Jurnalisme Reportase Sebuah Produk Komersialisasi
Jurnalisme Reportase Sebuah Produk Komersialisasi
Jurnalisme Reportase Sebuah Produk Komersialisasi
INDUSTRI TELEVISI
Abstract
The freedom of press has given space to the growth of television industries in
Indonesia. As we all know, since 2010 there are at least nine private television that
established. This case has been impact to the public information fulfilness.
Unfortunately as part of the capitalism industry, television should able to provide
information that give two function, these is entertainment and journalism. Therefore,
information is so often considered as commodity relate with the market mechanism that
create television commercialization.
This article aim to observe the bias of information that affected by journalism
technique in the investigation program called. “Reportase Investigasi” through the
approach Marxis capitalism where in the world of capitalism production is always
relate with power and capital ownership.
Kata Kunci: Journalism, Television, Commersialitation, Report, Investigati
Pendahuluan
Kebebasan pers di era reformasi terkecuali dengan program berita yang
memberikan ruang bagi tumbuhnya disajikan. Berita merupakan sebuah
media massa di Indonesia. Salah pusat informasi bagi masyarakat, tempat
satunya adalah kemunculan beragam dimana publik dapat mengkonsumsi
TV Swasta, dimulai dengan RCTI kebutuhan akan arus informasi yang
(Rajawali Citra Televisi Indonesia) pada tersaji melalui televisi.
tahun 1989. kemudian diikuti secara Dengan keberadaan televisi yang
berturut – turut oleh SCTV, TPI, tidak hanya sekedar menjadi penyampai
Indosiar, dan Antv. Di tahun 2010 informasi yang aktual saja tetapi juga
tercatat sebanyak 9 TV Swasta Nasional sebagai bagian dari industri kapitalis,
dan lebih dari 5 TV Swasta Regional tentunya berita yang disajikan tidak
yang beroperasi di Indonesia. Dengan boleh menjadi berita yang biasa saja.
menjamurnya industri TV Swasta Dibutuhkan sebuah kreatifitas tersendiri
tersebut, menuntut masing – masing untuk membuat sebuah berita tidak
stasiun TV untuk dapat terlihat membosankan karena hal
mengembangkan program acaranya tersebut berkaitan dengan pilihan
sebaik mungkin agar tidak tergerus masyarakat. Sebuah televisi yang
dengan persaingan yang ada. Tidak berhasil mengemas program berita
THE MESSENGER, Volume IV, Nomor 1, Edisi Januari 2012
27
dengan menarik tentu saja akan menjadi mewujudkan informasi1. Atau dapat
rujukan bagi pemirsa dalam mengakses dikatakan pula bahwa secara teknis,
informasi yang menjadi kebutuhan jurnalisme televisi menjadikan fakta
mereka. Sehingga tidak mengherankan sosial sebagai tontonan.
bila terdapat beragam konsep dan teknik Sebagai sebuah televisi komersil,
yang digunakan oleh masing-masing televisi swasta mengemban dua fungsi
televisi dalam membuat berita sekaligus yaitu fungsi hiburan dan
mengingat televisi sudah menjadi jurnalisme. Informasi dianggap sebagai
bagian industri populer yang barang dagangan atau komoditi. Berita
mempunyai efek tersendiri dalam yang tersaji di masyarakat cenderung
mempengaruhi perilaku masyarakat di sesuatu yang sensasional dan
ranah publik. spektakuler,dengan harga apapun, yang
terkadang sampai mengorbankan
2
Adalah sebuah tantangan bagi profesionalisme . Hal ini berkenaan
pekerja media, khususnya jurnalis untuk dengan industri televisi itu sendiri yang
dapat membuat sebuah laporan yang memiliki sifat ekonomi dimana televisi
sarat dengan kreatifitas guna mendapat swasta menjadi faktor pendukung
aprsesiasi tinggi dari para penonton. penting dalam mekanisme pasar.
Kreatifitas tersebut meliputi fakta sosial Oleh karena itu, setiap tayangan
yang terjadi di masyarakat, ide program televisi tidak termasuk juga
peliputan, peliputan, pembuatan naskah berita memiliki prosentasi pemirsa yang
berita hingga sampai pada penyuntingan disebut rating. Semakin banyak pemirsa
gambar. Kegiatan proses perjalanan yang menyukai sebuah program maka
berita tersebut terangkum dalam apa semakin tinggi angka rating program
yang dinamakan sebagai jurnalisme. tersebut demikian juga sebaliknya.
Jika dilihat dari sejarahnya, Apabila rating sebuah program rendah
jurnalisme televisi sendiri berkembang maka akan sulit pula meraup iklan yang
sejak tahun 40-an, mulai dari semacam merupakan nafas bagi industri televisi.
jurnalisme radio yang ditampilkan Karena tayangan berita harus bersaing
dibawah lampu terang dan kamera, dengan program lain untuk
sampai teknologi satelit dan media mendapatkan rating yang tinggi, maka
interaktif dalam pemberitaan. dapat dipastikan semua awak yang
Sementara di Indonesia jurnalisme yang terlibat dalam sebuah stasiun
berkenaan dengan televisi swasta baru pemberitaan akan berlomba menyajikan
menggeliat di awal tahun 90-an. Pada tayangan yang terbaik. Salah satu pilar
dasarnya jurnalisme adalah kaidah kerja
dalam memungut fakta sosial untuk 1
Siregar, Ashadi dalam artikel Trend
dijadikan informasi, kemudian Jurnalisme Televisi
disampaikan melalui media massa. 2
Haryatmoko, Etika Komunikasi:
Kaidah jurnalisme mengandung Manipulasi Media, Kekerasan dan
standard dalam memilih fakta sosial dan Pornografi; 2007 p. 21
DAFTAR PUSTAKA