Kesehatan
Nama : Ege Ersya Urnia
Jurusan : D-IV Kebidanan Samarinda Poltekkes Kemenkes Kaltim
Mata Kuliah : Biokimia dan Biofisika Kesehatam
Dosen :
Tugas : Kegunaan ASI dilihat dari berbagai macam aspek
Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah “Kegunaan
ASI (Air Susu Ibu) Dilihat Dari Berbagai Aspek”.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Saya juga menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak kekurangan baik dari
segi isi, maupun dari segi penulisan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................................ii
BAB I:Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................1
BAB II : Pembahasan
2.1 Pengertian ASI (Air Susu Ibu).....................................................................2
2.2 Kegunaan ASI dari Aspek Umum................................................................3
2.3 Kegunaan ASI dari Aspek Agama................................................................4
2.4 Kegunaan ASI dari Aspek Gizi....................................................................4
2.5 Kegunaan ASI dari Aspek Imunologik........................................................4
2.6 Kegunaan ASI dari Aspek Psikologik..........................................................4
2.7 Kegunaan ASI dari Aspek Kecerdasan........................................................4
2.8 Kegunaan ASI dari Aspek Neurologis.........................................................4
2.9 Kegunaan ASI dari Aspek Ekonomi............................................................4
2.10 Kegunaan ASI dari Aspek Penundaan Kehamilan (KB Alami).................4
2.11 Kegunaan ASI dari Aspek Medis...............................................................4
2.12 Kegunaan ASI dari Aspek Elektrolit..........................................................4
2.13 Kegunaan ASI dari Aspek Asam Basa Tubuh............................................4
Daftar Pustaka................................................................................................................9
Bab I
Pendahuluan
1.2 Tujuan
Untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca, mahasiswa dan
utamanya para ibu-ibu tentang kandungan ASI, manfaat pemberian ASI serta faktor –
faktor yang mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif.
Bab II
Pembahasan
Tidak diragukan lagi mengenai keunggulan ASI (Air Susu Ibu) yang merupakan
makanan terbaik bagi bayi. Hampir semua kalangan, termasuk dunia kedokteran ikut
menganjurkan supaya ibu lebih memilih ASI dibandingkan susu sapi atau susu
formula. Allah berfirman dalam Al-Qur’an :
َ ضعْنَ أَوْ الَ َدهُنَّ حَوْ لَي ِْن كَا ِملَي ِْن لِ َم ْن أَ َرا َد أَن يُتِ َّم الر
ََّضا َعة ُ َو ْال َوالِد
ِ َْات يُر
“ Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan… “ (Al-Baqarah 233)
Sungguh disayangkan masih banyak ibu yang enggan menyusui bayinya, hanya
karena alasan sibuk bekerja, untuk menjaga penampilan, dan alasan-alasan lain.
Padahal, berbagai penelitian telah membuktikan ada banyak sekali manfaat ASI dan
menyusui, baik bagi bayi maupun bagi sang ibu. Selain aman, higienis, bergizi, dan
ekonomis, ASI juga mengandung zat-zat kekebalan tubuh yang tidak dimiliki oleh
susu formula yang termahal sekalipun. Bahkan ketika produsen susu berlomba-lomba
meniru komposisi ASI, maka tidak akan bisa menirunya dengan tepat.
Terbukti bahwa bayi yang mendapat ASI kurang berisiko mengalami berbagai
infeksi, seperti infeksi saluran nafas bagian bawah, infeksi saluran kemih, infeksi
telinga, dan septisemia (infeksi darah) di tahun pertama kehidupannya. Sebagian
perlindungannya ini karena proses pemindahan faktor-faktor imun (kekebalan tubuh)
di dalam ASI dan bahan pra-susu atau kolostrum.
Para ulama tafsir menjelaskan, lafad (ضعْنَ أَوْ اَل َده ُّن ُ َ…و ْال َوالِد
ِ َْات يُر َ ) bentuknya adalah
khobar (kalimat berita), namun bermakna perintah.
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
وهي سنتان، أن يرضعن أوالدهن كمال الرضاعة:هذا إرشاد من هللا تعالى للوالدات
“ Ini merupakan petunjuk dari Allah Ta’ala kepada para ibu agar mereka
menyusui anak-anaknya dengan pemberian ASI yang sempurna selama dua tahun”
(Tafsir Ibnu Katsir)
Dapat kita simpulkan, penjelasan dalam syariat tentang pemberian ASI yang
sempurna adalah selama dua tahun. Namun, bukan berarti cukup diberikan ASI saja
selama dua tahun tanpa tambahan makanan yang lainnya.
1. Bifidus factor
Di dalam ASI, kadar bifidus factor 40 kali lipat lebih banyak dibanding susu
sapi. Bifidus factor dalam suasana asam di dalam usus bayi akan mendorong
pertumbuhan lactobasilus bifidus. Lactobasilus bifidus ini di dalam usus bayi
akan mengubah laktosa yang banyak terkandung di dalam ASI menjadi asam
laktat dan asam asetat, sehingga suasana usus bayi akan semakin asam. Suasana
asam ini akan menghambat pertumbuhan kuman enterobacteriaceae dan
Eschericia coli (E.coli) patogen, yaitu suatu jenis kuman yang paling sering
menyebabkan diare pada bayi.
Oleh karena itu, kuman komensal terbanyak dalam usus bayi-bayi yang
mendapat ASI sejak lahir adalah bakteri bifidus. Sebaliknya, flora usus dari bayi
yang mendapat susu sapi adalah kuman-kuman gram negatif (terutama
bakteroides dan koliform). Maka tidak heran jika bayi yang tidak mendapat ASI
lebih peka terhadap infeksi kuman patogen karena tidak adanya perlindungan
seperti halnya pada bayi yang mendapat ASI.
2. Laktoferin
ASI mengandung laktoferin dalam kadar yang bervariasi di antara 6 mg/mL
kolostrum dan tidak lebih dari 1 mg/mL di dalam ASI matur. Meskipun kadar
laktoferin pada kolostrum susu sapi juga tinggi, yaitu 5mg/mL, tetapi kadar ini
cepat menurun. Di dalam ASI yang matur, laktoferin selain menghambat
pertumbuhan Candida albicans, juga bersama-sama (sinergistik) dengan SIgA
menghambat pertumbuhan E-coli patogen.
3. Lisozim
Sudah lama diketahui bahwa lisozim adalah suatu substrat anti-infeksi yang
sangat berguna di dalam air mata. Akhir-akhir ini terbukti bahwa di dalam ASI
juga terdapat lisozim dalam kadar yang cukup tinggi (sampai 2mg/100mL), yaitu
5000 kali lebih banyak daripada susu sapi. Lisozim pada ASI ini tidak
dihancurkan di dalam usus sehingga kadarnya dalam tinja masih ditemukan
dalam konsentrasi yang cukup tinggi. Khasiat lisozim, bersama-sama dengan
sistem komplemen dan SIgA dapat memecahkan dinding sel bakteri
(bakteriolitik) dari kuman-kuman enterobacteriaceae dan kuman-kuman gram
positif. Selain itu, lisozim diduga juga melindungi tubuh bayi dari berbagai
infeksi virus antara lain virus herpes hominis.
4. Imunoglobulin
Semua macam imunoglobulin ditemukan di dalam ASI. Dengan tehnik yang
baru, seperti imuno-electrophoresi, radio immune assay, elisa, dan sebagainya
dapat diidentifikasi lebih dari 30 macam imunoglogulin. Delapan belas di
antaranya berasal dari serum si ibu dan sisanya hanya ditemukan di dalam ASI
atau kolostrum. Selain itu, imunoglobulin G dapat menembus plasenta dan
berada pada konsentrasi yang cukup tinggi di dalam darah janin/ bayi sejak lahir
sampai umur beberapa bulan, sehingga dapat memberikan perlindungan terhadap
beberapa macam penyakit.
Imunoglobulin terpenting dan terbanyak dalam darah manusia adalah IgG.
Sebaliknya, di dalam ASI yang terpenting adalah IgA. IgA dianggap penting
tidak hanya karena konsentrasinya yang tinggi, namun juga karena aktivitas
biologiknya. Dari kelas IgA ini, yang paling dominan adah SIgA, yang kadarnya
90% dari seluruh kadar imunoglobulin di dalam kolostrum maupun ASI matur.
Diduga fungsi utama dari SIgA adalah mencegah melekatnya kuman-kuman
patogen pada dinding mukosa usus halus. Selain itu, SIgA juga diduga dapat
menghambat proliferasi kuman-kuman tersebut di dalam usus, meskipun tidak
sampai membunuhnya. Kadar imunoglobulin di dalam payudara kiri dan kanan
adalah sama dan kadar ini juga konstan di dalam ASI. Kadar ini selalu sama baik
pada permulaan laktasi (menyusui) maupun pada akhir laktasi dan juga konstan
tiap 24 jamnya.
Komposisi ASI :
1. ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga
mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat
dalam ASI tersebut.
2. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
3. Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara
Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein
merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI
mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan
protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai
perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.
4. Komposisi Taurin, DHA dan AA
• Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang
berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses
maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi
taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
• Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam
lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan
untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam
ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak.
Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari
substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3
(asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
70
60
50
ASI
40
ASI + MINUMAN
30 BUATAN
MINUMAN BUATAN
20
10
0
4 minggu 3 bulan 6 bulan
Bayi yang menerima keperluan protein dan kalori melalui ASI memperoleh kira-kira 1
mEq natrium per kg.
ASI tergolong dalam senyawa alkali jika dilihat dari table di bawah ini :
KA
TE
GO
RI Tinggi Bersifat Rendah Asam
Rendah Alkaline Asam
MA Alkaline alkali Asam tinggi
KA
NA
N
Jus sayuran, Squash,
Wortel,
BE Parsley, Asparagus, Kentan
Kacang
AN Bayam Rhubarb, Jagung g
Hijau,
S, mentah, Segar, Jamur, Manis, Kacang
Kacang
say brokoli, Bawang, Kubis, Bayam pinto, Sayura
Lima,
ura seledri, Kacang, kembang Dimasa Angkatan n acar
Beets,
n, bawang kol, lobak, k, Laut Beans
Selada,
kac putih, Beetroot, Kacang
Zucchini,
ang Barley Kentang, Zaitun, Ginjal
carob
Grass Kedelai, Tahu
Blueber
Kurma, Kelapa, Ceri
ry,
Blackcurr asam, tomat,
Cranber
ant, jeruk, ceri, nanas,
ry,
BU Kering Ara, Anggur, Persik, Alpukat, Buah
Pisang,
AH Kismis Pepaya, jeruk, mangga, Kaleng
plum,
Kiwi, stroberi, keluak,
jus
Berries, lemon, semangka,
buah
Apel, Pir Limes
Olahan
Roti
Rye, Nasi putih,
Amaranth, Lentil,
Biji Utuh Putih Roti,
Jagung manis,
an, Grain Kue
Wild Rice,
sere Bread, Kering,
Quinoa, Millet,
al Oats, Biskuit,
Buckwheat
Brown Pasta
Rice
DA Hati, Ikan, Daging
sapi,
babi,
tiram, Turki, sapi,
GI
Organ Ayam, kerang,
NG
Daging Domba kaleng
Tuna &
Sarden
Susu,
Menteg
TE Keju Kedelai, a,
Telur, Parmas
LU Susu Kedelai, Yogurt,
Camembert an,
R& ASI Susu Kambing, Cottage
, Hard Keju
SU Kambing Keju, Keju,
Keju Olahan
SU Buttermilk, Whey Cream,
Es
Krim
KA
CA
NG Labu,
- wijen, Pecan,
KA Hazelnut, Chestnut, Brasil, biji kacang Kacang
CA almond Kelapa bunga mete, , Kenari
NG matahar Pistachio
AN i
&
BIJI
Minyak
Jagung,
minyak
MI Flax Seed Oil,
bunga
NY Minyak Zaitun,
matahar
AK Minyak Canola
i,
Margari
n, Lard
Teh
(hitam),
MI
Herb Teas, kopi,
NU Anggur,
Lemon Teh hijau Jahe Teh Kakao bir,
MA Soda / Pop
Water Minum
N
an
Keras
Pe Stevia Maple Madu mentah, Gula Susu Pemani
man Syrup, Raw Sugar putih, Coklat, s
is, Sirup Madu Brown Buatan
bu Beras Diprose Sugar,
Molasses,
Jam,
mb Kecap,
s
u mayones,
mustard,
Cuka
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
ASI merupakan malanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi baru lahir.
ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 4-6 bulan pertama
kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Selain
sebagai sumber energi dan zat gizi, pemberian ASI juga merupakan media untuk
menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayinya. Hubungan ini akan
menghantarkan kasih sayang dan perlindungan ibu kepada bayinya serta memikat
kemesraan bayi terhadap ibunya, sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan erat.
Penelitian dan pengamatan yang dilakukan diberbagai daerah menunjukkan
dengan jelas adanya kecenderungan meningkatkannya jumlah ibu yang tidak
menyusui bayi ini dimulai di kota terutama pada kelomopk ibu dan keluarga yang
berpenghasilan cukup, yang kemudian menjalar ke daerah pinggiran kota dan
menyebar sampai ke desa-desa.
Sering juga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa, baik karena faktor
intern dari ibu seperti terjadinya bendungan ASI yang mengakibatkan ibu merasa
sakit sewaktu bayinya menyusu, luka-luka pada putting susu yang sering
menyebabkan rasa nyeri, kelainan pada putting susu dan adanya penyakit tertentu
seperti tuberkolose, malaria yang merupakan alasan untuk tidak menganjurkan ibu
menyusui bayinya, demikian juga ibu yang gizinya tidak baik akan menghasilkan
ASI dalam jumlah yang relatif lebih sedikit dibandingkan ibu yang sehat dan gizinya
baik.
Disamping itu juga karena faktor dari pihak bayi seperti bayi lahir sebelum
waktunya (prematur) atau bayi lahir dengan berat badan yang sangat rendah yang
mungkin masih telalu lemah abaila mengisap ASI dari payudara ibunya, serta bayi
yang dalam keadaan sakit. Memburuknya gizi anak dapat juga terjadi akibat
ketidaktahuan ibu mengenai cara – cara pemberian ASI kepada anaknya. Berbagai
aspek kehidupan kota telah membawa pengaruh terhadap banyak para ibu untuk
tidak menyusui bayinya, padahal makanan penganti yang bergizi tinggi jauh dari
jangkauan mereka. Kurangnya pengertian dan pengertahuuan ibu tentang manfaat
ASI dan menyusui menyebabkan ibu – ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada
susu botol (susu formula). Kesehatan/status gizi bayi/anak serta kelangsungan
hidupnya akan lebih baik pada ibu- ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini karena
seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang luas serta
kemampuan untuk menerima informasi lebih tinggi.
3.2 Saran
a. Pembaca harus mengerti yang dimaksud dari ASI dan kelebihan serta aspek-
aspek yang mendukung dari pemerian ASI itu sendiri.
b. Ibu - ibu harus lebih selektif dan lebih memahami kelebihan dari pemberian ASI
secara Eksklusif dan mengetahui manfaat dan proses terbentuknya ASI.
c. Pemerintah dalam hal ini petugas kesehatan dari berbagai tingkat harus lebih
bergairah mengikuti perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan. Konsep baru
tentang pemberian ASI dan mengenai hal - hal yang berhubungan dengan ibu
hamil, ibu bersaliin, ibu menyusui dan bayi baru lahir.
d. Para Kepala/Penaggung jawab ruang bersalin dan perawatan dirumah sakit,
rumah bersalin sebaiknya tidak memberikan susu botol pada bayi baru lahir
ataupun mengusahakan agar ibu mampu memberikan ASI kepada bayinya.
Daftar Pustaka
Ebrahim. 1978. Breast Feeding: The Biological Option. Yogyakarta: Yayasan Essentia
Medica untuk Universitas Gadjah Mada.