Anda di halaman 1dari 19

Biokimia Dan Biofisika

Kesehatan
Nama : Ege Ersya Urnia
Jurusan : D-IV Kebidanan Samarinda Poltekkes Kemenkes Kaltim
Mata Kuliah : Biokimia dan Biofisika Kesehatam
Dosen :
Tugas : Kegunaan ASI dilihat dari berbagai macam aspek
Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah “Kegunaan
ASI (Air Susu Ibu) Dilihat Dari Berbagai Aspek”.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Saya juga menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak kekurangan baik dari
segi isi, maupun dari segi penulisan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Ega Ersya Urnia


Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................................ii

BAB I:Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................1

BAB II : Pembahasan
2.1 Pengertian ASI (Air Susu Ibu).....................................................................2
2.2 Kegunaan ASI dari Aspek Umum................................................................3
2.3 Kegunaan ASI dari Aspek Agama................................................................4
2.4 Kegunaan ASI dari Aspek Gizi....................................................................4
2.5 Kegunaan ASI dari Aspek Imunologik........................................................4
2.6 Kegunaan ASI dari Aspek Psikologik..........................................................4
2.7 Kegunaan ASI dari Aspek Kecerdasan........................................................4
2.8 Kegunaan ASI dari Aspek Neurologis.........................................................4
2.9 Kegunaan ASI dari Aspek Ekonomi............................................................4
2.10 Kegunaan ASI dari Aspek Penundaan Kehamilan (KB Alami).................4
2.11 Kegunaan ASI dari Aspek Medis...............................................................4
2.12 Kegunaan ASI dari Aspek Elektrolit..........................................................4
2.13 Kegunaan ASI dari Aspek Asam Basa Tubuh............................................4

BAB III : Penutup


3.1. Kesimpulan.................................................................................................8
3.2 Saran...........................................................................................................8

Daftar Pustaka................................................................................................................9
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat selain mutu
hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada
bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan
mental adalah akibat langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama pada
saat ini di Indonesia adalah kurang kalori, protein hal ini banyak ditemukan bayi dan
anak yang masih kecil dan sudah mendapat adik lagi yang sering disebut
"kesundulan" artinya terdorong lagi oleh kepala adiknya yang telah muncul
dilahirkan. Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan golongan rentan.
Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan yang
kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol dengan cara
dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan
sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI
yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI
tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan
sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber
protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan
yang tertumpu pada beras.
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini
mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang
peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu
(ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam
pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan. Akhir-akhir ini
sering dibicarakan tentang peningkatan penggunaan ASI.
Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan ASI
termasik ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan telah
dicanangkannya Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-
ASI) oleh Bapak Presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang betemakan
“Dengan Asi, kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia Indonesia”.
Dalam pidatonya presiden menyatakan juga bahwa ASI sebagai makanan tunggal
harus diberikan sampai bayi berusia empat bulan.Pemberian ASI tanpa pemberiaan
makanan lain ini disebut dengan menyusui secara ekslusif. Selanjutnya bayi perlu
mendapatkan makanan pendamping ASI kemudian pemberian ASI di teruskan
sampai anak berusia dua tahun.
ASI merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan
komposisi. Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung terserap.
Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu
menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara
penuh tanpa makanan tambahan. Selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang
gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan
tambahan selama tiga bulan pertama. ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi
tidak perlu diragukan lagi, namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara
ibu-ibu meyusui melupakan keuntungan menyusui. Selama ini dengan membiarkan
bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang
sebenarnya menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal yang demikian
terus berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap upaya
pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.
Hasil penelitian yang dilakukan di Biro Konsultasi Anak di Rumah Sakit UGM
Yogyakarta tahun 1976 menunjukkan bahwa anak yang disusui sampai dengan satu
tahun 50,6%. Sedangkan data dari survei Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI)
tahun 1991 bahwa ibu, yang memberikan ASI pada bayi 0-3 bulan yaitu 47%
diperkotaan dan 55% dipedesaan (Depkes 1992) dari laporan SKDI tahun 1994
menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memberikan ASI EKSLUSIF kepada bayinya
mencapai 47%, sedangkan pada repelita VI ditargetkan 80%. Dari hasil penelitian
yang dilakukan oleh Dr.Moh. Efendi di R.S. Umum Dr. Kariadi Semarang tahun
1977 didapatkan pemberian ASI setelah umur 2 bulan 31,6%, ASI + Susu botol
15,8% dan susu botol 52,6%. Sedangkan sebelumnya yaitu pada umur 1 bulan masih
lebih baik yaitu 66,7% ASI dan 33,3% susu botol, dalam hal ini tampaknya ada
pengaruh susu botol lebih besar. Juga hasil penelitian Dr. Parma dkk di Rumah Sakit
Umum Dr. M. Jamil Padang tahun 1978 -1979 di dapatkan bahwa lama pemberian
ASI saja sampai 4-6 bulan pada ibu yang karyawan adalah 12,63% dan pada ibu
rumah tangga sebanyak 21,27%. Apabila dilihat dari pendidikannya ternyata 75%
dari ibu-ibu yang berpendidikan tamat SD telah memberikan makanan pendamping
ASI yang terlalu dini pada bayi.
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan
ASI secara Eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang,
kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu
bekerja, keinginan untuk disebut modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI
dan tdak kalah pentingnya adalah anggapan bahwa semua orang sudah memiliki
pengetahuan tentang manfaat ASI .

1.2 Tujuan
Untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca, mahasiswa dan
utamanya para ibu-ibu tentang kandungan ASI, manfaat pemberian ASI serta faktor –
faktor yang mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif.
Bab II
Pembahasan

2.1 Pengertian ASI


ASI selain sebagai sumber nutrisi yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi
baik fisik, psikologi sosial maupun spiritual, ia juga mengandung, hormon, unsur
kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. ASI adalah sebuah cairan
tanpa tanding karunia Tuhan yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya
dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.

2.2 Kegunaan ASI dari Aspek Umum


Kelahiran seorang buah hati tentu menjadi suatu hal yang sangat ditunggu-
tunggu dan membahagiakan bagi seluruh anggota keluarga, khususnya untuk sang
ibu. Sang ibu akan memberikan hal yang terbaik untuk buah hatinya. Salah satu nya
dengan upaya pemberian ASI. Namun, sangat disayangkan bahwasanya pengetahuan
para ibu tentang pemberian ASI ini pada umumnya terlalu minim. Banyak diantara
mereka yang belum terlalu mengerti dan memahami apa saja manfaat dan kelebihan
pemberian ASI pada bayi.
ASI selain sebagai sumber nutrisi yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi
baik fisik, psikologi sosial maupun spiritual, ia juga mengandung, hormon, unsur
kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. ASI adalah sebuah cairan
tanpa tanding karunia Tuhan yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya
dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.
Berikut beberapa manfaat dan kelebihan ASI yang menjadi alasan kenapa ASI
menjadi “wajib” hukumnya untuk pemenuhan kebutuhan gizi bayi Anda:
1. Kaya zat penting yang dibutuhkan bayi
Bila ASI dibandingkan dengan produk susu formula, kandungan gizi ASI
jauh lebih unggul dan tak terkalahkan. ASI memiliki semua zat penting yang
dibutuhkan oleh sang bayi dalam pertumbuhannya seperti; protein, AA, DHA,
Omega 6, laktosa, taurin, laktobasilus, vitamin A, kolostrum, lemak, zat besi,
laktoferin and lisozim yang semuanya dalam takaran dan komposisi yang pas
untuk bayi. ASI juga mengandung protein ‘whey’ yaitu sejenis protein yang
mudah diserap oleh usus
2. Memberikan kekebalan yang optimal untuk bayi
ASI mempunyai keunggulan lain yaitu untuk pembentukan sistim imun sang
bayi. Sistem imum merupakan sistim yang sangat penting untuk sang bayi,
semakin baik sistim imun bayi maka akan membuat bayi jarang sakit.
Dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan asupan ASI, bayi yang mendapatkan
asupan ASI mempunyai sistem imun atau sistem kekebalan tubuh yang jauh
lebih baik.
3. Meningkatkan perkembangan mental anak
ASI mengandung komposisi gizi yang sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan
otak bayi, uji klinis telah membuktikan bahwa anak berumur 7 sampai 8 tahun
yang memperoleh ASI lebih dari 6 bulan, IQ-nya (Intellegencia Quotient) lebih
tinggi daripada anak-anak yang menyusu kurang dari 6 bulan. Melalui proses
menyusui, pendekatan intim antara bayi dan ibu, lebih mudah menumbuhkan EQ
(Emotional Quotient) bayi dalam kepercayaan diri sendiri maupun orang lain.
4. Mengurangi risiko untuk mendapat alergi
Banyak anak-anak di zaman modern ini memiliki alergi seperti asma, alergi
makanan, yang menyebabkan kulit gatal-gatal dan kemerahan. Dengan asupan
ASI lebih dari 12 minggu di dalam keluarga yang memiliki riwayat alergi,
penilaian risiko terjadinya alergi terhadap bayi adalah lebih rendah dari yang
menggunakan susu formula.
5. Mengurangi risiko infeksi usus
Ada banyak penelitian yang menunjukkan bayi yang diberikan susu formula
lebih awal berisiko untuk mendapat infeksi usus seperti diare dan sebagainya.
Sebaliknya dengan pemberian ASI secara ekslusif pada bayi sekurangnya selama
6 bulan akan mencegah infeksi usus ini pada bayi.
6. Tidak basi dan selalu segar
Tidak seperti susu yang lain, ASI tidak akan basi, karena ASI langsung
dihasilkan di payudara sang ibu tanpa campur tangan bahan kimia, yang
terpenting selama asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu bergizi seimbang
dan tepat, maka ASI yang dihasilkanpun memiliki kualitas yang baik.
7. Lebih higenis dibandingkan dengan susu Lain
Bila dibandingkan dengan susu formula atau susu kaleng, ASI jauh lebih
higienis karena ASI langsung diberikan dari payudara ibu dengan suhu yang
tepat sesuai untuk kebutuhan sang buah hati. Sementara pada susu formula ada
kemungkinan susu tercemar dengan senyawa lain entah itu dari bahan susunya
sendiri atau dari alat-alat seperti botol dot yang belum tentu bebas dari kuman
8. Menguatkan hubungan antara ibu dan bayi
Di sini, kasih sayang antara ibu dan anak akan terbentuk akibat hormon
yang diproduksi di dalam tubuh. Bayi yang menggunakan susu formula,
mungkin agak sulit bagi ibu membentuk ikatan bersama anaknya. Ia bagaikan
satu bentuk alami yang sangat kita butuhkan dan tidak membutuhkan teknologi
untuk mencapainya.
9. Ibu sehat dan cantik
Ibu yang menyusui setelah melahirkan zat oxytoxin-nya akan bertambah,
sehingga dapat mengurangi jumlah darah yang keluar setelah melahirkan.
Kandungan dan perut bagian bawah juga lebih cepat menyusut kembali ke
bentuk normalnya. Ibu yang menyusui pun bisa menguras kalori lebih banyak,
hingga berat tubuh akan cepat kembali seperti sebelum hamil.

2.3 Kegunaan ASI dari Aspek Agama

Tidak diragukan lagi mengenai keunggulan ASI (Air Susu Ibu) yang merupakan
makanan terbaik bagi bayi. Hampir semua kalangan, termasuk dunia kedokteran ikut
menganjurkan supaya ibu lebih memilih ASI dibandingkan susu sapi atau susu
formula. Allah berfirman dalam Al-Qur’an :

َ ‫ضعْنَ أَوْ الَ َدهُنَّ حَوْ لَي ِْن كَا ِملَي ِْن لِ َم ْن أَ َرا َد أَن يُتِ َّم الر‬
َ‫َّضا َعة‬ ُ ‫َو ْال َوالِد‬
ِ ْ‫َات يُر‬
“ Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan… “ (Al-Baqarah 233)

Sungguh disayangkan masih banyak ibu yang enggan menyusui bayinya, hanya
karena alasan sibuk bekerja, untuk menjaga penampilan, dan alasan-alasan lain.
Padahal, berbagai penelitian telah membuktikan ada banyak sekali manfaat ASI dan
menyusui, baik bagi bayi maupun bagi sang ibu. Selain aman, higienis, bergizi, dan
ekonomis, ASI juga mengandung zat-zat kekebalan tubuh yang tidak dimiliki oleh
susu formula yang termahal sekalipun. Bahkan ketika produsen susu berlomba-lomba
meniru komposisi ASI, maka tidak akan bisa menirunya dengan tepat.
Terbukti bahwa bayi yang mendapat ASI kurang berisiko mengalami berbagai
infeksi, seperti infeksi saluran nafas bagian bawah, infeksi saluran kemih, infeksi
telinga, dan septisemia (infeksi darah) di tahun pertama kehidupannya. Sebagian
perlindungannya ini karena proses pemindahan faktor-faktor imun (kekebalan tubuh)
di dalam ASI dan bahan pra-susu atau kolostrum.

Para ulama tafsir menjelaskan, lafad (‫ضعْنَ أَوْ اَل َده ُّن‬ ُ ‫َ…و ْال َوالِد‬
ِ ْ‫َات يُر‬ َ ) bentuknya adalah
khobar (kalimat berita), namun bermakna perintah.
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
‫ وهي سنتان‬،‫ أن يرضعن أوالدهن كمال الرضاعة‬:‫هذا إرشاد من هللا تعالى للوالدات‬
“ Ini merupakan petunjuk dari Allah Ta’ala kepada para ibu agar mereka
menyusui anak-anaknya dengan pemberian ASI yang sempurna selama dua tahun”
(Tafsir Ibnu Katsir)
Dapat kita simpulkan, penjelasan dalam syariat tentang pemberian ASI yang
sempurna adalah selama dua tahun. Namun, bukan berarti cukup diberikan ASI saja
selama dua tahun tanpa tambahan makanan yang lainnya.

2.4 Kegunaan ASI dari Aspek Gizi


Manfaat Kolostrum :
1. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi terutama diare.
2. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada
hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
3. Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung
karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada
hari-hari pertama kelahiran.
4. Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna
hitam kehijauan.

Kandungan yang terdapat di dalam ASI antara lain :

1. Bifidus factor
Di dalam ASI, kadar bifidus factor 40 kali lipat lebih banyak dibanding susu
sapi. Bifidus factor dalam suasana asam di dalam usus bayi akan mendorong
pertumbuhan lactobasilus bifidus. Lactobasilus bifidus ini di dalam usus bayi
akan mengubah laktosa yang banyak terkandung di dalam ASI menjadi asam
laktat dan asam asetat, sehingga suasana usus bayi akan semakin asam. Suasana
asam ini akan menghambat pertumbuhan kuman enterobacteriaceae dan
Eschericia coli (E.coli) patogen, yaitu suatu jenis kuman yang paling sering
menyebabkan diare pada bayi.
Oleh karena itu, kuman komensal terbanyak dalam usus bayi-bayi yang
mendapat ASI sejak lahir adalah bakteri bifidus. Sebaliknya, flora usus dari bayi
yang mendapat susu sapi adalah kuman-kuman gram negatif (terutama
bakteroides dan koliform). Maka tidak heran jika bayi yang tidak mendapat ASI
lebih peka terhadap infeksi kuman patogen karena tidak adanya perlindungan
seperti halnya pada bayi yang mendapat ASI.
2. Laktoferin
ASI mengandung laktoferin dalam kadar yang bervariasi di antara 6 mg/mL
kolostrum dan tidak lebih dari 1 mg/mL di dalam ASI matur. Meskipun kadar
laktoferin pada kolostrum susu sapi juga tinggi, yaitu 5mg/mL, tetapi kadar ini
cepat menurun. Di dalam ASI yang matur, laktoferin selain menghambat
pertumbuhan Candida albicans, juga bersama-sama (sinergistik) dengan SIgA
menghambat pertumbuhan E-coli patogen.
3. Lisozim
Sudah lama diketahui bahwa lisozim adalah suatu substrat anti-infeksi yang
sangat berguna di dalam air mata. Akhir-akhir ini terbukti bahwa di dalam ASI
juga terdapat lisozim dalam kadar yang cukup tinggi (sampai 2mg/100mL), yaitu
5000 kali lebih banyak daripada susu sapi. Lisozim pada ASI ini tidak
dihancurkan di dalam usus sehingga kadarnya dalam tinja masih ditemukan
dalam konsentrasi yang cukup tinggi. Khasiat lisozim, bersama-sama dengan
sistem komplemen dan SIgA dapat memecahkan dinding sel bakteri
(bakteriolitik) dari kuman-kuman enterobacteriaceae dan kuman-kuman gram
positif. Selain itu, lisozim diduga juga melindungi tubuh bayi dari berbagai
infeksi virus antara lain virus herpes hominis.
4. Imunoglobulin
Semua macam imunoglobulin ditemukan di dalam ASI. Dengan tehnik yang
baru, seperti imuno-electrophoresi, radio immune assay, elisa, dan sebagainya
dapat diidentifikasi lebih dari 30 macam imunoglogulin. Delapan belas di
antaranya berasal dari serum si ibu dan sisanya hanya ditemukan di dalam ASI
atau kolostrum. Selain itu, imunoglobulin G dapat menembus plasenta dan
berada pada konsentrasi yang cukup tinggi di dalam darah janin/ bayi sejak lahir
sampai umur beberapa bulan, sehingga dapat memberikan perlindungan terhadap
beberapa macam penyakit.
Imunoglobulin terpenting dan terbanyak dalam darah manusia adalah IgG.
Sebaliknya, di dalam ASI yang terpenting adalah IgA. IgA dianggap penting
tidak hanya karena konsentrasinya yang tinggi, namun juga karena aktivitas
biologiknya. Dari kelas IgA ini, yang paling dominan adah SIgA, yang kadarnya
90% dari seluruh kadar imunoglobulin di dalam kolostrum maupun ASI matur.
Diduga fungsi utama dari SIgA adalah mencegah melekatnya kuman-kuman
patogen pada dinding mukosa usus halus. Selain itu, SIgA juga diduga dapat
menghambat proliferasi kuman-kuman tersebut di dalam usus, meskipun tidak
sampai membunuhnya. Kadar imunoglobulin di dalam payudara kiri dan kanan
adalah sama dan kadar ini juga konstan di dalam ASI. Kadar ini selalu sama baik
pada permulaan laktasi (menyusui) maupun pada akhir laktasi dan juga konstan
tiap 24 jamnya.

Komposisi ASI :
1. ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga
mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat
dalam ASI tersebut.
2. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
3. Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara
Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein
merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI
mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan
protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai
perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.
4. Komposisi Taurin, DHA dan AA
• Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang
berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses
maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi
taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
• Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam
lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan
untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam
ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak.
Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari
substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3
(asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).

2.5 Kegunaan ASI dari Aspek Imunologik


Berdasarkan aspek imunologi (perlindungan diri secara alami oleh tubuh), ASI
memiliki kandungan :
1. ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
2. Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi.
Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli
dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
3. Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang
mengikat zat besi di saluran pencernaan.
4. Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella)
dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
5. Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil.
Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT)
antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran
pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi
jaringan payudara ibu.
6. Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang
pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora
usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.

70

60

50
ASI
40
ASI + MINUMAN
30 BUATAN
MINUMAN BUATAN
20

10

0
4 minggu 3 bulan 6 bulan

Diagram di atas menerangkan angka kematian pada tahun pertama kehidupan di


antar bayi-bayi yang hidup pada minggu ke-4, 3 bulan dan 6 bulan dengan macam-
macam makanan.
ASI mengandung antibodi terhadap bermacam-macam jasad, baik viru maupun
bakteri. Pada berbagai penyelidikan telah ditemukan antibodi terhadap tetanus, Hemofilus
pertusis, Diplokokus pneumonia, Shigella, Escherichia coli dan virus polio coxsackie.

2.6 Kegunaan ASI dari Aspek Psikologik


Berdasarkan aspek psikologis ASI memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan
produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh
emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi
hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi
ASI.
2. Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi
tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
3. Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi
karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact).
Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh
ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih
dalam rahim.

2.7 Kegunaan ASI dari Aspek Kecerdasan


Berdasarkan aspek kecerdasan ASI memberikan manfaat antara lain :
1. Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk
perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
2. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point
4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3
tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi
yang tidak diberi ASI.

2.8 Kegunaan ASI dari Aspek Neurologis


Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan
bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.

2.9 Kegunaan ASI dari Aspek Ekonomis


Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat
pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.

2.10 Kegunaan ASI dari Aspek Penundaan Kehamilan (KB Alami)


Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga
dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai
Metode Amenorea Laktasi (MAL).

2.11 Kegunaan ASI dari Aspek Medis


Dalam tinjauan medis, pemberian ASI juga selama dua tahun. Selama 6 bulan
pertama, ASI diberikan secara eksklusif. Artinya sampai usia 6 bulan, bayi hanya
mendapatkan ASI saja tanpa makanan tambahan yang lainnya. Setelah usia 6 bulan,
baru mulai ditambahkan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Namun demikian,
ASI tetap menjadi yang utama. Pemberian jenis makanan MP-ASI disesuaikan
dengan usia dan perkembangan bayi. Manfaat pemeberian ASI eksklusif antara lain :
1. Mengandung zat-zat gizi yang berkualitas tinggi berguna untuk kecerdasan dan
pertumbuhan.
2. Mengandung zat kekebalan, melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi
3. Menghisap ASI membantu pertumbuhan gigi, langit-langit, dan rahang bayi.
4. Menghindarkan bayi dari alergi dan diare.
5. Mempererat hubungan kasih sayang ibu- bayi.
6. Dapat menjarangkan kehamilan.
7. Menghindarkan ibu dari kemungkinan kanker payudara.
8. Mencegah kegemukan pada bayi.

2.12 Kegunaan ASI dari Aspek Elektrolit


Di dalam sitoplasma, perbandingan relatif ion sama seperti yang terdapat di dalam
semua sel sekresi. "sodium pump" pada membran basal mempertahankan kadar natrium
(Na+) intrasel relatif rendah dan Kalium (K-) tinggi, dengan perbedaan potensi listrik
yang berhubungan pada kedua sisi membran sel. Na+ dan K- dalam cairan intrasel dan
juga dalam susu terdapat dalam permbandingan yang sama yakni 1 : 3, meskipun kadar
elektorlit dalam susu lebih rendah daripada dalam sel.
Bukti mutakhir menunjukkan bahwa sekresi laktosa membantu perlaluan ion ke
dalam susu dan menyebrangi membran sel.
Seperti telah diketahui, laktosa dibentuk dalam badan golgi dan kehadirannya di
badan golgi menyebabkan air ditarik ke dalam gelembung dengan cara osmotik. Apabila
laktosa dikeluarkan dari badan golgi ke dalam lumen alveolus maka air juga ditarik
menyebrang melalui selaput sel. Proses biofisik ini mempunyai peranan terbesar untuk
menciptakan perbedaan potensi listrik pada kedua sisi selaput sel.
ASI mengandung kadar eletrolit sangat rendah dibandingankan dengan susu sapi.
Perhatikan tabel di bawah ini :

Unsur ASI mEq/1 Susu sapi


mEq/1
Natrium 6,5 25,2
Kalium 14,1 35,6
Clorida 12,1 29,0

Bayi yang menerima keperluan protein dan kalori melalui ASI memperoleh kira-kira 1
mEq natrium per kg.

2.13 Kegunaan ASI dari Aspek Asam - Basa (pH)

Sejumlah mengejutkan dan berbagai masalah fisik dan penyakit dapat


disebabkan oleh masalah makanan yang asam-memproduksi setelah pencernaan.
Hari ini sebagian besar rakyat di negara-negara industri menderita masalah yang
disebabkan oleh stres asidosis, karena kedua gaya hidup modern dan diet
mempromosikan pengasaman lingkungan internal tubuh.
Hal ini penting untuk mengkonsumsi setidaknya 60% makanan yang bersifat
alkali yang memproduksi dalam makanan kita, demi menjaga kesehatan. Kita perlu
banyak buah-buahan segar dan sayuran terutama (basa-memproduksi) untuk
menyeimbangkan asupan protein yang diperlukan kami (penghasil asam). Dan kita
perlu menghindari olahan, makanan manis atau karbohidrat sederhana, bukan hanya
karena mereka memproduksi asam tetapi juga karena mereka meningkatkan tingkat
gula darah terlalu cepat - dengan tinggi indeks glikemik, Oleh karena itu
penggemukan dan menekankan respon insulin kami - ditambah mereka cenderung
gizi-kurang dan mungkin beracun juga.
Tubuh mempertahankan pH yang benar dalam darah di semua biaya, dengan
homeostasis, tapi itu menegangkan bagi sistem tubuh dan sumber daya ketika diet
tidak seimbang dalam hal makanan pembentuk asam (residu setelah pencernaan,
yaitu). Dalam sel itu cerita yang berbeda. Air liur dan tes urine menunjukkan cukup
jelas perubahan alkalinitas atau keasaman yang disebabkan oleh diet dan gaya hidup.
Air adalah senyawa yang paling melimpah dalam tubuh manusia, yang terdiri
70% dari tubuh. Tubuh karena itu mengandung berbagai solusi, yang mungkin lebih
atau kurang asam. pH (potensi Hidrogen) adalah ukuran keasaman atau kebasaan
suatu larutan - rasio antara ion bermuatan positif (pembentuk asam) dan ion
bermuatan negatif (alkaline-forming.) pH larutan apapun adalah ukuran hidrogen
-ion konsentrasi. Semakin tinggi pembacaan pH, semakin basa dan kaya oksigen
cairan tersebut. Semakin rendah pembacaan pH, semakin asam dan kekurangan
oksigen cairan tersebut. Kisaran pH adalah dari 0 ke 14, 7.0 dengan bersikap netral.
Apa pun di atas 7.0 bersifat basa, apa pun di bawah 7.0 dianggap asam.
PH darah manusia harus sedikit basa (7.35 - 7.45). Bawah atau di atas kisaran ini
berarti gejala dan penyakit. Jika pH darah bergerak di bawah atau di atas 6.8 7.8, sel
berhenti berfungsi dan tubuh mati. Oleh karena itu tubuh terus berupaya untuk
menyeimbangkan pH. Bila keseimbangan ini terganggu banyak masalah dapat
terjadi.

ASI tergolong dalam senyawa alkali jika dilihat dari table di bawah ini :

KA
TE
GO
RI Tinggi Bersifat Rendah Asam
Rendah Alkaline Asam
MA Alkaline alkali Asam tinggi
KA
NA
N
Jus sayuran, Squash,
Wortel,
BE Parsley, Asparagus, Kentan
Kacang
AN Bayam Rhubarb, Jagung g
Hijau,
S, mentah, Segar, Jamur, Manis, Kacang
Kacang
say brokoli, Bawang, Kubis, Bayam pinto, Sayura
Lima,
ura seledri, Kacang, kembang Dimasa Angkatan n acar
Beets,
n, bawang kol, lobak, k, Laut Beans
Selada,
kac putih, Beetroot, Kacang
Zucchini,
ang Barley Kentang, Zaitun, Ginjal
carob
Grass Kedelai, Tahu
Blueber
Kurma, Kelapa, Ceri
ry,
Blackcurr asam, tomat,
Cranber
ant, jeruk, ceri, nanas,
ry,
BU Kering Ara, Anggur, Persik, Alpukat, Buah
Pisang,
AH Kismis Pepaya, jeruk, mangga, Kaleng
plum,
Kiwi, stroberi, keluak,
jus
Berries, lemon, semangka,
buah
Apel, Pir Limes
Olahan
Roti
Rye, Nasi putih,
Amaranth, Lentil,
Biji Utuh Putih Roti,
Jagung manis,
an, Grain Kue
Wild Rice,
sere Bread, Kering,
Quinoa, Millet,
al Oats, Biskuit,
Buckwheat
Brown Pasta
Rice
DA Hati, Ikan, Daging
sapi,
babi,
tiram, Turki, sapi,
GI
Organ Ayam, kerang,
NG
Daging Domba kaleng
Tuna &
Sarden
Susu,
Menteg
TE Keju Kedelai, a,
Telur, Parmas
LU Susu Kedelai, Yogurt,
Camembert an,
R& ASI Susu Kambing, Cottage
, Hard Keju
SU Kambing Keju, Keju,
Keju Olahan
SU Buttermilk, Whey Cream,
Es
Krim
KA
CA
NG Labu,
- wijen, Pecan,
KA Hazelnut, Chestnut, Brasil, biji kacang Kacang
CA almond Kelapa bunga mete, , Kenari
NG matahar Pistachio
AN i
&
BIJI
Minyak
Jagung,
minyak
MI Flax Seed Oil,
bunga
NY Minyak Zaitun,
matahar
AK Minyak Canola
i,
Margari
n, Lard
Teh
(hitam),
MI
Herb Teas, kopi,
NU Anggur,
Lemon Teh hijau Jahe Teh Kakao bir,
MA Soda / Pop
Water Minum
N
an
Keras
Pe Stevia Maple Madu mentah, Gula Susu Pemani
man Syrup, Raw Sugar putih, Coklat, s
is, Sirup Madu Brown Buatan
bu Beras Diprose Sugar,
Molasses,
Jam,
mb Kecap,
s
u mayones,
mustard,
Cuka

Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
ASI merupakan malanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi baru lahir.
ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 4-6 bulan pertama
kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Selain
sebagai sumber energi dan zat gizi, pemberian ASI juga merupakan media untuk
menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayinya. Hubungan ini akan
menghantarkan kasih sayang dan perlindungan ibu kepada bayinya serta memikat
kemesraan bayi terhadap ibunya, sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan erat.
Penelitian dan pengamatan yang dilakukan diberbagai daerah menunjukkan
dengan jelas adanya kecenderungan meningkatkannya jumlah ibu yang tidak
menyusui bayi ini dimulai di kota terutama pada kelomopk ibu dan keluarga yang
berpenghasilan cukup, yang kemudian menjalar ke daerah pinggiran kota dan
menyebar sampai ke desa-desa.
Sering juga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa, baik karena faktor
intern dari ibu seperti terjadinya bendungan ASI yang mengakibatkan ibu merasa
sakit sewaktu bayinya menyusu, luka-luka pada putting susu yang sering
menyebabkan rasa nyeri, kelainan pada putting susu dan adanya penyakit tertentu
seperti tuberkolose, malaria yang merupakan alasan untuk tidak menganjurkan ibu
menyusui bayinya, demikian juga ibu yang gizinya tidak baik akan menghasilkan
ASI dalam jumlah yang relatif lebih sedikit dibandingkan ibu yang sehat dan gizinya
baik.
Disamping itu juga karena faktor dari pihak bayi seperti bayi lahir sebelum
waktunya (prematur) atau bayi lahir dengan berat badan yang sangat rendah yang
mungkin masih telalu lemah abaila mengisap ASI dari payudara ibunya, serta bayi
yang dalam keadaan sakit. Memburuknya gizi anak dapat juga terjadi akibat
ketidaktahuan ibu mengenai cara – cara pemberian ASI kepada anaknya. Berbagai
aspek kehidupan kota telah membawa pengaruh terhadap banyak para ibu untuk
tidak menyusui bayinya, padahal makanan penganti yang bergizi tinggi jauh dari
jangkauan mereka. Kurangnya pengertian dan pengertahuuan ibu tentang manfaat
ASI dan menyusui menyebabkan ibu – ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada
susu botol (susu formula). Kesehatan/status gizi bayi/anak serta kelangsungan
hidupnya akan lebih baik pada ibu- ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini karena
seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang luas serta
kemampuan untuk menerima informasi lebih tinggi.

3.2 Saran
a. Pembaca harus mengerti yang dimaksud dari ASI dan kelebihan serta aspek-
aspek yang mendukung dari pemerian ASI itu sendiri.
b. Ibu - ibu harus lebih selektif dan lebih memahami kelebihan dari pemberian ASI
secara Eksklusif dan mengetahui manfaat dan proses terbentuknya ASI.
c. Pemerintah dalam hal ini petugas kesehatan dari berbagai tingkat harus lebih
bergairah mengikuti perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan. Konsep baru
tentang pemberian ASI dan mengenai hal - hal yang berhubungan dengan ibu
hamil, ibu bersaliin, ibu menyusui dan bayi baru lahir.
d. Para Kepala/Penaggung jawab ruang bersalin dan perawatan dirumah sakit,
rumah bersalin sebaiknya tidak memberikan susu botol pada bayi baru lahir
ataupun mengusahakan agar ibu mampu memberikan ASI kepada bayinya.

Daftar Pustaka
Ebrahim. 1978. Breast Feeding: The Biological Option. Yogyakarta: Yayasan Essentia
Medica untuk Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai