Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN CALISTA ROY PADA PASIEN GANGGUAN

SISTEM CARDIOVASKULER

TAHUN 2019/2020

Dosen Pembimbing :

Erna Susilowati S.Kep., Ns., M.Gizi

Nama Kelompok :

1. Fernanda Dwi Cahya Pamungkas (16)


2. Fika Wahyu Saputri (17)
3. Galuh Istinannur (18)

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA KEDIRI

Jl. Penanggungan No. 41 A Kediri


Telp/Fax. (0354)772628
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai bahan seminar.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada Dosen Pembimbing kami yang telah membimbing dalam menulis makalah
ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Calista Roy


B. Pengertian Sistem Cardiovaskuler
C. Fungsi Endokrin
D. Contoh Penyakit Cardiovaskuler
E. Penerapan Teori Calista Roy

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model konseptual Roy mengacu pada ide-ide global mengenai individu,
kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang
spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan
yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu
disiplin ilmu.
Model konseptual keperawatan dikembangkan atas pengetahuan para ahli
keperawatan tentang keperawatan yang bertolak belakang dari paradigma
keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat memungkinkan
perawat untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan
sebagai seorang perawat. Perawat perlu memahami konsep ini sebagai
kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktek
keperawatan atau sebagai filosofi dalam dunia pendidikan dan kerangka kerja
dalam riset keperawatan.
Ada berbagai jenis model konseptual keperawatan berdasarkan pandangan
ahli dalam bidang keperawatan, salah satunya adalah model adaptasi Roy. Roy
dalam teorinya menjelaskan empat macam elemen esensial dalam adaptasi
keperawatan , yaitu : manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan.
Model adaptasi Roy menguraikan bahwa bagaimana individu mampu
meningkatkan kesehatannya dengan cara memepertahankan perilaku secara
adaptif karena menurut Roy, manusia adalah makhluk holistic yang memiliki
sistem adaptif yang selalu beradaptsi.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana teori Calista roy di bidang keperawatan ?


2. Bagaimana konsep model adaptasi Calista roy di profesi keperawatan ?

C. Tujuan penulisan
1) Mengetahui bagaimana konsep model dan teori Calista roy di bidang
keperawatan
2) Mengetahui teori dan konsep model adaptasi Calista roy di profesi
keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Calista Roy


Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja adaptasi
dari Harry Helson( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk memulai
membangun pengertian konsepnya Harry Helson mengartikan respon adaptif
sebagaifungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi
yang dibutuhkanindividu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis
stimulus yaitu :
1. Focal stimuli : individu segera menghadap
2. Konsektual stimuli : semua kehadiran stimuli yang menyumbangkan efek
Dari focal stimuli.
3. Residual stimuli : faktor lingkungan mengakibatkan tercemarnya keadaan.
Teori Helson dikembangkan dari penyesuaian tingkat zona yang mana
menentukan stimulus akan mendatangkan respon hal yang positif maupun
negatif. Sesuai dengan teori Helson, adaptasi adalah proses yang berdampak
positif terhadap perubahan lingkungan.
Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan
pandangan terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Dengan teori
adaptif Helson Roy mengembangkan dan memperluas model dengan konsep
dan teori dari Dohrenwed,R.S. Latarus, N.Malaznik, D.Mechanic dan H.Selye.
Roy memberi kredit spesial ke Driever penulis, Subdivisi garis besar dari
kejujuran sendiri dan Martinez serta Sarto, identitas keduanya umum dan
stimuli sangat mempengaruhi mode. Teman sekerja lain konsepnya juga rumit
yaitu M.Poush dan J.Van Landingham dalam keadaan saling bergantung dan
B. Randa untuk fungsi aturan mode.
Setelah mengembangkan teorinya Roy mengembangkan model sebagai
suatu kerangka kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan dan
penelitian. Sejak itu lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa
terbantu untuk mengklasifikasi, menyaring dan memperluas model.
Penggunaan model praktek juga memegang peranan penting untuk
penyaringan model.
Perkembangan model keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy
dan profesionalismenya. Roy mempercayai kemampuan bawaan, tujuan dan
nilai kemanusiaan. Pengalaman klinisnya membantu perkembangan
kepercayaan dari tubuh manusia dan spiritnya.
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari
jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan
dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di
perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan
banyak
mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas
tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas
jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih
banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang
berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.

B. Pengertian Sistem Cardiovaskules


Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari
jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan
dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di
perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan
banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons
aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar
aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut,
lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang
berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.

C. Fungsi Endokrin
Fungsi endokrin merupakan proses kompleks terakhir yang diidentifikasi
dalam Model Adapatasi Roy.
1. Pengkajian prilaku tentang fungsi endokrin antara lain hal–hal yang dapat
diukur, diamati, dan dilaporkan terkait dengan masalah oksigenisasi,
nutrisi, aktivitas dan istirahat, cairan, elektrolit dan keseimbangan adam
basa, eliminasi, proteksi, dan sensasi serta fungsi neurolagi sebagai efek
dari gangguan fungsi endokrin yang ada hubungannya dengan pasien.
Pemeriksan laboratorium yang berkaitan dengan fungsi endokrin.
2. Pengkajian stimulus berkaitan dengan fungsi endokrin meliputi disfungsi
kelenjer yang disebabkan oleh trauma, penyakit, keganasan, dsb; dan
kondisi lingkungan. Beberapa masalah adaptasi yang menjadi diagnosa
keperawatan berkaitan dengan fungsi endokrin adalah, peningkatan nafsu
makan, kelelahan, penurunan energi, dsb. Pasien CHF yang disertai oleh
gangguan fungsi endokrin akan memunculkan prilaku tidak efektif
berkaitan dengan gangguan fungsi endokrin tersebut. Kondisi itu antara lain
diabetes mellitus, hipertiroidisme, dsb. Prilaku tidak efektif yang mungkin
ada adalah perasaan haus, lapar, sering kencing, tremor, dsb. Keadaan
tersebut di stimulasi fokal oleh peningkatan gula darah kronik atau
perubahan sekresi hormon endokrin, dan distimulasi kontekstual oleh
kerusakan organ endokrin. Sedangkan stimulasi residualnya adalah
penyakit, kondisi, faktor risiko yang berdampak terhadap perubahan fungsi
endokrin. Maka masalah adaptasinya adalah tidak efektifnya pengaturan
hormon endokrin (Roy & Andrews (1999); Alligood & Tomey (2006) dan
Ignatavicius & Workmann (2006)).

D. Contoh Penyakit Cardiovaskuler

1.      Riwayat Kesehatan/Keperawatan


Keluhan Utama :
      Nyeri dada
      Sesak nafas
      Edema
2.      Riwayat Kesehatan
Digunakan untuk mengumpulkan data tentang kebiasaan yang mencerminkan
refleksi perubahan dan sirkulasi oksigen.
     Nyeri  lokasi, durasi, awal pencetus, kwalitas, kuantitas, factor yang
memperberat/memperingan, tipe nyeri.
     Integritas neurovaskuler  mengalami panas, mati rasa, dan perasaan geli.
     Status pernafasan  sukar bernafas, nafas pendek, orthopnoe, paroxysmal
nocturnal dyspnoe dan efek latihan pada pernafasan.
     Gangguan sirkulasi  peningkatan berat badan, perdarahan, pasien sudah lelah.
     Riwayat kesehatan sebelumnya  penyekit yang pernah diderita, obat-obat yang
digunakan dan potensial penyakit keturunan.
     Kebiasaan pasien  diet, latihan, merokok dan minuman.
3.      Riwayat Perkembangan
Struktur system kardiovaskuler berubah sesuai usia.
• Efek perkembangan fisik denyut jantung.
• Produksi zat dalam darah.
• Tekanan darah
4.      Riwayat Sosial
• Cara hidup pasien.
• Latar belakang pendidikan
• Sumber-sumber ekonomi.
• Agama.
• Kebudayaan dan etnik.
5.      Riwayat Psikologis
Informasi tentang status psikologis penting untuk mengembangkan rencana
asuhan keperawatan.
• Mengidentifikasi stress/sumber stress.
• Mengidentifikasi cara koping, mekanisme dan sumber-sumber coping.

E. Penerapan Teori Calista Roy


BAB III

PENUTUP

A, Kesimpulan

Ada tiga tipe teori keperawatan yaitu : terpusat pada keterikatan, timbal
balik dan out come. Model penyesuaian roy dikelomppokan dalam teori out come
ditegaskan oleh penulisnya sebagai “ konsep artikulasi yang baik dari seseorang
sebagai pasien dan perawat dalam mekanisme luar yang beraturan “ roy dalam
mengaplikasikan konsep-konsepnya yang berasal dari system dan disesuaikan
kepada pasien yang telah mempersembahkan artikulasinya untuk perawat dalam
menggunakan peralatan untuk praktik, pendidikan, dan penelitian.

Konsep-konsepnya tentang person (Roy menjelaskan bahwa person bisa


berarti individu, keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-masing
sebagai sistem adaptasi holistik. Roy memandang person secara menyeluruh atau
holistik yang merupakan suatu kesatuan yang hidup secara konstan dan
berinteraksi dengan lingkungannya. Antara sistem dan lingkungan terjadi
pertukaran informasi bahan dan energi. Interaksi yang konstan antara orang dan
lingkungannya akan menyebabkan perubahan baik internal maupun eksternal.
Dalam menghadapi perubahan ini individu harus memelihara integritas dirinya
dan selalu beradaptasi ) dan proses kontribusi perawat terhadap ilmu pengetahuan
dan seni merawat

B. Saran

Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan mempelajari


setiap konsep dan model keperawatan yang sudah berkembang dan mampu
membandingkan teori dan model praktik yang sesuai dengan ilmu keperawatan itu
sendiri sehingga tidak bertentangan dengan etika, norma dan budaya.

Secara khusus, perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien


pada situasi sehat atau sakit . Perawat dapat mengambil tindakan untuk
memanipulasi stimuli fokal, kontextual maupun residual stimuli dengan
melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi. Perawat harus
mampu bertindak untuk mempersiapkan pasien mengantisipasi perubahan melalui
penguatan regulator, cognator dan mekanisme koping yang lain.

Pada situasi sehat, perawat berperan untuk membantu pasien agar tetap
mampu mempertahankan kondisinya sehingga integritasnya akan tetap terjaga.
Misalnya melalui tindakan promotif perawat dapat mengajarkan bagaimana
meningkatkan respon adaptif.

Pada situasi sakit, pasien diajarkan meningkatkan respon adaptifnya akibat


adanya perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal. Misalnya,
seseorang yang mengalami kecacatan akibat amputasi karena kecelakaan. Perawat
perlu mempersiapkan pasien untuk menghadapi realita. Dimana pasien harus
mampu berespon secara adaptif terhadap perubahan yang terjadi didalam dirinya.
Kehilangan salah satu anggota badan bukanlah keadaan yang mudah untuk
diterima. Jika perawat dapat berperan secara maksimal, maka pasien dapat
bertahan dengan melaksanakan fungsi perannya secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Araich, M. (2001), Roy’ Adaptation Model : Demonstration of Theory Integration
into Process of Care in Coronary Care Unit, Nursing Web Journal

Chulay, M. C., Burns, S. M, (2006), AACN : Essentials of Crtitical Care Nursing,


International Edition, San Fransisco : McGraw-Hill.

Craven, R.F & Himle. C.J. (2000). Fundamental of nursing human health
&function (3 rd ed). Philadelphia. J.B. Lippincot Company

Roy, S. C., Andrews, H. A, (1999), The Roy Adaptation Model : The Defenitive
Statement, California : Appleton & Lange

Anda mungkin juga menyukai