Anda di halaman 1dari 5

4.

Bagaimana perbedaan gambaran radiologi perdarahan epidural, subdural, subarachnoid, dan


intracerebral?

Perdarahan Epidural

Perdarahan epidural adalah perdarahan intrakranial yang terjadi karena fraktur tulang tengkorak dalam
ruang antara tabula interna kranii dengan duramater. Hematoma epiduralmerupakan gejala sisa yang
serius akibat cedera kepala dan menyebabkan angka mortalitas sekitar 50%. Hematoma epidural paling
sering terjadi di daerah perietotemporal akibat robekan arteria meningea media.

Epidural hematom utamanya disebabkan oleh gangguan struktur duramater dan pembuluh darah kepala
biasanya karena fraktur. Akibat trauma kapitis,tengkorak retak.Fraktur yang paling ringan, ialah fraktur
linear.Jika gaya destruktifnya lebih kuat, bisa timbul fraktur yang berupa bintang (stelatum), atau fraktur
impresi yang dengan kepingan tulangnya menusuk ke dalam ataupun fraktur yang merobek dura dan
sekaligus melukai jaringan otak (laserasio).Pada pendarahan epidural yang terjadi ketika pecahnya
pembuluh darah, biasanya arteri, yang kemudian mengalir ke dalam ruang antara duramater dan
tengkorak.

Foto Polos Kepala

Pada foto polos kepala, kita tidak dapat mendiagnosa pasti sebagai epidural hematoma. Dengan
proyeksi Antero-Posterior (A-P), lateral dengan sisi yang mengalami trauma pada film untuk mencari
adanya fraktur tulang yang memotong sulcus arteria meningea media.

Computed Tomography (CT-Scan)


Pemeriksaan CT-Scan dapat menunjukkan lokasi, volume, efek, dan potensi cedara intracranial lainnya.
Pada epidural biasanya pada satu bagian saja (single) tetapi dapat pula terjadi pada kedua sisi (bilateral),
berbentuk bikonfeks, paling sering di daerah temporoparietal. Densitas darah yang homogen
(hiperdens), berbatas tegas, midline terdorong ke sisi kontralateral. Terdapat pula garis fraktur pada
area epidural hematoma, Densitas yang tinggi pada stage yang akut ( 60 – 90 HU), ditandai dengan
adanya peregangan dari pembuluh darah.
Perdarahan Subdural

Subdural Hematoma adalah perdarahan yang terjadi antara duramater dan araknoid, biasanya sering di
daerah frontal, pariental dan temporal.Pada subdural hematoma yang seringkali mengalami pendarahan
ialah “bridging vein” , karena tarikan ketika terjadi pergeseran rotatorik pada otak. Perdarahan subdural
paling sering terjadi pada permukaan lateral dan atas hemisferium dan sebagian di daerah temporal,
sesuai dengan distribusi “bridging vein”.

Perdarahan subdural akut pada CT-scan kepala (non kontras) tampak sebagai suatu massa hiperdens
(putih) ekstra-aksial berbentuk bulan sabit sepanjang bagian dalam (inner table) tengkorak dan paling
banyak terdapat pada konveksitas otak di daerah parietal. Terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit di
daerah bagian atas tentorium serebelli. Subdural hematom berbentuk cekung, unilateral dan terbatasi
oleh garis sutura. Jarang sekali, subdural hematom berbentuk cembung seperti epidural hematom.
Pendarahan subarakhnoid
Pendarahan subarakhnoid ialah suatu kejadian saat adanya darah pada rongga subarakhnoid yang
disebabkan oleh proses patologis. Perdarahan subarakhnoid ditandai dengan adanya ekstravasasi darah
ke rongga subarakhnoid yaitu rongga antara lapisan dalam (piamater) dan lapisan tengah (arakhnoid
matter) yang merupakan bagian selaput yang membungkus otak (meninges).
Pemeriksaan CT scan tanpa kontras adalah pilihan utama karena sensitivitasnya tinggi dan mampu
menentukan lokasi perdarahan lebih akurat; sensitivitasnya mendekati 100% jika dilakukan dalam 12
jam pertama setelah serangan tetapi akan turun pada 1 minggu setelah serangan.
Perdarahan intracerebral
Perdarahan intraserebral adalah perdarahan yang terjadi secara langsung pada bagian atau substansi
otak. Gejala klinis dari perdarahan intraserebral adalah kejadian progresif yang bertahap (dalam waktu
menit sampai dengan hari) atau kejadian yang terjadi secara tiba – tiba dari defisit neurologi fokal
biasanya berhubungan dengan tanda peningkatan tekanan intrakranial seperti muntah dan penurunan
kesadaran.Kejadian muntah banyak terjadi pada perdarahan intraserebral dan perdarahan subarakhnoid
dibandingkan dengan stroke iskemik. Sebanyak 33% kasus perdarahan intraserebral mengeluhkan nyeri
kepala dan penderita koma dijumpai sebanyak 24% kasus dibandingkan dengan stroke iskemik dengan
presentasi 0 – 4%.
Hasil pemeriksaan CT Scanmembuktikan reliable dalam mendeteksi perdarahan dengan diameter 1 cm
atau lebih. Pada saat bersamaan juga ditemukan hidrosefalus, tumor, pembengkakan otak.Magnetic
Resonance Imaging (MRI) sangat bermanfaat dalam memperlihatkan perdarahan brainstem dan sisa
perdarahan Hemosiderin dan pigmen besi. Pada gambar 1 dan gambar 2 dapat dilihat gambaran CT Scan
perdarahan intraserebral.

Anda mungkin juga menyukai