Anda di halaman 1dari 2

Nama : Florence Dian Nafesti Wahyudi

NIM : 1751018

S1 Keperawatan / ting. 3
Personal Reflection Daniel 5
Tulisan di Dinding
Aplikasi yang bisa saya ambil, Dimana saya harus merendahkan diri saya baik kepada
sesama manusia terlebih lagi kepada Tuhan. Karena sama seperti raja Belsyazar semua
perbuatan nya akan ditimbang.. ia telah mengetahui mengenai Allah, tetapi ia tetap
bertingkah meninggikan dirinya dan Tuhan telah memberikan perintah atas dia dimana
kekuasaanya telah berhenti.
Di dalam cerita ini, saya mendapatkan dimana Tuhan telah memberikan teguran,
dengan menuliskan didinding tulisan : Mene,mene,tekel,ufarsin yang berarti : Mene 
masa pemerintahan belsyazar dihitung oleh Allah dan telah diakhiri. Tekel  belsyazar
ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan. Peres Kerajaan belsyazar dipecah
dan diberikan kepada orang media dan Persia. Dan setelah dibacakan tulisan ini, malam
harinya terbunuhlah belsyazar tanpa merendahkan diri dihadapan Tuhan.
Dalam Hidup, pelajaran yang bisa saya ambil dari pasal ini adalah segala perbuatan
yang kita lakukan didunia ssemua nya telah diukur oleh Tuhan, dan haruslah kita selalu
merendahkan diri kita agar kita bisa memperoleh keselamatan. Karena, jika terlambat maka
kita bisa tidak mendapatkan pintu kasihan dari Tuhan.
Saya tidak setuju dengan hidup yang dijalani oleh raja Belsyazar, karena saat ia
sudah mengetahui bahwa Allah adalah satu-satunya Allah yang Mahatinggi, ia tetap berlaku
congkak dan tidak belajar dari pengalaman ayahnya.
Kesimpulan :
Kesimpulan dari pasal 5, raja Belsyazar mengadakan pesta besar-besaran dan
memberi perintah untuk mengambil perkakas dari dalam Bait suci, dan memakai perkakas
itu unutk berpesta sehingga Tuhan memberikan tulisan didinding yang memberitahukan
bahwa telah habislah masa pemerintah nya, dan sangatlah ringan ia saat ditimbang
menggunakan neraca dan tahtanya akan diberikan kepada media dan Persia.
Dan semasa hidupnya raja belsyazar tidak belajar dari pengalaman ayahnya, dan ia
tetap meninggikan dirinya dihadapan Allah sehingga ia pun terbunuh oleh orang kasdim
dengan sikapnya yang masih meninggikan dirinya dihadapan Allah.

Personal Reflection Daniel 6


Gua Singa
Aplikasi yang dapat saya ambil, dimana kita harus mencontoh sikap Daniel dalam
mengambil keputusan saat titah raja darius dikeluarkan, dimana kita harus setia kepada
Allah, dalam situasi apapun bahkan saat kita mendapat larangan untuk beribadah kiranya
kita tetap memuji nama Tuhan. Sama seperti keadaan dunia yang sedang gencar-gencar nya
merasa panik karena wabah suatu penyakit, yang menyebabkan kita tidak dapat keluar
rumah, bahkan untuk beribadah ke gereja sekalipun disinilah iman kita diuji, masih setia kah
saya kepada Allah, dan oleh karena itu haruslah kita lebih memberikan waktu kita kepada
Tuhan.
Di dalam cerita ini, saya mendapatkan dimana kuasa Tuhan sangatlah nyata.. Tidak
ada yang mustahil baginya untuk membungkam mulut singa itu, untuk menyelamatkan
hamba-Nya yang setia.. Bagi hamba yang setia, pencobaan itu selalu ada karena aka nada
orang yang merasa tersaingi karena kita mendapatkan berkat dari Tuhan. Sehingga Tuhan
mengizinkan ujian untuk hamba-Nya yang setia itu ada, disinilah Tuhan menguji seberapa
besar kesetiaan kita terhadapnya, apakah kita akan meninggalkannya? Daniel telah
membuktikan kepada Tuhan, bahwa dia Setia kepada Allah dan ia tidak takut walau saat ia
memuji Tuhan nyawa nya sebagai taruhan, tetapi ia malah dengan sengaja menunjukkan
bahwa dia adalah hamba Tuhan yang setia.
Dalam Hidup, pelajaran yang dapat saya ambil pada pasal ini… Tetap setia kepada
Allah. Sama seperti keadaan kita disini, yang mewajibkan kita untuk beribadah secara
streaming dimana disini setan bekerja keras untuk mengganggu konsentrasi kita, dari yang
menonton lain, atau bermain game serta lebih mementingkan tidur.. Disini kita diuji, masih
setia kah kita? Kuatkah iman kita? Oleh karena itu,haruslah kita setia kepada Allah dan
hanya memuji serta meninggi kan Namanya karena Allah kita adalah Allah yang
pencemburu.
Saya setuju dengan sikap Daniel, diamana pun dan bagaimanapun situasi dan
kondisinya, dia Hidup hanya untuk Tuhan dan melayani Tuhan dengan sangat Setia.
Kesimpulan :
Kesimpulan dari pasal 6 ini, Walau titah raja sudah mengharuskan masyarakat nya
untuk tidak beribadah kepada dewa apapun, dan beribadah kepada Allah mereka selama 30
hari, dengan hukuman jika ketahuan menyembah Allah dan dewa maka mereka harus siap
dilempar kedalam gua singa. Tetapi Daniel dengan sengaja menghadap ke Yerusalem agar
orang lain melihat bahwa ia beribadah kepada Allah, inilah jenis kesetiaan Daniel.
Sehingga kesetiaan nya ini yang menyelamatkan ia dari singa-singa yang lapar ini,
Tuhan mengutus malaikat nya untuk membungkam mulut dari singa-singa itu dan saat
berada di gua pun.. Daniel tetap berdoa kepada Allah sampai ia dibebaskan dari singa-singa
itu dan orang yang melaporkan Daniel di hukum untuk masuk ke gua singa itu. Itulah jenis
kesetiaan Daniel, yang membuat raja darius mengumumkan kepada masyarakatnya untuk
memuji Tuhan Allah daripada Daniel.

Anda mungkin juga menyukai