Anda di halaman 1dari 7

Artikel Asli

Gangguan Koagulasi pada Sepsis


Tri Faranita, Yunnie Trisnawati, Munar Lubis
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara, Medan

Sepsis pada anak memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Gangguan koagulasi berat pada
sepsis berhubungan dengan meningkatnya mortalitas. Telah banyak informasi mengenai perkembangan
mekanisme aktivasi koagulasi dan inflamasi sebagai respon terhadap infeksi berat. Pada sepsis, gangguan
koagulasi terjadi akibat pembentukan trombin oleh tissue factor, gangguan mekanisme antikoagulan dan
penghentian sistem fibrinolisis. Pengetahuan tersebut sangat berguna untuk mengembangkan terapi dan
intervensi terhadap pasien dengan sepsis yang disertai gangguan koagulasi berat. Pemberian terapi seperti
antikoagulan, antitrombin, dan rekombinan protein C, rekombinan TFPI masih memerlukan bukti yang
mendukung untuk dapat digunakan pada pasien anak. Sari Pediatri 2011;13(3):226-32.

Kata kunci: sepsis, gangguan koagulasi, anak

S
epsis merupakan kumpulan gejala inflamasi dapat bervariasi dari aktivasi koagulasi yang hanya
sistemik yang disertai dugaan ataupun terdeteksi oleh marker sensitif hingga disseminated
terbukti terdapat infeksi. Gejala inflamasi intravascular coagulation (DIC).4 Insidens DIC pada
sistemik tersebut ditandai oleh dua atau sepsis berat berkisar antara 14% hingga 32% dan
lebih abnormalitas pada suhu, jumlah leukosit, berhubungan dengan meningkatnya mortalitas pada
takikardi dan takipnu.1,2 Sepsis pada anak memiliki sepsis. 5 Informasi mengenai mekanisme aktivasi
angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi sehingga koagulasi dan inflamasi sebagai respon terhadap infeksi
menjadi alasan utama untuk memasukkan anak ke berat telah banyak mengalami perkembangan. 4,6
ruang rawat intensif.2 Angka kejadian sepsis berat Pengetahuan tentang hal tersebut sangat berguna
pada anak di Amerika Serikat 0,56 kasus per 1000 untuk mengembangkan terapi dan intervensi terhadap
populasi per tahun dengan insidens tertinggi pada bayi pasien dengan sepsis yang disertai gangguan koagulasi
yaitu 5,16 kasus per 1000 populasi dengan mortalitas berat.6
sekitar 10,3%. 3 Gangguan koagulasi pada sepsis

Fisiologi koagulasi

Alamat korespondensi: Sistem hemostasis dipertahankan oleh interaksi antara


Dr. Tri Faranita. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/ sel endotel, protein koagulasi,dan trombosit sebagai
RSUP.H.Adam Malik Medan. Jl. Bunga Lau No. 17 Medan – 20136,
Telp. (061) 8361721 – 8365663. Fax. (061) 8361721. E-mail: faranita.
tiga unsur utama untuk menjaga fluiditas darah pada
md@gmail.com keadaan normal. Pada keadaan cedera, ketiga unsur

226 Sari Pediatri, Vol. 13, No. 3, Oktober 2011


Tri Faranita dkk: Gangguan koagulasi pada sepsis

Gambar 1. Fungsi endotel pada prokoagulasi dan antikoagulasi


Dikutip dari: Leftkowitz JB. Coagulation pathway and physiology. 2008.7

utama tersebut bekerjasama dalam sistem koagulasi.7 Model kaskade koagulasi memberi kesan bahwa
Sel endotel merupakan lapisan dalam pembuluh darah kedua jalur tersebut bekerja terpisah, namun
yang non trombogenik.8 Fungsi sel endotel dalam manifestasi klinis menyangkal konsep tersebut. 9,10
sistem hemostasis (Gambar 1) antara lain mensintesis Sekitar limabelas tahun yang lalu timbul hipotesis
tissue factor (TF), tempat penyimpanan faktor von baru untuk memahami proses hemostasis. Model
Willebrand, berperan pada sistem fibrinolisis dengan koagulasi berbasis sel (cell-based model of coagulation)
menghasilkan plasminogen activator inhibitor (PAI-I) menyatakan bahwa koagulasi muncul pada tahapan
dan memiliki reseptor thrombomodulin. Apabila yang overlapping yaitu inisiasi, amplifikasi, dan
PAI-I berikatan dengan thrombin dapat mengaktivasi propagasi (Gambar 2).8-10
thrombin activatable fibrinolytic inhibitor (TAFI), Tahap inisiasi dimulai pada sel yang dapat
dan berperan pada sistim antikoagulan dengan mengekspresikan tissue factor (TF). membentuk
menghasilkan tissue factor pathway inhibitor (TFPI), kompleks dengan faktor VIIa dan mengaktivasi
tissue plasminogen activator (tPA), prostacyclin (PGI2), faktor IXa dan Xa. Faktor Xa berikatan dengan
mengaktivasi protein C. Pada permukaan sel endotel faktor Va pada permukaan sel dan menghasilkan
terdapat heparin-like material yang merupakan kofaktor trombin dengan jumlah sedikit. Faktor Xa segera
antitrombin.7,8 Trombosit merupakan sel yang sangat diinhibisi sehingga tidak dapat bergerak ke sel yang
berperan pada proses koagulasi.9 Trombosit berinteraksi lain.9,10 Tahap amplifikasi dimulai setelah munculnya
dengan komponen matriks ekstrasel disaat terjadinya cedera, trombosit keluar dari pembuluh darah
cedera sehingga terbentuk platelet plug sebagai penutup sehingga terjadi perlekatan trombosit dengan trombin
lesi pembuluh darah.7,8 Trombosit yang teraktivasi yang dihasilkan pada tahap inisiasi. 10 Trombin
juga menghasilkan berbagai agonis trombosit yang mengaktivasi trombosit sehingga terjadi perubahan
memperantarai kontraksi otot polos sehingga terjadi permukaan dan pengeluaran faktor V yang sebagian
vasokonstriksi.8 aktif. Trombin juga mengaktivasi kofaktor V dan
Sejak tahun 1960-an diperkenalkan kaskade VIII,11 serta mengaktivasi faktor XI menjadi faktor
koagulasi melalui jalur intrinsik dan jalur ekstrinsik. XIa.12 Tahap propagasi berlangsung pada permukaan

Sari Pediatri, Vol. 13, No. 3, Oktober 2011 227


Tri Faranita dkk: Gangguan koagulasi pada sepsis

Gambar 2. Model koagulasi berbasis sel


Dikutip dari: 1. Leftkowitz JB. Coagulation pathway and physiology, 2008.7
2. Hoffman M. Remodelling the blood coagulation cascade, 20039

trombosit yang teraktivasi.9 Pada tahap ini FIXa Patofisiologi koagulasi pada sepsis
berikatan dengan VIIIa,10 jumlah FIXa bertambah
dari hasil ikatan trombosit dengan FXIa.11 Kompleks Gangguan koagulasi pada sepsis terjadi melalui tiga
FIXa/VIIIa mengaktivasi FXa pada trombosit dan mekanisme (Gambar 3),
segera berikatan dengan FVa sehingga mengubah 1. Pembentukan trombin yang diperantarai TF
protrombin menjadi thrombin, 9,10 selanjutnya Tranfer factor diekspresikan pada permukaan sel
pembentukan trombin mengubah fibrinogen menjadi endotel, monosit, dan platelet ketika sel-sel ini
fibrin.10 distimulasi oleh toksin, sitokin atau mediator lain.13
Setelah bekuan fibrin terbentuk, harus terdapat Adanya endotoksin menyebabkan peningkatan
mekanisme untuk membatasi jumlah bekuan fibrin beberapa sitokin proinflamasi seperti tumor necrosis
dan pelepasan bekuan saat cedera sembuh. Untuk factor (TNF)-D dan interleukin (IL)-6. Sitokin
mengontrol pembentukan bekuan fibrin terdapat IL-6 merupakan sitokin proinflamasi yang paling
tiga mekanisme yaitu TFPI, mekanisme antitrombin- berhubungan dengan klinis sepsis dan komplikasi.14
heparin, dan jalur antikoagulan protein C.6 Sedangkan Pembentukan trombin yang diperantarai oleh TF
yang bertanggung jawab dalam pelepasan dan merupakan tahap penting dari patogenesis sepsis.
degradasi bekuan fibrin adalah sistem fibrinolisis. Secara fisiologis pembentukan ini segera dihambat
Plasmin berperan penting pada fibrinolisis dan oleh antitrombin, namun dengan pembentukan
dikatalisasi oleh tPA atau urokinase-type plasminogen trombin yang sangat cepat jalur inhibisi ini
activator (uPA). Inhibitor pada sistem fibrinolisis bisa fatigue sehingga terjadi trombinemia. 13
adalah PAI-1 dan antiplasmin.7 Setelah trombin terbentuk maka fibrinogen

228 Sari Pediatri, Vol. 13, No. 3, Oktober 2011


Tri Faranita dkk: Gangguan koagulasi pada sepsis

dipolimerasi sehingga terbentuk bekuan fibrin dan c. Tissue factor pathway inhibitor (TFPI)
terdeposisi di mikrosirkulasi. Deposisi fibrin ini Tissue factor pathway inhibitor disekresi oleh
dapat menyebabkan disfungsi organ.13,15 sel endotel dan berfungsi untuk menghambat
2. Gangguan mekanisme antikoagulan aktivasi FX oleh kompleks TF-FVIIa. 13
Terdapat tiga mekanisme antikoagulan yang Penurunan TFPI dapat dijumpai pada
terganggu pada sepsis, sepsis.4
a. Sistem antitrombin 3. Penghentian sistem fibrinolisis
Secara teori antitrombin memiliki peran Pada kondisi bakteremia dan endotoksemia
penting dalam kekacauan koagulasi pada dijumpai peningkatan aktivitas fibrinolisis
sepsis,4 dibuktikan dengan jumlah antitrombin yang mungkin disebabkan oleh pelepasan
rendah pada sepsis.4,16 Jumlah antitrombin plasminogen activator oleh sel endotel. Keadaan
berkurang disebabkan karena antitrombin tersebut diikuti dengan supresi aktivitas
digunakan untuk menghambat formasi fibrinolisis secara cepat oleh PAI-1. 16 Jumlah
trombin, didegradasi oleh elastase yang PAI-1 yang tinggi dipertahankan sehingga
dilepaskan sel neutrofil serta gangguan sintesis menghentikan kemampuan fibrinolisis yang
antitrombin akibat gagal hati pada sepsis.4,13,16 mengakibatkan penumpukan bekuan fibrin pada
b. Sistem protein C mikrosirkulasi.13
Protein C disintesis di hati dan diaktivasi
menjadi activated protein C (APC) yang Pada sepsis terjadi trombositopenia pada pasien
berfungsi dalam menghambat FVIII dan berat. Faktor utama yang menyebabkan penurunan
FV. 13 Pada sepsis, terjadi depresi sistem jumlah trombosit pada sepsis adalah produksi
protein C yang disebabkan oleh penggunaan trombosit yang terganggu, peningkatan pemakaian
yang berlebihan, gangguan hati, perembesan maupun destruksi, atau sekuestrasi trombosit di
vascular, dan aktivasi TNF-A.4,16 limpa.17

Gambar 3. Patofisiologi sepsis


Dikutip dari: Franchini M, Lippi G, Manzato F. Recent acquisitions in the pathophysiology, diagnosis and treatment
of disseminated intravascular coagulation, 200616

Sari Pediatri, Vol. 13, No. 3, Oktober 2011 229


Tri Faranita dkk: Gangguan koagulasi pada sepsis

Gambaran klinis koagulopati pada sepsis nekrosis dan perdarahan sekunder. Lesi tersebut
berhubungan dengan kerusakan sistem protein C
Gambaran klinis koagulopati pada sepsis ialah, di mikrosirkulasi.16
1. Aktivasi koagulasi sistemik fisiologis
Pada kondisi awal tidak tampak klinis koagulopati,
namun proses koagulasi mulai teraktivasi dan Tata laksana gangguan koagulasi pada sepsis
terdeteksi melalui pengukuran marker molekular
yang sensitif seperti D-dimer, protrombin fragmen Gangguan koagulasi pada sepsis akan dapat diatasi jika
1+2, atau kompleks trombin-antitrombin.13 penyebab sepsis diatasi. Pada gangguan koagulasi yang
2. Non-overt disseminated intravascular coagulation berat sampai tahap DIC pengobatan yang diberikan
Sedangkan tahap selanjutnya ditandai dengan dapat berupa,
pembentukan fibrin intravaskular yang me-
nyebab kan gangguan pada mikrosirkulasi. 1. Terapi pengganti
Hasil laboratorium menunjukkan peningkatan Tujuan dari pemberian terapi pengganti adalah
marker aktivasi namun pemeriksaan lain masih untuk menggantikan defisiensi akibat penggunaan
normal.13 konsentrat trombosit faktor koagulasi dan inhibitor,
3. Transient consumption coagulopathy untuk mencegah perdarahan.16 Pemberian konsentrat
Jika rangsangan prokoagulasi tetap terjadi trombosit dan faktor koagulasi tidak hanya didasari
maka akan terjadi ketidakseimbangan antara dengan hasil laboratorium namun kecenderungan
penggunaan plasma protein koagulasi dan sintesis pasien mengalami perdarahan.18
di hati. Apabila rangsangan dihentikan dengan 2. Antikoagulan
menghilangkan penyebabnya maka gangguan Penghentian koagulasi pada pasien DIC memberi
tersebut dapat teratasi dalam beberapa jam hingga manfaat secara teori. Keamanan heparin pada
beberapa hari.13 Hasil laboratorium menunjukkan pasien DIC yang cenderung mengalami per-
peningkatan prothrombine time (PT), trombosit darahan menjadi perdebatan, walaupun pemberian
menurun, jumlah protein C menurun, fibrinogen heparin tidak terbukti meningkatkan insidens
dapat normal maupun menurun.13 komplikasi perdarahan. 19 Pemberian heparin
4. Overt DIC mungkin dapat berguna pada pasien DIC akut
Proses berkelanjutan sampai koagulopati konsumtif dan tromboembolisme predominan seperti
berat jarang dijumpai. Gangguan tersebut ditandai dengan purpura fulminans.16,19 Penelitian agen
dengan penghentian mekanisme inhibisi sehingga antikoagulan baru dengan aktivitas penghambat
hemostasis tidak terkontrol dan menyebabkan trombin secara langsung yaitu rekombinan
perdarahan berat.13 Manifestasi klinis DIC yang hirudin pada kelinci dalam mengobati DIC
paling sering adalah perdarahan, trombosis atau menunjukkan pengurangan konsumsi trombosit,
keduanya yang dapat menyebabkan disfungsi fibrinogen, antitrombin, dan protein C serta
organ. Pada pemeriksaan laboratorium dapat menurunkan mortalitas. Penggunaan rekombinan
dijumpai peningkatan waktu pembekuan darah, tersebut pada manusia masih memerlukan
peningkatan fibrin degradation product (FDP), penelitian lanjutan.20
D-dimer, penurunan trombosit dan kadar 3. Pengembalian jalur antikoagulan
fibrinogen, penurunan kadar faktor koagulasi Antitrombin merupakan penghambat utama
(seperti faktor V dan VIII), dan penurunan trombin, penggunaan pada DIC cukup rasional.16
penghambat koagulasi (antitrombin dan protein Penurunan jumlah antitrombin berhubungan
C). Pemeriksaan koagulasi serial akan lebih baik dengan prognosis yang buruk pada pasien
dalam mendiagnosis DIC.16 sepsis. Studi di Italia memperlihatkan bahwa
5. Purpura fulminans pemberian antitrombin memiliki dampak yang
Purpura fulminans merupakan bentuk koagulopati menguntungkan dalam hal kelangsungan hidup.21
akibat sepsis yang berupa lesi kulit dengan Namun pada penelitian yang dilakukan pada 2144
morfologi yang khas karena trombosis pembuluh pasien sepsis dan DIC tidak dijumpai dampak yang
darah kecil dan kapiler yang menghasilkan sama.22

230 Sari Pediatri, Vol. 13, No. 3, Oktober 2011


Tri Faranita dkk: Gangguan koagulasi pada sepsis

Sistem protein C ikut terganggu pada 5. Levi M. Pathogenesis and treatment of disseminated
DIC, dan APC tampak memiliki peran dalam intravascular coagulation in the septic patient. J Crit
patogenesis sepsis yang berhubungan dengan Care 2001; 4:167-77.
disfungsi organ. Sebuah studi yang dilakukan di 6. Levi M, Schultz M, Poll T. Disseminated intravascular
sebelas negara pada kasus sepsis menunjukkan coagulation in infectious disease. Semin Thromb Hemost
terdapat perbaikan klinis pada pasien yang 2010; 36:367-77.
mendapat konsentrat APC. Penurunan mortalitas 7. Leftkowitz JB. Coagulation pathway and physiology.
40% dijumpai pada pasien yang mendapat dosis Dalam: Kotte-Marchant K, penyunting. An algorithmic
lebih tinggi, 23 namun pemberian konsentrat approach to hemostasis testing. Washington: College of
APC pada anak sepsis berat belum terbukti American Pathologists Press; 2008.h.3-12.
memberikan manfaat.24 8. Verhamme P, Hoylaerts MF. The pivotal role of the
Penghambat mekanisme pembentukan endothelium in haemostasis and thrombosis. Acta Clin
trombin lainnya adalah TFPI. Rekombinan Belg 2006:61-5.
TFPI telah luas diteliti pada pasien sepsis dan 9. Hoffman M. Remodelling the blood coagulation cascade.
peningkatan kadar TFPI dapat tercapai namun J Thromb Thrombolysis 2003; 16:17-20.
manfaatnya dalam menurunkan mortalitas dan 10. Smith SA. The cell-based model of coagulation. J Vet
perbaikan disfungsi organ belum terbukti.25 Emerg Crit Care 2009; 19:3-10
4. Agen lain 11. Roberts HR, Hoffman M, Monroe DM. A cell-based
Rekombinan FVIIa mungkin dapat digunakan model of thrombin generation. Semin Thromb Hemost
pada pasien dengan perdarahan berat yang tidak 2006; 32 Suppl 1:32-8.
respon terhadap terapi lain.16 Namun penelitian 12. Oliver JA, Monroe DM, Roberts HR, Hoffmann M.
retrospektif terhadap penggunaan rekombinan Thrombin activates factor XI on activated platelets in
pada pasien anak sepsis dan DIC menunjukkan the absence of factor XII. Arterioscler Thromb Vasc Biol
tidak ada manfaat yang bermakna. 26 Agen 1999; 19:170-7.
antifibrinolitik seperti asam traneksamat tidak 13. Knoebl P. Blood coagulation disorders in septic patients.
boleh diberikan kecuali sebelumnya telah diberi Wien Med Wochenschr 2010; 160:129-38.
infus heparin.16 14. Damas P, Ledoux D, Nys M. Cytokine serum level during
severe sepsis in human IL-6 as a marker of severity. Ann
Surg 1992; 215:356-62.
Daftar pustaka 15. Saba HI, Morelli GA. The pathogenesis and management
of disseminated intravascular coagulation. Clin Adv
1. Goldstein B, Giroir B, Randolph A. International Hematol Oncol 2006; 4:919-26.
pediatric consensus conference: definitions for sepsis and 16. Franchini M, Lippi G, Manzato F. Recent acquisitions
organ dysfunction in pediatrics. Pediatr Crit Care Med in the pathophysiology, diagnosis and treatment of
2005; 6:2-8. disseminated intravascular coagulation. Thrombosis
2. Thomas NJ, Tamburro RF, Hall MW, Rajasekaran Journal 2006;4:4-12.
S, Venglarcik JS. Bacterial sepsis and mechanisms 17. Levi M, Opal SM. Coagulation abnormalities in
of microbial pathogenesis. Dalam: Nichols DG, critically ill patients. Crit Care 2006; 10:222-30.
penyunting. Roger’s textbook of pediatric intensive care. 18. Levi M. Disseminated intravascular coagulation in cancer
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2008. patients. Best Pract Res Clin Haematol 2009; 22:129-
h.1300-27. 36.
3. Watson RS, Carcillo JA, Linde-Zwirble WT, Clermont 19. Levi M, ten Cate H. Disseminated intravascular
G, Lidicker J, Angus DC. The epidemiology of severe coagulation. N Engl J Med 1999; 341:586-92.
sepsis in children in the united states. Am J Respir Crit 20. Munoz MC, Montez R, Hermida J, Orbe J, Paramo A,
Care Med 2003; 167:695-701. Rocha E. Effect of the administration of recombinant
4. Levi M, De Jonge E, Poll T. Rationale for restoration of hirudin and/or tissue-plasminogen activator (t-PA)
physiological anticoagulant pathways in patients with on endotoxin-induced disseminated intravascular
sepsis an disseminated intravascular coagulation. Crit coagulation model in rabbits. Br J Haematol 1999;
Care Med 2001; 29 Suppl 7:90-4. 105:117-22.

Sari Pediatri, Vol. 13, No. 3, Oktober 2011 231


Tri Faranita dkk: Gangguan koagulasi pada sepsis

21. Baudo F, caimi TM, de Cataldo F. Antithrombin III 24. Nadel S, Goldstein B, Williams MD. Drotrecogin
(ATIII) replacement therapy in patients with sepsis alfa (activated) in children with severe sepsis: a
and/or post-surgical complications: a controlled, double multicentre phase III randomized controlled trial. Lancet
blind, randomized controlled trial. Int Care Med 1998; 2007;369:836-43.
24:336-42. 25. Abraham E, Reinhart K, Opal S. Efficacy and safety of
22. Warren BL, Eid A, Singer P. High-dose antithrombin tifacogin (recombinant tissue factor pathway inhibitor)
III in severe sepsis: a randomized controlled trial. JAMA in severe sepsis a randomized controlled trial. JAMA
2001; 286:1869-78. 2003;290:238-47.
23. Bernard GR, Vincent JL, Laterre PF. Efficacy and safety 26. Alten JA, Benner K, Green K, Toole B, Tofil NM,
of recombinant human activated protein C for severe Winkler MK. Pediatric off-label use of recombinant
sepsis. N Engl J Med 2001; 344:699-709. factor VIIa. Pediatrics 2009;123:1066-72.

232 Sari Pediatri, Vol. 13, No. 3, Oktober 2011

Anda mungkin juga menyukai