History and Rules of The Games
History and Rules of The Games
History and Rules of The Games
Ester Vinia
1906299622
FT / Teknik Biomedis
UNIVERSITAS INDONESIA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmatNya, penyusun dapat menyelesaikan makalah ini ‘History and Rules of The
Game’ tepat waktu.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak David Bagus Jatmiko S.Pd. dan
Bapak Tommi Septira S.Pd., selaku dosen MPKO Tenis Meja - 07 yang telah membantu
mengarahkan kami dalam penyusunan makalah ini.
Mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terjadi selama penyusunan
makalah ini, kritik dan saran sangat kami harapkan guna memperbaiki makalah ini agar
menjadi lebih baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Bab 1. Pendahuluan
Bab 2. Pembahasan
Bab 3. Penutup
3.2 Saran………………………………….….………………………………..….15 .
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah dan perkembangan permainan tenis meja.
2. Mengetahui cara – cara bermain dalam permainan tenis meja.
3. Mengetahui aturan – aturan yang ada dalam permainan tenis meja.
BAB 2
PEMBAHASAN
Asal muasal tenis meja belum pernah ada sumber yang tepat, walaupun itu olahraga
yang relatif muda, lebih muda dari tennis lapangan dan tidak jauh lebih tua dari bola basket.
Paling awal dikenal dalam bentuk olahraga, dipanggil tenis indoor, telah dimainkan pada
awal tahun 1880-an oleh para tentara Inggris di India dan Afrika Selatan, menggunakan
papan dari kotak cerutu sebagai paddles dan gabus bulat dari botol anggur sebagai bola,
dengan deretan buku menetapkan atas di bagian tengah meja untuk membentuk jarring atau
net. Versi lain dikembangkan di Inggris pada 1890, berbagai cara yang dikenal sebagai "
whiff whaff " dan "gossima," dan Parker Brothers mulai manufaktur yang tenis indoor kit
yang menyertakan portable bersih yang dapat diset up pada meja, bola kecil yang ditutup
dengan kasa , dan miniatur paddles. James Gibb, adalah orang Inggris yang berkunjung ke
Amerika Serikat pada 1900, membawa beberapa seluloida bola berongga dan mulai
bermain dengan tenis indoor teman-teman, menggunakan bola baru. Gibb ternyata datang
dengan nama "pingpong," mengacu pada suara benturan paddle dgn bola di atas meja.
Namun, produsen alat-alat olahraga Inggris, John Jacques, mendaftarkan nama "Ping
Pong" sebagai nama dagang 1901 dan dijual di Amerika hak Parker Brothers, yang datang
di bawah nama itu. EC Goode, kebangsaan Inggris lainnya pada 1902 melapisi kayu
dengan paddle karet, yang membuat dia bisa memberikan efek spin pada bola.
Asosiasi Ping Pong didirikan di Inggris tahun itu, namun hanya berumur kurang
dari tiga tahun, terutama karena Parker Brothers' membuat peralatan dgn harga yang mahal.
Walaupun demikian, olah raga ini dengan pasti menyebar di Inggris dan Eropa, terutama
dengan peralatan dipasarkan oleh produsen lain dengan menggunakan nama generik tenis
meja. Asosiasi Tenis Meja Baru didirikan di Inggris pada 1921, diikuti oleh pendirian
Fédération Internationale de Tennis de Table (International Federation Tenis Meja) pada
1926 oleh pertemuan Inggris, Swedia, Hungaria, India, Denmark, Jerman, Cekoslovakia,
Austria, dan Wales di Berlin.Turnamen kejuaraan dunia pertama diadakan di London pada
tahun 1927. Hingga perang Dunia II, Hungaria mendominasi dunia tennis meja. Dua
Hungarian pemain top papan atas awal periode adalah Maria Mednyanszky, yang
memenangkan tujuh kali women world championship, dan Viktor Barna, lima kali world
champion.. Dua organisasi saingan, the US Amateur Table Tennis Association and the
National Table Tennis Tiga kelompok digabung dalam 1935 menjadi the US Table Tennis
Association, yang telah diubah namanya USA Table Tennis pada tahun 1994. Eropa
Tengah mendominasi terus untuk waktu yang lama setelah Perang Dunia II, tetapi
pemain Asia mengambil alih olahraga yang dimulai pada 1953. Salah satu faktor
di Asia banyak bermunculan bintang tennis meja adalah pengenalan dari karet yang
menggunakan sponge oleh pemain Jepang, Horoi Satoh pada tahun1952. Tenis meja
menjadi olahraga resmi di Olimpiade 1988, dengan katagori single dan doubles untuk pria
dan wanita.
Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu
hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan
rekreasi.Hanya golongan tertentu saja dari golongan pribumi yang boleh ikut latihan, antara
lain keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan tersebut.Sebelum perang
dunia ke II pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh pertenismejaan mendirikan PPPSI
(Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia).Pada tahun 1958 dalam kongresnya di Surakarta
PPPSI mengalami perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh
Indonesia).
Tahun 1960 PTMSI elah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA
(Table Tennis Federation of Asia).Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak berdirinya
PPPSI hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesati. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya pertandingan tenis
meja yang dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON, POMDA, POSENI di tingkat
SD, SLTP, SLTA serta pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh
perkumpulan-perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah atau swasta atau karang taruna
dll.Indonesia selalu di undang dalam kejuaraan-kejuaraan dunia resmi setelah Indonesia
terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun 1961.Selain kegiatan-kegiatan pertandingan
tersebut, hal lain yang patut dicatat dalam perkembangan pertenismejaan nasional adalah
berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai pada awal tahun 1983,
yang diiselenggarakan setiap 3 bulan sekali serta Silataruna yang kegiatannya dimulai sejak
1986 setiap 6 bulan sekali.
Permainan tunggal
Permainan ganda
Pada praktiknya, terdapat peraturan tenis meja tertentu yang sudah ditetapkan sesuai
standard, mulai dari aturan mengenai bet hingga aturan saat pertandingan. Berikut ini adalah
peraturan tenis meja dari perlengkapan permainan sampai pelanggaran-pelanggaran.
a. Bet
Aturan yang pertama yaitu mengenai bet atau raket. Bet dalam olahraga tenis meja
adalah alat pemukul / raket terbuat dari campuran kayu dan serat karbon yang
digunakan untuk memukul bola. Cara memilih bet tenis meja yang sesuai standard
yaitu yang 85% terbuat dari bahan kayu, sedangkan sisanya adalah serat karbon,
serat kaca, dan kertas padat. Pada bagian sisi raket yang biasa digunakan untuk
menerima bola dilapisi karet licin dengan ketebalan 2 mm tanpa spons dan 4 mm
dengan spons. Campuran bahan - bahan ini bertujuan untuk membuat bet lebih
kokoh.
b. Bola
Peraturan yang kedua yaitu mengenai bola. Bola adalah salah satu perlengkapan
tenis meja paling dasar selain bet. Sesuai dengan standard, bola yang digunakan
dalam permainan tenis meja yaitu berbentuk bulat dengan diameter 40 mm dan
berat 2,7 gr. Bahan dasar yang digunakan adalah plastik atau selulosa yang tidak
mengilap. Sementara itu, warna yang dibolehkan adalah putih atau oranye.
c. Meja
Aturan berikutnya yaitu mengenai meja. Ukuran standard untuk meja dalam
permainan tenis meja yaitu panjang 2,74 m, lebar 1,525 m, dan tinggi 76 cm dari
permukaan lantai. Sementara itu, bahan dasar standard yang digunakan adalah kayu
yang dapat menghasilkan pantulan bola setinggi kurang lebih 23 cm ketika pemain
menjatuhkan bola di ketinggian 30 cm. Untuk warna, diwajibkan menggunakan
warna yang gelap dan dibuat garis pembatas selebar 2 cm warna putih.
d. Net
Dalam salah satu peraturan tenis meja, ukuran panjang standard net yaitu 15,25 cm
yang diukur dari tiang penjaga net dan penjepit net. Tidak diperbolehkan untuk
melebihi tinggi standard yang sudah ditetapkan. Net tenis harus dipasang dengan
rapat dan menyentuh dasar meja tanpa ada celah sedikitpun.
e. Poin
Peraturan tenis meja yang kelima yaitu mengenai perhitungan poin. Pemain akan
mendapatkan nilai atau poin jika kondisinya seperti berikut ini:
Seorang pemain akan mendapatkan satu angka bila ia melakukan servis dengan
baik atau mengembalikan bola dengan baik, sedangkan lawannya tidak
dapat menerimanya atau mengembalikannya dengan baik, (misalnya bola keluar atau
perkenaannya tidak sah).
g. Pertandingan
Aturan mengenai jalannya pertandingan dalam permainan tenis meja adalah
sebagai berikut:
Wasit utama memimpin jalannya pertandingan, sedangkan wasit pembantu
dibantu oleh pencatat poin/skor disediakan oleh panitia acara untuk
menjaga netralitas.
Keputusan wasit adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat
Para pemain atau peserta diwajibkan mengenakan pakaian olahraga
Para peserta harus dalam keadaan atau kondisi fisik dan metal yang sehat
Diberlakukan toleransi maksimal keterlambatan, yaitu 10 menit.
Peserta akan dipanggil maksimal 3 kali. Lebih dari itu akan dinyatakan
diskualifikasi.
Para pemain diwajibkan mengenakan sepatu ketika bertanding
Tidak diwajibkan bagi peserta untuk membawa perlengkapan sendiri karena
sudah disediakan oleh panitia.
h. Sistem pertandingan
Aturan standard mengenai sistem pertandingan yang ditetapkan adalah :
Pertandingan ditetapkan dengan sistem gugur
Sistem penghitungan yang digunakan yaitu best of three best of three di
mana angka kemenangan 11 rally point saat babak penyisihan.
Pada babak final, sistem penghitungan yang digunakan yaitu best of
five dengan angka kemenangan 11 rally point.
Jika terdapat poin seri (10-10), maka akan ditambah pertandingan 2 poin
lagi
Pemain yang lebih dulu mendapatkan poin selisih 2 akan dianggap sebagai
pemenangnya.
Jika masing saja seri setelah selisih tambahan 2 poin, maka akan dilakukan
centrian koin hingga didapatkan pemenangnya.
i. Pelanggaran
Berikut adalah kriteria-kriteria disebut sebagai pelanggaran dalam permainan
tenis meja:
Mendorong atau menggerakkan meja ketika bola sedang dimainkan
atau rally
Pemain mengangkap bola yang dipukul oleh lawan dengan posisi tangkapan
tepat di atas meja
Bet atau tangan menyentuh meja dan net ketika bola rally atau dimainkan.
Ketika melakukan servis, pemain gagal mengenai bola, baik itu sengaja
maupun tidak.
Ketika melakukan teknik pukulan atau servis, posisi pukulan tidak berada
di posisi seharusnya. Misalnya, posisi pukulan berada tepat di atas meja.
Posisi yang seharusnya yaitu berada di luar batas meja.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam perkembangan yang sangat pesat, para penggemar olahraga tenis meja
dituntut untuk mempelajari dan menganalisa kepesatannya lebih mendalam hingga detail
– detailnya. Dengan demikian, perlu diketahui cara – cara terbaru yang akan membawa
para pemain meningkatkan mutu teknik bermain dan bertanding yang akan menuju ke arah
keberhasilan. Tingkat keberhasilan hanya akan terwujud melalui system latihan yang
penuh disiplin disertai keteguhan hati dalam meraihnya.
Tak hanya system latihan dan teknik – teknik dalam permainan saja yang perlu
diperhatikan, namun juga peraturan dalam permainan. Mengetahui dan mempelajari aturan
– aturan yang ada menjadi sebuah poin plus untuk kita dapat mencapai kemenangan.
3.2 Saran
Kepada atlet, latihan memang perlu, namun yang lebih diutamakan adalah disiplin
dalam mematuhi aturan, mempelajari serta megetahui setiap aturan secara detail dan
mendalam untuk mempermudah saat proses pertandingan berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA