Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT

DOSEN PEMBIMBING : ZAENAL FANANI M,Sc.,Apt

DISUSUN OLEH :

NAMA : ETINA ELVA RUFAIDA


KELAS : IIB
NPM : F420185081
PRODI : S1 FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun dengan sepenuh hati untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah
“Praktikum Teknologi Sediaan Padat ”

DISUSUN OLEH : ETINA ELVA RUFAIDA


NPM : F420185081
PROGRAM STUDI : S1 FARMASI

Kudus, 1 November 2019

Menyetujui,

Asisten Dosen Dosen Pengampu


BAB I
PEMBUATAN GRANULASI BASAH

DISUSUN OLEH :

NAMA : ETINA ELVA RUFAIDA


KELAS : IIB
NPM : F420185081
PRODI : S1 FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
BAB 1
PEMBUATAN GRANULASI BASAH

I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengenal alat dan bahan baku kimia beserta
kegunaan dan keamanannya
2. Mahasiswa mampu mengoprasikan peralatan / messin produksi
sediaan padat
3. Mahasiswa mampu menerapkan prinsip kerja proses granulasi basah

II. DASAR TEORI


Granulasi adalah pembentukan partikel partikel besar dengan
metode pengikatan tertentu. Dapat juga diartikan granulasi adalah proses
pembuatan ikatan partikel partikel kecil membentuk ikatan padatan yang
lebih besar atau agreat permanen melalui penggumpalan masa, sehingga
dapat dibuat granul yang lebih homogen dari segi kadar, massa jenis,
ukuran serta bentuk partikel. (Ansel, 2008)
Tujuan suatu sediaan diolah menjadi granul adalah :
a) Untuk meningkatkan bobot jenis bulk secara keseluruhan
b) Untuk mendapatkan campuran yang mempunyai sifat alir yang baik
(free flowing)
c) Mengurangi debu dari serbuk halus yang digunakan
d) Mencegah terjadinya pemisahan akibat perbedaan bobot jenis dan
pengempaan
e) Untuk meningkatkan dan mengontrol kecepatan disolusi (wettability)
(Lachman, 1994)
Adapun fungsi granulasi adalah untuk memperbaiki sifat aliran
dan kompresibilitas dari masa cetak tablet, memadatkan bahan bahan,
menyediakan campuran seragam yang tidak memisah, mengendalikan
kecepatan pelepasan zat aktif, mengurangi debu, dan memperbaiki
penampakan tablet. Untuk beberapa zat aktif tertentu, proses granulasi
dapat dilewati jika zat aktif memenuhi syarat untuk langsung dikempa.
Metode ini disebut metode kempa langsung. Metode ini mengurangi
lamanya proses pembuatan melalui metode granulasi, tetapi sering timbul
bebarapa kendala yang disebabkan oleh sifat aktif bahan aktif itu sendiri,
atau eksipien.

Beberapa pengaruh dari proses granulasi antara lain :

a) Keseragaman bobot dalam pembuatan tablet yang disebabkan oleh


aliran granul yang kurang baik.
b) Memberikan kelarutan pada massa tablet apabila menggranulasi
dengan air pada zat aktif yang larut air.
c) Kelengketan pada cetakan tablet saat dilakukan pencetakan, sehingga
pada granulasi yang kasar harus banyak dikurangi.
d) Granul yang teralalu halus dan kering akan menyebabkan tablet
mudah hancur dan terbelah.
Granulasi basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif
dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan
cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab
yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif
tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit
dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik.
Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan
larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu
pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi (Lachman, 1994)

Efektivitas dan hasil dari suatu granulasi dipengaruhi oleh :

a) Jumlah bahan pelicin dan pengikat yang digunakan


b) Tipe bahan pelicin dan pengikat yang digunakan
c) Besarnya ukuran obat dan eksipien
d) Efektvitas dan proses pengadukan
e) Kecepatan pengeringan.
Beberapa parameter uji sediaan granul diantaranya adalah granulometri,
BJ, Uji aliran, kompresibilitas, kelembaban dan distribusi ukuran partikel.
(Lachman, 1994)

Keuntungan Metode Granulasi Basah :

1. Adanya bahan pengikat dapat meningkatkan kohesivitas dan


kompaktibilitas tekanan kompresi dapat dikurangi sehingga mesin lebih
awet.
2. Bahan obat dengan dosis besar, sifat alir dan kompaktibilitas jelek
hanya dapat dibuat dengan metode ini.
3. Distribusi bahan obat dosis rendah dan zat warna lebih homogen.
4. Kemungkinan segregasi kecil.
5. Laju disolusi bahan obat dapat ditingkatkan dengan pemilihan bahan
pengikat dan pelarut yang tepat. (Anonim, 1979)

Kerugian Metode Granulasi Basah :

1. Mahal
2. Bahan obat yang peka terhadap kelembapan perlu solven anhidrous
(berbahaya bagikesehatan dan eksplosif).
3. Kemungkinan terjadinya migrasi bahan obat dan zat warna yang larut
dalam pelarut bahan pengikat.
4. Adanya pelarut dapat meningkatkan masalah inkompatibilitas.
(Anonim, 1979)

Beberapa uji yang biasa digunakan untuk mengetahui kualitas


fisik serbuk antara lain:
1). Waktu alir serbuk
Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi massa tablet adalah
pemeriksaan laju alirnya. Massa tablet dimasukkan sampai penuh ke dalam
corong alat uji waktu alir dan diratakan. Waktu yang diperlukan seluruh
massa untuk melalui corong dan berat massa tersebut dicatat. Laju alir
dinyatakan sebagai jumlah gram massa tablet yang melalui corong
perdetik (Lachman et al, 1994).
2). Sudut diam serbuk
Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel
bentuk kerucut dengan bidang horizontal. Jika sejumlah granul atau serbuk
dituang ke dalam alat pengukur, besar kecilnya sudut diam dipengaruhi
oleh bentuk ukuran dan kelembaban serbuk. Bila sudut diam lebih kecil
atau sama dengan 30° menunjukkan bahwa serbuk dapat mengalir bebas,
bila sudut lebih besar atau sama dengan 40° biasanya daya mengalirnya
kurang baik (Lachman et al, 1994).
3). Pengetapan serbuk
Pengukuran sifat alir dengan metode pengetapan/tapping terhadap
sejumlah serbuk dengan menggunakan alat volumeter/mechanical tapping
device. Pengetapan dilakukan dengan mengamati perubahan volume
sebelum pengetapan (Vo) dan volume setelah konstan (Vt)
(Sulaiman,2007).

III. DOKUMEN PRODUKSI

(terlampir)
IV. DOKUMEN QC/ EVALUASI SEDIAAN
V. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, pembuatan granulasi basah


menggunakan bahan Laktosa, Amilum Manihot, dan Mucilago Amili
(10%). Tahap pertamakali yang dilakukan adalah menyiapkan bahan yang
akan digunakan, fungsi dari masing masing bahan tersebut yaitu laktosa
sebagai bahan pengisi, amilum manihot sebagai bahan penghancur,
mucilago amili (10%) sebagai bahan pengikat.
Proses pembuatan granul dengan mencampurkan laktosa,
amilum manihot kedalam
VI. KESIMPULAN
VII. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia III. Jakarta : Depkes RI.


Ansel, C Howard. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI
Press
Lachman, L., A. L. Herbert, & L. K. Joseph. 1994. Teori dan Praktek
Farmasi Industri. Diterjemahkan oleh: Siti Suyatmi. Universitas Indonesis
Press.Jakarta.
Lachman, L H A Lieberman dan J L Kanig. 2008. Teori dan Praktek
Farmasi Industri Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press
Sulaiman, T. N. S.  2007. Teknologi dan Formulasi Sediaan
Tablet. Pustaka Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi
UGM. Yogyakarta.
Voigt, R. 1984. Buku Ajar Teknologi Farmasi, Edisi V. diterjemahkan
oleh Soewandhi, S. N., Edisi 5. UGM Press. Yogyakarta.
VIII. DOKUMENTASI PRAKTIKUM
BAB II
PEMBUATAN GRANULASI KERING
DISUSUN OLEH :

NAMA : ETINA ELVA RUFAIDA


KELAS : IIB
NPM : F420185081
PRODI : S1 FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
BAB II
PEMBUATAN GRANULASI KERING

I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengenal alat dan bahan baku kimia beserta
kegunaan dan keamanannya
2. Mahasiswa mampu mengoprasikan peralatan / messin produksi
sediaan padat
3. Mahasiswa mampu menerapkan prinsip kerja proses granulasi kering

II. DASAR TEORI


Granulasi adalah pembentukan partikel partikel besar dengan
metode pengikatan tertentu. Dapat juga diartikan granulasi adalah proses
pembuatan ikatan partikel partikel kecil membentuk ikatan padatan yang
lebih besar atau agreat permanen melalui penggumpalan masa, sehingga
dapat dibuat granul yang lebih homogen dari segi kadar, massa jenis,
ukuran serta bentuk partikel. (Ansel, 2008)
Tujuan suatu sediaan diolah menjadi granul adalah :
f) Untuk meningkatkan bobot jenis bulk secara keseluruhan
g) Untuk mendapatkan campuran yang mempunyai sifat alir yang baik
(free flowing)
h) Mengurangi debu dari serbuk halus yang digunakan
i) Mencegah terjadinya pemisahan akibat perbedaan bobot jenis dan
pengempaan
j) Untuk meningkatkan dan mengontrol kecepatan disolusi (wettability)
(Lachman, 1994)
Adapun fungsi granulasi adalah untuk memperbaiki sifat aliran
dan kompresibilitas dari masa cetak tablet, memadatkan bahan bahan,
menyediakan campuran seragam yang tidak memisah, mengendalikan
kecepatan pelepasan zat aktif, mengurangi debu, dan memperbaiki
penampakan tablet. Untuk beberapa zat aktif tertentu, proses granulasi
dapat dilewati jika zat aktif memenuhi syarat untuk langsung dikempa.
Metode ini disebut metode kempa langsung. Metode ini mengurangi
lamanya proses pembuatan melalui metode granulasi, tetapi sering timbul
bebarapa kendala yang disebabkan oleh sifat aktif bahan aktif itu sendiri,
atau eksipien.

Beberapa pengaruh dari proses granulasi antara lain :

e) Keseragaman bobot dalam pembuatan tablet yang disebabkan oleh


aliran granul yang kurang baik.
f) Memberikan kelarutan pada massa tablet apabila menggranulasi
dengan air pada zat aktif yang larut air.
g) Kelengketan pada cetakan tablet saat dilakukan pencetakan, sehingga
pada granulasi yang kasar harus banyak dikurangi.
h) Granul yang teralalu halus dan kering akan menyebabkan tablet
mudah hancur dan terbelah.

Granulasi kering adalah proses pembentukan granul dengan cara


menekan massa serbuk pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar,
bongkahan kompak, atau lempengan yang tidak berbentuk baik, kemudian
digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang
diinginkan.Pada prinsipnya, dengan metode ini granul dihasilkan secara
mekanis, tanpa penambahan suatu pelarut kedalam massa serbuk. Dengan
demikian ikatan antar partikel terbentuk melalui gaya adhesi dan kohesi
antar partikel padat. Peralatan yang digunakan adalah mesin cetak untuk
membentuk slug (tablet besr yang tidak beraturan) atau yanglebih baru
adalah menggunakan roller compactor untuk menghasilkan lempengan
kompakyang selanjutnya diayak untuk membentuk granul.

Efektivitas dan hasil dari suatu granulasi dipengaruhi oleh :

a) Jumlah bahan pelicin dan pengikat yang digunakan


b) Tipe bahan pelicin dan pengikat yang digunakan
c) Besarnya ukuran obat dan eksipien
d) Efektvitas dan proses pengadukan
e) Kecepatan pengeringan.

Persyaratan serbuk yang baik adalah bentuk dan warna teratur,


memiliki daya alir yang baik (free flowing), menunjukkan kekompakan
mekanis yang memuaskan, tidak terlampau kering, dan hancur baik di
dalam air (Voigt, 1984).
Beberapa uji yang biasa digunakan untuk mengetahui kualitas
fisik serbuk antara lain:
1). Waktu alir serbuk
Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi massa tablet adalah
pemeriksaan laju alirnya. Massa tablet dimasukkan sampai penuh ke dalam
corong alat uji waktu alir dan diratakan. Waktu yang diperlukan seluruh
massa untuk melalui corong dan berat massa tersebut dicatat. Laju alir
dinyatakan sebagai jumlah gram massa tablet yang melalui corong
perdetik (Lachman et al, 1994).
2). Sudut diam serbuk
Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel
bentuk kerucut dengan bidang horizontal. Jika sejumlah granul atau serbuk
dituang ke dalam alat pengukur, besar kecilnya sudut diam dipengaruhi
oleh bentuk ukuran dan kelembaban serbuk. Bila sudut diam lebih kecil
atau sama dengan 30° menunjukkan bahwa serbuk dapat mengalir bebas,
bila sudut lebih besar atau sama dengan 40° biasanya daya mengalirnya
kurang baik (Lachman et al, 1994).
3). Pengetapan serbuk
Pengukuran sifat alir dengan metode pengetapan/tapping terhadap
sejumlah serbuk dengan menggunakan alat volumeter/mechanical tapping
device. Pengetapan dilakukan dengan mengamati perubahan volume
sebelum pengetapan (Vo) dan volume setelah konstan (Vt)
(Sulaiman,2007).

III. DOKUMEN PRODUKSI


IV. DOKUMEN QC / EVALUASI SEDIAAN
V. PEMBAHASAN
VI. KESIMPULAN
VII. DAFTAR PUSTAKA

Ansel, C Howard. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI


Press
Lachman, L., A. L. Herbert, & L. K. Joseph. 1994. Teori dan Praktek
Farmasi Industri. Diterjemahkan oleh: Siti Suyatmi. Universitas Indonesis
Press.Jakarta
Sulaiman, T. N. S.  2007. Teknologi dan Formulasi Sediaan
Tablet. Pustaka Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi
UGM. Yogyakarta.
Voigt, R. 1984. Buku Ajar Teknologi Farmasi, Edisi V. diterjemahkan
oleh Soewandhi, S. N., Edisi 5. UGM Press. Yogyakarta.

VIII. DOKUMENTASI PRAKTIKUM


PERCOBAAN III
PENGUJIAN TERHADAP GRANUL
DISUSUN OLEH :

NAMA : ETINA ELVA RUFAIDA


KELAS : IIB
NPM : F420185081
PRODI : S1 FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
PERCOBAAN V
PENGUJIAN TERHADAP TABLET
DISUSUN OLEH :

NAMA : ETINA ELVA RUFAIDA


KELAS : IIB
NPM : F420185081
PRODI : S1 FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

PERCOBAAN VII
PEMBUATAN TABLET KUNYAH
DISUSUN OLEH :

NAMA : ETINA ELVA RUFAIDA


KELAS : IIB
NPM : F420185081
PRODI : S1 FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

PERCOBAAN VIII
PEMBUATAN TABLET EFFERVESCENT
DISUSUN OLEH :

NAMA : ETINA ELVA RUFAIDA


KELAS : IIB
NPM : F420185081
PRODI : S1 FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

PERCOBAAN X
PEMBUATAN KAPSUL KERAS
DISUSUN OLEH :

NAMA : ETINA ELVA RUFAIDA


KELAS : IIB
NPM : F420185081
PRODI : S1 FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai