DOSEN PENGAMPU :
KELOMPOK 4
ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunianya. Salah satu karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas
Rekayasa Ide yang berjudul “Analisis E-Money Terhadap Inflasi ”mata kuliah “Ekonomi
Moneter” dosen pengampu Dr. Johnson, M.Si dan sesuai RPS yang telah diberikan kepada
kami.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
C. Manfaat Penulisan...................................................................................................2
A. Pengertian E-Money................................................................................................3
B. Pengaruh E-Money terhadap Inflasi........................................................................4
C. Pengaruh kartu debet/ATM terhadap Inflasi……………………………………....5
A. Kesimpulan..............................................................................................................6
B. Saran........................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Suatu kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh pelaku ekonomi dalam sehari-hari
menimbulkan terjadinya suatu transaksi yang mengiringi kegiatan tersebut. Transaksi yang
dilakukan pelaku ekonomi tersebut berkaitan erat dengan sistem pembayaran. Menurut UU
nomor 23 tahun 1999, sistem pembayaran merupakan sistem yang mencakup aturan,
lembaga, dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna
memenuhi kewajiban yang timbul akibat dari suatu kegiatan ekonomi (Hasibuan, 2015).
Lembaga keuangan yang berwenang mengatur sistem pembayaran adalah Bank Indonesia,
selaku Bank Sentral Indonesia sebagai otoritas sistem pembayarandan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang telah mengaturnya. Keterbatasan-keterbatan yang
dimiliki sistem pembayaran menimbulkan keinginan masyarakat untuk berinovasi dalam
menciptakan alat tukar yang memiliki nilai tetap dan dapat diterima masyarakat luas
(Indrawati, 1998; Silitonga, 2013). Uang merupakan alat pembayaran, dalam
perkembangannya uang dikategorikan menjadi dua macam, yakni uang kartal dan uang giral.
Selain disukai banyak orang uang juga memiliki sejarah terpanjang sebagai alat pembayaran,
sebelum akhirnya muncul istilah pembayaran nontunai. Perkembangan globalisasi mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Dengan dukungan teknologi yang semakin maju, alat
pembayaran terus mengalami perkembangan dari alat pembayaran tunai (cash based) menjadi
alat pembayaran nontunai (noncash). Perkembangan e-money selain memberi kemudahan
serta pengaruh positif lainnya, juga memiliki isu yang menjadi kontrovesi dalam dunia
perekonomian Indonesia sehingga menjadi perhatian bagi Bank Indonesia. Isu tersebut antara
lain terkait tentang aspek teknis dan keamanan, perlindungan konsumen, aspek hukum, aspek
kelembagaan, serta implikasi emoney terhadap kebijakan moneter (Hidayati et.al, 2006). Di
Indonesia transaksi elektronik menggunakan e-money di mulai sejak tahun 2007. Ketentuan
mengenai e-money telah diatur dalam peraturan Bank Indonesia No.7/52/PBI/2005 namun,
peraturan tersebut menjadi satu dengan peraturan penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran
dengan menggunakan kartu (APMK) (Silitonga, 2013). Mengacu pada teori kuantitas,
Keynes berpendapat bahwa kecepatan perputaran uang tidak konstan atau berubah-ubah.
Apabila terjadi penambahan pada uang beredar maka transaksi yang dilakukan oleh
masyarakat akan meningkat. Fenomena tersebut selanjutnya akan meningkatkan permintaan
output oleh masyarakat. Ketidakmampuan penawaran output dalam memenuhi permintaan
tersebut memicu timbulnya inflasi. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Milton Friedman
dalam teori kuantitas modern. Menurut Friedman perputaran uang dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor. Berbagai macam faktor tersebut di antaranya yaitu: tingkat harga umum,
penghasilan dari obligasi dan saham, inflasi, selera, teknologi dan transportasi, serta
perbandingan kesejahteraanantara manusia (Sinaungan, 1995).
1
B. TUJUAN PENULISAN
1. Menambah pengetahuan kepada penulis dan pembaca tentang E-Money dan Inflasi
2. Mengetahui pengaruh E-Money terhadap Inflasi
3. Memenuhi tugas rekayasa ide mata kuliah Ekonomi Moneter
C. MANFAAT PENULISAN
1. Mahasiswa mengeahui bagaimana pengaruh E-Money terhadap Inflasi
2. Masyarakat atau pembaca mengetahui pengaruh E-Money terhadap Inflasi
3. Sebagai tambahan pengetahuan bagi masyarakat untuk mengetahui masalah ekonomi
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
BAB III
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN E-MONEY
E-Money adalah salah satu alat pembayaran menggunakan kartu yang beredar di
masyarakat. Namun e-money ini berbeda dengan kartu kredit dan kartu debet/ATM. Bank for
International Settlement (BIS) menyatakan bahwa electronic money (e-money) adalah produk
stored-value atau prepaid dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu media elektronis
yang dimiliki seseorang. Jadi disini apabila kita ingin menggunakan e-money maka kita harus
men-Top Up kartu e-money kita terlebih dahulu agar dapat digunakan untuk bertransaksi.
Kegiatan men-Top Up e-money tersebut dapat dilakukan dengan melalui transaksi pada ATM
dan melalui teller. Transaksi pembayaran menggunakan e-money tidak dapat secara langsung
mempengaruhi inflasi. Namun dengan menggunakan transaksi e-money tersebut nantinya
akan mempengaruhi jumlah uang yang beredar (M2) sehingga nantinya akan bisa
mempengaruhi inflasi. Apabila ingin menggunaan e-money untuk transaksi, maka pemilik e-
money harus mengisi kartu e-money tersebut atau men-Top Up terlebih dahulu. Kegiatan
men-Top Up e-money tersebut akan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat,
karena mentransformasikan uang tunai ke dalam bentuk non tunai. E-money mempunyai
4
pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Hal ini dapat
disebabkan karena transaksi pembayaran menggunakan e-money belum dikenal oleh
masyarakat Indonesia secara luas. Sehingga penggunaan e-money kurang maksimal
dibandingkan dengan penggunaan uang tunai. Selain itu juga e-money tidak dapat
mempengaruhi inflasi secara langsung. Penggunaan e-money akan mempengaruhi JUB
kemudian akan berpengaruh terhadap laju inflasi.
Kartu Debet/ATM adalah salah satu ”acces product” seperti halnya kartu kredit.
Perbedaan nya kartu debet ini merupakan suatu layanan produk yang diterbitkan oleh bank
bagi para nasabahnya. Fungsi dari kartu debet/ATM ini dapat dikatakan multifungsi. Salah
satunya kartu debet/ATM ini dapat digunakan untuk pembayaran, transfer dana antar
rekening, dan tarik tunai. Transaksi menggunakan kartu debet/ATM tidak bisa secara
langsung mempengaruhi inflasi. Transaksi menggunakan kartu debet/ATM dapat
mempengaruhi inflasi melalui jumlah uang yang beredar di masyarakat (M). Dalam
praktiknya apabila terjadi transaksi menggunakan kartu debet/ATM maka akan langsung
mengurangi saldo dari nasabah pemilik kartu debet/ATM tersebut, atau mendebet saldo
rekening nasabah tersebut. Dengan begitu nasabah pemilik kartu debet/ATM tersebut dapat
mengontrol pengeluarannya dengan mengacu pada saldo tabungan yang dimiliki. Sehingga
apabila perilaku mengontrol tersebut dapat dilakukan dengan optimal, maka hal tersebut
dapat mempengaruhi jumlah uang beredar yang ada di masyarakat, serta akan menurunkan
jumlah uang tunai yang diedarkan oleh Bank Indonesia. 13 Jika dibandingkan nominal
transaksi kartu debet/ATM jumlahnya jauh lebih tinggi dari nominal transaksi kartu kredit
yang ada di Indonesia. Hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat Indonesia yang lebih
memilih untuk menggunakan kartu debet/ATM dalam kehidupan sehari hari. Meskipun cara
kerjanya yang hampir sama dengan kartu kredit, namun dengan memegang kartu debet/ATM
orang akan lebih mudah untuk mengontrol pengeluaran dan jumlah kas yang dimiliki.
5
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem Pembayaran Non Tunai yang diwakili oleh jumlah nominal transaksi kartu
kredit, nominal transaksi kartu debet/ATM, dan nominal transaksi e-money tidak dapat
mempengaruhi inflasi di Indonesia tahun 2011-2015. Ketiga instrumen yang mewakili sistem
pembayaran non tunai tersebut secara teori dapat mempengaruhi inflasi namun melalui
jumlah uang beredar (M2) terlebih dahulu. Hal tersebut dikarenakan penggunaan transaksi
ketiga instrumen tersebut sangat berkaitan erat dengan jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Secara simultan variabel bebas mampu mempengaruhi variabel terikat yakni
inflasi di Indonesia dilihat dari besarnya nilai probabilitas Fstatistik lebih kecil daripada
tingkat signifikansi (α). Secara parsial hasil estimasi diperoleh hasil sebagai berikut: Jumlah
uang beredar (JUB) yang diproksikan dengan uang dalam arti luas (M2) berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Pertumbuhan e-money memiliki pengaruh
yang positif tetapi tidak signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Suku bunga Indonesia (BI
Rate) berpengaruh positif dan signifikan terhadap inflasi di Indonesia.
B. SARAN
Dari pembahasan diatas, penulis menyaranakan dengan adanya pengaruh E-Money
dan E-Commerce terhadap Inflasi maka diharapkan adanya peraturan harga yang tertera dan
yang di E-Commerce sama dengan pembayaran yang menggunakan E-money. Bagi
Pemerintah, alangkah baiknya pemerintah lebih meningkatkan relasi atau komunikasi dengan
Bank Indonesia sebagai otoritas moneter di Indonesia. Meskipun Bank Indonesia adalah
lembaga yang independen, namun apabila kerjasama dan komunikasi dengan pemerintah
tetap terjaga dan selalu meningkat maka diharapkan akan muncul program-program yang
baik dari pemerintah maupun Bank Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan
perekonomian di Indonesia. Salah satunya adalah Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)
yang sudah berjalan ini.
6
DAFTAR PUSTAKA
2825-5522-1-SM.Pdf
http : //jurnal.unej.ac.id/index.php/JEK/article/download/13920/7264
http://repository.ac.id/5730/1/TRI%20WIDODO%2014510101125%20EKONOMI%20SYARI
%27AH.pdf