Anda di halaman 1dari 1

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERBIMBING TERHADAP KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN

SISWA KELAS X PMIIA SMA NEGERI 2 YOGYAKARTA PADA MATERI GERAK HARMONIK
SEDERHANA TAHUN AJARAN 2018/2019

ANTONIUS ELGA KURNIA


141424003

Abstrak - Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: Pengaruh metode eksperimen terbimbing terhadap: keaktifan dan pemahaman siswa pada
materi gerak harmonik sederhana di kelas X PMIIA 3 SMA N 2 Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Yogyakarta selama bulan April 2019.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental kuantitatif dan kualitatif. Subyek penelitian adalah siswa kelas X PMIIA 3 yang terdiri dari 31 siswa. Penelitian
ini menggunakan satu kelas, yaitu kelas ekperimen (diberi treatment). Treatment yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Instrumen yang
digunakan yaitu: tes tertulis terdiri dari pre-tes, Lembar Kerja Siswa, dan post-tes, dan observasi. Hasil penelitian dari instrumen dianalisis secara statistik
menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) metode eksperimen berpengaruh dalam peningkatan keaktifan dan pemahaman siswa kelas
X PMIIA 3 pada materi gerak harmonik sederhana. (2) Siswa kelas X PMIIA 3 aktif belajar materi gerak harmonik sederhana menggunakan eksperimen
terbimbing. (3) Ada peningkatan pemahaman siswa yang signifikan di kelas X PMIIA 3 pada materi gerak harmonik sederhana dengan menggunakan metode
eksperimen.
Kata kunci: Metode Eksperimen, Keaktifan, dan Pemahaman.
I. PENDAHULUAN
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti saat melakukan IV. DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA N 2 Yogyakarta, secara
Nilai SPSS
umum pengetahuan yang diterima siswa di sekolah hanya bersifat
Pre-Test Post-Test
informasi. Siswa kurang dibimbing untuk mencoba menentukan sendiri NO
T P Keteran T P Keteran
pengetahuan atau informasi tersebut sehingga pembelajaran masih gan gan
berpusat pada guru (metode ceramah). Konsekuensinya siswa mudah 1 12.7 0,0 Signifika 12.7 0,0 Signifika
lupa, lalu berdampak pada ketidaktifan dalam pembelajaran dalam kelas. 87 0 n 87 0 n
Untuk itu, guru harus bisa melihat kemungkinan penerapan metode Berdasarkan hasil analisis tersebut nilai t=-12,787 dan α =0,00.
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Oleh karena α =0,00< 0,005 maka signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa
Berdasarkan uraian masalah di atas, peneliti memilih metode ada perbedaan pemahaman siswa sebelum dan sesudah mendapatkan
treatment. Artinya bahwa penerapan pembelajaran dengan metode
eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh metode eksperimen terbimbing mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam
eksperimen terbimbing terhadap: keaktifan dan pemahaman konsep materi Gerak Harmonik Sederhana.
fisika siswa pada materi Gerak harmonik sederhana. Peneliti akan
Tabel 4.6. Nilai LKS Siswa berdasarkan Kelompok
berusaha untuk melaksanakan pembelajaran yang dapat memotivasi
siswa agar keaktifan dan pemahaman konsep siswa meningkat dan dapat NO Kelompok Nilai
mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. 1 I 84
2 II 90
II. DASAR TEORI 3 III 87
Dalam metode eksperimen terbimbing seluruh jalan percobaan sudah 4 IV 78
5 V 86
dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa. Maka siswa
6 VI 92
tidak akan bingung tentang langkah-langkah yang akan dibuat. Data yang Berdasarkan tabel diatas, secara umum semua kelompok memiliki
harus dikumpulkan dan kesimpulan mana yang akan dituju mereka cukup nilai di atas KKM. Terdapat 3 kelompok mendapat nilai 80-an karena
jelas. Dengan metode eksperimen ini, siswa dituntut untuk mengalami sudah melakukan eksperimen dengan baik dan menjawab semua
sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba membuktikan suatu persamaan pertanyaan dengan baik namun kurang menjelaskan secara terperinci
yang sudah ada, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya dalam mengenai materi yang ditanyakan. Adapun 2 kelompok yang mendapatkan
eksperimen (Suparno 2013:84). nilai 90-an telah melakukan eksperimen dengan sangat baik dan
menjawab semua pertanyaan dengan lengkap sesuai dengan petunjuk dari
Keaktifan siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan
LKS dan juga mengembangkan teori yang diperoleh dari eksperimen.
mendasar yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap guru
di dalam proses pembelajaran. Keaktifan belajar siswa ditandai dengan
adanya keterlibatan secara optimal baik intelektual, emosi, dan fisik jika V. KESIMPULAN
1. Pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing mampu
dibutuhkan. Potensi-potensi siswa hanya mungkin dikembangkan bilamana
meningkatkan pemahaman siswa kelas X PMIIA 3 SMA Negeri 2
proses pembelajaran mampu melibatkan peran aktivitas intelektual, mental
Yogyakarta.
dan fisik siswa secara optimal (Aunurrahman:119 ).
2. Pembelajaran dengan metode ekperimen terbimbing dapat
Menurut Bloom (1979, dalam Ahmad Susanto, 2013), pemahaman
mempengaruhi keaktifan belajar siswa kelas X PMIIA 3 SMA Negeri
diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan
2 Yogyakarta selama pembelajaran berlangsung.
yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa
3. Pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing dapat
mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh
mempengaruhi pemahaman siswa dan keaktifan siswa dalam proses
guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti
pembelajan terhadap siswa kelas X PMIIA 3 SMA Negeri 2
apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami atau yang dirasakan berupa
Yogyakarta.
hasil penelitian atau observasi langsung yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
III. METODE PENELITIAN [1] Tipler, Paul A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jilid ke-1.
Penelitian ini merupakan penilitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian Diterjemahkan oleh Lea Prasetio dan Rahmad W. Adi. Jakarta:
dilakukan di SMA Negeri 2 Yogyakarta, pada kelas X PMIIA 3. Jumlah Erlangga.
sampel penelitian adalah 31 siswa. Penelitian dimulai dari tanggal 15 April [2] Suparno, 2013, Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktivistk &
sampai 29 April 2019. Data terkait peningkatan pemahaman siswa Menyenangkan, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
diperoleh dari nilai pre-test, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan post-tes, [3] Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :
sedangkan untuk keaktifan siswa diperoleh dari lembar observasi pada Prenada Media Group.
kelas X PMIIA 3 saat proses pembelajaran. [4] Aunurrahman, 2009, Belajar Dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai