Anda di halaman 1dari 36

ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL

FARMAKOLOGI KEPERAWATAN

KELAS A

Oleh :

Dwi Martina Sari

NIM 192310101002

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019
Analisis Jurnal Internasional
Judul Jurnal Evaluation of a BCMA’s Electronic Medication Administration
Record
Penulis Jurnal Nancy Straggers, PhD, RN, FAAN; Sarah Iribarren, PhD, RN; Jia-
Wen Guo, PhD, RN; Charlene Weir, PhD
Nama Jurnal, Volume, West J Nurs Res, Vol. 37, No. 7, 2015
Nomor, Tahun
Latar Belakang Obat merupakan sesuatu yang penting yang digunakan untuk
menyembuhkan penyakit. Sistem pemberian obat barcode atau
Barcode Medication Administration (BCMA) dan monitoring
administrasi pemberian obat atau Electronic Monitoring
Administration Record (eMAR) juga merupakan bagian penting
dalam praktik keperawatan dan dengan penggunaan sistem ini
diharapkan dapat mengurangi kesalahan pengobatan, tetapi masih
ada beberapa masalah dalam kegunaannya. Penggunaan sistem ini
pun lebih aman daripada manual dan dapat meningkatkan kepuasan
kerja dan meringankan beban kerja dari perawat serta dapat
meningkatkan keselamatan pasien. Perawat sebagai pengguna
utama sangat dipengaruhi oleh sistem BCMA dan administrasi
pengobatan elektronik atau eMAR ini. Sistem ini juga sangat
penting dalam mendukung pekerjaan perawat. Selain itu, kegunaan
sistem ini dapat berdampak pada keselamatan pasien, efektivitas
perawat, produktivitas perawat dan kepuasan perawat serta pasien.
Sistem ini harus dapat memberikan dukungan kognitif kepada
perawat mengenai kesadaran situasi atau pemahaman tentang
keseluruhan setiap kegiatan asuhan keperawatan dalam pemberian
obat. Kesadaran situasi yang baik mencakup informasi yang
diperlukan bagi perawat untuk membuat keputusan dan tindakan
yang sesuai.

Situation Awareness (SA) atau kesadaran situasi adalah faktor


manusia yang berfokus padan model mental pengguna dari suatu
situasi, yang mana situasi tersebut dibagi pada 3 tingkat yaitu,
Persepsi, Pemahaman dan Proyeksi. Persepsi, menunjukkan
pemahaman tentang keadaan sistem dan aktivitas, misal cara
BCMA beroperasi dan kemampuan perawat untuk memahami.
Pemahaman, pengguna memahami makna situasi dengan
mengintegrasikan informasi, misal perawat memahami bahwa obat
baru dipesan kemarin dan hari ini pasien mengalami mual dan pada
level ini masalah lebih mudah dideteksi. Kemudian Proyeksi,
menggambarkan antisipasi pengguna tentang akibat dari tindakan
yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan
masalah kegunaan yang terdapat pada sistem BCMA dan eMAR,
juga mencari tahu bagaimana sistem ini dapat mempengaruhi
pemahaman situasi atau kinerja perawat.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan desain
penelitian deskriptif eksploratif. Di antaranya yaitu dengan metode
pengaturan, evaluasi heuristik, penilaian kesadaran situasi, metode
penilai dan metode prosedur. Dengan menerapkan prinsip-prinsio
desain layar anatarmuka pengguna untuk msmscahkan masalah
teknis.

Para evaluator memulai proses dengan secara individual


menyelesaikan pelatihan berbasis web BCMA VA (versi 1-9 /
11/2013) untuk staf klinis. Mereka kemudian menggunakan eMAR
dan 10 tugas / kategori dalam sistem pelatihan bersama-sama untuk
mengembangkan serangkaian masalah kegunaan awal.

Penulis memeriksa keseluruhan dari sistem dan kemampuannya


untuk mencapai tingkat Persepsi, Pemahaman dan Proyeksi. Untuk
mencapai tingkat kesadaran situasi dilakukan cara yaitu dengan
mengevaluasi masalah kegunaan yang dapat mempengaruhi ketiga
tingkat kesadaran situasi ini. Yang termasuk dalam cara ini yaitu
melihat semua obat (Persepsi), kemudian dengan memahami
gambaran lengkap tentang obat-obatan dan mengkorelasikan
informasi penting misalnya seperti efek samping obat, tanda-tanda
vital, asupan dan keluaran (Pemahaman), serta mengoordinasikan
tugas dari keperawatan dan memastikan kesinambungan perawatan
dengan kolaborasi tim kesehatan lain dalam melakukan asuhan
keperawatan (Proyeksi).
Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini berupa identifikasi masalah kegunaan dan
dampak pada kesadaran situasi atau pemahaman perawat. Pada
penelitian ini dapat diidentifikasi pula bagaimana sistem
BCMA/eMAR ini dapat mempengaruhi kemampuan perawat dalam
mendapatkan kesadaran situasi atau pemahaman. Contoh dari
masalah kegunaan dari sistem ini seperti masalah dalam mengelola
dan memetakan obat-obatan, penyesuaian dengan prinsip-prinsip
desain layar, dan cara mempersiapkan obat-obatan. Selain itu
masalah untuk pesanan verifikasi obat, dan membuat laporan serta
tinjauan eMAR.

Peneliti menemukan kegagalan dari penggunaan sistem ini yaitu


pada kurangnya kepatuhan saat memindai gelang pada pasien dan
menempelkan barcode pasien ke ranjang atau dinding, serta tidak
mengikuti prosedur ketika menyelesaikan pesanan atau juga
melewati pemindaian barcode.

Mengenai dampak pada kesadaran situasi, yaitu pada tingkat


Persepsi dikarenakan kurangnya pemahaman perawat mengenai
layar dasar dan desain sistem sehingga membuatnya sulit untuk
menentukan kapan dan bagaimana cara memberikan obat. Pada
tingkat pemahaman dampaknya disebabkan karena perawat harus
mengeluarkan upaya untuk memahami gambaran lengkap tentang
obat-obatan dan juga arti dari perubahan tindakan. Tingkat proyeksi
dipengaruhi karena ketidakmampuan BCMA untuk menghasilkan
umpan balik tentang obat yang terlewat secara akurat. Perawat juga
tidak mampu memonitor kesalahan dalam jumlah yang besar dan
juga melacak efektivitas terapi obat atau juga untuk memantau efek
samping obat. Akibatnya, tingkat fungsi kognitif yang terlibat
dalam kolaborasi keperawatan dan komunikasi juga akan terganggu
Kesimpulan Jurnal BCMA dan eMAR merupakan salah satu jenis teknologi yang
menggunakan alat elektronik berupa alat scan dengan
menggunakan kode barcode pada obat yang akan diberikan pada
pasien dengan gelang pasien. Sistem ini memverifikasi obat-obatan
pada catatan obat elektronik sehingga dapat mengurangi kesalahan
pada pemberian obat. eMAR juga mempunyai beberapa tugas yaitu,
(1) dapat masuk ke sistem, (2) memesan dan memodifikasi
obat/komentar, (3) memverifikasi obat, (4) menyiapkan obat, (5)
mengakses informasi/bantuan obat, (6) mengurus dan memetakan
obat, (7) menghasilkan laporan dan meninjau eMAR dan (8)
sebagai tindak lanjut atau sebagai tindakan tambahan yang
diperlukan. Namun di samping kegunaan itu terdapat pula masalah
kegunaan dari sistem BCMA/eMAR ini. Masalah itu meliputi
masalah dalam mengelola dan memetakan obat-obatan,
penyesuaian dengan prinsip-prinsip desain layar, dan cara
mempersiapkan obat-obatan secara elektronik. Selain itu masalah
untuk pesanan verifikasi obat, dan membuat laporan serta tinjauan
eMAR. Semua masalah kegunaan disebabkan kurangnya
pemahaman perawat mengenai penggunaan sistem ini.
Daftar Puataka

6 Jurnal Manajemen Keperawatan . Volume 2, No. 2, November 2014 ; 76-84


BARCODE TECHNOLOGY – ASSISTED MEDICATION
ADMINISTRATION (BCMA)
Anestasia Pangestu Mei Tyas*
*Mahasiswa Program Studi Magister Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas
Diponegoro, Jl.
Prof. Sudarto, SH. Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, INDONESIA, 50275
E-mail: anestasiatyas@yahoo.com
Judul jurnal : Evaluation of a BCMA’s Electronic Medication Administration Record

Penulis jurnal : Nancy Straggers, PhD, RN, FAAN; Sarah Iribarren, PhD, RN; Jia-Wen Guo,
PhD, RN; Charlene Weir, PhD

Nama jurnal, volume, nomor, tahun : Wesr J Nurs Res, Vol. 37, No. 7, 2015

Latar belakang :

Sistem pemberian obat barcode atau Barcode Medication Administration (BCMA) dan
monitoring administrasi pemberian obat atau Electronic Monitoring Administration Record
(eMAR) merupakan bagian penting dalam praktik keperawatan dan cara ini dapat
mengurangi kesalahan pengobatan. Penggunaan sistem ini pula lebih aman daripada manual
sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja dan meringankan beban kerja dari perawat serta
dapat meningkatkan keselamatan pasien. Perawat sebagai pengguna utama sangat
dipengaruhi oleh sistem BCMA dan administrasi pengobatan elektronik atau eMAR dan
sangat penting dalam mendukung pekerjaan perawat. Sistem ini harus dapat memberikan
dukungan kognitif untuk kesadaran situasi perawat atau pemahaman tentang keseluruhan
kegiatan. Kegunaan sistem ini dapat berdampak pada keselamatan pasien, efektivitas
perawat, produktivitas perawat dan kepuasan perawat dan pasien. Kesadaran situasi yang
baik mencakup informasi yang diperlukan bagi perawat untuk membuat keputusan dan
tindakan yang sesuai.

Situation Awareness (SA) atau kesadaran situasi adalah faktor manusia yang berfokus padan
model mental pengguna dari suatu situasi, yang mana situasi tersebut dibagi pada 3 tingkat
yaitu, Persepsi, Pemahaman dan Proyeksi. Persepsi, menunjukkan pemahaman tentang
keadaan sistem dan aktivitas, misal cara BCMA beroperasi dan kemampuan perawat untuk
memahami. Pemahaman, pengguna memahami makna situasi dengan mengintegrasikan
informasi, misal perawat memahami bahwa obat baru dipesan kemarin dan hari ini pasien
mengalami mual dan pada level ini masalah lebih mudah dideteksi. Kemudian Proyeksi,
menggambarkan antisipasi pengguna tentang akibat dari tindakan yang mungkin terjadi di
masa mendatang.

Tujuan Penelitian :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan masalah kegunaan yang terdapat
pada sistem BCMA, eMAR, juga mencari tahu bagaimana sistem ini dapat mempengaruhi
situasi perawat.

Metode penelitian :

Metode dari penelitian ini yaitu menggunakan desain penelitian deskriptif eksploratif.

Penulis memeriksa keseluruhan dari sistem dan kemampuannya untuk mencapai tingkat
Persepsi, Pemahaman dan Proyeksi. Untuk mencapai tingkat kesadaran situasi dilakukan cara
yaitu dengan mengevaluasi masalah kegunaan yang dapat mempengaruhi ketiga tingkat
kesadaran situasi ini. Yang termasuk dalam cara ini yaitu melihat semua obat (Persepsi),
kemudian dengan memahami gambaran lengkap tentang obat-obatan dan mengkorelasikan
informasi penting misalnya seperti efek samping obat, tanda-tanda vital, asupan dan keluaran
(Pemahaman), serta mengoordinasikan tugas dari keperawatan dan memastikan
kesinambungan perawatan dengan kolaborasi tim kesehatan lain dalam melakukan asuhan
keperawatan (Proyeksi).

Hasil penelitian :

Hasil dari penelitian ini berupa masalah kegunaan dan dampak pada kesadaran situasi. Pada
penelitian ini dapat diidentifikasi bagaimana sistem ini dapat mempengaruhi kemampuan
perawat dalam mendapatkan kesadaran situasi. Contoh dari masalah kegunaan seperti
mengelola dan memetakan obat-obatan, menyesuaikan dengan prinsip-prinsip desain layar,
dan cara mempersiapkan obat-obatan. Selain itu masalah untuk pesanan verifikasi obat, dan
membuat laporan dan tinjauan eMAR.

Kegagalan dari penggunaan sistem ini yaitu pada kurangnya kepatuhan saat memindai gelang
pada pasien dan menempelkan barcode pasien ke ranjang atau dinding, serta tidak mengikuti
prosedur ketika menyelesaikan pesanan atau juga melewati pemindaian barcode.

Masalah kegunaan yang mengejutkan yang ditemukan adalah kurangnya interoperabilitas di


sistem untuk mendukung tugas pengobatan dasar dan masalah pemeliharaan sistem ini yang
menghabiskan waktu.
Masalah kegunaan yang paling mengejutkan yang penulis temukan adalah kurangnya
interoperabilitas di seluruh sistem untuk mendukung tugas pengobatan dasar dan masalah
pemeliharaan sistem saat ini yang menghabiskan waktu. Kelalaian dan kesalahan
dimungkinkan karena informasi yang hilang atau kesulitan dalam menemukan obat-obatan
dan informasi terkait. Lebih penting, masalah keselamatan pasien potensial ada karena
catatan lengkap obat sulit atau tidak mungkin untuk dicapai.

Dampak pada kesadaran situasi tingkat Persepsi yaitu kurangnya pemahaman perawat
mengenai layar dasar dan desain sistem sehingga membuatnya sulit untuk menentukan kapan
dan bagaimana cara memberikan obat. Pada tingkat pemahaman dampaknya disebabkan
karena perawat harus mengeluarkan upaya untuk memahami gambaran lengkap tentang obat-
obatan dan juga arti dari perubahan tindakan. Tingkat proyeksi dipengaruhi karena
ketidakmampuan BCMA untuk menghasilkan umpan balik tentang obat yang terlewat secara
akurat. Perawat juga tidak mampu memonitor kesalahan dalam jumlah yang besar dan juga
melacak efektivitas terapi obat atau juga untuk memantau efek samping obat. Akibatnya,
tingkat fungsi kognitif yang terlibat dalam kolaborasi keperawatan dan komunikasi juga akan
terganggu.

Kesimpulan dari jurnal :

BCMA merupakan salah satu jenis teknologi yang menggunakan alat elektronik berupa alat
scan dengan menggunakan kode barcode pada obat yang akan diberikan pada pasien.

eMAR mempunyai beberapa tugas yaitu, (1) dapat masuk ke sistem, (2) memesan dan
memodifikasi obat/komentar, (3) memverifikasi obat, (4) menyiapkan obat, (5) mengakses
informasi/bantuan obat, (6) mengurus dan memetakan obat, (7) menghasilkan laporan dan
meninjau eMAR dan (8) sebagai tindak lanjut atau sebagai tindakan tambahan yang
diperlukan.
Abstrak

Sistem pemberian obat barcode (BCMA) dapat mengurangi kesalahan pengobatan, tetapi
masalah sosioteknik cukup umum. Meskipun penting untuk pekerjaan perawat, beberapa
evaluasi kegunaan tersedia untuk layar rekam medis elektronik (eMAR). Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi masalah kegunaan saat ini dalam sistem eMAR /
BCMA VA dan mengeksplorasi bagaimana ini dapat mempengaruhi kesadaran situasi
perawat. Tiga evaluator ahli menggunakan 10 tugas / elemen, teknik evaluasi heuristik dan
mengeksplorasi dampak potensial menggunakan perspektif kesadaran situasi. Hasilnya
menghasilkan 99 masalah kegunaan yang dikategorikan menjadi 440 pelanggaran heuristik
dengan volume terbesar dalam kategori Match with the Real World. Lima belas masalah
kegunaan dinilai sebagai bencana dengan tugas obat Administer / Chart paling banyak.
Kesadaran situasional dipengaruhi di semua tingkatan, terutama di Tingkat 2, Pemahaman.
Masalah kegunaan menunjuk ke area penting untuk perbaikan karena masalah ini memiliki
potensi untuk mempengaruhi kesadaran situasi perawat, informasi "sekilas", produktivitas
perawat dan keselamatan pasien.

Sistem administrasi pengobatan barcode (BCMA) sedang dilaksanakan di AS dengan sangat


cepat dengan 27,5% rumah sakit non-federal melaporkan sistem yang diinstal pada
pertengahan 2014 ( HIMSS Analytics, 2014 ). Di sektor federal, Administrasi Veteran (VA)
memiliki BCMA di semua 150 rumah sakitnya ( VA, 2014 ) untuk membantu dengan lima
hak administrasi obat. Para peneliti menunjukkan pengurangan substansial dalam kesalahan
pengobatan setelah penyebaran BCMA ( DeYoung, Vanderkooi, & Barletta, 2009 ; Poon et
al., 2010 ). Namun, masalah sosioteknik dengan BCMA cukup umum, misalnya, peningkatan
dua kali lipat dalam alur kerja, kurangnya kesesuaian dengan alur kerja dan penyelesaian
masalah dengan fitur keselamatan ( Bargren & Lu, 2009 ; Carayon et al., 2007 ; Patterson,
Rogers, Chapman & Render, 2006 ; Koppel, Wetterneck, Telles, & Karsh, 2008 ).

Sebagai pengguna utama sistem ini, perawat sangat dipengaruhi oleh BCMA dan catatan
administrasi pengobatan elektronik terkait (emar). emar / BCMA sangat penting dalam
mendukung pekerjaan perawat di seluruh dunia. Sistem ini harus memberikan dukungan
kognitif untuk kesadaran situasi perawat atau pemahaman keseluruhan dari suatu kegiatan.
Kegunaan eMARs / BCMA dapat berdampak pada keselamatan pasien, efektivitas perawat,
produktivitas perawat dan kepuasan perawat, tujuan kegunaan ( International Organization of
Standards [ISO], 1998 ). Sepengetahuan kami, hanya dua evaluasi eMAR yang tersedia (
Guo, Iribarren, Kapsandoy, Perri, & Staggers, 2011 ; Staggers, Kobus, & Brown, 2007 ).
Tidak ada evaluasi antarmuka pengguna yang tersedia untuk eMAR dalam BCMA atau untuk
eMAR VA meskipun VA adalah sistem pengiriman kesehatan terbesar di AS ( VA, 2014 )
dan mewakili volume terbesar pengguna BCMA. Dengan demikian, fokus dari penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi masalah kegunaan saat ini dalam sistem eMAR / BCMA VA
dan mengeksplorasi bagaimana ini dapat mempengaruhi kesadaran situasi perawat.

Kesadaran situasi yang baik mencakup informasi yang diperlukan bagi perawat untuk
membuat keputusan dan tindakan yang sesuai ( Endsley & Jones, 2012 ). Situation
Awareness (SA) adalah teori faktor manusia yang berfokus pada model mental pengguna dari
suatu situasi pada 3 level: Persepsi , Pemahaman dan Proyeksi ( Endsley & Jones, 2012 ).
Level 1, Persepsi , menunjukkan kesadaran pengguna tentang keadaan sistem dan aktivitas,
misalnya, bagaimana BCMA beroperasi dan kemampuan perawat untuk memahami bahwa
obat baru telah dipesan. Level 2, Comprehension , menetapkan bahwa pengguna memahami
makna unsur-unsur dalam situasi dengan mengintegrasikan informasi, misalnya, perawat
memahami bahwa obat baru dipesan kemarin dan hari ini pasien mengalami mual. Pada level
ini, pola dapat muncul, memungkinkan deteksi masalah yang lebih mudah. Terakhir, Level 3,
Proyeksi , menggambarkan antisipasi pengguna terhadap peristiwa di masa depan termasuk
representasi pengguna tentang konsekuensi potensial dari tindakan yang mungkin dan
perkembangan di masa depan jika tidak ada tindakan yang diambil, misalnya, perawat
mengantisipasi bahwa kecuali titrasi Dopamin baru dipesan, kegagalan hemodinamik dapat
terjadi jadi panggilan ke penyedia diperlukan.

Menggunakan Situation Awareness dalam evaluasi kegunaan memungkinkan analisis yang


lebih komprehensif dari dukungan kognitif yang disediakan oleh sistem, daripada fokus yang
agak terbatas pada mengidentifikasi masalah kegunaan umum. Selain itu, SA menyediakan
metode untuk mengintegrasikan pekerjaan terkait, seperti studi faktor manusia pada BCMA
work-arounds.

Kegunaan catatan kesehatan elektronik (EHR) yang buruk adalah masalah mendesak di AS (
Institute of Medicine, 2011 ). Dokter sangat vokal tentang masalah ini kemungkinan karena
upaya sekitar persyaratan Penggunaan Berarti. Peraturan AS ini memberikan insentif
keuangan untuk memacu implementasi EHR di area rawat jalan, untuk mensyaratkan
interoperabilitas awal di antara sistem terpilih dan untuk memulai beberapa langkah kualitas
terintegrasi EHR ( Centers for Medicare & Medicaid Services, 2014 ). Namun, jadwal
implementasi yang cepat sepertinya tidak memberi perhatian pada kegunaan dan dampak alur
kerja. Sebuah survei nasional menunjukkan bahwa persepsi dokter tentang kegunaan EHR
menurun dari 2010 ke 2013 ( American College of Physicians dan American EHR Partners,
2013 ) dan pada musim gugur 2014 American Medical Association [AMA] meminta EHR
yang dirancang lebih baik untuk meningkatkan masalah kegunaan ( AMA, 2014 ). Perawat,
meskipun kurang vokal, menghadapi masalah kegunaan yang signifikan dengan EHR
termasuk kurangnya kesesuaian dengan alur kerja dan kurangnya dukungan kognitif untuk
kegiatan penting seperti transisi perawatan ( Staggers, 2014 ). Bahkan, survei terbaru dari
13.650 perawat AS mengungkapkan 92% tidak puas dengan EHR mereka saat ini karena
gangguan dalam produktivitas, komunikasi dan alur kerja ( Buku Hitam, 2014 ).

Sistem BCMA dikaitkan dengan EHRs, tetapi penelitian tentang kegunaan eMAR dan
BCMA terbatas karena belum tersedia untuk eMAR dalam sistem BCMA. Peneliti BCMA
berkonsentrasi pada dampak keseluruhan dan penilaian alur kerja. Penulis menemukan bahwa
BCMA menghilangkan kesalahan transkripsi, mengurangi kesalahan non-waktu, dan
mengurangi tingkat kejadian obat yang merugikan ( Poon et al., 2010 ). Analisis ekonomi
menunjukkan BCMA menurunkan biaya pasien dan waktu perawat untuk tugas pengobatan (
Poon et al., 2010 ). Namun, ukuran efek untuk studi ini kecil ( Seibert, Maddox, Flynn, &
Williams, 2014 ).

Mengingat lamanya waktu BCMA diimplementasikan, sedikit pengetahuan yang tersedia


tentang dampak teknologi kompleks ini pada pekerjaan perawat. BCMA memberikan
dukungan kognitif untuk mengelola beban kerja administrasi obat, memungkinkan
penyortiran obat berdasarkan nama dan waktu dan memberikan pemeriksaan awal untuk
administrasi, tetapi BCMA mengganggu proses pemecahan masalah normal perawat (
Holden, Rivera-Rodriguez, Faye, Scanlon, & Karsh, 2013 ). Beberapa komponen alur kerja
perawat tidak didukung, misalnya, mampu mengintegrasikan administrasi obat dengan
kegiatan perawatan lainnya ( Holden et al., 2013 ; Patterson, Cook, & Render, 2002 ) atau
berkolaborasi dan berbagi beban kerja ( Patterson et al. , 2002 ). BCMA pada dasarnya
dirancang untuk pengguna perawat tunggal dan tidak mendukung tujuan komunikasi dan
berbagi situasi kesadaran yang umum untuk distribusi kerja berbasis tim dari bangsal rawat
inap.

Para peneliti menunjukkan kurangnya kepatuhan secara konsisten dengan prosedur yang
ditentukan BCMA termasuk kegagalan untuk memindai gelang pergelangan tangan pasien
atau bahkan menempelkan barcode pasien ke kereta / bagan / dinding, tidak mengikuti
prosedur ketika menyelesaikan pesanan stat, atau melewati pemindaian sepenuhnya (
Harrington, Clyne, Fuchs) , Hardison, & Johnson, 2013 ; Koppel et al., 2008 ; Patterson et al.,
2006 ). Koppel menemukan 10% dari obat yang diberikan melewati BCMA. Hasilnya adalah
penggunaan kertas yang berkelanjutan dan pertumbuhan beberapa pekerjaan yang tidak dapat
diprediksi yang dapat meningkatkan kesalahan ( Carayon et al., 2007 ; Holden et al., 2013 ;
Koppel et al., 2008 ). Dalam membela perawat, hambatan signifikan dapat mencegah perawat
mengikuti prosedur BCMA. Contohnya termasuk tidak memiliki komputer di kamar pasien
atau perlu menyiapkan obat-obatan sebelum memasuki ruangan untuk pasien dalam kontak
atau isolasi tetesan. Carayon dan rekan (2007) mengevaluasi teknologi BCMA dari sudut
pandang faktor manusia dan menemukan bahwa masalah desain merupakan faktor utama
dalam putaran kerja yang tidak aman. Oleh karena itu, keberadaan work-arounds yang sedang
berlangsung menunjukkan bahwa kegunaan BCMA terus menjadi masalah dan risiko bagi
keselamatan pasien.

Beberapa studi kegunaan BCMA yang tersedia terdiri dari dua evaluasi perangkat dan satu
studi tentang persepsi perawat tentang kegunaan BCMA. Penulis menggunakan skenario
laporan shift untuk mengevaluasi perangkat nirkabel BCMA dan menemukan masalah seperti
layar yang dirancang dengan buruk pada perangkat yang lebih kecil, bahwa perawat harus
keluar dari satu sistem dan masuk ke sistem lain untuk melengkapi dokumentasi dan bahwa
perangkat nirkabel tersebut kehilangan informasi ( Rogers, Patterson, Chapman & Render,
2005 ). Dalam studi perangkat kedua, perawat berinteraksi dengan tablet dan sistem BCMA
tradisional menggunakan skenario pemberian obat. Efisiensi tugas dengan keduanya serupa,
meskipun perawat menyatakan minat untuk menggunakan tablet di masa depan ( Landman et
al., 2014 ). Terakhir, Holden dan rekannya mensurvei perawat di dua rumah sakit anak
tentang BCMA; persepsi perawat tentang kegunaan dan kemudahan dokumentasi
menurunkan implementasi pasca-BCMA ( Holden, Brown, Scanlon, Patel, & Karsh, 2011 ).

Satu-satunya evaluasi eMAR sebelumnya adalah pada dua aplikasi non-BCMA; keduanya
menunjukkan volume tinggi masalah kegunaan termasuk masalah bencana dengan potensi
implikasi keselamatan pasien ( Guo et al., 2011 ; Staggers et al., 2007 ). Karena sistem
BCMA menjadi lebih lazim, kegunaan dan evaluasi antarmuka pengguna diperlukan untuk
memastikan bahwa eMAR / BCMA menyediakan dukungan kognitif yang diperlukan untuk
perawat.
Pergi ke:

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai sistem eMAR / BCMA VA untuk masalah
kegunaan, mengkategorikan masalah yang diidentifikasi dengan menggunakan pedoman
kegunaan dan menggambarkan dampak potensial mereka pada perawat dari perspektif faktor
manusia dari Situation Awareness. Pertanyaan penelitian khusus adalah: Apa masalah
kegunaan saat ini dalam sistem eMAR / BCMA VA dan bagaimana dampaknya terhadap
kesadaran situasi perawat?

Pergi ke:

Metode

Persetujuan untuk penelitian ini diterima oleh VA pusat dan dewan peninjau kelembagaan
universitas lokal. Desain penelitian adalah deskriptif eksploratif.

Pengaturan

Pengaturan untuk penelitian ini adalah VA di AS barat. Fasilitas ini adalah pusat medis yang
menawarkan perawatan tersier untuk wilayah tersebut termasuk layanan khusus. Area rawat
inap meliputi unit perawatan intensif, medis dan bedah.

Departemen Urusan Veteran (VA) adalah sistem kesehatan terbesar di Amerika Serikat
dengan 150 rumah sakit melayani hampir 9 juta veteran ( VA, 2014 ) dan mempekerjakan
80.000 perawat ( Veterans Health Administration, 2014 ). Sistem BCMA VA pertama kali
dikembangkan dan dipasang pada tahun 1995 dengan pemasangan berikutnya di semua
rumah sakit VA pada tahun 2000 ( Wideman, Whittler, & Anderson, 2005 ). BCMA
mengintegrasikan eMAR dengan administrasi obat di tempat tidur menggunakan teknologi
pemindaian untuk menghubungkan identifikasi pasien dan informasi pemesanan obat untuk
memastikan lima hak pemberian obat ( Koppel et al., 2008 ).

BCMA adalah bagian dari lingkungan komputerisasi VA yang lebih besar dan berskala
nasional yang mencakup backbone electronic health record (EHR) yang disebut VistA
dengan 200 aplikasi termasuk overlay antarmuka pengguna grafis CPRS (Computerized
Patient Record System). CPRS menawarkan fungsi klinis seperti pesanan, konsultasi, catatan,
dan pengingat klinis ( VistA, 2013 ). Lingkungan komputasi juga memungkinkan untuk
sistem ceruk untuk bidang khusus seperti Essentris, sistem dokumentasi elektronik, untuk
unit perawatan intensif (ICU) dan sistem terpisah untuk dialisis ( VistA, 2013 ). EHR rumah
sakit ini mencakup EHR nasional VA, VistA dan CPRS. Ini dinilai pada Tahap 7 pada model
HIMSS EMR ( HIMSS Analytics, 2014 ), yang berarti fungsi yang tersedia termasuk farmasi,
pencitraan / radiologi, pemesanan penyedia elektronik, administrasi obat loop tertutup,
dokumentasi klinis, dukungan pengambilan keputusan klinis dan penyimpanan data. Seperti
mirip dengan VA lainnya, situs ini memiliki beberapa sistem elektronik yang sebagian
diintegrasikan termasuk Essentris hanya di ICU. BCMA dengan eMAR yang terkait
diimplementasikan di situs ini pada awal 2000-an dan tersedia di semua unit rawat inap tetapi
tidak di ruang gawat darurat, ruang operasi dan pemulihan, dialisis, lab kateterisasi, atau area
pencitraan.

Evaluasi Heuristik

Evaluasi heuristik (HE), salah satu metode penilaian kegunaan yang paling umum digunakan,
adalah teknik evaluasi formal yang dikembangkan lebih dari 20 tahun yang lalu ( Nielsen,
1994 ). Pakar kegunaan berinteraksi dengan aplikasi menggunakan tugas pengguna biasa
untuk mengevaluasi dan menemukan masalah kegunaan, memberi mereka skor keparahan
dan menugaskan mereka ke kategori heuristik yang telah ditentukan. Nielsen mendefinisikan
10 kategori heuristik asli, tetapi Zhang dan rekannya kemudian menggabungkan karya
Nielsen dengan delapan "aturan emas" Shneiderman ( Shneiderman & Plaisant, 2010 ) untuk
membuat 14 kategori heuristik ( Zhang, Johnson, Patel, Paige, & Kubose, 2003 ). Ini adalah:
konsistensi, visibilitas, kecocokan, minimalis, memori, umpan balik, fleksibilitas, pesan,
kesalahan, penutupan, undo, bahasa, kontrol dan dokumen. Definisi terperinci dan
tersesuaikan tersedia di tempat lain ( Guo et al., 2011 ). Nielsen mendefinisikan tingkat
keparahan menggunakan skala ini: nol (tidak ada masalah), 1 (kosmetik), 2 (kecil), 3 (utama),
dan 4 (bencana kegunaan). Evaluasi ini menggunakan 14 kategori dari Zhang et al. serta
peringkat tingkat permasalahan asli yang ditentukan oleh Nielsen.

tugas eMAR

Evaluasi saat ini menggunakan tugas-tugas pengguna biasa untuk administrasi obat
keperawatan plus elemen tentang desain layar dasar dan desain teknis untuk perspektif yang
lebih lengkap. Delapan tugas keperawatan khusus diidentifikasi. Tujuh tugas dan definisi dari
evaluasi eMAR sebelumnya dinilai untuk penerapan, sedikit dimodifikasi dan digunakan di
sini ( Guo et al., 2011 ). Tugasnya adalah: (1) Masuk ke sistem, (2) Memesan dan
memodifikasi obat / komentar, (3) Memverifikasi pesanan obat, (4) Menyiapkan obat, (5)
Mengakses informasi / bantuan obat , ( 6) Mengurus dan memetakan obat, dan (7)
Menghasilkan laporan dan meninjau eMAR. Para peneliti mendefinisikan tugas pengguna
baru yang terkait dengan kegiatan tindak lanjut (8) Tindak lanjut : tindakan tambahan yang
diperlukan, misalnya, menemukan obat yang hilang kemudian disampaikan oleh farmasi atau
memetakan efektivitas nyeri selama periode waktu tertentu.

Desain Layar dan Elemen Teknis

Menerapkan prinsip-prinsip desain layar antarmuka pengguna grafis yang dikenal dan
memecahkan masalah teknis seperti interoperabilitas sistem sangat penting untuk kegunaan
dasar aplikasi. Masalah teknis termasuk integrasi aplikasi yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas administrasi obat serta lokasi terminal (ergonomi).

Panduan untuk desain layar tersedia secara luas ( Galitz, 2007 ). Para peneliti menilai aspek
desain layar seperti: organisasi dan struktur, makna dan tujuan layar, penggunaan warna dan
artinya, penggunaan singkatan yang sesuai pengguna, fokus dan penekanan, kemudahan
untuk mendeteksi informasi penting dan aplikasi elemen layar ( Galitz, 2007 ). Dua elemen
evaluasi tambahan ditambahkan: (9) Masalah teknis / ergonomi dan (10) Kesesuaian dengan
prinsip-prinsip desain layar yang dikenal .

Penilaian Kesadaran Situasi

Untuk menilai kesadaran situasi, penulis memeriksa keseluruhan sistem eMAR / BCMA dan
kemampuannya untuk mencapai tingkat Persepsi, Pemahaman dan Proyeksi. Ini dicapai
dengan mengevaluasi bagaimana masalah kegunaan diidentifikasi mempengaruhi tiga tingkat
SA ini. Kegiatan ini termasuk melihat semua obat (Persepsi); memahami gambaran lengkap
dari obat-obatan menggunakan pandangan yang berpusat pada pasien dan termasuk
mengkorelasikan informasi penting, misalnya, efek samping, tanda-tanda vital yang relevan
dengan obat tertentu, asupan dan keluaran (Pemahaman) dan mengoordinasikan lintas tugas
keperawatan dan memastikan kesinambungan perawatan pasien lintas disiplin / spesialisasi /
upaya tim kesehatan kolaboratif (Proyeksi).
Penilai

Metode evaluasi heuristik menyarankan menggunakan 3-5 ahli evaluator ( Nielsen, 1994 ).
Evaluator domain ganda, mereka yang memiliki keahlian dalam kegunaan dan spesialisasi
untuk aplikasi yang dirancang, kemungkinan menawarkan evaluasi yang lebih menyeluruh.
Evaluator untuk penelitian ini termasuk tiga evaluator domain ganda: perawat yang disiapkan
PhD (NS, SI, JG) yang juga memiliki pelatihan dalam kegunaan dan telah menyelesaikan
studi kegunaan sebelumnya. Salah satu perawat (SI) juga seorang ahli pengguna BCMA
dengan lebih dari 10 tahun praktik klinis menggunakan BCMA di VA.

Prosedur

Para evaluator memulai proses dengan secara individual menyelesaikan pelatihan berbasis
web BCMA VA (versi 1-9 / 11/2013) untuk staf klinis. Mereka kemudian menggunakan
eMAR dan 10 tugas / kategori dalam sistem pelatihan bersama-sama untuk mengembangkan
serangkaian masalah kegunaan awal. Setelah pengembangan daftar berulang selama
serangkaian sesi, para peneliti memiliki dua koordinator situs BCMA meninjau masalah
kegunaan, mengklarifikasi masalah dan memperbaiki masalah kegunaan selama sesi
interaktif. Kemudian, evaluator mengakses sistem produksi untuk memverifikasi masalah dan
mengembangkan daftar akhir. Pertanyaan yang tersisa diverifikasi dengan perawat staf ICU
untuk akurasi. Terakhir, para peneliti menilai keparahan masalah kegunaan menggunakan
skala yang ditentukan oleh Nielsen ( Nielsen, 1994 ) dan menggunakan kategori HE yang
didefinisikan oleh Zhang ( Zhang et al., 2003 ) untuk menetapkan setiap masalah pada
pelanggaran HE yang tepat. Terakhir, mereka menganalisis potensi dampak kegunaan
masalah yang mungkin ada pada kesadaran situasi perawat.

Pergi ke:

Hasil

Masalah Kegunaan yang Diidentifikasi

Sembilan puluh sembilan masalah kegunaan akhir diidentifikasi selama proses evaluasi
heuristik. Daftar lengkap masalah kegunaan tersedia dari penulis. Tabel 1 mencantumkan
contoh masalah berdasarkan kategori kegunaan, tingkat keparahan, dan pelanggaran heuristik
dan Gambar 1 adalah contoh tangkapan layar dari eMAR. Versi warna layar tersedia di:
http://content.lib.utah.edu/cdm/ref/collection/uspace/id/10738 . Sekitar 80% masalah
kegunaan ditemukan untuk tiga tugas eMAR dan satu elemen desain layar: Mengelola dan
memetakan obat-obatan (n = 38, 38,4%), Kesesuaian dengan prinsip-prinsip desain layar
yang diketahui (n = 27, 27,3%), dan Mempersiapkan obat-obatan. (n = 14, 14.1%); hanya
satu masalah kegunaan yang ditemukan untuk pesanan Verifikasi obat, dan Buat laporan dan
tinjau eMAR .

Gambar 1

Tabel 1

Contoh berdasarkan kategori untuk masalah kegunaan, evaluasi peringkat keparahan, dan
pelanggaran heuristik

Kategori Contohnya
Masalah Kegunaan
Administer atau  Layar BCMA tidak memiliki indikator untuk penyegaran otomatis
Chart saat perawat berada dalam BCMA. Perawat harus terus mengklik
Medications penyegaran (proses beberapa langkah) atau keluar dan masuk
kembali untuk menghindari pesanan baru yang hilang
 Tidak ada opsi terstruktur untuk mendokumentasikan atau melihat
lokasi penempatan "Patch", perawat harus masuk ke bidang teks
Kategori Contohnya
bebas

Siapkan Obat  Tidak ada cara mudah untuk mengatur / mempersiapkan pemberian
obat, terutama di seluruh pasien. Bekerja di sekitar adalah
menjalankan laporan obat yang terlewat sering
 Istilah non-intuitif: HSM (obat yang dipasok rumah sakit), Wit
(saksi), dan IEN (nomor entri internal seperti, 746WS69)
 Perawat harus mendokumentasikan IV menggunakan "kronologi tas
IV," yang tidak intuitif

Desain Layar  Informasi penting seperti obat yang sudah waktunya dimakamkan
terkubur di tengah layar dan dikaburkan dalam teks lain, misalnya,
04/05 @ 0900
 Daftar obat-obatan tidak dalam urutan tertentu. Perawat harus ingat
untuk mengklik kolom untuk menyusun ulang berdasarkan tanggal /
waktu, tetapi ini menghilang begitu perawat menavigasi dari layar
 Penggunaan warna sangat terbatas dan penerapannya tidak memiliki
makna yang konsisten, misalnya, alergi dan instruksi rutin
keduanya berwarna merah. Juga, kolom “Ver” (verifikasi) bisa
berwarna kuning, tetapi maknanya (alergi override) tidak jelas, dan
mungkin tidak diperhatikan. Penimpaan harus dikaitkan dengan
alergi daripada verifikasi

Evaluasi Tingkat Permasalahan


Bencana  Kurangnya catatan pengobatan lengkap karena integrasi parsial
antara BCMA / sistem / kertas lain dan karena BCMA tidak
diperlukan di beberapa area, misalnya, ED, laboratorium kat,
pencitraan, OR / PACU, GI
 Tidak ada peringatan bahwa obat dosis satuan telah kedaluwarsa;
mereka menghilang dari daftar. Namun, infus yang sudah
kadaluwarsa tetap ada dan waktu D / C dapat dimasukkan
 Titrasi tetes IV didokumentasikan pada lembar kertas aliran (atau
Essentris di ICU), bukan dalam BCMA, sehingga menyulitkan
penyedia untuk melacak perubahan titrasi dari waktu ke waktu.
Kategori Contohnya
 Banyak aplikasi / sistem harus ditinjau secara terpisah untuk
mendapatkan gambaran lengkap dari obat-obatan dan untuk secara
efektif memberikan obat-obatan
 Penyegaran / pemeliharaan yang tidak terduga. Tidak ada interaksi
yang dapat terjadi atau sistem melambat untuk membuatnya tidak
dapat digunakan ketika BCMA sedang menjalani pemeliharaan atau
penyegaran. Ini terjadi sekitar perubahan shift, misalnya, 7 pagi dan
7 malam dan bisa memakan waktu 30 hingga 60 menit untuk
menyelesaikannya.

Utama  Waktu mulai IV, informasi utama, terletak di kanan bawah layar IV
terpisah dari informasi lainnya. Itu harus menonjol dan tidak
terletak di area yang tidak segera terlihat
 Pisahkan login untuk setiap aplikasi. Masalah keamanan potensial
serta upaya ekstra, langkah navigasi, dan pembelajaran untuk setiap
sistem yang terpisah. Untuk keamanan optimal, perawat harus
masuk ke setiap aplikasi pada setiap waktu pemberian obat untuk
setiap pasien setiap shift, dan beberapa kali untuk beberapa pasien

Pelanggaran Heuristik
Pertandingan  Kantung IV dikodekan oleh IEN, kode farmasi. Perawat harus
mengklik nomor ini untuk menemukan detail tas IV seperti aditif
 Informasi kunci tentang konsentrasi obat yang ditambahkan ke
kantong IV tidak mudah diakses. Perawat harus kembali ke pesanan
IV utama untuk informasi lengkap.

Fleksibilitas  Setelah komentar ditulis, komentar itu tidak dapat diedit. Jika
dimasukkan dalam kesalahan, komentar baru harus ditambahkan.
Perawat mungkin perlu mencari beberapa komentar untuk
menemukan informasi yang akurat.
 Micromedex ™
, basis data obat berbasis bukti online, tersedia
melalui tautan alat, tetapi memerlukan navigasi sendiri karena tidak
peka konteks. Perawat harus memasukkan nama obat baru dan
mencari informasi
Kategori Contohnya
Penyimpanan  Perawat harus ingat ketika obat tidak terjawab atau terus mencari
"M" (obat tidak terjawab) di kolom kiri yang berdekatan dengan
nama obat
 Perawat harus ingat untuk menyegarkan layar BCMA untuk
menjaga informasi diperbarui, dan tidak ada peringatan atau
pemberitahuan untuk obat yang terlewat
 Ketika obat tidak tersedia dan pemberitahuan obat yang hilang
dikirim ke apotek, perawat perlu ingat untuk kembali ke laci obat di
kamar pasien untuk memeriksa apakah itu dikirim karena BCMA
tidak memberikan indikator kapan itu / disampaikan

Buka di jendela terpisah

Contoh penting dari salah satu masalah yang diidentifikasi terkait dengan menyiapkan obat.
Pada awal shift, perawat mencetak daftar administrasi obat, proses multi-langkah, untuk
menjadi teratur, tetapi obat-obatan dapat dengan mudah berubah setelah pencetakan,
mengharuskan sering melihat selama tugas persiapan obat tambahan. Daftar administrasi obat
hanya dapat dicetak untuk satu pasien pada satu waktu; ini tidak sesuai dengan bagaimana
perawat merencanakan tugas untuk kelompok pasien, yaitu, perawat medis-bedah biasanya
mengatur obat untuk 4-5 pasien, yang semuanya mungkin memiliki obat pada waktu yang
sama. Di ICU, perawat menggunakan kartu 4x6 sebagai solusi. Satu sisi memiliki informasi
pasien sementara sisi lain memiliki waktu untuk pengobatan. Untuk menghindari obat yang
terlewat, kebijakan institusional adalah menjalankan laporan obat yang terlewat sering,
seperti setelah melewati obat dalam jumlah besar (misalnya, jam 9 pagi), dan untuk
memeriksa pesanan baru minimal setiap empat jam, meskipun pemeriksaan yang lebih sering
adalah umum.

Evaluasi Tingkat Permasalahan

Gambar 2 menampilkan frekuensi peringkat keparahan untuk 10 tugas. Lima belas masalah
kegunaan dinilai sebagai bencana, 35 sebagai besar, 48 sebagai minor, dan satu sebagai
kosmetik. Di antara semua tugas, tugas Administer / Chart obat memiliki jumlah masalah
kegunaan tertinggi dinilai sebagai bencana (n = 6) dan utama (n = 13) sedangkan Kurangnya
keselarasan dengan tugas prinsip desain layar diketahui memiliki masalah kegunaan paling
dinilai sebagai minor (n = 20).

Gambar 2

Tingkat keparahan oleh tugas eMAR dan Desain layar / elemen teknis (N = 99)

Pelanggaran Heuristik

Berdasarkan 14 kategori evaluasi heuristik, 440 pelanggaran heuristik diidentifikasi di antara


semua masalah kegunaan dengan rata-rata 4,4 pelanggaran heuristik (kisaran 4,0 - 6,0) per
masalah kegunaan ( Gambar 3 ). Dalam penelitian ini, jumlah pelanggaran terbesar terjadi
dalam kategori heuristik Match (n = 85, 19,3%) dan yang paling sedikit dalam kategori
Penutupan, Pesan, dan Batalkan (masing-masing n = 1, 0,2%). Selain Kecocokan,
Fleksibilitas (n = 74, 16,8%), Memori (n = 73, 16,6%), Konsistensi (n = 48, 10,9%), dan
Kontrol (n = 47, 10,7%) memiliki volume masalah yang lebih besar . Kelima kategori ini
mencapai 74,3% dari keseluruhan pelanggaran heuristik.
Gambar 3

Frekuensi pelanggaran heuristik berdasarkan kategori (N = 440)

Menjelajahi Dampak pada Kesadaran Situasi

Menggunakan masalah yang diidentifikasi di atas, kami mengeksplorasi bagaimana ini dapat
mempengaruhi kemampuan perawat untuk mendapatkan kesadaran situasi. Situasi Kesadaran
tingkat 1 (Persepsi) dipengaruhi karena tantangan kegunaan mendasar yang dibahas di atas
termasuk layar dasar dan desain sistem yang membuatnya sulit untuk menentukan kapan dan
bagaimana memberikan obat. BCMA memiliki empat tab: Lembar Penutup, dosis Unit, IVP /
IVPB, dan IV ( Gambar 1 ). Perawat beralih melalui empat tab untuk menemukan daftar
lengkap obat dan informasi terkait lainnya seperti rute, waktu pemberian obat atau dosis
terakhir yang diberikan. Perawat harus menghafal informasi atau berulang kali beralih
melalui tab. Adapun obat yang hilang, perawat dapat menjalankan laporan di BCMA untuk
obat karena atau tidak terjawab obat untuk setiap pasien, tetapi daftar hanya berisi dosis Unit
dan obat IVP / IVPB daripada obat lengkap. Laporan untuk obat yang terlewat dapat dibuat
untuk masing-masing pasien atau berdasarkan unit; namun, daftar pemberian obat harus
diambil satu per satu.

Situation Awareness Level 2 (Comprehension) terkena dampak karena perawat harus


mengeluarkan upaya kognitif untuk memahami gambaran lengkap dari obat-obatan serta arti
dari perubahan dan tindakan - bahkan sampai hilang sama sekali. Sistem yang mendukung
pemberian obat hanya sebagian terintegrasi, menghasilkan batasan yang signifikan karena
perawat mengalami kesulitan mencapai gambaran total dari pemberian obat. Sebagai contoh,
Analgesia yang dikendalikan pasien (PCA) memompa dan dokumentasi infus (IV) tetesan
tetap berbasis kertas kecuali di ICU menggunakan Essentris. Data BCMA dan Essentris tidak
terintegrasi, artinya, misalnya, perawat harus menambahkan secara manual pesanan obat IV
ke Essentris untuk memetakan dan menghitung laju titrasi dan total volume. Pada unit medis
dan bedah dan ICU non-Essentris, asupan dan output dihitung secara manual di atas kertas.
Untuk unit non-Essentris, dokumen titrasi dipindai ke dalam VistA sehingga penyedia harus
melihat dokumen yang dipindai dan terpisah untuk menentukan tren dari waktu ke waktu.
Pesanan obat dari CPRS diintegrasikan ke dalam BCMA setelah apotek memverifikasi obat,
tetapi verifikasi perawat hanya dapat diselesaikan di CPRS. Bahkan, perawat harus belajar
aspek mana dari sistem yang terintegrasi dan yang tidak, tergantung pada kebutuhan untuk
setiap tugas.

Karena tidak semua area menggunakan BCMA, dokumentasi pengobatan / IV untuk layanan
ini mungkin dalam catatan klinis, dikomunikasikan secara verbal atau tidak sengaja
terlewatkan, menciptakan defisit yang signifikan dalam kesadaran situasi (Pemahaman).
Contohnya termasuk ketika pasien ruang operasi dipulihkan di ICU atau ketika pasien
dirawat di gawat darurat (ED). Ahli anestesi membawa selembar kertas aliran dengan obat-
obatan / infus yang ditulis tangan, kehilangan darah, dll dan memberikan laporan lisan. Obat-
obatan yang diberikan di UGD dipetakan dalam catatan keperawatan klinis di CPRS. Oleh
karena itu, perawat perlu ingat untuk mencatat informasi verbal dan / atau mencari catatan
klinis untuk mengungkap obat-obatan dan cairan IV yang diberikan di daerah non-BCMA.
Kemudian, obat-obatan / IVs harus diintegrasikan secara manual ke dalam BCMA, Essentris,
catatan dan / atau total volume kertas. Obat-obatan yang diberikan di daerah non-BCMA juga
harus dianalisis untuk menentukan penjadwalan (waktu) yang tepat atau waktu berhenti
karena BCMA tidak memiliki catatan administrasi mereka.

Perawat harus menggunakan aplikasi terpisah untuk mengikuti pedoman administrasi obat
yang diperlukan dan untuk menyelesaikan tugas administrasi obat: CPRS untuk meninjau /
memverifikasi pesanan dan BCMA untuk memindai dan mendokumentasikan obat. Pesanan
baru harus ditinjau dalam CPRS tetapi hanya dapat dipindai dan didokumentasikan dalam
BCMA. Info masuk untuk setiap aplikasi benar-benar terpisah dan rumit, masing-masing
merupakan kombinasi panjang dari huruf besar dan kecil, angka dan simbol. Terlebih lagi,
urutan login itu penting. Untuk mengakses fungsi aplikasi lengkap saat memberikan obat,
pengguna harus masuk ke BCMA sebelum masuk ke CPRS. Biasanya, perawat memiliki
kedua aplikasi terbuka selama kegiatan pemberian obat. Jika perawat masuk ke CPRS
sebelum BCMA, misalnya untuk memverifikasi obat CPRS, maka fungsi BCMA terbatas
untuk hanya baca, yang mengharuskan perawat untuk keluar dari kedua sistem dan masuk
lagi sebelum melanjutkan pemindaian atau administrasi obat.

Gejala yang bersangkutan tidak selalu tersedia dalam BCMA untuk pengobatan yang
dijadwalkan. Meskipun beberapa perawat akan menulis sepatah kata pun dalam komentar
obat tentang pasien yang memiliki gejala seperti mual atau sembelit, praktik ini tidak
konsisten. Perawat masih harus membaca dengan teliti catatan klinis dan secara aktif
membuka semua komentar, banyak di antaranya tidak akan relevan, untuk mengintegrasikan
gejala. Informasi yang relevan mungkin hilang, seperti asupan dan keluaran atau peringatan
penting, misalnya, obat yang diberikan dalam pengaturan non-BCMA atau efek samping
untuk obat tertentu, misalnya, Lasix memiliki risiko tinnitus dengan pemberian yang cepat.
Demikian juga, nilai-nilai laboratorium, tanda-tanda vital dan informasi terkait lainnya tidak
terkait dengan obat-obatan tertentu.

Situasi Kesadaran Level 3 (Proyeksi) dipengaruhi karena ketidakmampuan BCMA untuk


menghasilkan umpan balik tentang obat yang terlewat secara akurat dan memberikan
dukungan untuk tingkat SA sebelumnya. Perawat tidak dapat, tanpa upaya kognitif dalam
jumlah besar, untuk memonitor kesalahan, untuk melacak efektivitas terapi obat atau untuk
memantau efek samping yang perlu dikomunikasikan kepada penyedia. Akibatnya, tingkat
fungsi kognitif yang lebih tinggi yang terlibat dalam kolaborasi perawatan dan komunikasi
dapat terganggu secara signifikan.

Untuk mendapatkan kewaspadaan situasi pada salah satu dari tiga level ini, perawat harus
beralih melalui beberapa layar dan sistem. Mereka harus menghafal fungsi yang tersedia,
ingat di mana informasi terkait berada di dalam sistem yang berbeda dan mengintegrasikan
informasi sendiri untuk tugas yang dihadapi. Pelatihan awal dan berkelanjutan yang luas
diperlukan untuk mempelajari berbagai cara untuk menavigasi berbagai sistem / aplikasi.
Hasil yang jelas adalah bahwa beban kognitif meningkat secara signifikan dan mendapatkan
gambaran total obat adalah tantangan, terutama di semua level SA untuk semua masalah yang
dinyatakan.
Pergi ke:

Diskusi

Temuan dari penelitian ini menunjukkan volume tinggi masalah kegunaan yang berdampak
pada semua tingkat kesadaran situasi, terutama untuk tugas-tugas Pemberian / Grafik obat,
Mempersiapkan obat dan Kesesuaian dengan prinsip-prinsip desain layar yang dikenal .
Mempersiapkan dan memberikan obat adalah inti dari pekerjaan perawat untuk kegiatan yang
berhubungan dengan obat; Oleh karena itu, tingginya volume masalah kegunaan dalam tugas-
tugas ini menunjukkan kebutuhan yang signifikan untuk peningkatan desain dan dukungan
kognitif yang lebih baik untuk meningkatkan kesadaran situasi perawat di semua tingkatan.
Masalah kegunaan katastropik yang diidentifikasi dalam penelitian ini menunjuk ke area
penting untuk perbaikan karena masalah ini berpotensi berdampak pada kesadaran situasi
perawat dan keselamatan pasien. Contoh-contoh bidang yang perlu ditingkatkan termasuk:
mampu memperoleh gambaran lengkap dari obat untuk individu atau kelompok pasien tanpa
upaya kognitif yang tinggi; membutuhkan indikator atau bidang untuk dengan mudah
menentukan obat yang memerlukan verifikasi oleh perawat kedua; termasuk metode untuk
dengan mudah menemukan obat yang terlewat dan menyediakan desain layar yang lebih baik
untuk informasi sekilas. Volume pelanggaran heuristik yang tertinggi adalah dalam kategori
Match. Ini menunjukkan bahwa desain saat ini, dalam banyak kasus, tidak sesuai dengan cara
perawat berpikir dan menyelesaikan pekerjaan untuk administrasi obat.

Penelitian saat ini membahas kesenjangan dalam penelitian untuk memeriksa bagaimana
eMAR dalam sistem BCMA besar adalah kongruen dengan standar desain antarmuka yang
diketahui dan bagaimana masalah ini berdampak pada kesadaran situasional perawat. Untuk
meringankan masalah ini untuk produk eMAR / BCMA di masa depan, desainer perlu lebih
memahami tugas-tugas pengguna dan menggunakan teknik desain yang berpusat pada
pengguna ( Johnson, Johnson, & Zhang, 2005 ; Vrendenburg, Mao, Smith, & Carey, 2002 )
untuk pengobatan penting tugas administrasi. desain eMAR / BCMA perlu mendukung
perspektif yang berpusat pada pasien untuk mengikuti pasien saat mereka pindah ke rumah
sakit; dengan demikian, ketersediaan eMAR / BCMA di seluruh lini layanan dan area terkait
sangat penting. Perspektif yang berpusat pada pasien untuk desain akan memungkinkan
gambaran lengkap obat-obatan ketika pasien dipindahkan ke dan dari layanan lain dan lebih
baik mempromosikan keselamatan pasien dalam kegiatan administrasi obat untuk semua
profesi. Perubahan sementara signifikan lainnya dapat dilakukan seperti desain ulang
antarmuka pengguna.

Redesain Antarmuka Pengguna

Mendesain ulang antarmuka pengguna untuk mematuhi prinsip-prinsip desain layar yang
diketahui dapat membuat dampak yang cukup besar pada kesadaran situasi, produktivitas
perawat, dan potensi masalah keselamatan pasien. Misalnya, informasi utama, seperti waktu
pemberian obat harus segera terlihat dengan memindahkannya di kolom sebelah kiri seperti
yang disarankan oleh prinsip desain layar yang tersedia ( Galitz, 2007 ). Saat ini, obat-obatan
yang jatuh tempo adalah sembilan kolom dari sisi kiri layar dan memiliki format waktu mm /
dd @ (08/22 @ 1700) dalam teks hitam putih. Juga, seperti dapat dilihat pada Gambar 1 ,
informasi obat diduplikasi untuk setiap obat untuk tab Dosis Unit (tampilan urutan lainnya
berbeda). Memiliki banyak informasi eMAR dalam huruf besar ditambah daftar nama obat
dua kali menambah kesulitan sekilas keterbacaan dan pemahaman terutama pada saat-saat
sibuk atau kritis.

Duplikasi dan semua huruf besar dapat membuat informasi obat terkait lebih sulit untuk
dilihat, terutama di bawah tekanan waktu. Karya klasik menunjukkan teks dalam huruf
kapital semua dapat memperlambat keterbacaan dan pemahaman ( Paterson & Tinker, 1940 );
desain ulang harus menggunakan huruf campuran. Menyoroti waktu pengobatan disebabkan
oleh penggunaan warna, ukuran dan / atau huruf tebal, mengatur seluruh daftar sesuai dengan
waktu ini dan berdasarkan jenis obat (misalnya, setelah pesanan di atas, diikuti dengan obat-
obatan yang dijadwalkan dan sesuai kebutuhan) dan menghilangkan informasi yang kurang
penting seperti bulan / hari / tahun (yang bisa di tajuk kolom versus di setiap sel) akan
meningkatkan desain. Jenis tampilan yang ditata ulang ini harus menjadi standar,
menghilangkan kebutuhan bagi perawat untuk mengklik kolom untuk menyusun ulang obat
berdasarkan tanggal / waktu dan kemudian memiliki semacam menghilang ketika perawat
logout dan pindah ke pasien berikutnya. Dalam praktiknya, perawat cenderung untuk tidak
menyusun ulang daftar saat ini tetapi sebaliknya hanya memeriksa secara visual daftar apa
adanya, memengaruhi produktivitas dan meningkatkan risiko kesalahan.

Penggunaan sederhana warna, penyelarasan, penggunaan huruf besar dan kecil versus semua
huruf besar, dan penghapusan informasi duplikat dapat membuat informasi dapat dilihat
secara sekilas. Misalnya, obat sekali pakai bisa diberi kode warna versus dikaburkan di
tengah daftar obat yang panjang. Obat yang hilang dapat disorot dan / atau diorganisir secara
otomatis dibandingkan memiliki perawat yang sering menjalankan laporan obat yang
terlewat. Ini penting karena harus menjalankan laporan adalah penyelesaian yang mungkin
tidak efektif, terutama selama masa sibuk seperti perubahan shift. Perintah penyelarasan kiri,
seperti untuk skala geser insulin, akan mengurangi teks yang campur aduk saat ini ( Gambar
1 ) dan membuat informasi lebih mudah dan akurat dideteksi. Mengatasi beberapa masalah
sederhana ini, sekilas dapat menghilangkan kebutuhan bagi perawat untuk harus hati-hati dan
terus menerus memeriksa lautan teks di layar.

Contoh lain adalah memetakan efektivitas PRN. Saat ini, indikator untuk memetakan
efektivitas PRN ada di sisi kanan bawah layar eMAR utama, tetapi tidak menunjukkan obat
tertentu, batas waktu atau tautan untuk memasuki penilaian yang sesuai. Sebagai gantinya,
antarmuka yang dirancang ulang dapat mencakup alarm atau indikator waktu untuk memberi
tahu perawat tentang waktu yang tersisa untuk mendokumentasikan efektivitas PRN dalam
pedoman kelembagaan dan menyertakan hyper-link ke obat tertentu untuk memudahkan
pembuatan grafik. Work-arounds saat ini termasuk menggunakan timer dapur pada satu unit
dan / atau memposting laporan pada unit dengan nama perawat ketika mereka kehilangan
waktu dokumentasi yang diperlukan.

Banyak masalah desain layar dinilai minor. Peringkat ini menipu karena masalah ini bersifat
aditif. Tampilan dan urutan informasi saat ini bervariasi, misalnya, Lembar Sampul dan tab
Dosis Unit memiliki pengaturan yang berbeda, kolom berbeda, penggunaan tanggal lahir
pasien versus usia tidak konsisten dan formatnya berbeda (10.000 banding 10.000, tanggal
dan waktu pengobatan). Ini berarti perawat harus mengingat urutan informasi atau
meningkatkan upaya kognitif untuk menemukan informasi terkait pada layar tertentu.
Masalah-masalah semacam ini diperparah di berbagai masalah kegunaan. Sejumlah kecil
masalah kecil mungkin tidak memengaruhi alur kerja, efektivitas dan produktivitas perawat;
Namun, volume besar yang terlihat di sini cenderung berdampak signifikan terhadap perawat.

Perawat di pengaturan lain dapat menilai apakah sistem eMAR / BCMA yang ada sesuai
dengan standar desain antarmuka yang dikenal dengan menggunakan HE dan standar desain
layar yang dipublikasikan. Evaluasi semacam ini juga dapat dilakukan sebelum sistem dibeli
dengan menggunakan evaluasi kegunaan sebagai pembeda di antara vendor. Menilai eMAR
sebelum implementasi akan memungkinkan para pemimpin untuk memahami masalah apa
yang akan muncul dan mengambil upaya untuk memperbaiki sebelum peluncuran sistem
penuh. Setelah diterapkan, perawat dapat menggunakan evaluasi desain untuk bermitra
dengan vendor BCMA untuk mendesain ulang masalah bencana dan mencegah potensi
masalah keselamatan pasien.

Masalah Teknis dan Interoperabilitas

Masalah kegunaan yang paling mengejutkan yang penulis temukan adalah kurangnya
interoperabilitas di seluruh sistem untuk mendukung tugas pengobatan dasar dan masalah
pemeliharaan sistem saat ini yang menghabiskan waktu. Kelalaian dan kesalahan
dimungkinkan karena informasi yang hilang atau kesulitan dalam menemukan obat-obatan
dan informasi terkait. Lebih penting, masalah keselamatan pasien potensial ada karena
catatan lengkap obat sulit atau tidak mungkin untuk dicapai.

Kedua, BCMA tidak bisa dioperasi atau hampir tidak bisa dioperasi selama 30-60 menit dua
kali sehari setiap hari untuk penyegaran / pemeliharaan. Periode pemeliharaan ini sering
terjadi pada akhir shift ketika perawat berusaha menyelesaikan tugas sebelum shift berubah.
Masalah ini mungkin unik untuk situs ini tetapi sangat penting untuk dipecahkan. Minimal
pemberitahuan harus memperingatkan perawat ketika pemeliharaan / penyegaran akan terjadi
atau, yang lebih penting, pemeliharaan harus dijadwal ulang ke waktu selain dari perubahan
shift atau obat-obatan utama yang jatuh tempo seperti 0900.

Masalah teknis dan interoperabilitas memiliki banyak dampak termasuk beban kognitif,
kewaspadaan dan keterampilan menghafal. Perawat dibebani dengan masuk ke beberapa
sistem dengan kata sandi unik yang panjang berkali-kali sepanjang hari untuk setiap pasien
meskipun beberapa sistem sudah ada yang menggunakan pengenalan sidik jari (misalnya,
Pyxis, sistem pengeluaran obat otomatis). Perawat harus mengingat semua keanehan dan
fungsi dalam sistem yang terpisah, tempat menemukan informasi penting dan metode
navigasi terpisah untuk berbagai aplikasi / sistem. Jelas, integrasi sistem diperlukan antara
BMCA, CPRS dan Essentris minimal. BCMA perlu diperluas untuk memasukkan
dokumentasi untuk rangkaian lengkap obat-obatan termasuk pompa PCA, dan semua area
perawatan pasien harus diminta untuk menggunakan BCMA untuk memungkinkan catatan
pengobatan lengkap tersedia untuk pasien rawat inap. Jelas, interoperabilitas bisa mahal;
Namun, efisiensi dan biaya efektivitas saat ini untuk perawat dan pasien cenderung tinggi.
Interoperabilitas di antara aplikasi utama sangat penting antara BCMA, manajemen pesanan,
dan dokumentasi klinis, terutama di seluruh unit fasilitas termasuk area khusus seperti ED,
dialisis, dan area pencitraan yang biasanya dianggap sebagai area rawat jalan. Untuk orang
lain yang memiliki BCMA atau mengimplementasikannya, area BCMA awal harus dinilai
menggunakan pendekatan yang berpusat pada pasien dan harus dinilai sebelum implementasi
BCMA. Kemampuan teknis perlu mendukung kemampuan perawat untuk mendeteksi
perubahan, melihat obat, memantau reaksi pasien, dan melihat gambaran lengkap dari
pemberian obat.

Kesadaran Situasi

Dalam penelitian ini, kesadaran situasi digunakan sebagai perspektif untuk mengeksplorasi
bagaimana perawat dapat mencapai gestalt pemberian obat dengan eMAR di BCMA. Setiap
tingkat kesadaran situasi dipengaruhi. Pada Level 1, Persepsi keadaan sistem dan kegiatan,
dipengaruhi secara signifikan karena keadaan sebenarnya dari rezim pengobatan pasien sulit
untuk dipastikan dengan layar eMAR / BCMA utama karena layar dan desain sistem.
Mungkin dampak yang paling besar adalah di SA Level 2, Comprehension , di mana perawat
perlu memahami makna informasi dan tindakan. Informasi tersebar di beberapa sumber,
termasuk laporan verbal dan catatan klinis, yang membutuhkan upaya dan waktu yang
signifikan untuk pengambilan, jika ini mungkin sama sekali. Situasi Kesadaran Level 3,
Proyeksi , kemudian terpengaruh secara negatif karena dua level sebelumnya terkena
dampak. Kecuali Level 2 sudah tersedia, Level 3 sulit dicapai. Selain itu, ketika sistem dan
lingkungan menjadi lebih kompleks, mencapai, memperoleh dan mempertahankan kesadaran
situasi menjadi semakin sulit ( Endsley & Jones, 2012 ). Kesadaran situasi lebih lanjut
dikompromikan selama masa stres atau tekanan waktu terbatas. Untuk mendukung dokter di
bawah beban waktu, SA (Persepsi) harus secara otomatis didukung oleh tampilan yang
terintegrasi dan efisien untuk memungkinkan perawat memahami apa yang terjadi dengan
obat pasien (Pemahaman SA) dan untuk memproyeksikan apa yang perlu diperhatikan untuk
memberikan perawatan yang aman (SA). Proyeksi).

Teori kesadaran situasi memberikan perspektif wawasan untuk evaluasi kegunaan ini.
Sementara evaluasi heuristik bermanfaat untuk evaluasi kegunaan, SA memberikan peneliti
wawasan tentang bagaimana fungsi kognitif perawat yang lebih tinggi dapat dipengaruhi.
Kerangka kerja SA dapat diterapkan pada pengaturan lain atau evaluasi platform TI terutama
di mana tugas-tugas pengguna dapat didefinisikan dengan jelas dan hasil yang diproyeksikan
potensial dipahami. Mengevaluasi tugas administrasi pengobatan keperawatan menggunakan
eMAR / BCMA adalah contoh ideal untuk menerapkan evaluasi heuristik dan teori faktor
manusia ini. Penilai lain dapat menilai bagaimana produk eMAR khusus mereka berdampak
pada SA dengan menggunakan tugas serupa. Misalnya, peneliti dapat melacak pergerakan
pasien melalui institusi untuk memeriksa di mana ada celah dalam gambaran lengkap dan
bagaimana mereka mempengaruhi kemampuan perawat untuk melihat obat baru atau
informasi terkait yang terkubur dalam catatan dari unit atau pengaturan yang berbeda seperti
UGD atau ruang operasi. Evaluator dapat menilai jumlah layar / klik dan kesulitan
memperoleh kesadaran situasional bahkan jika sistem dapat dioperasikan karena desain
antarmuka pengguna itu sendiri dapat membuat SA bermasalah.

Implikasi keseluruhan dari penelitian ini terkait dengan pasien, perawat individu dan
organisasi. Potensi masalah keselamatan pasien adalah karena tantangan dalam memperoleh
catatan pengobatan yang lengkap, kesadaran situasi dan tingginya tingkat masalah kegunaan.
Upaya kognitif, produktivitas, dan kesadaran situasi para perawat akan obat-obatan
dipengaruhi secara negatif oleh desain eMAR / BCMA organisasi saat ini. Upaya pelatihan
dan pendidikan melampaui pelatihan online awal. Kemungkinan beban kognitif tinggi. Tugas
dasar untuk pekerjaan perawat seperti Menyiapkan obat dan Pemberian dan memetakan obat
perlu didukung dengan lebih baik. Organisasi terkena dampak karena setiap fasilitas
memerlukan koordinator BCMA untuk mengelola aplikasi yang kompleks dan melatih
perawat tentang pembaruan dan kebijakan baru, misalnya, pembuatan bagan, menggunakan
komentar untuk mencatat verifikasi ganda untuk obat-obatan tertentu.

Work-around BCMA serta pendidikan dan penegakannya oleh koordinator BCMA saat ini
mengkompensasi perubahan desain yang diperlukan. Bekerja di sekitar dan sumber daya
tambahan yang diperlukan ini kemungkinan mengindikasikan perlunya penilaian kegunaan
yang lebih mendalam yang mencakup pengamatan langsung perawat-BCMA serta penilaian
ahli. Bahkan, biaya sebenarnya dari BCMA akan mencakup semua aspek yang disebutkan di
sini. Studi sebelumnya tentang penghematan biaya mungkin meremehkan biaya tenaga kerja
dan biaya sebenarnya implementasi BCMA untuk perawat.

Studi ini menambahkan dimensi lain pada literatur yang ada untuk kesadaran situasi eMAR
dan aspek sosial-teknis dari evaluasi BCMA yang secara khusus terkait dengan desain
antarmuka pengguna. Karya ini menjelaskan evaluasi eMAR yang digunakan dalam sistem
pengiriman kesehatan AS terbesar yang berdampak pada sebagian besar 80.000 perawatnya.
Volume yang tinggi dari temuan kegunaan konsisten dengan evaluasi eMAR lainnya ( Guo et
al., 2011 ; Staggers et al., 2007 ), dan penelitian ini adalah evaluasi eMAR skala besar ketiga
yang menunjukkan beberapa masalah kegunaan yang masih ada dengan produk eMAR /
BCMA . Untungnya, ada solusi untuk banyak masalah ini, yang dapat digunakan orang lain
untuk mencegah masalah yang terlihat di sini.

Adapun keterbatasan, penelitian ini diselesaikan di satu lokasi dan dengan satu sistem tingkat
perusahaan. Meskipun sistem BCMA diturunkan secara nasional, beberapa masalah mungkin
bersifat lokal, misalnya, persyaratan pemeliharaan. Ini dapat membatasi generalisasi. Selain
itu, aplikasi BCMA diteruskan lebih dari satu dekade yang lalu dan peningkatan mungkin
ditahan karena upaya nasional untuk menggantikan VistA dan CPRS.

Penelitian di masa depan dapat mencakup evaluasi yang lebih komprehensif dari
kewaspadaan situasi perawat yang dapat melibatkan pengujian dengan pengguna perawat
BCMA menggunakan tugas yang lebih kompleks khusus dirancang untuk setiap tingkat
kesadaran situasi. Evaluasi eMAR / BCMA juga dapat diperluas ke situs lain, vendor dan
sistem kesehatan. Pedoman desain Universal eMAR / BCMA dapat dikembangkan untuk
memastikan sistem BCMA masa depan lebih baik mendukung tugas kompleks perawat.
Secara operasional, solusi untuk masa depan dapat menggunakan pedoman desain layar yang
diketahui, menggunakan teknik desain yang berpusat pada pengguna, menggunakan
perspektif yang berpusat pada pasien untuk desain dan mengintegrasikan sistem kritis.
Perbaikan ini diperlukan untuk perbaikan, penyelesaian tugas pemberian obat yang aman.

Evaluasi ini menunjukkan sejumlah besar masalah signifikan dengan eMAR dalam sistem
BCMA tingkat perusahaan. Sejumlah besar pelanggaran heuristik juga terlihat,
mengakibatkan kesulitan bagi perawat untuk mendapatkan kesadaran situasi keseluruhan
untuk administrasi obat. Masalah integrasi sistem yang ada perlu ditangani dalam waktu
dekat dan eMAR dirancang ulang untuk perbaikan dalam pemberian obat. Ini akan
menghasilkan peningkatan produktivitas perawat dan kesadaran situasi dengan pengurangan
potensi masalah keselamatan pasien, beban kognitif perawat, lingkungan kerja organisasi dan
beban pelatihan saat ini. Bagi perawat untuk memberikan pengobatan secara aman dan
efektif, mereka harus bergantung pada pengetahuan terkini tentang parameter situasional
dinamis. Kesadaran situasi Proyeksi Level 3, khususnya, kemudian dapat difasilitasi oleh
sistem BCMA. Masalah saat ini dapat dikurangi dengan memperhatikan desain layar,
interoperabilitas dan desain yang berpusat pada pengguna di masa depan.
Pergi ke:

Ucapan Terima Kasih

Penelitian ini didukung oleh Departemen Urusan Veteran, Administrasi Kesehatan Veteran,
Layanan Penelitian dan Pengembangan Layanan Kesehatan # CR12-321 (Charlene Weir,
PhD). Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah dari penulis dan tidak selalu
mewakili pandangan Departemen Urusan Veteran. Iribarren didanai oleh NIH, NINR
komparatif dan pelatihan penelitian efektivitas biaya untuk hibah pelatihan ilmuwan perawat
(hibah no. T32NR014205).

Para penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada para ahli BCMA, termasuk Karen
Risch, RN, MSN dan Rashmi Mishra, MS, atas kontribusi mereka pada penelitian ini.

Pergi ke:

Informasi Kontributor

Nancy Staggers, Konsultan Informatika Kesehatan dan Profesor Tambahan, Sekolah Tinggi
Informatika Keperawatan dan Informatika Biomedis, Universitas Utah, Salt Lake City, UT
84108.

Sarah Iribarren, Peneliti Pascadoktoral, Sekolah Perawat Universitas Columbia, New York,
NY 10032.

Jia-Wen Guo, Asisten Profesor, Sekolah Tinggi Keperawatan, Universitas Utah, Salt Lake
City, UT 84112.

Charlene Weir, Informatika, Peningkatan-Keputusan dan Ilmu Analitik (IDEAS 2.0), Pusat
Inovasi, VA Salt Lake City Sistem Perawatan Kesehatan dan Profesor, Departemen
Informatika Biomedis, Salt Lake City, UT 84112.

Referensi

1. American College of Physicians dan American EHR Partners. Survei dokter:


Kepuasan pengguna dengan catatan kesehatan elektronik telah menurun sejak 2010.
2013 Diperoleh dari http://www.acponline.org/pressroom/ehrs_survey.htm .
2. Asosiasi Medis Amerika. AMA menyerukan perbaikan desain catatan kesehatan
elektronik untuk meningkatkan kegunaan. 2014 [Siaran pers]. Diperoleh dari
http://www.ama-assn.org/ama/pub/news/news/2014/2014-09-16-solutions-to-ehr-
systems.page .
3. Bargren M, Lu DF. Proses evaluasi untuk sistem informasi administrasi obat bar code
elektronik di unit perawatan akut. Keperawatan Urologi. 2009; 29 (5): 355-367. 391.
kuis 368. [ PubMed ] [ Google Cendekia ]
4. Buku hitam. Perawat rumah sakit dipaksa untuk mengembangkan solusi kreatif untuk
menangani kekurangan Sistem EHR; teknologi usang dan kurangnya interoperabilitas,
ungkap Buku Hitam. 2014 [Siaran pers]. Diperoleh dari
http://www.prweb.com/releases/2014/09/prweb12182208.htm .
5. Carayon P, Wetterneck T, Hundt AS, Ozkaynak M, DeSilvey J, Ludwig B. Evaluasi
interaksi perawat dengan teknologi administrasi obat kode bar di lingkungan kerja.
Jurnal Keselamatan Pasien. 2007; 33 (1): 34–42. [ Google Cendekia ]
6. Pusat Medicare dan Medicaid. MU atau Bermakna Menggunakan program insentif
EHR. 2014 Diperoleh dari http://www.cms.gov/Regulations-and-
Guidance/Legisions/EHRIncentivePrograms/Meaningful_Use.html .
7. DeYoung JL, Vanderkooi ME, Barletta JF. Pengaruh pemberian obat-obatan dengan
kode batang pada tingkat kesalahan pengobatan di unit perawatan intensif medis
dewasa. American Journal of Health-System Pharmacy. 2009; 66 (12): 1110-1115.
doi: 10.2146 / ajhp080355. [ PubMed ] [ CrossRef ] [ Google Cendekia ]
8. Departemen Urusan Veteran. Sekilas tentang Statistik Urusan Veteran. 2014
Diperoleh dari
http://www.va.gov/vetdata/docs/Quickfacts/Stats_at_a_glance_03_31_14.pdf .
9. Endsley MR, Jones DG. Merancang untuk kesadaran situasi. 2. Boca Raton, FL: CRC
Press; 2012. [ Google Cendekia ]
10. Galitz W. Panduan penting untuk desain antarmuka pengguna: Pengantar prinsip dan
teknik desain GUI. 3. Indianapolis, IN: Wiley; 2007. [ Google Cendekia ]
11. Guo J, Iribarren S, Kapsandoy S, Perri S, Staggers N. eMAR antarmuka pengguna:
Panggilan untuk evaluasi kegunaan di mana-mana dan desain ulang produk.
Informatika Klinis Terapan. 2011; 2 (2): 202-224. [ Artikel gratis PMC ] [ PubMed ] [
Google Cendekia ]
12. Harrington L, Clyne K, Fuchs MA, Hardison V, Johnson C. Evaluasi penggunaan
administrasi obat barcode dalam praktik keperawatan menggunakan daftar periksa
berbasis bukti. Jurnal Administrasi Keperawatan. 2013; 43 (11): 611–617. doi:
10.1097 / 01.NNA.0000434504.69428.a2. [ PubMed ] [ CrossRef ] [ Google
Cendekia ]
13. Analisis HIMSS. Model adopsi EMR. 2014 Diperoleh dari
https://www.himssanalytics.org/emram/scoreTrends.aspx .
14. Holden RJ, Rivera-Rodriguez J, Faye H, Scanlon M, Karsh BT. Otomatisasi dan
adaptasi: perilaku penyelesaian masalah perawat setelah penerapan teknologi
administrasi obat bar-coded. Pekerjaan Teknologi Kognitif. 2013; 15 : 283–296. [
Artikel gratis PMC ] [ PubMed ] [ Google Cendekia ]
15. Holden RJ, Brown RL, Alper SJ, Scanlon MC, Patel NR, Karsh BT. Itu bagus, tapi
apa yang dilakukan IT? Mengevaluasi dampak pemberian obat kode batang dengan
mengukur perubahan dalam proses perawatan. Jurnal Internasional Teknik Industri.
2011; 41 (4): 270–379. [ Artikel gratis PMC ] [ PubMed ] [ Google Cendekia ]
16. Institut Kedokteran. Kesehatan TI dan keselamatan pasien: Membangun sistem yang
lebih aman untuk perawatan yang lebih baik. Washington, DC: Pers Akademi
Nasional; 2011. [ Google Cendekia ]
17. Organisasi Standar Internasional. Organisasi Standar Internasional 9241-11. 1998
Diperoleh dari http://www.usabilitynet.org/tools/r_international.htm#9241-11 .
18. Johnson CM, Johnson TR, Zhang J. Kerangka kerja yang berpusat pada pengguna
untuk mendesain ulang antarmuka perawatan kesehatan. Jurnal Informatika Biomedis.
2005; 38 (1): 75-87. doi: 10.1016 / j.jbi.2004.11.005. [ PubMed ] [ CrossRef ] [
Google Cendekia ]
19. Koppel R, Wetterneck T, Telles JL, Karsh BT. Solusi untuk sistem administrasi obat
barcode: kejadian, penyebab, dan ancaman terhadap keselamatan pasien. Jurnal
American Medical Informatics Association. 2008; 15 (4): 408–423. doi: 10.1197 /
jamia.M2616. [ Artikel gratis PMC ] [ PubMed ] [ CrossRef ] [ Google Cendekia ]
20. Landman A, PM Neri, Robertson A, McEvoy D, Dinsmore M, Sweet M, Miles S.
Efisiensi dan kegunaan tablet yang mendukung komunikasi jarak dekat untuk
pemberian obat. Jurnal Penelitian Internet Medis: mHealth dan uHealth. 2014; 2 (2):
e26. [ Artikel gratis PMC ] [ PubMed ] [ Google Cendekia ]
21. Evaluasi Nielsen J. Heuristic. Dalam: Nielsen J, Mack RL, editor. Metode
pemeriksaan kegunaan. New York, NY: John Wiley & Sons, Inc; 1994. [ Google
Cendekia ]
22. Paterson DG, Tinker MA. Cara membuat jenis dapat dibaca. Oxford, Inggris: Harper;
1940. [ Google Cendekia ]
23. Patterson ES, Rogers ML, Chapman RJ, Render ML. Kepatuhan dengan tujuan
penggunaan administrasi obat kode bar dalam perawatan akut dan jangka panjang:
Sebuah studi observasional. Faktor manusia. 2006; 48 (1): 15-22. [ PubMed ] [
Google Cendekia ]
24. Patterson ES, Masak RI, Render ML. Meningkatkan keamanan pasien dengan
mengidentifikasi efek samping dari memperkenalkan kode batang dalam pemberian
obat. Jurnal American Medical Informatics Association. 2002; 9 (5): 540–553. [
Artikel gratis PMC ] [ PubMed ] [ Google Cendekia ]
25. Poon EG, Keohane CA, Yoon CS, Ditmore M, Bane A, Levtzion-Korach O, Gandhi
TK. Pengaruh teknologi barcode pada keamanan pemberian obat. Jurnal Kedokteran
New England. 2010; 362 (18): 1698–1707. doi: 10.1056 / NEJMsa0907115.
[ PubMed ] [ CrossRef ] [ Google Cendekia ]
26. Rogers ML, Patterson E, Chapman R, Render M. Pengujian kegunaan dan hubungan
keamanan sistem informasi klinis. Dalam: Henriksen K, Battles JB, Marks ES, Lewin
DI, editor. Kemajuan dalam keselamatan pasien: Dari penelitian hingga praktik. Vol.
2: Konsep dan Metodologi. Rockville, MD: Badan Penelitian dan Kualitas Kesehatan;
2005. hlm. 365–378. [ PubMed ] [ Google Cendekia ]
27. Seibert HH, Maddox RR, Flynn EA, Williams CK. Pengaruh teknologi barcode
dengan catatan administrasi pengobatan elektronik pada tingkat akurasi pengobatan.
American Journal of Health-System Pharmacy. 2014; 71 (3): 209–218. doi: 10.2146 /
ajhp130332. [ PubMed ] [ CrossRef ] [ Google Cendekia ]
28. Shneiderman B, Plaisant C. Merancang antarmuka pengguna: Strategi untuk interaksi
manusia-komputer yang efektif. 5. Boston, MA: Addison-Wesley; 2010. [ Google
Cendekia ]
29. Staggers N. Meningkatkan pengalaman pengguna untuk produk teknologi informasi
kesehatan. Dalam: Nelson R, Staggers N, editor. Informatika kesehatan: Pendekatan
interdisipliner. St. Louis, MO: Elsevier; 2014. hlm. 335–350. [ Google Cendekia ]
30. Staggers N, Kobus D, Brown C. Perawat evaluasi desain baru untuk catatan
administrasi pengobatan elektronik. CIN: Komputer, Informatika, Keperawatan.
2007; 25 (2): 67–75. [ PubMed ] [ Google Cendekia ]
31. Administrasi Kesehatan Veteran. Perawat VA: Kualitas dan inovasi dalam perawatan
pasien. 2014 Diperoleh dari http://www.va.gov/health/NewsFeatures/2013/May/VA-
Nurses-Quality-and-Innovation-in-Patient-Care.asp .
32. Vista. Monografi Sistem Informasi Kesehatan dan Arsitektur Teknologi (VistA).
Washington, DC: Departemen Administrasi Veteran, Kantor Teknologi Informasi;
2013. [ Google Cendekia ]
33. Vrendenburg K, Mao JY, Smith PW, Carey T. Prosiding CHI 2002. Minneapolis,
MN: Asosiasi untuk Mesin Komputer; 2002. Survei praktik desain yang berpusat pada
pengguna; hlm. 471–478. [ Google Cendekia ]
34. Wideman MV, Whittler ME, Anderson TM. Administrasi obat barcode: Pelajaran dari
penerapan unit perawatan intensif. Dalam: Henriksen K, Battles JB, Marks ES, Lewin
DI, editor. Kemajuan dalam keselamatan pasien: Dari penelitian hingga implementasi.
Vol. 3: Masalah implementasi. Rockville, MD: Badan Penelitian dan Kualitas
Kesehatan; 2005. hlm. 437–451. [ Google Cendekia ]
35. Zhang J, Johnson TR, Patel VL, Paige DL, Kubose T. Menggunakan heuristik
kegunaan untuk mengevaluasi keselamatan pasien dari peralatan medis. Jurnal
Informatika Biomedis. 2003; 36 (1–2): 23–30. [ PubMed ] [ Google Cendekia ]

Anda mungkin juga menyukai