Anda di halaman 1dari 10

REKAYASA IDE EKONOMI MONETER

“ANALISIS E-MONEY TERHADAP INFLASI”

DOSEN PENGAMPU :

Dr. JOHNSON, M.Si

KELOMPOK 4

1. BELLA LORENZA SIMANJUNTAK : 7183240002


2. EFLI PUTRI DAICI : 7182240014
3. SISKA MAGDALENA : 7183540018
4. IKA SARTIKA SIREGAR : 7182240012
5. RAMADANU : 7182240004

ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunianya. Salah satu karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas
Rekayasa Ide yang berjudul “Analisis E-Money Terhadap Inflasi ”mata kuliah “Ekonomi
Moneter” dosen pengampu Dr. Johnson, M.Si dan sesuai RPS yang telah diberikan kepada
kami.

Rekayasa Ide ini membahas tentang bagaimana analisis e-money terhadap


Inflasi. Semoga dengan dibuatnya Rekayasa Ide ini dapat dijadikan referensi bagi para
pembaca terutama kepada Mahasiswa/i jurusan ekonomi.

Kami menyadari banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan ini,


untuk itu dalam penyempurnaan Rekayasa Ide ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca. Akhir kata kami ucapkan banyak terimakasih.

Medan, 11 Desember 2019

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
C. Manfaat Penulisan...................................................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................................3

BAB III PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Pengertian E-Money................................................................................................3
B. Pengaruh E-Money terhadap Inflasi........................................................................4
C. Pengaruh kartu debet/ATM terhadap Inflasi……………………………………....5

BAB III PENUTUP.............................................................................................................6

A. Kesimpulan..............................................................................................................6
B. Saran........................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Suatu kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh pelaku ekonomi dalam sehari-hari
menimbulkan terjadinya suatu transaksi yang mengiringi kegiatan tersebut. Transaksi yang
dilakukan pelaku ekonomi tersebut berkaitan erat dengan sistem pembayaran. Menurut UU
nomor 23 tahun 1999, sistem pembayaran merupakan sistem yang mencakup aturan,
lembaga, dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna
memenuhi kewajiban yang timbul akibat dari suatu kegiatan ekonomi (Hasibuan, 2015).
Lembaga keuangan yang berwenang mengatur sistem pembayaran adalah Bank Indonesia,
selaku Bank Sentral Indonesia sebagai otoritas sistem pembayarandan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang telah mengaturnya. Keterbatasan-keterbatan yang
dimiliki sistem pembayaran menimbulkan keinginan masyarakat untuk berinovasi dalam
menciptakan alat tukar yang memiliki nilai tetap dan dapat diterima masyarakat luas
(Indrawati, 1998; Silitonga, 2013). Uang merupakan alat pembayaran, dalam
perkembangannya uang dikategorikan menjadi dua macam, yakni uang kartal dan uang giral.
Selain disukai banyak orang uang juga memiliki sejarah terpanjang sebagai alat pembayaran,
sebelum akhirnya muncul istilah pembayaran nontunai. Perkembangan globalisasi mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Dengan dukungan teknologi yang semakin maju, alat
pembayaran terus mengalami perkembangan dari alat pembayaran tunai (cash based) menjadi
alat pembayaran nontunai (noncash). Perkembangan e-money selain memberi kemudahan
serta pengaruh positif lainnya, juga memiliki isu yang menjadi kontrovesi dalam dunia
perekonomian Indonesia sehingga menjadi perhatian bagi Bank Indonesia. Isu tersebut antara
lain terkait tentang aspek teknis dan keamanan, perlindungan konsumen, aspek hukum, aspek
kelembagaan, serta implikasi emoney terhadap kebijakan moneter (Hidayati et.al, 2006). Di
Indonesia transaksi elektronik menggunakan e-money di mulai sejak tahun 2007. Ketentuan
mengenai e-money telah diatur dalam peraturan Bank Indonesia No.7/52/PBI/2005 namun,
peraturan tersebut menjadi satu dengan peraturan penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran
dengan menggunakan kartu (APMK) (Silitonga, 2013). Mengacu pada teori kuantitas,
Keynes berpendapat bahwa kecepatan perputaran uang tidak konstan atau berubah-ubah.
Apabila terjadi penambahan pada uang beredar maka transaksi yang dilakukan oleh
masyarakat akan meningkat. Fenomena tersebut selanjutnya akan meningkatkan permintaan
output oleh masyarakat. Ketidakmampuan penawaran output dalam memenuhi permintaan
tersebut memicu timbulnya inflasi. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Milton Friedman
dalam teori kuantitas modern. Menurut Friedman perputaran uang dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor. Berbagai macam faktor tersebut di antaranya yaitu: tingkat harga umum,
penghasilan dari obligasi dan saham, inflasi, selera, teknologi dan transportasi, serta
perbandingan kesejahteraanantara manusia (Sinaungan, 1995).

1
B. TUJUAN PENULISAN
1. Menambah pengetahuan kepada penulis dan pembaca tentang E-Money dan Inflasi
2. Mengetahui pengaruh E-Money terhadap Inflasi
3. Memenuhi tugas rekayasa ide mata kuliah Ekonomi Moneter

C. MANFAAT PENULISAN
1. Mahasiswa mengeahui bagaimana pengaruh E-Money terhadap Inflasi
2. Masyarakat atau pembaca mengetahui pengaruh E-Money terhadap Inflasi
3. Sebagai tambahan pengetahuan bagi masyarakat untuk mengetahui masalah ekonomi

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Permintaan Uang Sifat alokasi sumber-sumber ekonomi yang terbatas sebenarnya


dapat menerangkan teori permintaan uang. Pada dasarnya, dengan keadaan sumber ekonomi
yang terbatas tersebut mengharuskan manusia untuk menentukan pilihannya demi
menghasilkan kepuasan yang maksimal. Dengan keadaan tersebut manusia akan
mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari kepemilikan suatu kekayaan. Kekayaan
tersebut dapat berupa barang, uang, deposito dan surat berharga. Dalam penjabaran teori
permintaan uang, terdapat beberapa ekonom pada masanya yang mempunyai gagasan tentang
perilaku dalam permintaan uang. Diawali dengan teori permintaan uang klasik yang salah
satunya terdiri dari Irving Fisher dan Cambridge, lalu teori permintaan uang Keynes, teori
permintaan uang Boumol, Tobin, dan Friedman. Dari semua teori yang ada menjelaskan
tentang bagaimana dan apa saja factor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang. Dengan
adanya permintaan uang tersebut pastinya akan berkaitan dengan jumlah uang beredar dan
inflasi yang ada. Jumlah Uang Beredar Secara mudah dan sederhana dapat dikatakan apa
yang dimaksud dengan jumlah uang beredar adalah total persediaan uang dalam suatu
perekonomian pada suatu saat tertentu (biasanya satu tahun anggaran). Berdasarkan
pengertian yang tertera diatas, jumlah uang beredar bukanlah hanya uang yang beredar serta
uang yang dipegang oleh masyarakat. Melainkan jumlah uang beredar merupakan seluruh
uang yang dikeluarkan secara resmi oleh bank sentral yang berupa uang kartal, uang giral
maupun uang kuasi (tabungan,valas dan sebagainya). Pengertian jumlah uang yang beredar
(Boediono, 1982) paling sempit dikenal dengan istilah narrow money yang terdiri dari uang
kartal (currency) dan uang giral (demand deposit). Dalam masyarakat terdapat uang kartal
yang terdiri dari uang kertas dan uang logam. Selain itu terdapat juga uang giral yang terdiri
dari saldo rekening koran/giro milik masyarakat yang disimpan di bank. Keberadaan narrow
money yang terdiri dari uang kartal (currency) dan uang giral (demand deposit) bersifat likuid
atau bersifat mudah untuk dibelanjakan.

3
BAB III

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN E-MONEY

E-money berkembang di Indonesia, dari tahun ketahun penguna E-money


semakin meningkat. Hal ini didukung banyaknya munculnya E-Commerce yang
menggunakan E-Money dalam transaksi. Dan banyaknya fasilitas umum yang mualai tumbuh
dengan pembayaran dengan E-Money. Banyaknya pihak yang menerbitkan E-Money
sehingga perkembangan cukup pesat, money datang dari masyarakat pengguna ponsel yang
jauh lebih berpotensi. E–Money merupakan uang elektronik yang digunakan sebagai alat
pembayaran dengan menggunakan media elektronik yaitu menggunakan jaringan
internet. Biasa juga disebut Digital currency, Digital Money, digital Cash, Electronic
Curency. Electronic Cash.E-Money biasa digunakan tanpa adanya otorisasi dan tidak
dikenakan beban pada bank dan umumnya disukai masyarakat karena mempunyai
beberapa manfaat yaitu lebih nyaman dan mudah untuk pemakaiaannya, dapat dilakukan
untuk beberapa transaksi, tidak mesti membuka rekening bank, tidak membawa
uang tunai, dan mengurangi tingkat uang palsu.

B. PENGARUH E-MONEY TERHADAP INFLASI

E-Money adalah salah satu alat pembayaran menggunakan kartu yang beredar di
masyarakat. Namun e-money ini berbeda dengan kartu kredit dan kartu debet/ATM. Bank for
International Settlement (BIS) menyatakan bahwa electronic money (e-money) adalah produk
stored-value atau prepaid dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu media elektronis
yang dimiliki seseorang. Jadi disini apabila kita ingin menggunakan e-money maka kita harus
men-Top Up kartu e-money kita terlebih dahulu agar dapat digunakan untuk bertransaksi.
Kegiatan men-Top Up e-money tersebut dapat dilakukan dengan melalui transaksi pada ATM
dan melalui teller. Transaksi pembayaran menggunakan e-money tidak dapat secara langsung
mempengaruhi inflasi. Namun dengan menggunakan transaksi e-money tersebut nantinya
akan mempengaruhi jumlah uang yang beredar (M2) sehingga nantinya akan bisa
mempengaruhi inflasi. Apabila ingin menggunaan e-money untuk transaksi, maka pemilik e-
money harus mengisi kartu e-money tersebut atau men-Top Up terlebih dahulu. Kegiatan
men-Top Up e-money tersebut akan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat,
karena mentransformasikan uang tunai ke dalam bentuk non tunai. E-money mempunyai

4
pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Hal ini dapat
disebabkan karena transaksi pembayaran menggunakan e-money belum dikenal oleh
masyarakat Indonesia secara luas. Sehingga penggunaan e-money kurang maksimal
dibandingkan dengan penggunaan uang tunai. Selain itu juga e-money tidak dapat
mempengaruhi inflasi secara langsung. Penggunaan e-money akan mempengaruhi JUB
kemudian akan berpengaruh terhadap laju inflasi.

C. HUBUNGAN KARTU DEBET/ATM TERHADAP INFLASI

Kartu Debet/ATM adalah salah satu ”acces product” seperti halnya kartu kredit.
Perbedaan nya kartu debet ini merupakan suatu layanan produk yang diterbitkan oleh bank
bagi para nasabahnya. Fungsi dari kartu debet/ATM ini dapat dikatakan multifungsi. Salah
satunya kartu debet/ATM ini dapat digunakan untuk pembayaran, transfer dana antar
rekening, dan tarik tunai. Transaksi menggunakan kartu debet/ATM tidak bisa secara
langsung mempengaruhi inflasi. Transaksi menggunakan kartu debet/ATM dapat
mempengaruhi inflasi melalui jumlah uang yang beredar di masyarakat (M). Dalam
praktiknya apabila terjadi transaksi menggunakan kartu debet/ATM maka akan langsung
mengurangi saldo dari nasabah pemilik kartu debet/ATM tersebut, atau mendebet saldo
rekening nasabah tersebut. Dengan begitu nasabah pemilik kartu debet/ATM tersebut dapat
mengontrol pengeluarannya dengan mengacu pada saldo tabungan yang dimiliki. Sehingga
apabila perilaku mengontrol tersebut dapat dilakukan dengan optimal, maka hal tersebut
dapat mempengaruhi jumlah uang beredar yang ada di masyarakat, serta akan menurunkan
jumlah uang tunai yang diedarkan oleh Bank Indonesia. 13 Jika dibandingkan nominal
transaksi kartu debet/ATM jumlahnya jauh lebih tinggi dari nominal transaksi kartu kredit
yang ada di Indonesia. Hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat Indonesia yang lebih
memilih untuk menggunakan kartu debet/ATM dalam kehidupan sehari hari. Meskipun cara
kerjanya yang hampir sama dengan kartu kredit, namun dengan memegang kartu debet/ATM
orang akan lebih mudah untuk mengontrol pengeluaran dan jumlah kas yang dimiliki.

5
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem Pembayaran Non Tunai yang diwakili oleh jumlah nominal transaksi kartu
kredit, nominal transaksi kartu debet/ATM, dan nominal transaksi e-money tidak dapat
mempengaruhi inflasi di Indonesia tahun 2011-2015. Ketiga instrumen yang mewakili sistem
pembayaran non tunai tersebut secara teori dapat mempengaruhi inflasi namun melalui
jumlah uang beredar (M2) terlebih dahulu. Hal tersebut dikarenakan penggunaan transaksi
ketiga instrumen tersebut sangat berkaitan erat dengan jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Secara simultan variabel bebas mampu mempengaruhi variabel terikat yakni
inflasi di Indonesia dilihat dari besarnya nilai probabilitas Fstatistik lebih kecil daripada
tingkat signifikansi (α). Secara parsial hasil estimasi diperoleh hasil sebagai berikut: Jumlah
uang beredar (JUB) yang diproksikan dengan uang dalam arti luas (M2) berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Pertumbuhan e-money memiliki pengaruh
yang positif tetapi tidak signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Suku bunga Indonesia (BI
Rate) berpengaruh positif dan signifikan terhadap inflasi di Indonesia.

B. SARAN
Dari pembahasan diatas, penulis menyaranakan dengan adanya pengaruh E-Money
dan E-Commerce terhadap Inflasi maka diharapkan adanya peraturan harga yang tertera dan
yang di E-Commerce sama dengan pembayaran yang menggunakan E-money. Bagi
Pemerintah, alangkah baiknya pemerintah lebih meningkatkan relasi atau komunikasi dengan
Bank Indonesia sebagai otoritas moneter di Indonesia. Meskipun Bank Indonesia adalah
lembaga yang independen, namun apabila kerjasama dan komunikasi dengan pemerintah
tetap terjaga dan selalu meningkat maka diharapkan akan muncul program-program yang
baik dari pemerintah maupun Bank Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan
perekonomian di Indonesia. Salah satunya adalah Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)
yang sudah berjalan ini.

6
DAFTAR PUSTAKA

2825-5522-1-SM.Pdf
http : //jurnal.unej.ac.id/index.php/JEK/article/download/13920/7264
http://repository.ac.id/5730/1/TRI%20WIDODO%2014510101125%20EKONOMI%20SYARI
%27AH.pdf

Anda mungkin juga menyukai