Anda di halaman 1dari 25

CHAPTER 1

INTRODUCTION TO RESEARCH

Penelitian Bisnis
Penelitian bisnis dapat didefinisikan sebagai penyelidikan atau investigasi yang terkelola, sistematis,
berdasarkan data, kritis, objektif, dan ilmiah terhadap suatu masalah spesifik, yang dilakukan dengan tujuan
menemukan jawaban atau solusi terkait.

Penelitian: Terapan dan Dasar


Berdasarkan tujuannya, penelitian dapat dibagi menjadi:
1. Penelitian Terapan (applied research): untuk memecahkan masalah mutakhir yang dihadapi oleh
manajer dalam konteks pekerjaan, yang menuntut solusi tepat waktu.
2. Penelitian Dasar/Fundamental (basic/fundamental research) disebut juga penelitian murni (pure
research): untuk menghasilkan pokok pengetahuan dengan berusaha memahami bagaimana masalah
tertentu yang terjadi dalam organisasi dapat diselesaikan.

Manajer dan Penelitian


Manajer dengan pengetahuan penelitian mempunyai kelebihan dibanding manajer yang tidak
memilikinya. Memahami penelitian dan metode penelitian membantu manajer professional untuk:
 Mengenali dan secara efektif memecahkan masalah kecil dalam konteks pekerjaan.
 Mengetahui bagaimana membedakan penelitian yang baik dan yang buruk.
 Menghargai dan terus-menerus menyadari berbagai pengaruh dan efek dari faktor-faktor terkait
dalam suatu situasi.
 Memperhitungkan risiko dalam pengambilan keputusan, mengetahui sepenuhnya probabilitas yang
terkait dengan kemungkinan keluaran (outcome) yang berbeda.
 Mencegah kepentingan pribadi yang mungkin mempengaruhi situasi.
 Berhubungan dengan peneliti dan konsultan yang disewa secara lebih efektif.
 Menggabungkan pengalaman dengan pengetahuan ilmiah ketika mengambil keputusan.

Hubungan Manajer dan Konsultan-Peneliti


Manajer harus memastikan sebelum menyewa peneliti atau konsultan bahwa:
 Peran dan harapan kedua belah pihak dinyatakan secara eksplisit.
 Filosofi dan sistem nilai organisasi yang relevan disampaikan secara jelas, dan keterbatasan, jika ada,
dikomunikasikan.
 Hubungan baik dibangun dengan peneliti, dan antara peneliti dan karyawan dalam organisasi,
memungkinkan kerjasama penuh dikemudian hari.

Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset


Konsultan/Peneliti Internal Versus Eksternal
1. Konsultan/Peneliti Internal

Keuntungan Kerugian
1. Lebih mungkin diterima oleh karyawan di mana Sangat mungkin jatuh ke dalam cara pandang
penelitian dilakukan. stereotip dalam melihat organisasi dan
masalahnya sehingga menghalangi ide dan
perspektif segar yang mungkin diperlukan.
2. Memerlukan lebih sedikit waktu ada kemungkinan bias dipengaruhi untuk
menyembunyikan, menyimpangkan, atau
mengubah fakta tertentu.
3. Dapat melaksanakan rekomendasi setelah Ada kemungkinan tidak dianggap “pakar”
temuan penelitian diterima oleh staf dan manajemen sehingga
rekomendasi mereka tidak memperoleh cukup
pertimbangan dan perhatian yang layak.
4. Menggunakan lebih sedikit biaya Bias organisasi tertentu dapat membuat
temuan menjadi kurang objektif dan kurang
ilmiah.

2. Konsultan/Peneliti Eksternal
Keuntungan Kerugian
1. Dapat menerapkan kekayaan pengalaman yang Biayanya lebih mahal
diperoleh dari bekerja dengan berbagai tipe
organisasi yang mempunyai jenis masalah yang
sama atau mirip sehingga dapat menghindari
ketergesaan menuju solusi instan dan mampu
mempertimbangkan beberapa cara alternatif
untuk melihat masalah.
2. Mempunyai lebih banyak pengetahuan Waktu yang diperlukan lebih lama & lebih
mengenai model-model pemecahan masalah sulit untuk memperoleh dukungan dan
yang terkini dan tercanggih. kerjasama dari karyawan.
3. Ada biaya tambahan untuk bantuan mereka
dalam fase implementasi & evaluasi

Pengetahuan Tentang Penelitian dan Efektivitas Penelitian


Pengetahuan tentang penelitian meningkatkan kepekaan manajer terhadap banyak sekali faktor internal
dan eksternal dari berbagai sifat yang berlaku dalam lingkungan kerja dan organisasi mereka. Hal tersebut
juga membantu memfasilitasi interaksi yang efektif dengan konsultan dan pemahaman atas beragam nuansa
proses penelitian.

Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset


Etika dan Penelitian Bisnis
Kode etik berlaku bagi organisasi dan anggota yang mensponsori penelitian, peneliti yang melakukan
penelitian, dan responden yang memberikan data yang diperlukan. Ketaatan terhadap etika dimulai dengan
orang yang mengadakan penelitian, yang harus melakukannya dengan sungguh-sungguh, memperhatikan
indikasi hasil penelitian, melepaskan ego, dan mengejar kepentingan organisasi alih-alih diri sendiri. Kode
etik juga harus dicerminkan dalam perilaku peneliti yang melakukan investigasi, partisipan yang
memberikan data, analis yang memberikan hasil, dan seluruh tim penelitian yang menyajikan interpretasi
hasil dan menyarankan solusi alternatif.

CHAPTER 2
THE SCIENTIFIC APPROACH AND ALTERNATIVE APPROACHES TO INVESTIGATION

Investigasi Ilmiah
Penelitian ilmiah lebih difokuskan pada pemecahan masalah dan mengikuti metode langkah demi langkah
yang logis, terorganisasi, dan ketat untuk mengidentifikasi masalah, megumpulkan data, menganalisisnya,
dan menarik kesimpulan yang valid dari hasil tersebut. Jadi penelitian ilmiah ini tidak berdasarkan pada
firasat, pengalaman, dan intuisi (meskipun hal tersebut mungkin mempunyai bagian dalm pengambilan
keputusan akhir). Penelitian ilmiah mengacu pada penelitian dasar maupun terapan.

Ciri-ciri Penelitian Ilmiah


1. Tujuan Jelas : manajer memulai penelitian dengan tujuan !ang jelas. "okus dalammeningkatkan
komitmen karyawan kepada organisasi akan menguntungkan dalam banyak hal. dengan begitu
penelitian memiliki tujuan yang jelas.
2. Ketepatan : kehati-hatian, kecermatan, dan tingkat ketelitian dalam investigasi penelitian.
3. Dapat Diuji : dengan menerapkan uji statistik tertentu pada data yang dikumpulkan untuk tujuan
penelitian, sehingga secara logis hipotesis yang disusun untuk melihat apakah data mendukung
perkiraan atau hipotesis yang dibuat setelah studi yang mendalam terhadap situasi masalah.
4. Dapat Ditiru : hasil uji hipotesis harus didukung lagi dan lagi ketika jenis penelitian serupa diulangi
dalam keadaan lain yang mirip. Bila hal tersebut terjadi (misalnya hasil ditiru atau terulang), kita
akan memperoleh keyakinan dalam sifat ilmiah penelitian kita. Dengan kata lain, hipotesis kita tidak
hanya bersifat kebetulan, tetapi refleksi dari keadaan populasi yang sebenarnya.
5. Ketelian dan Keyakinan
Ketelitian : mengacu pada kedekatan temuan, dengan realitas berdasarkan sebuah sampel.
Keyakinan : mengacu pada probabilitas ketepatan estimasi. Sehingga tidaklah cukup hanya teliti,
tetapi juga penting bahwa kita dapat dengan teliti menegaskan 95% waktu hasil kita benar dan hanya
5% kemungkinan salah. Hal ini juga disebut sebagai tingkat keyakinan.
6. Objektivitas : harus berdasarkan fakta-fakta dari temuan yang berasal dari data aktual, dan bukan
Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset
nilai-nilai subjektif atau emosional kita.
7. Dapat Digeneralisasi : mengacu pada cakupan penerapan temuan penelitian dalam suatu konteks
organisasi ke konteks organisasi lainnya.
8. Hemat : kesederhanaan dalam menjelaskan fenomena atau persoalan yang muncul dan menghasilkan
solusi masalah selalu lebih disukai untuk kerangka penelitian yang kompleks yang meliputi jumlah
factor yang tidak dapat dikendalikan.

Metode Hipotetis Deduktif


Tujuh langkah metode hipotesis-deduktif:
1. Mengidentifikasi masalah secara luas
Penurunan penjualan, seringnya terjadi gangguan produksi, hasil akuntansi yang salah, hasil yang
rendah dari investasi, peralihan pelanggan, dan sejenisnya, yang bisa menarik perhatian manajer dan
mempercepat proyek penelitian.
2. Mendefinisikan masalah
Mengumpulkan informasi awal tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah akan
membantu membatasi masalah yang masih bersifat umum dan untuk mendefinisikan masalah.
3. Mengembangkan hipotesis
Hipotesis ilmiah harus memenuhi dua syarat. Pertama, hipotesisnya dapat diuji. Kedua, dapat ditiru.
4. Menentukan ukuran/langkah-langkah
Kecuali variabel dalam kerangka teoritis diukur dalam berbagai cara, maka hipotesisnya tidak bisa
diuji.
5. Pengumpulan data
Setelah menentukan bagaimana untuk mengukur variabel, data yang sehubungan dengan masing-
masing variabel dalam hipotesis perlu didapatkan.
6. Analisis data
Dalam menganalisis data, data yang sudah dikumpulkan dianalisis secara statistik, untuk melihat
apakah hipotesis yang dihasilkan sudah didukung.
7. Interpretasi data
Langkah yang terakhir adalah memutuskan apakah hipotesisnya didukung atau tidak dengan
menafsirkan arti dari hasil analisis data.

Beberapa Rintangan dalam Melakukan Penelitian Ilmiah dalam Area Manajemen


Dalam area manajemen, tidak selalu bisa melakukan investigasi yang 100% ilmiah. Hasil yang diperoleh
tidak pasti dan bebas kesalahan. Hal ini dikarenakan kesulitan dalam pengukuran dan pengumpulan data
dalam area subjektif perasaan, emosi, perilaku, dan persepsi.

Pendekatan-Pendekatan Alternatif untuk Penelitian


1. Positivisme
Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset
Dalam pandangan penganut positivisme (positivist), ilmu pengetahuan dan penelitian ilmiah
dilihat sebagai jalan untuk mendapatkan kebenaran. Positivist memperhatikan rigor dan dapat
disalinnya penelitian mereka, keandalan observasi, dan kemampuan generalisasi temuan. Mereka
menggunakan pemikiran deduktif untuk menempatkan teori yang dapat mereka uji dengan
pengukuran yang tetap, desain sebelum penelitian dan objektif.
2. Konstruksionisme (Constructionism)
Constructionist bertujuan untuk memahami aturan yang digunakan masyarakat untuk mengerti
dunia dengan menginvestigasi apa yang terjadi dalam pikiran masyarakat. Metode penelitian dari
para peneliti constructionist sering kali merupakan kualitatif alami. Constructionist sering kali lebih
memikirkan pemahaman kasus spesifik daripada generalisasi temuan mereka. Tidak terdapat realitas
objektif yang harus digeneralisasi.
3. Realisme Kritis
Realisme kritis merupakan sebuah kombinasi dari kepercayaan dalam realitas eksternal
(kebenaran objektif) dengan penolakan terhadap klaim bahwa realitas eksternal dapat diukur secara
objektif. Observasi (terutama observasi fenomena yang tidak dapat diamati dan diukur secara
langsung, seperti kepuasan, motivasi, dan budaya) akan selalu menjadi subjek untuk interpretasi.
Berdasarkan pandangan critical realist, mengukur fenomena dan pengumpulan data seperti emosi,
perasaan, dan sikap sering kali bersifat subjektif, pembicaraan secara umum, tidak sempurna dan
memiliki kekurangan.
4. Pragmatisme
Pragmatist tidak mengambil posisi tertentu dalam membuat penelitian yang baik. Mereka
menganggap penelitian dalam fenomena yang dapat diamati dan makna subjektif dapat
menghasilkan pengetahuan yang berguna, tergantung pada masalah-masalah penelitian dari studi.
Fokus dari pragmatisme adalah dalam hal praktis, penelitian yang diterapkan di mana sudut pandang
berbeda dalam penelitian dan subjek dalam studi yang membantu dalam penyelesaian masalah
(bisnis). Pragmatisme mendeskripsikan penelitian sebagai suatu proses di mana konsep-konsep dan
makna (teori) adalah generalisasi dari tindakan pada masa lalu dan pengalaman-pengalaman, dan
interaksi dengan lingkungan. Untuk para pragmatist, prespektif-prespektif yang berbeda, ide-ide, dan
teori-teori membantu dalam meningkatkan pemahaman tentang dunia. Pragmatisme menyokong
eklesitisme dan pluralisme. Ciri penting lain dari pragmatisme adalah pandangan terhadap kebenaran
sekarang bersifat sementara dan berubah dari waktu ke waktu.

CHAPTER 3

Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset


THE BROAD PROBLEM AREA AND DEFINING THE PROBLEM STATEMENT

Ruang Lingkup Permasalahan


Penelitian secara khusus dimulai dengan suatu permasalahan. Suatu “permasalahan” tidak berarti
kesalahan yang serius dengan keadaan sekarang yang harus diperbaiki segera mungkin. Suatu permasalahan
juga mengindikasikan kepentingan dalam isu di mana menemukan solusi yang benar dapat membantu
meningkatkan situasi yang ada.

Pengumpulan Informasi Pendahuluan


Sifat dari Informasi yang Dikumpulkan
Meskipun sifat yang tepat dari informasi dibutuhkan untuk memperkecil are permasalahan dan
membatasi pernyataan masalah spesifik, hal ini tergantung pada tipe masalah yang ditujukan, secara
luas dapat diklasifikasikan dalam dua tujuan:
1. Informasi latar belakang organisasi dan lingkungannya – merupakan faktor kontekstual.
2. Literatur – pengetahuan yang tersedia atau apa yang sudah diketahui dan tertulis yang
berhubungan dengan proyek penelitian.

Informasi Latar Belakang Organisasi


Beberapa informasi latar belakang yang mungkin termasuk adalah sebagai berikut.
1. Asal dan sejarah perusahaan.
2. Ukuran dalam hal karyawan, aset, atau keduanya.
3. Carter.
4. Lokasi.
5. Sumber daya.
6. Hubungan saling ketergantungan dengan institusi-institusi dan lingkungan eksternal.
7. Posisi keuangan selama lima sampai sepuluh tahun lalu, dan data keuangan yang berhubungan.
8. Informasi faktor struktural.
9. Informasi mengenai filosofi manajemen.
Literatur – pengetahuan yang tersedia
Literatur membantu dalam hal sebagai berikut.
1. Menyusun penelitian yang sudah selesai, atau membangun fondasi dari pengetahuan yang ada.
2. Mengembangkan pernyataan masalah dengan ketepatan dan kejelasan.

Mendefinisikan Pernyataan Masalah


Setelah mengumpulkan informasi pendahuluan, peneliti mempersempit masalah dari dasar masalah yang
luas dan mendefinisikan isu dari masalah dengan jelas. Pernyataan masalah tidak ambigu, spesifik, dan
terfokus, dan masalah yang ditujukan dari prespektif akademik yang spesifik.

Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset


Apa yang membuat pernyataan masalah yang baik?
Sebuah pernyataan masalah yang baik mencakup pernyataan sasaran penelitian dan masalah
(pernyataan) penelitian.
Beberapa contoh dari sasaran penelitian adalah sebagai berikut.
 Untuk menemukan apa motivasi konsumen untuk membeli produk secara online.
 Untuk mempelajari efek dari gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan.
 Untuk menginvestigasi hubungan antara struktur modal dan profitabilitas perusahaan.
 Untuk menentukan harga optimal sebuah produk.
 Untuk menginvestigasi pengaruh lingkungan belanja dalam toko (in-store) dalam mendorong
pembelian.
 Untuk memahami penyebab ketidakhadiran karyawan.
Beberapa gambaran mengenai pernyataan penelitian adalah sebagai berikut.
 Bagaimana kemasan baru mempengaruhi penjualan produk?
 Bagaimana hasil pesan iklan yang baru dalam meningkatkan ketertarikan konsumen?
 Bagaimana harga dan kualitas dinilai dalam evaluasi konsumen terhadap produk?

Proposal Penelitian
Sebelum studi penelitian dilakukan, harus ada persetujuan antara orang yang mengotorisasi studi dan
peneliti mengenai masalah yang diinvestigasi, metodologi yang digunakan, dan durasi studi, serta biayanya.
Proposal penelitian pada dasarnya mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Judul kerja.
2. Latar belakang studi.
3. Pernyataan masalah:
a) Tujuan studi
b) Pertanyaan/masalah penelitian.
4. Ruang lingkup studi.
5. Keterkaitan studi.
6. Desain penelitian, detail yang ditawarkan dalam:
a) Tipe studi – eksplorasi, deskriptif, dan/atau biasa.
b) Metode pengumpulan data.
c) Desain contoh.
d) Analisis data.
7. Kerangka waktu studi, termasuk informasi kapan laporan tertulis diserahkan kepada sponsor.
8. Anggaran, rincian biaya dengan referensi untuk pengeluaran spesifik.
9. Daftar pustaka yang dipilih.

Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset


Ketika proposal diterima, peneliti melaksanakan penelitian, sesuai langkah-langkah yang didiskusikan
dalam desain proses penelitian.

Implikasi-Implikasi Manajerial
Proposal penelitian yang baik membantu manajer untuk menilai relevansi studi yang diusulkan. Akan
tetapi, untuk meyakinkan bahwa sasaran studi telah dicapai, manajer harus terlibat selama proses penelitian.
Pertukaran informasi antara manajer dan peneliti selama langkah-langkah penting proses penelitian dapat
meningkatkan relevansi manajerial dan kualitas penelitian.

Isu-Isu Etika dalam Langkah Pendahuluan Investigasi


Informasi pendahuluan dikumpulkan oleh peneliti untuk mempersempit area permasalahan yang luas dan
untuk mendefinisikan pernyataan masalah spesifik. Setelah masalah dispesifikasi dan pernyataan masalah
sudah didefinisikan (dibatasi), peneliti harus menilai kapabilitas penelitiannya. Jika peneliti memutuskan
untuk melakukan penelitian, merupakan hal yang penting untuk menginformasikan semua karyawan –
khususnya yang akan diwawancarai untuk pengumpulan data pendahuluan melalui wawancara terstruktur
dan tidak terstruktur – dari studi yang diusulkan. Ketika karyawan bersedia untuk berpartisipasi dalam studi,
mereka memiliki hak untuk dilindungi dari ancaman fisik atau psikologis. Mereka memiliki hak untuk
privasi dan kerahasiaan.

CHAPTER 4

THE CRITICAL LITERATURE REVIEW

Peninjauan Ulang Literatur


Peninjauan ulang literatur adalah proses langkah demi langkah yang berkaitan dengan identifikasi kerja
yang disebar dan yang tidak disebar dari sumber data sekunder dalam topik yang bersangkutan, evaluasi
kerja hubungannya dengan masalah, dan dokumentasi kerja.
Secara umum literature review memastikan bahwa:
1. Usaha penelitian ditempatkan sesuai dengan pengetahuan yang ada dan berdasarkan pada
pengetahuan tersebut.
2. Tidak berisiko “menemukan ulang proses yang lama” atau “reinventing the wheel”, yang
merupakan usaha yang sia-sia untuk menemukan kembali sesuatu yang sudah diketahui.
3. Latar belakang tersedia untuk memungkinkan dalam melihat sudut permasalahan, untuk
membentuk pikiran, dan untuk mencetuskan wawasan yang berguna pada topik penelitian.
4. Ide yang jelas muncul untuk variabel apa yang akan penting untuk dipertimbangkan, mengapa
penting dipertimbangkan, dan bagaimana mereka diinvestigasi untuk menyelesaikan masalah.
5. Peneliti dapat memperkenalkan terminologi yang relevan dan untuk menyediakan definisi-
definisi pengarah dari konsep kerangka kerja teoritis.
6. Peneliti dapat menyediakan argumen untuk hubungan antara variabel dalam model konseptual.
Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset
7. Dapat diuji dan ditiru dari peningkatan temuan penelitian sekarang.
8. Temuan penelitian berhubungan dengan temuan lainnya.

Pendekatan Literature Review


Langkah pertama literature review berkaitan dengan identifikasi material yang diterbitkan dan tidak
diterbitkan yang bervariasi yang tersedia.

1. Sumber Data.

 Buku teks merupakan sumber teori yang berguna dalam area khusus. Keuntungan dari buku
teks adalah mereka dapat mencakup topik dengan jangkauan yang luas.
 Jurnal akademis dan profesional merupakan sumber penting dari informasi terkini.
 Tesis PhD sering berisi review lengkap dari literatur dalam area tertentu.
 Catatan konferensi berguna untuk menyediakan informasi dari penelitian terakhir, atau
penelitian yang belum dipublis. Catatan konferensi sangat up-to-date.
 Naskah yang tidak diterbitkan adalah sumber informasi yang tidak dirilis resmi oleh individu,
penerbit, atau perusahaan lainnya.
 Laporan departemen pemerintahan dan komisi korporasi atau yang menyelesaikan penelitian
dalam jumlah yang banyak. Temuan mereka yang diterbitkan menyediakan sumber informasi
pasar, industri, atau perusahaan.
 Koran menyediakan informasi bisnis terkini. Koran merupakan sumber informasi pasar,
industri, atau perusahaan. Opini-opini dalam Koran tidak bias.
 Internet Jumlah informasi yang dapat ditemukan di World Wide Web sangat banyak. Dengan
internet pencarian (rincian) buku, jurnal dan artikel, catatan konferensi, juga data khusus seperti
publikasi perusahaan, dan laporan.

2. Pencarian Literatur

Basis data terkomputerisasi menyediakan banyak keuntungan. Kebanyakan perpustakaan memiliki


sumber daya informasi elektronik sebagai berikut:
 Jurnal elektronik
 Basis data full-text
 Basis data bibliografi
 Basis data abstrak

3. Evaluasi Literartur

Menilai sistem online dan mencari literatur dalam area kepentingan akan menyediakan bibliografi
Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset
subjek yang komprehensif. Literature review yang baik harus memiliki referensi untuk studi kunci dalam
lapangan. Kriteria-kriteria penilaian nilai dari sebuah artikel atau buku adalah relevansi dari isu yang
ditujukan dalam artikel/buku, pentingnya kutiipan dari atikel/buku, tahun penerbitan artikel/buku, dan
kualitas keseluruhan artikel/buku.

4. Dokumentasi Literature Review

Dokumentasi literature review penting untuk meyakinkan pembaca bahwa (1) peneliti memiliki
pengetahuan mengenai area permasalahan dan telah melakukan persiapan pendahuluan yang penting
untuk melaksanakan penelitian, dan (2) kerangka kerja teoritis (dalam penelitian deduktif) yang akan
disusun dalam pekerjaan telah selesai dan akan ditambahkan untuk fondasi solid dari pengetahuan
yang telah ada.

Isu-Isu Etis
Ada dua perangkap yang harus diwaspadai dalam melakukan penelitian yang didasarkan pada pekerjaan
orang lain, yaitu:
1. Dengan sengaja salah menyajikan hasil kerja dari pengarang lain – yaitu, sudut pandang mereka, ide-
ide, model, kesimpulan-kesimpulan temuan, interpretasi, dan seterusnya.
2. Plagiarisme – penggunaan kata-kata pemikiran orang lain, argumen, atau ide seperti milik sendiri.

CHAPTER 5

THEORETICAL FRAMEWORK AND HYPOTHESIS DEVELOPMENT

Kebutuhan Kerangka Kerja Teoritis


Kerangka kerja teoritis mewakili kepercayaan dan bagaimana kepastian suatu fenomena (atau variabel
atau konsep) yang berhubungan satu sama lain (model) dan sebuah penjelasan mengapa percaya bahwa
variabel-variabel tersebut terasosiasi satu sama lain (teori).

Proses dalam membangun kerangka kerja teoritis termasuk:


1. Memperkenalkan definisi-definisi dari konsep atau variabel dalam model.
2. Mengembangkan sebuah model konseptual yang menyediakan penggambaran deskriptif dari
teori.
3. Hadir dengan teori yang menyediakan penjelasan hubungan antara variabel-variabel dalam
model.

Variabel
Sebuah variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang
bervariasi untuk sebuah objek atau orang, atau pada waktu yang sama untuk objek yang berbeda atau orang.

Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset


 Variabel Dependen

Variabel dependen (yang bergantung) adalah variabel dari kertertarikan (kepentingan) utama peneliti.
Tujuan peneliti adalah untuk memahami dan mendeskripsikan variabel dependen, atau untuk
menjelaskan keragamannya, atau untuk memprediksikan.

 Variabel Independen

Secara umum diduga bahwa variabel independen adalah salah satu yang mempengaruhi variabel
dependen dalam hal yang positif atau negatif.
 Variabel Moderat
Variabel moderat adalah variabel yang memiliki efek kontingen (tidak pasti) pada hubungan variabel
independen – variabel dependen.
 Variabel Mediasi
Variabel mediasi (atau variabel intervensi) adalah variabel yang muncul antara waktu variabel
independen mulai beroperasi untuk mempengaruhi variabel dependen dan waktu akibatnya mulai
dirasakan.

Kerangka Kerja Teoritis


Kerangka kerja teoritis merupakan fondasi di mana seluruh proyek penelitian deduktif didasarkan.
Ada tiga fitur dasar yang harus tergabung dalam setiap kerangka kerja teoritis:
1. Variabel-variabel yang relevan terhadap studi harus diartikan dengan jelas.
2. Model konseptual yang mendeskripsikan hubungan antara variabel-variabel dalam sebuah model
harus ditentukan.
3. Harus ada penjelasan yang jelas mengenai mengapa diperkirakan hubungan tersebut ada.

Pengembangan Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan sementara tetapi dapat diuji yang memprediksikan apa yang
diharapkan untuk ditemukan dalam data empiris

 Pernyataan Hipotesis: Format


Pernyataan jika-maka
Contoh :
Karyawan yang lebih sehat akan lebih sedikit mengambil cuti sakit.
Jika karyawan lebih sehat, maka mereka akan lebih sedikit mengambil cuti sakit.

 Hipotesis Terarah dan Tidak Terarah


Hipotesis dapat dikatakan terarah apabila arahan dari hubungan antara variabel (positif/negatif)
diindikasikan.
Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset
Contoh :
Semakin besar stres yang dialami dalam pekerjaan, semakin rendah kepuasan kerja
karyawan.
Wanita lebih termotivasi dibandingkan laki-laki.

Sedangkan, hipotesis yang tidak terarah yang melakukan dalil sebuah hubungan atau
perbedaan,tetapi tidak mengindikasikan arahan dari hubungan atau perbedaan tersebut.
Contoh:
Terdapat sebuah hubungan antara umur dan kepuasan kerja.
Terdapat perbedaan antara nilai etika kerja karyawan Amerika dan Asia.

 Null dan Hipotesis Alternatif


Hipotesis null adalah sebuah hipotesis yang disediakan untuk ditolak dengan tujuan untuk
mendukung hipotesis alternatif.
Langkah-langkah yang diikuti dalam pengujian hipotesis adalah :
1. Menyatakan hipotesis null dan alternatif.
2. Memilih uji statistikal yang sesuaibergantung pada data yang dikumpulkan parametrik atau non-
parametrik.
3. Menentukan tingkat signifikan yang diinginkan.
4. Melihat apabila hasil output dari analisis komputer mengindikasikan bahwa level signifikan telah
tercapai.

Pengujian Hipotesis dengan Penelitian Kualitatif: Analisis Kasus Negatif


Hipotesis dapat diuji dengan data kualitatif. Sebagai contoh, setelah wawancara yang panjang, seorang
peneliti telah mengembangkan kerangka kerja teoritis bahwa praktik tak pantas oleh karyawan adalah sebuah
fungsi dari ketidakmampuan untuk menentukan antara benar dan salah, atau kebutuhan untuk uang lebih,
praktik organisasi yang tidak berbeda. Untuk menguji hipotesis bahwa ketiga faktor tersebut merupakan
faktor primer yang mempengaruhi praktik-praktik tak pantas, peneliti harus mencari data membuktikan
hipotesis.

Implikasi Manajerial
Pada hubungan ini, hal ini menjadi mudah untuk mengikuti perkembangan penelitiand dari tingkat awal,
ketika manajer mengetahui ruang lingkup permasalahan, pengumpulan data pendahuluan (termasuk tinjauan
pustaka), pengembangan kerangka kerja teoritis berdasarkan tinjauan pustaka dan dipandu oleh pengalaman
dan intuisi, formulasi hipotesis untuk pengujian.
Pengetahuan mengenai bagaimana dan untuk tujuan apa kerangka kerja teoritis dikembangkan dan hipotesis

Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset


dihasilkan memungkinkan manajer menjadi penilai yang cerdas dari laporan penelitian yang disampaikan
konsultan.

CHAPTER 6
ELEMENTS OF RESEARCH DESIGN

Desain Penelitian

Seperti yang terlihat pada gambar, setiap komponen dari desain penelitian menawarkan beberapa poin
pilihan kritis. Kualitas studi penelitian bergantung pada bagaimana manajer/peneliti secara hati-hati memilih
alternatif desain yang sesuai, mempertimbangkan tujuan spesifik dari penelitian.

Tujuan Studi: Exploratory, Descriptive, Causal


Exploratory Study
Studi exploratory adalah studi yang dilakukan bila tidak banyak yang diketahui mengenai situasi
yang terjadi. Studi-studi exploratory dibutuhkan apabila beberapa fakta diketahui, namun

Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset


membutuhkan informasi lebih banyak untuk pengembangan kerangka kerja teoritis yang layak.
Descriptive Study
Tujuan studi descriptive adalah untuk menggambarkan (mendeskripsikan). Studi descriptive
sering didesain untuk mengumpulkan data yang mendiskripsikan karakteristik dari orang, kejadian,
atau situasi.
Studi descriptive dapat membantu peneliti untuk:
1. Memahami karakteristik sebuah kelompok dalam situasi yang diberikan (misalnya profil dari
segmen spesifik dalam pasar).
2. Berpikir secara sistematis mengenai aspek-aspek dalam situasi yang diberikan (misalnya,
faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja).
3. Menawarkan ide-ide penelitian yang lebih jauh.
4. Membantu dalam membuat keputusan tertentu (seperti keputusan yang berkaitan dengan
penggunaan saluran komunikasi spesifik bergantung pada profil pelanggan, jam buka,
pengurangan biaya, pengerjaan staf, dan seterusnya).

Causal Study
Dalam studi causal, peneliti tertarik dalam menggambarkan satu atau lebih faktor yang
menyebabkan masalah. Dengan kata lain, niat dari peneliti untuk melaksanakan studi causal adalah
untuk dapat menyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel Y. Jadi, ketika variabel X
dihilangkan atau diubah dalam beberapa cara, masalah Y terselesaikan.

Tingkat Interferensi Peneliti Studi


Ada tiga contoh yang dapat membedakan tingkat interferensi peneliti, yaitu:
1. Minimal Interference
2. Moderate Interference
3. Excessive Interference

Study Setting: Contrived and Noncontrived


Penelitian dapat dilaksanakan dalam lingkungan yang alami di mana kejadian terjadi secara normal,
penelitian ini menggunakan noncontrived settings. Apabila penelitian dilaksanakan dalam lingkungan
artifisial, maka penelitian tersebut menggunakan contrived settings. Studi correlational selalu
dilaksanakan dalam noncontrived settings, sedangkan kebanyakan studi causal dilaksanakan dalam
contrived lab settings.

Strategi-Strategi Penelitian
1. Experiments

Eksperimen biasanya terkait dengan penelitian deduktif dan pendekatan ilmiah atau hypothetico-
deductive untuk penelitian.
Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset
2. Survey Research
Survei merupakan sebuah sistem untuk pengumpulan informasi atau tentang orang untuk
mendeskripsikan, membandingkan, atau menjelaskan pengetahuan mereka, perilaku dan tindakan
(Fink, 2003).
3. Observation

Observasi melibatkan masuk ke dalam keadaan normal dari orang-orang, melihat apa yang mereka
lakukan, dan mendeskripsikan, analisa, dan interpretasi apa yang telah diamati.

4. Case Studies
Ide dibalik studi kasus adalah untuk mendapatkan gambaran jelas masalah yang harus diperiksa
situasi sesuai yang sebenarnya dari berbagai sudut dan prespektif menggunakan berbagai metode
pengumpulan data.
5. Grounded Theory

Instrumen penting dari teori dasar adalah pengambilan sample teoritis, pemberian kode, dan
perbandingan konstan.
6. Action Reserarch

Penelitian tindakan dilaksanakan oleh konsultan yang ingin mengubah proses dalam organisasi.
Peneliti mulai dari masalah yang sudah diidentifikasi, dan mengumpulkan data relevan untuk
menyediakan solusi masalah sementara.
7. Mixed Methods

Triangulation merupakan sebuah teknik yang sering kali berkaitan dengan penggunaan metode
campuran. Ide dibalik triangulation adalah dapat lebih percaya diri pada hasil jika menggunakan
metode yang berbeda atau sumber mengarah pada hasil yang sama. Beberapa jenis triangulation
yang mungkin:
 Method triangulation: menggunakan berbagai metode pengumpulan data dan analisis.
 Data triangulation: pengumpulan data dari beberapa sumber dan/atau pada periode waktu
yang berbeda.
 Research triangulation: berbagai peneliti mengumpulkan dan/atau menganalisis data.
 Theory triangulation: berbagai teori dan/atau prespektif digunakan untuk menginterpretasi
dan menjelaskan data.

Time Horizon: Cross-Sectional Versus Longitudinal Studies


Cross-sectional studies
Sebuah studi yang dilaksanakan di mana data yang dikumpulkan hanya sekali, mungkin pada suatu
periode dari harian atau mingguan atau bulanan, untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset


Longitudinal studies
Dalam beberapa kasus, peneliti mungkin saja ingin mempelajari orang-orang atau fenomena pada
lebih dari satu poin waktu untuk menjawab pertanyaan penelitian. Misalnya, peneliti ingin mempelajari
perilaku karyawan sebelum dan sesudah perubahan manajemen tingkat atas, jadi untuk mengetahui apa
efek yang dihasilkan dari perubahan tersebut. Karena data dikumpulkan dari dua poin waktu yang
berbeda untuk menjawab pertanyaan penelitian, studi tersebut adalah longitudinal studies.

Implikasi Manajerial
Pengetahuan mengenai desain penelitian akan membantu manajer untuk mengerti apa yang akan
dilakukan oleh peneliti.

CHAPTER 7
DATA COLLECTION METHODS: INTRODUCTION AND INTERVIEWS

Sumber Data
 Data primer adalah individu, kelompok-kelompok fokus, panel responden yang secara khusus dibuat
oleh peneliti dan dari opini-opini yang mungkin dicari pada isu-isu khusus dari waktu ke waktu.
 Data sekunder adalah catatan atau arsip perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industri yang
ditawarkan oleh media, situs web, internet, dan seterusnya.

Sumber Data Primer


Individu menyediakan informasi ketika diwawancara, diadministrasi, kuisioner, dan diamati. Wawancara
mendalam kelompok, kelompok-kelompok fokus, atau sumber-sumber data primer lainnya.
Kelompok Fokus
Kelompok fokus terdiri dari delapan sampai sepuluh anggota dengan seorang moderator yang
memimpin diskusi mengenai topic tertentu, konsep, atau produk selama kira-kira dua jam.
 Peran Moderator
Moderator memperkenalkan topic, mengamati, dan mencatat dan/atau merekam diskusi.
 Sifat data yang didapatkan melalui kelompok fokus
Data yang didapatkan melalui kelompok anggota yang sejenis tidak semahal dibandingkan dengan
yang didapatkan melalui berbagai metode pengumpulan data lainnya. Isi dari analisis data yang
didapatkan hanya menyediakan informasi kualitatif.
 Videoconferencing
Jika variasi respon regional diharapkan, beberapa kelompok fokus dapat dibentuk termasuk
moderator-moderator terlatih, pada lokasi-lokasi yang berbeda. Proses ini dengan mudah difasilitasi
melalui videoconferencing.
Panel
Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset
 Panel Statis dan Dinamis
Panel statis merupakan panel yang anggota-anggota yang sama menjalani panel selama periode
waktu yang diperpanjang. Panel dinamis merupakan panel yang anggotanya berubah dari waktu ke
waktu seperti fase-fase dari kemajuan studi.
 Teknik Delphi
Teknik Delphi merupakan sebuah metode peramalan yang menggunakan panel ahli yang dipilih
secara hati-hati dengan sistematis dan interaktif.

Unobtrusive Measures
Unobtrusive measures atau trace measures berasal dari sumber primer yang tidak melibatkan orang.

Sumber Data Sekunder


Data sekunder mengarah pada informasi yang dikumpulkan oleh orang lain selain peneliti yang
melaksanakan studi yang sedang berjalan.
Terdapat beberapa sumber data sekunder, termasuk buku dan majalah, publikasi indikator ekonomi
pemerintah, data sensus, abstrak statistik, basis data, media, laporan tahunan perusahaan, dan lain-lain. Studi
kasus dan catatan arsip lainnya – sumber data sekunder – menyediakan banyak informasi untuk penelitian
dan penyelesaian masalah.

Metode Pengumpulan Data


Wawancara Tidak Terstruktur dan Terstruktur
 Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstrukur jadi berlabel karena wawancara tersebut tidak masuk setting wawancara
dengan sebuah urutan pertanyaan yang terencana yang akan ditanyakan pada responden.
 Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur merupakan wawancara yang dilaksanakan ketika diketahui di mana awal dari
informasi yang dibutuhkan.

Pelatihan Pewawancara
Tim pewawancara terlatih dibutuhkan.

Face-to-Face dan Wawancara Telepon


Kelebihan dan kekurangan wawancara face-to-face adalah sebagai berikut:
 Peneliti dapat menyesuaikan pertanyaan-pertanyaan sesuai yang diperlukan.
 Peneliti dapat mengambil isyarat non-verbal dari responden.
 Segala ketidaknyamanan, stres, atau masalah yang dialami responden dapat dideteksi.

Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset


Kerugian wawancara face-to-face :
 Pewawancara dibatasi oleh geografis.
 Biaya pelatihan pewawancara untuk meminimalkan bias pewawancara juga tinggi.
 Responden mungkin saja merasa gelisah ketika berinteraksi face-to-face dengan pewawancara.
Kelebihan dan kekurangan wawancara telepon adalah sebagai berikut:
 Jumlah dari individu berbeda dapat dicapai dalam waktu yang singkat.
 Dari sisi responden, dapat menghilangkan ketidaknyamanan yang mungkin dialami saat
menghadapi pewawancara.
Kekurangan dari wawancara telepon :
 responden secara sepihak mengakhiri wawancara tanpa peringatan atau penjelasan, dengan
menutup telepon.
 Identitas penelpon mungkin memperburuk situasi.
 Peneliti tidak akan dapat melihat responden untuk membaca komunikasi non-verbal.

Metode Proyektif
Teknik word association seperti menanyakan responden dengan cepat mengasosiasikan word – say, work
– dengan sesuatu yang pertama kali terpikirkan. Mirip dengan sentence completion.
Tes thematic apperception (TAT) memanggil responden untuk mengarang cerita sesuai gambar yang
diperlihatkan.
Inkblot test menggunakan inkblot yang diwarnai yang diinterpretasikan oleh responden yang akan
menjelaskan apa yang mereka lihat dalam berbagai pola dan warna.

CHAPTER 8

DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION

Pendekatan observasi dapat dibedakan dengan empat dimensi utama bagaimana observasi dilaksanakan:
1. Kontrol (observasi yang dilaksanakan dalam setting buatan atau setting alami).
2. Pengamat merupakan anggota dari kelompok yang diamati atau tidak (observasi partisipan atau
observasi non-partisipan).
3. Struktur (sampai sejauh mana fokus dari observasi).
4. Kerahasiaan observasi (apakah anggota kelompok sosial yang diteliti diberitahukan mengenai
studi penelitian yang dilakukan atau tidak).

Empat Dimensi Utama yang Mengkarakterisasi Jenis Observasi


1. Studi Observasi Terkontrol Vs Studi Observasi Tidak Terkontrol
Observasi terkontrol terjadi ketika penelitian observasi dilakukan dalam kondisi yang secara hati-
hati diatur. Observasi tidak terkontrol merupakan teknik observasi yang tidak berusaha untuk
Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset
mengontrol, memanipulasi, atau pengaruh situasi.
2. Observasi Partisipan Vs Observasi Non-Partisipan
Observasi non-partisipan, peneliti tidak pernah terlibat secara langsung dalam tindakan pemeran,
tetapi mengamati mereka di luar pengetahuan pemeran (actor), melalui one-way mirror atau kamera.
Observasi partisipan adalah sebuah pendekatan yang sering digunakan dalam studi kasus, studi
etnografi, dan studi teori dasar. Dalam observasi partisipan peneliti mengumpulkan data dengan
berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok atau organisasi dalam studi.
3. Studi Observasi Terstruktur Vs Studi Observasi Tidak Terstruktur
Observasi terstruktur secara umum merupakan penelitian kuantitatif. Pengamatan peristiwa yang
terjadi juga merupakan bagian dari rencana dalam banyak bentuk penelitian eksplorasi dan kualitatif.
Dalam kasus ini, pengamat akan merekam semua yang diamati. Studi tersebut merupakan studi
observasi tidak terstruktur. Studi observasi tidak terstruktur diklaim sebagai karakteristik dari
penelitian kualitatif.

4. Observasi yang Dirahasiakan Vs Observasi yang Tidak Dirahasiakan


Kerahasiaan observasi berkaitan pada apakah anggota dari kelompok sosial dalam studi
diberitahukan bahwa mereka sedang diinvestigasi. Keuntungan utama dari concealed observation
adalah subjek penelitian tidak dipengaruhi oleh kesadaran bahwa mereka sedang diamati.
Unconcealed observation lebih obtrusive, mungkin mengganggu keaslian dari perilaku dalam studi.

Dua Pendekatan Penting untuk Observasi


1. Observasi Partisipan: Pengenalan
2. Aspek Partisipatif dari Observasi Partisipan

Penggunaan skema pengkodean dalam observasi terstruktur


 Fokus : Skema kode harus jelas apa yang sedang diamati.
 Objektif : Skema kode dan kategori harus memerlukan sedikit inferensi atau interpretasi dari
peneliti.
 Mudah digunakan : Sebuah skema kode yang baik adalah yang mudah digunakan.
 Mutually exclusive and collectively exhaustive
Kategori yang mutually exclusive yaitu jika tidak kategori yang tumpang tindih dengan kategori
lainnya. Sedangkan, yang collectively exhaustive merupakan kategori yang mencakup semua
posibilitas (misalnya, semua peristiwa yang relevan, tindakan, dan perilaku).

Keuntungan dan Kerugian Observasi


Keuntungan observasi
1. Directness yaitu observasi memperbolehkan peneliti untuk mengumpulkan data keperilakuan tanpa
menanyakan pertanyaan.
Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset
2. Memungkinkan untuk mengamati kelompok individual tertentu.
Kerugian observasi
1. Reactivity menjadi ancaman untuk validitas hasil studi observasi. Data yang diamati dari sudut
pandang peneliti dapat menjadi bias pengamat.
2. penggunaan waktu bentuk observasi yang pengamat harus secara fisik hadir, sering kali
membutuhkan waktu yang panjang.

CHAPTER 9
DATA COLLECTION METHODS: QUESTIONNAIRES

Jenis-Jenis Kuisioner
Kuisioner adalah suatu set pertanyaan tertulis yang diformulasi sebelumnya untuk para responden
mencatat jawaban, biasanya dalam gambaran dekat alternatif.
Bentuk Pengumpulan Data Kelebihan Kekurangan
Personally administered  Dapat membangun  Penjelasan bisa saja bias.
questionnaires hubungan dan  Membutuhkan waktu dan usaha.
memotivasi responden.
 Keraguan dapat
diklarifikasi.
 Lebih murah ketika
diatur untuk kelompok
responden.
 Hampir 100%
kepastian respon.
 Anonim responden
tinggi.
Mail questionnaires  Anonymity yang tinggi.  Tingkat respon selalu rendah.
 Daerah geografis yang  Tidak dapat mengklarifikasi pertanyaan.
luas dapat dicapai.  Prosedur follow-up untuk yang tidak merespon
 Hadiah token dapat dibutuhkan
terlampir untuk
mencari pemenuhan.
 Responden dapat
mengambil waku lebih
untuk merespon.
Electronic questionnaires  Mudah diatur.  Computer literacy adalah keharusan.
 Dapat meraih secara  Responden harus memiliki akses ke fasilitas.
global.  Responden harus mau untuk menyelesaikan
 Sangat murah. survei.
 Pengiriman yang cepat.
Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset
 Responden dapat
mengambil waktu yang
lebih untuk menjawab.
Kelebihan dan Kekurangan dari Jenis-Jenis Kuisioner.

Petunjuk Desain Kuisioner


 Prinsip Susunan Kata
Prinsip susunan kata mengarah pada faktor-faktor seperti:
1. Kesesuaian isi dari pertanyaan.
2. Bagaimana pertanyaan disusun dan tingkat kesempurnaan bahasa yang digunakan.
3. Jenis dan bentuk pertanyaan yang ditanyakan.
4. Urutan pertanyaan.
5. Data personal yang dicari dari responden.

 Prinsip Pengukuran
Hal ini mengarah pada skala dan teknik skala yang digunakan dalam konsep pengukuran, juga
penilaian reabilitas dan validitas ukuran yang digunakan.

Dimensi-Dimensi Internasional dari Survei


 Isu-Isu Khusus dalam Instrumen untuk Penelitian Lintas-Budaya
Karena bahasa yang berbeda digunakan di negara yang berbeda, penting untuk memastikan bahwa
penerjemahan instrumen pada bahasa local cocok secara akurat pada bahasa aslinya.
 Isu-Isu Pengumpulan Data
Tiga isu yang penting untuk pengumpulan data lintas-budaya – kesamaan respon, waktu pengumpulan
data, dan status individu yang mengumpulkan data.

Tinjauan Kelebihan dan Kekurangan dari Metode Pengumpulan Data yang Berbeda dan Kapan
untuk Digunakan
Wawancara tatap muka menyediakan data yang kaya, menawarkan kesempatan untuk membangun
hubungan dengan responden dan membantu untuk mengeksplor dan memahami isu-isu rumit. Pada sisi
negatif, wawancara tatap muka memiliki potensi untuk memperkenalkan bias pewawancara dan mahal jika
subjek dalam jumlah besar terlibat. Wawancara tatap muka paling cocok dalam tahap eksplorasi penelitian
ketika peneliti mencoba untuk mendapatkan pandangan yang melingkupi konsep atau faktor-faktor situasi.
Wawancara telepon membantu untuk menghubungi subjek yang tersebar di berbagai daerah geografis
dan mendapatkan respon segera dari mereka. Pada sisi negatif, pewawancara tidak dapat mengamati respon
non-verbal responden dan orang yang diwawancara dapat menblok panggilan.
Studi observasi membantu dalam memahami isu kompleks melalui pengamatan langsung dan kemudian.
Pada sisi negatif, sangat mahal, karena periode waktu yang panjang dari observasi dibutuhkan, dan bias
pengamat mungkin saja terdapat dalam data.
Personally administering questionnaires untuk kelompok individu membantu untuk (1) membangun
hubungan dengan responden saat memperkenalkan survei, (2) menyediakan klarifikasi yang dicari oleh
responden, dan (3) mengumpulkan kuisioner dengan segera setelah diselesaikan. Pada sisi negatif, sangat
mahal, khususnya jika sampel tersebar secara luas.
Personally administered questionnaires paling cocok ketika data yang dikumpulkan dari subjek yang
berlokasi dekat satu sama lain dan kelompok responden dapat dengan senang hati dirancang.
Mail atau electronic questionnaires paling cocok (dan mungkin hanya alternatif yang tersedia untuk
peneliti) ketika informasi yang diperoleh pada skala substansial melalui pertanyaan terstruktur, pada biaya
yang layak, dari sampel yang tersebar luas secara geografis.

Multimetode Pengumpulan Data


Jika respon yang dikumpulkan melalui wawancara, kuisioner, dan observasi sangat berkolerasi satu sama
Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset
lain, maka kita akan memiliki kepercayaan mengenai kebenaran data yag terkumpul.

Implikasi Manajerial
Sebagai manajer, mungkin saja akan melibatkan konsultan untuk melakukan penelitian dan mungkin saja
tidak akan mengumpulkan data sendiri melalui wawancara, kuisioner, atau observasi. Sebagai manajer akan
dapat menentukan tingkat kesempurnaan data yang ingin dikumpulkan.

Etika Pengumpulan Data


1. Memperlakukan informasi yang diperoleh dengan kepercayaan dan menjaga privasi.
2. Tidak salah menyajikan sifat studi kepada subjek.
3. Peka terhadap permintaan informasi pribadi atau yang dapat mengganggu, harus menawarkan alasan
yang khusus.
4. Tidak boleh melanggar harga diri subjek penelitian.
5. Tidak memaksa untuk merespon survei.
6. Pengamat non-partisipan sebaiknya tidak mengganggu sebisa mungkin.
7. Dalam studi lab, subjek diberikan pengungkapan alasan eksperimen.
8. Subjek tidak pernah diekspos agar tidak mengalami ancaman fisik atau mental.
9. Tidak salah menyajikan atau distorsi dalam melaporkan data yang terkumpul.

CHAPTER 10
EKSPERIMENTAL DESIGNS

Desain eksperimen dilakukan untuk menguji kemungkinan hubungan sebab dan akibat antar
variabel.

Eksperimen Lab
Eksperimen Laboratorium dilakukan untuk membuktikan hubungan sebab akibat dalam suatu situasi
buatan (laboratorium). Kontrol dan manipulasi variabel “pengganggu” (Nuisance) dan variabel bebas,
paling baik dilakukan dalam eksperimen lab.

 Kontrol dan Manipulasi


Kontrol dilakukan untuk mengontrol variabel “pengganggu” dengan tidak memasukannya ke
dalam eksperimen.
Manipulasi kita membuat tingkat yang berbeda pada variabel bebas untuk menilai dampak
pada variabel terikat. Manipulasi variabel bebas disebut juga perlakuan (treatment).

 Mengontrol Variabel Pengganggu


Memadankan Kelompok dilakukan dengan memadankan (matching) berbagai kelompok
dengan memilih karakteristik yang mengacaukan dan secara sengaja menyebarkannya ke semua
kelompok.
Randomisasi menentukan dan menempatkan anggota kelompok ke dalam 4 kelompok secara
acak

 Validitas Internal
Validitas Internal mengacu pada keyakinan kita terhadap hubungan sebab dan akibat. Dalam
Eksperimen Lab di mana hubungan sebab dan akibat dibuktikan.
 Validitas Eksternal
Validitas Eksternal atau eksperimen lab yang dapat digeneralisasi. Jika kita menemukan
hubungan sebab akibat setelah mengadakan suatu eksperimen lab, kita belum tentu yakin bahwa
hubungan kausalitas tersebut juga akan berlaku dalam suatu komunitas yang lebih besar (organisasi).

Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset


Eksperimen Lapagan
Eksperimen Lapangan dilakukan dalam suatu lingkungan alami di mana pekerjaan dilakukan
sehari-hari, namun kepada satu atau lebih kelompok diberikan perlakukan tertentu.

Trade Off Antara Validitas Internal dan Eksternal


Eksperimen Lab validitas internal tinggi, tapi validitas eksternal rendah. Eksperimen Lapangan
validitas eksternal tinggi, tapi validitas internal rendah. Untuk memastikan kedua jenis validitas, peneliti
biasanya menguji hubungan kausalitas dalam suatu situasi buatan (lab) yang dikontrol secara ketat,
setelah hubungan dibuktikan, kemudian menguji hubungan kausalitas dalam eksperimen lapangan.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Validitas Internal


1. Pengaruh Sejarah
2. Pengaruh Maturasi
3. Pengaruh Pengujian
4. Pengaruh Instrumentasi
5. Pengaruh Bias Seleksi
6. Pengaruh Regresi Statistik
7. Pengaruh Mortalitas

Jenis Desain Eksperimen dan Validitas Internal


Semakin singkat rentang waktu eksperimen, semakin kecil kemungkinan dipengaruhi Pengaruh
Sejarah, Maturasi, dan Mortalitas. Eksperimen yang berlangsung satu atau dua jam, biasanya tidak
menemui kendala dalam hal tersebut.

Jenis Desain Eksperimen


 Desain Eksperimen Semu
Desain Eksperimen Semu (Quasi-experimental Design) teridiri atas prates dan pascates desain
kelompok eksperimen.
 Desain Empat Kelompok Salomon
Desain eksperimental yang mengatur dua kelompok eksperimen dan dua kelompok kontrol,
memberikan prates dan pascates kepada satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol, dan
hanya memberikan pascates kepada kelompok eksperimental dan kontrol yang lain.
 Double-Blind Study
Studi di mana elaku eksperimen maupun subyek tidak menyadari siapa yang diberi perlakuan
sebenarnya dan siapa yang seakan-akan (placebo).
 Desain Eksperimen Murni
Desain Eksperimen yang meliputi perlakuan, kelompok kontrol, dan merekam informasi sebelum
dan sesudah kelompok eksperimen diberi perlakuan. Disebut juga Ex Post Facto Experimental
Design dilakukan untuk membuktikan hubungan sebab–akibat. Tidak ada manipulasi variabel bebas
dalam eksperimen lab atau lapangan, namun subyek yang telah diberi stimulus dan tidak, dipelajari.
 Simulasi
Alternatif eksperimentasi lab dan lapangan yang saat ini dipergunakan dalam penelitian bisnis adalah
simulasi karena simulasi berada diantara eksperimen lab dan lapangan, sejauh lingkungan diciptakan
secara artifisial tetapi tidak jauh berbeda dari realitas.

CHAPTER 11
MEASUREMENT OF VERIABLES :
OPERATIONAL DEFINITION

Bagaimana Variabel-Variabel Diukur


Untuk mengukur hipotesis yang beragam di tempat kerja memengaruhi efektivitas organisasi
maka kita harus mengukur keragaman di tempat kerja dan efektivitas organisasi. Pengukuran adalah
penegasan atas angka atau simbol lain untuk karakteristik atau atribut dari suatu objek sesuai
dengan set aturan tertentu.

Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset


Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi konsep dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan dimensi, aspect dan
sifat yang dilambangkan oleh konsep yang digunakan.
 Operasionalisasi: dimensi dan elemen
Mengoperasionalkan, atau secara operasional mendefinisikan sebuah konsep untuk
membuatnya bisa diukur, dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat
yang ditunjukkan oleh konsep. Hal tersebut kemudian diterjemahkan kedalam elemen yang
dapat diamati dan diukur sehinggan menghasilkan suatu indeks pengukuran konsep.
 Pengoperasionalan multi dimensi konsep dari motivasi pencapaian
Seorang peneliti harus menyimpulkan motivasi dengan mengukur dimensi perilaku,
fakta, atau karakteristik. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah membangun
abstrak melalui tinjauan literature untuk menemukan apakah ada konsep pengukuran, baik
melalui jurnal ilmiah ataupun scale handbooks.

Tinjauan Definisi Operasional


Definisi operasional perlu untuk mengukur konsep abstrak seperi hal-hal yang biasanya jatuh ke
dalam wilayah subjektif perasaan dan sikap. Variabel yang lebih objektif seperti usia atau tingkat
pendidikan cukup mudah untuk diukur melalui pertanyaan langsung, sederhana, dan tidak perlu
didefinisikan secara operasional.

Dimensi Internasional Dari Operasionalisasi


Dalam melakukan penelitian transnasional, penting untuk diingat bahwa variabel tertentu
memiliki makna yang berbeda dan konotasi dalam budaya yang berbeda. Bagi para peneliti yang
berasal dari negara yang berbeda berbicara dalam bahasa untuk merekrut bantuan setempat untuk
mengoperasionalkan konsep tertentu saat menyangkut lintas-budaya penelitian.

CHAPTER 12
MEASUREMENT OF VERIABLES :
SCALING, RELIABILITY, VALIDITY

Tipe Skala
Sebuah skala adalah alat atau mekanisme dimana individu-individu dibedakan, bagaimana
mereka berbeda satu sama lain pada variabel yang menarik bagi penelitian.
 Nominal Scale
Skala nominal adalah salah satu alat yang memungkinkan peneliti untuk menetapkan
subjek ke dalam kategori atau kelompok tertentu.
 Ordinal Scale
Sebuah skala ordinal tidak hanya mengkategorikan variabel sedemikian rupa untuk
menunjukkan perbedaan diantara berbagai kategori, tetapi skala ini juga memberikan
peringkat kategori dalam beberapa cara yang berarti.
 Interval Scale
Sebuah skala interval memungkinkan kita untuk melakukan operasi aritmatika tertentu
pada data yang dikumpulkan dari responden.
 Ratio Scale
Skala Rasio mengatasi kelemahan dari titik asal yang acak dari skala interval, dalam hal
ini memiliki titik nol yang mutlak (berbeda dengan acak), yang merupakan titik
pengukuran yang lebih berarti.
Tingkatan Skala
1. Dichotomous Scale
2. Category Scales
3. Semantic Differential Scale
Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset
4. Numerical Scale
5. Itemized Rating Scale
6. Likert Scale
7. Fixed or Constant Sum Scale
8. Stapel Scale
9. Graphic Rating Scale
10. Consensus Scale
11. Other Scales

Peringkat Skala
1. Paired Comparison
2. Forced Choice
3. Comparative Scale

Kebijakan Pengukuran
Hal-hal yang dapat memastikan bahwa langkah-langkah yang kita kembangkan memiliki alasan
yang baik.
1. Item Analysis
2. Validity
 Content Validity
 Criterion-Related Validity (Concurrent Validity and Predictive Validity)
 Construct Validity (Convergent Validity and Discriminant Validity)
3. Reliability
 Stability of Measures
 Test-Retest Reliability
 Parallel-Form Reliability
 Internal Consistency of Measures
 Interitem Consistency Reliability
 Split-Half Reliability

Refleksi dan Format Pengukuran Skala

What Is Reflective Scale?


Dalam skala reflektif semua item dianggap saling berkorelasi.

What Is a Formative Scale and Why Do The Items of a Formative Scale Not Necessarily Hang Together?
Skala formatif digunakan ketika konstruk dilihat sebagai kombinasi yang menjelaskan indikator-
indikatornya (Fornell & Bookstein, 1982; Fornell, 1987).

Putri Reno Nilam 1901192030 Metodologi Riset

Anda mungkin juga menyukai