Anda di halaman 1dari 4

Nama : yulyana syahria

Nim : 20180101611

1. Jasmani adalah berhubungan dengan kesehatan dan rekreai fisik, yang


memberi kesanggupan untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat
menyesuaikan diri pada tiap pembeda fiik yang layak.

- Pengertian Kesehatan Jasmani - Kesehatan merupakan dasar peningkatan


dan pembinaaan kesegaran jasmani. Pola hidup sehat pada dasarnya adalah
suatu kesatuan program yang meliputi program kesehatan, kesegaran
jasmani, gizi dan aktifitas rekreasi yang bila dilaksanakan dengan baik dan
benar akan mendukung tercapainya produktifitas tubuh yang tinggi.

- Pendidikan Jasmani adalah Pendidikan jasmani adalah suatu proses


pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang
dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani
untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani,
kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta
kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia
berkualitas berdasarkan Pancasila.

2. Rohani adalah sesuatu hal yang berasa diatas moral. Rohani dikaitkan
dengan hati, kalbu, jiwa, mental, fikiran dan sebagainya yang mewujudkan
sebagai suatu unsur peribadi manusia yang paling unik yang tidak dapat
dilihat oleh pancaindera. Tetapi gejala dalam kerjanya dapat dirasakan
misalnya: menangkap dan menyimpan pengertian, mengingat, berfikir,
berkemahuan, rindu, sedih, gembira dan sebagainya. Jika seseorang sehat
rohaninya ia akan memiliki kemampuan beramal yang tinggi, gairah bekerja
dan bersemangat untuk maju dalam kebaikan. Sebaliknya orang yang
mengidap penyakit rohani akan memperlihatkan kemundurannya dalam
kemampuan bekerja, hilang gairah dan semangatnya untuk maju. Yang
menonjol hanyalah kelemahan dan kemalasan.
 KESEHATAN ROHANI

-“Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada


dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan
ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara
resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan)”

JAWABAN NO 2
 . Proses Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an
Al-Qur’an menyatakan proses penciptaan manusia mempunyai dua tahapan
yang berbeda, yaitu:

Pertama, disebut dengan tahapan primordial. Manusia pertama, Adam a.s.


diciptakan dari al-tin (tanah), al-turob (tanah debu), min shal (tanah liat),
min hamain masnun (tanah lumpur hitam yang busuk) yang dibentuk Allah
dengan seindah-indahnya, kemudian Allah meniupkan ruh dari-Nya ke
dalamA diri (manusia) tersebut (Q.S, Al An’aam (6):2, Al Hijr
(15):26,28,29, Al Mu’minuun (23):12, Al Ruum (30):20, Ar Rahman
(55):4).
Kedua, disebut dengan tahapan biologi. Penciptaan manusia selanjutnya
adalah melalui proses biologi yang dapat dipahami secara sains-empirik. Di
dalam proses ini, manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air
mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung
dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal daging
(mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu kepadanya
ditiupkan ruh (Q.S, Al Mu’minuun (23):12-14). Hadits yang diriwayatkan
Bukhari dan Muslim menyatakan bahwa ruh dihembuskan Allah swt. ke
dalam janin setelah ia mengalami perkembangan 40 hari nuthfah, 40 hari
‘alaqah dan 40 hari mudghah.
JAWABAN NO 3

 Tujuan dan Fungsi Penciptaan Manusia

2.5 Tujuan dan Fungsi Penciptaan Manusia


Tujuan utama penciptaan manusia adalah agar manusia itu mengabdi kepada
Allah artinya sebagai hamba Allah agar menuruti apa saja yang
diperintahkan oleh Allah swt.
Sedangkan fungsi dari penciptaan manusia ini secara global kami
menyebutkan tiga kalsifikasi, yaitu:

Manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi

Khalifah disini maksudnya menjadi penguasa untuk mengatur dan


mengendalikan segala isinya. Sebagai pedoman hidup manusia dalam
melaksanakan tugas itu, Allah menurunkan agama-Nya. Agama menjelaskan
dua jalan yaitu jalan yang bahagia dan jalan yang akan membahayakannya.
Perbedaan tingkat yang akan diadakan oleh Allah di dalam masyarakat
manusia, bukanlah suatu kesempatan bagi si kuat untuk menganiaya si
lemah atau si kaya tidak memperdulikan si miskin, melainkan suatu
penyusunan masyarakat ke arah kebaikan hidup bersama melalui tolong
menolong.

Manusia sebagai Warosatul Anbiya’


Kehadiran Nabi Muhammad saw. di muka bumi ini mengemban misi
sebagai ‘Rahmatal lil ‘Alamiin’ yakni suatu misi yang membawa dan
mengajak manusia dan seluruh alam untuk tunduk dan taat pada syari’at-
syari’at dan hukum-hukum Allah swt. guna kesejahteraan perdamaian, dan
keselamatan dunia akhirat.
Misi tersebut berpijak pada trilogy hubungan manusia, yaitu:

- Hubungan manusia dengan Tuhan, karena manusia sebagai makhluk


ciptaan-Nya.
- Hubungan manusia dengan masyarakat, karena manusia sebagai anggota
masyarakat.
- Hubungan manusia dengan alam sekitarnya, karena manusia selaku
pengelola, pengatur, serta pemanfaatan kegunaan alam.

- Manusia sebagai ‘Abd (Pengabdi Allah)

Fungsi ini mengacu pada tugas-tugas individual manusia sebagai hamba


Allah swt. Tugas ini diwujudkan dalam bentuk pengabdian ritual kepada
Allah swt. dengan penuh keikhlasan. Secara luas konsep ‘abd ini meliputi
seluruh aktivitas manusia dalam kehidupannya. Semua yang dilakukan oleh
manusia dalam kehidupannya dapat dinilai sebagai ibadah jika semua yang
dilakukan (perbuatan manusia) tersebut semata-mata hanya untuk mencari
ridha Allah swt.

Anda mungkin juga menyukai