Makalah Tasawuf Sejarah Perkembangan Tarekat
Makalah Tasawuf Sejarah Perkembangan Tarekat
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya, tak lupa kita
junjungkan shalawat serta salam kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari jaman jahiliyah ke arah yang lebih baik. Makalah yang kami buat
berdasarkan tugas yang telah diberikan.
Makalah Ilmu Tasawuf yang kami buat berjudul sejarah perkembangan tarekat. Makalah
ini dapat membuka mata kita dan menambah wawasan atas judul yang kami angkat dan dapat
menambah pengetahuan tentang ilmu Tasawuf.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah yang kami buat dapat memberikan manfaat
kepada kami dan para pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTARISI.............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
B. Tujuan penulisan..................................................................................................4
3. Perkembangan tarekat..........................................................................................7
4. Tarekat di Indonesia.............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tarekat bila dilihat secara etimologis mempunyai arti “jalan”. Jalan yang
dimaksud adalah jalan yang ditempuh oleh para sufi menuju Allah, menurut
Syekh Muhammad Amin Al-Kurdiy dalam bukunya Mustafa (2010: 280)
tarekat adalah pengalaman syari’at,melaksanakan beban ibadah (dengan tekun)
dan menjauhkan (diri) dari (sikap) mempermudah (ibadah), yang sebenarnya
memang tidak boleh dipermudah.
Menurut Anwar (2010: 308) hakikat tarekat yang sebenarnya adalah usaha
mendekatkan diri kepada Allah SWT. melalui ajaran-ajaran tasawuf yang
dilakukan dibawah bimbingan seorang guru atau syekh.
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan Pembahasan
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Tarekat
Menurut Jaiz (2005 : 119) tarekat berasal dari bahasa arab yaitu thariqah
yang artinya jalan. Kemudian mereka maksudkan sebagai jalan menuju tuhan;
ilmu batin, tasawuf.
Sedangkan menurut Mustofa (2010: 280), istilah tarekat berasal dari kata
At-Tariq (jalan) menuju kepada hakikat, atau dengan kata lain pengalaman
syariat.
Menurut Huda (2008: 61) secara istilah, tarekat mengandung arti jalan
menuju Allah guna mendapatkan ridha-Nya dengan cara manaati ajaran-Nya.
5
lalu diamalkan bersama dengan murid-muridnya. Pengertian seperti ini,
menonjol sesudah abad ke-IX Masehi.
Ditinjau dari segi historisnya, kapan dan tarekat mana yang mula-mula
timbul sebagai suatu lembaga, sulit diketahui dengan pasti. Namun menurut
Asy-Syibi dalam buku Anwar (2008: 207) mengungkapkan tokoh yang
pertama kali memperkenalkan sistem thariqat (tarekat) adalah Syekh Abdul
Qadir Al-Jailani di Baghdad, Sayyid Ahmad Ar-Rifa’I di Mesir dengan tarekat
Riffa’iyah, dan Jalal Ad-din Ar-Rumi di Parsi.
6
3. Perkembangan tarekat
Pertumbuhan tarekat telah dimulai sejak abad ke-3 dan ke-4 H, namun
perkembangan dan kemajuannya terjadi pada abad ke-6 dan ke-7 H. Menurut
Fata (2011: 2) awal perkembangan tarekat yang mulai dikenal oleh kalangan
banyak adalah:
Dilihat dari ajaran ortodoks Islam, menurut Huda (2008: 63) ada tarekat
yang dipandang sah (mu’tabarah) dan ada pula tarekat yang dianggap tidak sah
(ghair mu’tabarah). Penjelasan dari keduanya yaitu:
Suatu tarekat dianggap sah jika memiliki mata rantai (silsilah) yang
mutawatir sehingga amalan dalam tarekat tersebut dapat
7
dipertanggungjawabkan secara syari’at. Sebaliknya, jika suatu tarekat tidak
memiliki mata rantai (silsilah) yang mutawatir sehingga ajaran tarekat tersebut
tidak dapat dipertanggungjawabkan secara syari’at maka ia dianggap tidak
memiliki dasar keabsahan dan oleh karenanya disebut tarekat yang tidak sah
(ghair al-mu’tabarah).
4. Tarekat di Indonesia
8
Di samping itu, terdapat pula tarekat Naqsabandiyah yang merupakan
tarekat terbesar di Indonesia, Syadziliyah, Rifa’iyah, Idrisiyah, Sanusiyah,
Tijaniyah, dan Aidrusiyah.
Selanjutnya, ada pula tarekat-tarekat yang bersifat lokal dalam arti tidak
berafeliasi kepada salah satu tarekat popular di negeri lain, seperti tarekat
Wahiddiyah dan Shiddiqiyah di Jawa Timur, tarekat Syahadatain di Jawa
Tengah, dan sebagainya.
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Awal kemunculan tarekat adalah pada abad ke-3 dan ke-4 H, yang sejalan
dengan kemunculan tasawuf. Perkembangan tarekat serta kemajuannya adalah
pada abad ke-6 dan ke-7 H, namun tarekat mulai dikenal oleh banyak kalangan
muslim adalah ketika awal kemunculannya tarekat Qadiriyah yang dibawa
oleh Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani pada abad ke-12 dan ke-13 H.
DAFTAR PUSTAKA
Jaiz, Hartono Ahmad. 2005. Tasawuf Belitan Iblis. Jakarta; Darul Falah.
10