Anda di halaman 1dari 3

112 Achmad Hanif Ulinuha; Bunyi dalam Perspektif Al Quran dan Sains

BUNYI DALAM PRESPEKTIF AL QUR AN DAN SAINS


Achmad Hanif Ulinuha
Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UNSIQ
e-mail: Madhalien1.3@gmail.com

ABSTRAK

Di dalam Al Qur an terdapat ayat-ayat tetang sains yang hingga kini masih terus di kaji dan di pelajari. Ayat-
ayat ini terus di pelajari guna mengetahui kandungannya yang masih perlu pendalaman lebih lanjut. Baik itu
pendalaman secra tafsir maupun secara pemahaman ilmu sains. Penulis akan mengkaji konsep Bunyi ditinjau
dari prespektif Al Qur an dan Kajian Sains saat ini. Metode yang penulis gunakan adalah library research.

Kata Kunci: Bunyi, Sumber bunyi, Terompet

PENDAHULUAN tempat-tempat penyimpanan hasil penelitian,


yaitu perpustakaan.2
Interpretasi Al-Qur’an, bagi umat islam Adapun teknik pengumpulan data yang
merupakan tugas yang tidak kenal henti. Ia digunakan dalam penulisan ini berbentuk
merupakan upaya dan ikhtiar memahami pesan dokumentasi. Dalam hal ini peneliti akan
Ilahi. Maka tidak perlu diherankan apabila melakukan dokumentasi, mengidentifikasi
ilmu tafsir Al-Qur’an berkembang terus sesuai wacana dari buku-buku terutama dalam buku,
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan beberapa tafsir serta karya-karya lainnya,
teknologi.1 makalah artikel, majalah, jurnal, web
Gelombang Bunyi yang selama ini kita (internet), ataupun informasi lainnya yang
pelajari dari teori barat ternyata telah ada berhubungan dengan judul penulisan untuk
dalam Islam. Gelombang bunyi telah Allah mencari hal-hal atau variabel yang berupa
SWT isyaratkan didalam Al Qur an di dalam catatan, transkip, buku, jurnal, dan sebagainya
ayat ayatnya. Baik diterangkan secara yang mempunyai keterkaitan dengan
langsung maupun secara tersirat dan perlu gelombang bunyi
pemahaman lebih lanjut. Teknik Analisis Data penulis
mengunakan Metode Berfikir Deduktif,
METODE Induksi dan tafsir tahlili. Berfikir Deduktif
adalah proses pendekatan yang berangkat dari
Jenis penelitian yang digunakan adalah kebenaran umum mengenai suatu fenomena
library research, yakni penelitian kepustakaan (teori) dan menggeneralisasikan kebenaran
dengan menelaah dan menganalisis buku-buku tersebut pada suatu peristiwa atau data tertentu
yang berkaitan langsung maupun tidak yang berinci sama dengan fenomena yang
langsung dengan judul yang penulis bahas. bersangkutan (prediksi). Dengan kata lain,
Riset pustaka (library research) deduksi berarti menyimpulkan hubungan yang
memanfaatkan sumber perpustakaan untuk tadinya tidak tampak, berdasarkan generalisasi
memperoleh data penelitiannya. Artinya, yang sudah ada.3
sumber data yang digunakan hanya dibatasi Metode Berpikir induktif adalah proses
pada bahan-bahan koleksi perpustakaan, tanpa logika yang berangkat dari data empirik lewat
memerlukan riset lapangan. Menurut observasi menuju kepada suatu teori.
ungkapan Nyoman Kutha Ratna yang dikutip Adapun tafsir yang penulis gunakan
oleh Andi Prastowo, metode kepustakaan ialah tafsir tahlili. Dapat disebut model kajian
merupakan metode penelitian yang
pengumpulan datanya dilakukan melalui
2
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif
Dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal.190.
1 3
Wisnu Arya Wardhana, Al-Qur’an dan Energi Saifudin Azwar, Metode Penelitian,
Nuklir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hal. (Yogyakarta: Pustaka Tarbiyah Baru, I998), hal.
54-55. 40.

Vol. 1, No. 1, (Februari 2018) ISSN 2615-2789


PROSIDING Seminar Nasional Pendidikan Fisika FITK UNSIQ 113

yang digunakan dalam mengkaji Al-Qur’an yang ditiup oleh malaikat yang didengar oleh
sebagai sumber ajaran Islam (nash) secara orang-orang dalam kubur.6
umum adalah model kajian tahlili. Mengenai wujud sangkakala nabi telah
memberi pemahaman kepada kita, tersebut
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam Hadist riwayat Ibnu Majah Al Bazzar
dan Ibnu Mardawaih dari Abi Said Al Khudry
A. Gelombang bunyi dalam prespektif Al :
Qur’an ‫ان ﺻﺎ ﺣﺒﻲ اﻟﺼﻮر ﺑﺎﯾﺪﯾﮭﻤﺎ ﻗﺮﻧﺎن ﯾﻼﺣﻈﺎن ااﻧﻈﺮ‬
1. Sumber Bunyi dalam prespektif Al Qur’an ‫ﻣﺘﻲ ﯾﺆﻣﺮان‬
Surat ke-39 Al Qur’an yang dinamakan Artinya: “ Bahwa ditangan kedua peniup
“Az Zumar” yang berarti “ Rombongan sangkakala itu ada dua buah tanduk yanag
Perang” pada ayat ke-68 menceritakan akan ditiupnya. Mereka berdua selalu
peniupan sangkakala di gunakan Malaikat mengawasi keadaan sekelilingnya, dan siap
Izrofil pada hari kiamat, mengisyaratkan menunggu perintah.
bahwa terompet sebagai alat penghasil bunyi. Beberapa sifat tentang sangkakala ini
Seperti dalam kajian ilmu Fisika suatu bunyi serta pengaruh tiupan itu, memberikan kita
dihasilkan oleh sumber bunyi, maka terompet pengetahuan dengan yakin bahwa ia tidak
ini yang menghasil bunyi sebagai isyarat sama dengan sangkakala yang dikenal dan
terjadinya kiamat. biasa dipakai oleh manusia di bumi ini, atau
Terompet digambar dalam Al Qur’an yang mereka bayangkan. Oleh karena itu, ia
sebagaimana telah telah ditetapkan dengan adalah bagian dari kegaiban Allah. Adapun
Firman Allah SWT : yang kita ketahui sesuai dengan kadar
pengetahuan dan deskripsi yang diberikan oleh
       Allah. Namun kita perlu mentadaburinya
untuk menambah keilmuan dan keyakinan kita
           dengan tidak menyalahi aturan Allah SWT.7

      2. Bunyi dalam prespektif Al Qur’an
Setelah kita mengetahui sumber bunyi
Artinya: “ dan ditiuplah sangkakala, yang di isyarat kan oleh Al Qur’an. Al Qur’an
Maka matilah siapa yang di langit dan di bumi juga mengisyaratkan tentang bunyi itu sendiri
kecuali siapa yang dikehendaki Allah. dalam Firman Allah SWT:
kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi
Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu       
(putusannya masing-masing).”
Terompet dalam Al Qur’an di  
ungkapkan dengan Kata ( ‫ )ﺻﻮر‬shur dari segi
bahasa berarti sangkakala atau terompet yakni Artinya: “ mereka tidak menunggu
alat yang biasa digunakan untuk memanggil melainkan satu teriakan (bunyi) saja yang akan
atau mengumpulkan sekelompok orang. membinasakan mereka ketika mereka sedang
Sementara ulama membahas hakikat bertengkar.” (Q.S. Yasin 36 : 49)
sangkakala yang di ayat di atas. Mereka Al Qur’an mengambarkan bunyi dengan
berbeda pendapat apakah sangkakala itu kata shoihah. Kata ( ‫ ) ﺻﯿﺤﺔ‬shoihah pada
benar-benar ada wujudnya ataukah yang mulanya berarti bunyi keras yang keluar dari
dimaksud adalah sesuatu yang bersifat kerongkongan untuk meminta pertolongan
metaforis.4 atau menghardik. Al-Qur’an menggunakan
Ulama lain juga berpendapat Ash-Shur kata tersebut dalam arti bunyi yang
adalah sangkakala yang ditiupkan.5 Beberapa diakibatkan oleh gempa atau halilintar.
riwayat yang ma’tsur menyatakan bahwa Sementara ulama memahami kata tersebut di
sangkakala itu adalah terompet dari cahaya sini dalam arti teriakan malaikat Israfil, ketika
ia meniupkan sangkakala, yang saat itu juga -
menurut QS. az-Zumar [39]: 68. Pendapat
4
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Jilid 12,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 265-266 6
Sayyid Quthb, Fi Zhilalil-Qur’an Jilid 4,
5
Sayyid Quthb, Fi Zhilalil-Qur’an Jilid 9, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hal. 140
(Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hal. 15 7
Ibid

ISSN 2615-2789 Vol. 1, No. 1, (Februari 2018)


114 Achmad Hanif Ulinuha; Bunyi dalam Perspektif Al Quran dan Sains

inilah menurut hemat penulis yang lebih tepat, v = √ B/ρ (1.1)


apalagi ayat berikut berbicara tentang akibat dengan ρ adalah kerapatan materi dan B
peniupan sangkakala. Dan dengan demikian, adalah modulus elastis. Pada udara di 0°C dan
menjadikan ayat-ayat di atas sebagai awal 1 atm, bunyi merambat dengan laju 331 m/s.
kelompok baru menjadi sangat sesuai.8 Ada dua aspek dari setiap bunyi yang
Dalam ayat: dirasakan oleh pendengaran manusia, yaitu
kenyaringan dan ketinggian, dan
        
masingmasing menyatakan sensasi dalam
kesadaran pendengar. Untuk masing-masing
  sensasi subyektif ini, ada besaran yang dapat
Artinya: “ tidaklah yang mereka tunggu diukur secara fisis.
melainkan hanya satu teriakan saja yang tidak Kenyaringan berhubungan dengan
ada baginya saat berselang.” (Q.S. Shad 38 : energi pada gelombang bunyi. Sedang
15) ketinggian bunyi menyatakan apakah bunyi
Kata (‫ )ﺻﯿﺤﺔ‬shoihah / teriakan yang tersebut tinggi, seperti bunyi suling atau biola,
dimaksud dipahami oleh banyak ulama dalam atau rendah seperti bunyi bas dram atau senar
arti peniupan sangkakala kedua, di mana bass. Besaran fisika yang menyatakan
semua yang telah mati bangkit dari kuburnya. ketinggian adalah frekuensi. Makin rendah
Ada juga yang berpendapat ia adalah peniupan frekuensi, makin rendah pula ketinggian,
pertama, di mana semua yang masih hidup demikian juga sebaliknya.
ketika itu langsung mati bergelimpangan.9 Telinga manusia dapat mendengar
Bunyi yang di isyaratkan dalam Al frekuensi antara 20 Hz sampai 20.000 Hz (1
Qur’an sangatlah syarat dengan pemahaman Hz adalah 1 siklus per detik). Rentang nilai
ilmu Fisika, hal ini karena ayat-ayat tersebut frekuensi ini disebut frekuensi pendengaran
mendorong kita untuk lebih mengkaji dan atau audio frekuensi yang nilainya kadang
menggali isi yang terkandung dalam Al berbeda antara manusia satu dangan yang lain.
Qur’an terlebih tentang Ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
B. Gelombang bunyi dalam prespektif
Sains Azwar, Saifudin. 1998. Metode Penelitian.
Gelombang bunyi merupakan Yogyakarta: Pustaka Tarbiyah Baru.
gelombang longitudinal (gelombang yang Hani, Ahmdi Ruslan. 2008. Fisika Kesehatan.
partikelnya bergerak sejajar dengan arah Jogjakarta: MITRA CENDEKIA Press.
rambatannya) yang terjadi karena perapatan Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian
dan perenggangan dalam medium gas, cair Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan
atau padat. Gelombang bunyi dihasilkan dari Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
getaran partikel-partikel benda yang saling Quthb, Sayyid. 2004. Fi Zhilalil-Qur’an. Jilid
beradu satu sama lain sehingga menghasilkan 4. Jakarta: Gema Insani Press.
Energi. Energi dipindahkan dari sumber dalam Quthb, Sayyid. 2004. Fi Zhilalil-Qur’an. Jilid
bentuk gelombang longitudinal dan kemudian 9. Jakarta: Gema Insani Press.
dapat dideteksi oleh telinga atau suatu alat.10 Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Misbah;
Laju Gelombang Bunyi bergantung pada Pesan, Kesan dan Keserasian Al-
sifat medium. Laju gelombang bunyi berbeda Qur’an. Jilid 11. Jakarta: Lentera Hati.
untuk materi yang berbeda. Untuk gelombang Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Misbah;
bunyi dalam fluida seperti udara atau air laju Pesan, Kesan dan Keserasian Al-
gelombang bunyi (v) dinyatakan dalam Qur’an. Jilid 12. Jakarta: Lentera Hati.
persamaan (1.1). Wardhana, Wisnu Arya. 2004. Al-Qur’an Dan
Energi Nuklir. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
8
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Jilid 11,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 552
9
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Jilid 12,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 122
10
Ahmdi Ruslan Hani, Fisika Kesehatan,
(Jogjakarta: MITRA CENDEKIA Press, 2008),
hal. 41

Vol. 1, No. 1, (Februari 2018) ISSN 2615-2789

Anda mungkin juga menyukai