Anda di halaman 1dari 6

Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi

Persepsi Tentang Kasus Penusukan Wiranto

 Relivia Elsa Frisnatiara ( 44190582 / 01 )


 Annisa Milinia Saleha ( 44190687 / 16 )
 Muhammad Bagas R ( 44190720 / 19 )
 Alfrida Andriyani Jelita ( 44190792 / 28 )
 Aji Maryanto ( 44190847 / 32 )
 Anggraini Widodo ( 44190852 / 33 )
 Tasya Putri Choirunnisa ( 44190863 / 37 )
Pengertian Persepsi

Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan
membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak. Persepsi dapat
dibedakan menjadi dua pandangan, yaitu :

1. Pandangan yang sempit mengartikan persepsi sebagai penglihatan.


2. Pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu.

Biografi Wiranto.

Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Wiranto, S.H., S.I.P., M.M. (lahir di Kota Yogyakarta,
DIY, 4 April 1947; umur 72 tahun [1]) adalah politikus Indonesia dan tokoh militer Indonesia.
Dia pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
pada reshuffle Kabinet Kerja kedua menggantikan Luhut Binsar Panjaitan. Wiranto pernah
menjabat Panglima TNI periode 1998-1999. Setelah menyelesaikan jabatannya sebagai Ketua
Umum Partai Hati Nurani Rakyat pada periode 2006-2010, dia kembali terpilih untuk masa
jabatan yang kedua (2010-2015) dan kembali terpilih lagi pada periode 2015 - 2020 pada
Munas II Hanura yang diadakan pada 13-15 Februari di Solo, Jawa Tengah.
Kronologi Penusukan Wiranto.

Pada 10 Oktober 2019 sekitar pukul 11.50 WIB, Menko Polhukam Wiranto ditusuk
dengan senjata tajam oleh seorang pria di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten. Akibatnya,
Wiranto mengalami luka tusuk di tubuh bagian depan. Selain Wiranto, penyerangan itu
membuat Kapolsek Menes Kompol Dariyanto yang ada di lokasi terluka. Anak buah Wiranto
juga terluka akibat serangan itu. Tersangka atas nama Syahril Alamsyah alias Abu Rara,
kelahiran Medan, 24 Agustus 1968, dan seorang wanita yang diduga bersama pelaku, atas
nama Fitri Andriana, kelahiran Brebes, 5 Mei 1998 ini berhasil diamankan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo
mengatakan, kedua pelaku penyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto, diduga terpapar
paham radikal Negara Islam Irak dan Syam dan pascainsiden, ia harus dilarikan ke rumah
sakit terdekat untuk pertolongan pertama dan dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Di Balik Kasus Penusukan Wiranto dan Penangkapan
Sejumlah Terduga Teroris.

KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan ( Menko


Polhukam) Wiranto menjadi target dari serangan teror di Kabupaten Pandeglang, Banten,
Kamis (10/10/2019).

Wiranto ditusuk saat tiba di Alun-alun Menes, Pandeglang usai menghadiri sebuah acara di
Universitas Mathla'ul Anwar.

Polisi pun mengamankan dua pelaku yakni SA, FA. Mereka diduga terpapar radikalisme
ISIS.

Sebelum peristiwa penusukan Wiranto, Tim Densus 88 menangkap sembilan terduga teroris
anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Bekasi, Jawa Barat dan Jakarta, Senin
(23/9/2019).

Salah satunya AZ yang ditangkap di Jalan Raya Sumber Jaya, Tambun Selatan, Bekasi, Senin
(23/9/2019) pukul 05.45 WIB.

Diberitakan Kompas.com (23/9/2019), polisi menemukan sejumlah bahan peledak dari


tersangka yang diduga akan digunakan dalam aksi.
Selanjutnya, Densus 88 juga mengamankan polwan yang bertugas di Polda Maluku Utara,
NOS di Yogyakarta pada akhir September 2019.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menerangkan Bripda
NOS telah dipecat dari institusi Polri, menyusul NOS yang terdeteksi terpengaruh kelompok
teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Dari hasil pemeriksaan, NOS diduga terpengaruh paham radikal cukup dalam, yang sempat
dipelajari otodidak melalui media sosial.

Penangkapan NOS menurut polisi mempunyai keterkaitan dengan kelompok JAD Bekasi.
Hal itu sebagaimana diberitakan Kompas.com (12/10/2019).

Selanjutnya, Tim Densus 88 dan Counter Transnational and Organize Crime (CTOC) Polda
Bali juga menangkap dua terduga teroris di wilayah Jembrana, Bali, Kamis (10/10/2019).

Keduanya merupakan ayah dan anak berinisial AT dan ZAI. Keduanya diduga telah berbaiat
kepada pimpinan ISIS Abu Bakar Al Baghdadi.

AT, menurut polisi diduga memiliki hubungan dekat dengan pelaku penusuk Wiranto yakni
SA alias AR.

Keduanya tergabung dalam satu grup yang disebut "Menanti Al Mahdi".

Diberitakan Kompas.com (11/10/2019), Polri menyebut SA, pelaku penusukan Menko


Polhukam Wiranto takut dan stres karena perekrutnya AZ, telah tertangkap polisi.

Dari hasil pengakuan SA kepada polisi, AZ merupakan Amir atau Ketua dari JAD Bekasi. Ia
ditangkap pada 23 September silam.

Meski tidak terafiliasi dengan JAD Bekasi pimpinan AZ, tetapi SA pernah satu kali
berkomunikasi dengan AZ melalui media sosial.

SA dan FA bahkan dinikahkan oleh AZ sebelum kemudian pergi dan bermukim di Kampung
Menes, Pandeglang, Banten.

Menurut Dedi, pihaknya sudah mengintai SA namum belum ditangkap karena belum
ditemukannya adanya persiapan atau bukti otentik untuk melakukan serangan.

Aksi yang dilakukan terhadap Wiranto, disebutkannya adalah aksi spontan.

Sementara itu, pemerhati terorisme Al Chaidar mengatakan aksi penusukan kepada Menko
Polhukam Wiranto mengandung pesan penting. Yakni jaringan teroris yang berafiliasi
dengan ISIS masih kokoh.

Pesan tersebut menurut Chaidar, ditujukan kepada para musuh dan masyarakat dunia secara
keseluruhan.
Menurut Chaidar, mereka hendak menyampaikan bahwa mereka masih mampu membuat
aksi-aksi mengerikan dan menebar teror kepada siapa pun yang tak mau tunduk kepada
kemauan mereka.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Di Balik Kasus Penusukan Wiranto
dan Penangkapan Sejumlah Terduga Teroris"
https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/13/083507365/di-balik-kasus-penusukan-
wiranto-dan-penangkapan-sejumlah-terduga-teroris?page=all.

Persepsi Kelompok Terhadap Kasus Penusukan


Wiranto.

1. Kasus penusukan Wiranto seakan dibuat buat untuk menutupi aksi gerakan
mahasiswa kemarin, karena ini pertama kalinya penyerangan pejabat publik yang
terekam kamera. - (Aji Maryanto)

2. Pengalihan isu tentang ham di papua yang dilakukan wiranto (settingan). –


(Muhammad Bagas Ramadhan)

3. Penusukan itu terjadi karna ada yang ingin menjatuhkan nama baik Wiranto karna
Wiranto sudah menjabat menkopolhukam bertahun-tahun dan tidak tergantikan. –
(Tasya Putri Choirunnisa)

4. Kasus penusukan Wiranto saya menilai kasus tersebut akibat kecolongan dalam
pengawasan terhadap pejabat negara. – (Annisa Millinia Shaleha)

5. Kasus tentang penusukan Wiranto dapat memberikan persepsi rasa tidak aman kepada
masyarakat, dikarnakan keberanian pelaku menyerang pejabat negara di tengah-
tengah keramaian. – (Relivia Elsa Frisnatiara)

6. Kasus penyerangan terhadap Wiranto bisa lebih diwaspadai oleh pengawal karena
Wiranto juga pernah diberitahu oleh kapolri menjadi salah satu target pembunuhan. –
(Alfrida Andriyani Jelita)

7. Kasus penusukan Wiranto disengaja dimanfaatkan oleh para teroris tujuannya bisa
jadi, agar situasi politik keamanan menjadi tidak stabil serta dapat memprovokasi
masyarakat untuk melakukan tindakan ekstrim. – (Anggraini Widodo)

Anda mungkin juga menyukai