ukkan nya klien
tanda – nutrisi tentang
tanda bagi nutrisi
malnutr tubuh
isi 4.  4. 
Kolabo Member
rasi ikan
dengan terapi
tim yang
medis tepat
dalam bagi
pember klien
ian obat
3. Intoleransi Setelah dilakukan 1.    1.mengetahui
aktivitas b/d tindakan Observ keadaan umum
kelemahan keperawatan asi klien
fisik selama 3x24 jam TTV 2.Meningkatkan asa
diharapkan klien percaya diri klien
dapat melakukan dan minimalkan
aktivitas dengan 2.    Bantu resiko dekubitus
KH: dan 3.Perubahan posisi
-    latih menurunkan resiko
Klien klien komplikasi akut
dapat untuk
melaku melaku 4.Memberikan rasa
kan kan percaya diri dan
aktifitas aktivita memberikan
sendiria s/ semangat agar klien
n gerakan cepat sembuh
3.    Atur
posis
secara
periodi

22
k,
sesuai
kondisi
klien
4.   
Memah
ami
klien
untuk
melaku
kan
latihan
4 Kurangnya Setelah dilakukan 1.  Kaji 1.  Untuk
pengetahuan tindakan tingkat mengeta
b/d kurang keperawatan 3x24 pengeta hui
terpaparnya jam keluarga klien huan pengeta
informasi mulai mengerti keluarg huan
tentang tentang penyakit a keluarg
penyakit. Hipertiroid dengan a
K.H: 2.  2.  Agar
klien tidak bingung Membe keluarg
lagi rikan a klien
Informasi sudah penyulu mengert
didapat han i
kesehat tentang
an penyaki
tentang t
penyaki thypoid
t
hipertir 3.  Agar
oid keluarg
3.  Gali a klien
sumber lebih
- mengeta

23
sumber hui
dukung tentang
an yang penyaki
ada t
thypoid

Pelaksanaan / Implementasi :

N Dx keperawatan Tanggal/jam Implementasi paraf


O
1 Hipertemi b/d proses 12-5-2014 D : Klien mengatakan badan
jalannya penyakit terasa panas
A:- Memberikan kompres
hangat sesuai kebutuhan.
-     menganjurkan
klien menggunakan
baju yang dapat
menyerap keringat.
-     Kolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
obat
R: - Klien tampak lemah
-     Klien merasa
tubuhnya panas
Ketidakseimbangan -     S: 38,3oC
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d
anoreksia

D: Klien mengatakan makan 1


x/ hari pada saat pagi hari
dengan 3 sendok dari porsi

24
makanan yang disediakan
A: - mengawasi pemasukan
diet
-     menganjurkan
klien makan sedikit
tapi sering
-     memberikan HE
tentang pentingnya
Intoleransi aktivitas nutrisi bagi tubuh
b/d kelemahan fisik -     mengkolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
obat
R: Klien tampak lemah
-     Klien hanya
menghabiskan ¼
dari porsi makanan

D: Klien mengatakan tidak bisa


melakukan aktivitasnya sendiri
A: - mengkaji skala aktifitas
-  Membantu klien
melakukan aktifitas
-  Mendekatkan
Kurangnya barang yang
pengetahuan b/d diperlukan klien
kurang terpaparnya R: - Skala aktivitas 3
informasi tentang -  Aktivitas klien
penyakit. dibantu
Keluarga
-  Klien hanya baring
ditempat tidur

25
D:Klien mengatakan tidak
mengetahui tentang penyakit
yang dideritanya
A: - kaji tingkat pengetahuan
klien
-     Memberikan
penyuluhan
kesehatan tentang
hipertiroid
R: -klien masih bingung
-   Keluarga Klien
masih belum
mengerti tentang
proses penyakit
klien

2 Hipertemi b/d proses 13-5-2014 D : Klien mengatakan badan


jalannya penyakit terasa panas
A:- berikan kompres hangat
sesuai kebutuhan.
-     Anjurkan klien
menggunakan baju
yang dapat
menyerap keringat.
-     Kolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
obat
R: - Klien tampak lemah
Ketidakseimbangan -     Klien merasa
nutrisi kurang dari tubuhnya tidak
kebutuhan tubuh b/d panas lagi

26
anoreksia -     S: 37oC

D: Klien mengatakan
menghabiskan ¼ dari porsi
makanan yang disediakan
A: - Anjurkan klien makan
sedikit tapi sering
-     Berikan HE
tentang pentingnya
nutrisi bagi tubuh
-     Kolaborasi
Intoleransi aktivitas dengan tim medis
b/d kelemahan fisik dalam pemberian
obat
R: - Klien tampak
menghabiskan ½ dari porsi
makanan
-     Klien tampak
kooperatif

D: Klien mengatakan tidak bisa


melakukan aktivitasnya sendiri
Kurangnya A: - mengkaji skala aktifitas
pengetahuan b/d -  Membantu klien
kurang terpaparnya melakukan aktifitas
informasi tentang -  Mendekatkan
penyakit. barang yang
diperlukan klien
R: - Skala aktivitas 2
-  Klien sudah dapat
duduk dan mandi
tapi dibantu
keluarga

27
D:Klien mengatakan sudah
mengetahui tentang penyakit
yang dideritanya
A: - kaji tingkat pengetahuan
klien
-     Memberikan
penyuluhan
kesehatan tentang
hipertiroid
R: -klien tampak mengerti
tentang penyakit hipertiroid
-   Keluarga Klien
sudah mengerti
tentang proses
penyakit klien dan
pengobatannya

3 Ketidakseimbangan 14-5-2014 D: Klien mengatakan


nutrisi kurang dari menghabiskan ½ dari porsi
kebutuhan tubuh b/d makanan yang disediakan
anoreksia A: - Anjurkan klien makan
sedikit tapi sering
-     Berikan HE
tentang pentingnya
nutrisi bagi tubuh
-     Kolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
obat
R: - Klien tampak
menghabiskan 1 dari porsi
makanan
Intoleransi aktivitas -     Klien tampak
b/d kelemahan fisik kooperatif

28
D: Klien mengatakan tidak bisa
melakukan aktivitasnya sendiri
A: - mengkaji skala aktifitas
-  Membantu klien
melakukan aktifitas
-  Mendekatkan
barang yang
diperlukan klien
R: - Skala aktivitas 1
-  Klien sudah dapat
duduk dan mandi
secara mandiri

Evaluasi :

No Dx keperawatan Tanggal/jam Evaluasi paraf


1 Hipertemi b/d proses 12-5-2014 S : Klien mengatakan badan
jalannya penyakit terasa panas
O: - Klien tampak lemah
-  S:38 ,3oC
-  Mukosa bibir kering
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4
I: - berikan kompres hangat
sesuai kebutuhan.

29
-     menganjurkan klien
menggunakan baju
yang dapat menyerap
keringat.
-     Pertahankan
linkungan yang sejuk
-     Kolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberian obat
E: -Klien tampak lemah
-     Klien merasa
Ketidakseimbangan tubuhnya panas
nutrisi kurang dari -     S: 38,3oC
kebutuhan tubuh b/d
anoreksia
S: Klien mengatakan tidak nafsu
makan
O:- klien tampak lemah
-     Klien tampak
menghabiskan ¼ dari
porsi makanan yang
disediakan
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4
I: -Awasi pemasukan diet
-     Anjurkan klien
makan sedikit tapi
sering
Intoleransi aktivitas -     Berikan HE tentang
b/d kelemahan fisik pentingnya nutrisi
bagi tubuh
-     Kolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberian obat

30
S: Klien mengatakan selama di
rumah sakit klien hanya berbaring
lemas di tempat tidur.
O: -Klien tampak lemah
-  Aktivitas klien
dibantu oleh keluarga
-  Skala aktivitas 3
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan 1,2,3,
I: - mengkaji skala aktifitas
Membantu klien melakukan
Kurangnya aktifitas
pengetahuan b/d Mendekatkan barang yang
kurang terpaparnya diperlukan klien
informasi tentang E: - Skala aktivitas 3
penyakit. -     Aktivitas klien
dibantu
keluarga
-          Klien hanya
baring ditempat tidur

S:Klien mengatakan tidak


mengetahui tentang penyakit
yang dideritanya
O: Klien tampak bertanya – tanya
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan 1,dan 2
I: - kaji tingkat pengetahuan
klien
-     Memberikan
penyuluhan kesehatan
tentang hipertiroid

31
E:- klien masih bingung
-   Keluarga klien
masih belum mengerti
tentang proses
penyakit klien

2 Hipertemi b/d proses 13-5-2014 S : Klien mengatakan badan


jalannya penyakit terasa panas
O: - Klien tampak lemah
-  S:37 oC
-  Mukosa bibir lembab
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari S: Klien mengatakan sudah nafsu
kebutuhan tubuh b/d makan
anoreksia O:- klien tampak lemah
-     Klien tampak
menghabiskan ½ dari
porsi makanan yang
disediakan
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4

Intoleransi aktivitas
b/d kelemahan fisik
S: Klien mengatakan sudah dapat
duduk dan mandi tapi masih
dibantu oleh keluarga.
O: -Klien tampak lemah

32
-  Aktivitas klien
dibantu oleh keluarga
-  Skala aktivitas 2
A: Masalah teratasi sebagian
Kurangnya P: Intervensi dilanjutkan 1,2,3
pengetahuan b/d
kurang terpaparnya
informasi tentang S:Klien mengatakan sudah
penyakit. mengetahui tentang penyakit
yang dideritanya
O: Klien tidak bertanya – tanya
lagi
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan.

3 Ketidakseimbangan 14-5-2014 S: Klien mengatakan sudah nafsu


nutrisi kurang dari makan
kebutuhan tubuh b/d O:- klien tampak segar
anoreksia -     Klien tampak
menghabiskan 1 dari
porsi makanan yang
disediakan
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

Intoleransi aktivitas
b/d kelemahan fisik S: Klien mengatakan sudah
duduk dan mandi secara mandiri
O: -Klien melakukan aktivitasnya
secara mandiri

33
-  Skala aktivitas 1
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

34
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Hormon tiroid (bahasa Inggris: thyroid hormone, TH) adalah klasifikasi


hormon yang mengacu pada turunan senyawa asam amino tirosina yang
disintesis oleh kelenjar tiroid dengan menggunakan yodium. Fungsi utama
hormon tiroid T3 dan T4 adalah mengendalikan aktivitas metabolik seluler.
Kedua hormon ini bekerja sebagai alat pacu umum dengan mempercepat
prosesmetabolisme.
2. Kelenjar tiroid memproduksi dua jenis hormon aktif, yaitu levotiroksin (T4)
dan triiodotironin (T3). Kedua hormon tiroid tersebutdisintesis oleh kelenjar
tiroid akibat stimulasi hormon penstimulasi tiroid (TSH). Hipotalamus
menghentikan pembentukan hormon pelepas tiroid.
3. Adapun jenis-jenis penyakit tiroid diantaranya hipotiroidismedan
hipertiroidisme.
4. Cara pemeriksaan hormon tiroid melalui laboratorium yakni tes fungsi tiroid,
tes gangguan fungsi tiroid dan tes monitoringterapi.

5. Pengobatan penyakit tiroid dilakukan dengan cara pemberian obat-obatan,


terapi radioaktif dan/atau prosedur operasi.
4.2 Saran

Pemeriksaan penyakit tiroid sebaiknya dilakukan sedini mungkin dan lebih


mendalam untuk menghindari penyakit yang disebabkan akibat kekurangan atau
kelebihan hormon tiroid karena bila dibiarkan akan membawa dampak yang buruk
bagi kesehatan.

35
DAFTAR PUSTAKA

Dahl P, Danzi S, Klein I. 2008.Thyrotoxic Cardiac Disease. Curr Heart Fail

Galli E, Pingitore A, Iervasi G. 2010. The Role of Thyroid Hormone in


thePathophysiology of Heart Failure

Hardjasasmita P, 2006. Biokimia Dasar B. Fakultas Kedokteran


UniversitasIndonesia

Amin, Hardi .2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


dan NANDA NIC – NOC. Edisi 1 Revisi. Yogyakarta : Mediaction.

Hidayat, A. Azis Alimul .2005. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan.


Jakarta : EGC

Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, Edisi 4. Jakarta.
Interna Publishing.

https://id.scribd.com › document

https://www.academia.edu › MAKA...

36

Anda mungkin juga menyukai