Ruang Guru VS Payaccess
Ruang Guru VS Payaccess
Riwayat
Ruangguru didirikan pada April 2014 oleh Adamas Belva Syah Devara dan Muhammad Iman
Usman untuk membantu para pelajar menemukan berbagai pembimbing di dunia maya. Belva
merupakan lulusan Nanyang Technological University (NTU), Singapura dengan gelar ganda (double
degree) di bidang bisnis dan ilmu komputer. Ia juga mengambil gelar double
degree master administrasi bisnis di Stanford University dan Administrasi Publik Harvard. Sementara
Iman Usman merupakan lulusan Hubungan Internasional Universitas Indonesia dan melanjutkan
studi pascasarjananya di Columbia University, New York, Amerika Serikat.
Pada Agustus tahun yang sama, lebih dari seribu guru terdaftar. Pada Februari 2016, Ruangguru
memperkenalkan versi beta-nya dari aplikasi Android dan versi penuh pada bulan April.
Pendanaan
Ruangguru mendapat pendanaan tahap awal (seed funding) dari East Ventures di tahun yang sama
mereka berdiri dengan nilai yang tidak disebutkan. Sebelumnya, Ruangguru menjalankan sistem
pendanaan sendiri atau bootstrap. Pada tahun 2015, Ruangguru berhasil menggalang pendanaan
Seri A senilai lebih dari Rp13 miliar. Pendanaan dipimpin oleh Venturra Capital yang
merupakan modal ventura milik Lippo Group. East Ventures, investor sebelumnya juga berpartisipasi
dalam seri pendanaan yang dimaksudkan untuk memperluas bisnis dengan melakukan diversifikasi
layanan serta meningkatkan sumber daya manusia perusahaan ini.
Pada 5 Juli 2017, Ruangguru mengkonfirmasi telah mendapatkan pendanaan seri B yang dipimpin
oleh modal ventura milik bank asal Singapura yaitu UOB Venture Management. Tidak disebutkan
berapa nilai investasi yang dikucurkan dalam seri pendanaan ini namun sumber dari Dealstreet Asia
menyebut nilainya mencapai US$7 juta atau sekitar Rp93 miliar. Ruangguru memakai dana ini untuk
memperkuat konten edukasi, teknologi hingga pemasarannya.
Selain dari modal ventura, Ruangguru juga mendapatkan pendanaan dari dana hibah. Pada Mei
2017, Ruangguru mendapat hibah dari Groupe Speciale Mobile Association (GSMA) melalui program
Ecosystem Accelerator Innovation Fund dengan nilai yang tidak disebutkan. Pada 25 September
2017, Ruangguru berhasil memenangkan tiga penghargaan dalam ajang SOLVE Challenge yang
diselenggarakan oleh The Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika Serikat. Ruangguru
kemudian berhak mendapatkan dana hibah dari Pemerintah Australia melalui Australian
Department of Foreign Affairs and Trade dan Atlassian Foundation International. Keberhasilan
Ruangguru dalam kompetisi global yang diikuti 103 negara tersebut diraih melalui ide
Digitalbootcamp yang membantu anak putus sekolah melalui bimbel daring agar dapat
lulus SMA dan memperoleh pekerjaan yang layak. Pendanaan yang didapatkan Ruangguru
digunakan untuk melakukan proyek percontohan (pilot project) program tersebut pada sekitar 600
pelajar. Pada Mei 2018, Ruangguru mendapatkan hibah putaran kedua dari program ini yang
digunakan untuk mengembangkan konten-konten kesiapan kerja.
Jenis Publik
Keempat, juga disediakan ruang les online. Jika pengguna lebih nyaman dengan bimbingan belajar
yang dilakukan secara online, kalian bisa memilih layanan ini.
Kelima, ada ruang uji tryout online, dikhususkan untuk kalian yang duduk di kelas 6, 9, dan 12.
Berfungsi untuk kalian yang akan menjalani ujian akhir kelulusan. Keenam, adalah layanan learning
management system, sebagai sarana kelas virtual.
Pay access
Wajah dunia digital di Indonesia berkembang dan berubah dengan begitu pesat. Salah satunya
adalah Fintech (cabang startup kedua terpopuler setelah e-commerce). Menurut Asosiasi Fintech
Indonesia, pertumbuhannya bahkan mencapai 78% pada periode 2015-2016. Inilah yang membuat
PT Mobile Coin Asia berpartisipasi di industri Fintech dengan merilis PayAccess.
Pay Access adalah ekosistem pembayaran pintar berbasis mobile. ”PayAccess melihat potensi yang
sangat besar dengan cara menggandeng beberapa komunitas, yang mayoritas adalah komunitas
bola, PayAccess mengajak komunitas tersebut menciptakan sebuah collaborative effort untuk
mencoba pengalaman bertransaksi melalui Fintech,” ujar Rorian Pratyaksa, Chief Business
Development Officer PayAccess.
Sebagai langkah awal, PayAccess telah berkolaborasi dengan klub sepakbola Arema Malang yang
memiliki basis suporter jutaan orang, dengan menciptakan sebuah aplikasi Arema Access bagi para
fans tim sepakbola Arema FC. Dengan adanya aplikasi tersebut, PayAccess dan Arema FC dapat
mengajak para Aremania untuk dapat membeli tiket dan mechandise secara online. Melalui Arema
Access, masyarakat Kota Malang juga dapat membeli pulsa, token listrik, bayar tagihan internet,
telepon, TV berlangganan dan membeli voucher game hanya melalui satu aplikasi.
Dengan semakin lajunya transformasi digital di Indonesia, fintech menjadi salah satu sektor
yang ikut mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Menurut Asosiasi Fintech
Indonesia, bisnis fintech sendiri telah mengalami peningkatan pertumbuhan hingga
mencapai 78 persen, menjadikan tahun 2015-2016 merupakan tahun pertumbuhan terbaik
bagi industri fintech di Indonesia.
Hal tersebut membuat PT. Mobile Coin Asia ikut meramaikan industri fintech di Indonesia
dengan PayAccess. PayAccess adalah aplikasi pembayaran pintar berbasis mobile yang
mengintegrasikan user dan jaringan merchant dalam satu Komunitas untuk saling
berinteraksi dan bertransaksi dalam satu akses. Diinisiasi pada tahun
2014, PayAcces memiliki tujuan untuk mentransformasi ekosistem pembayaran yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat modern dengan menciptakan platform pembayaran terbaik
untuk user melalui berbagai keuntungan, pengalaman, dan akses yang lebih baik.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dari 255 juta penduduk di Indonesia, hanya
36 persen penduduk dengan usia produktif yang memiliki akun di institusi keuangan formal
seperti bank. Di sektor UKM, 79 persen persen dari 56.5 juta UKM yang ada di Indonesia juga
tidak memiliki akses layanan finansial dari bank. Namun Indonesia telah menjadi pasar
smartphone terbesar nomor tiga di Asia Pasifik, membuat PayAccess semakin yakin dengan
potensi fintech yang besar ke depannya.
”Potensi industri fintech sangat besar, namun masih banyak tantangan yang harus
diselesaikan oleh pelaku fintech di Indonesia. Salah satu tantangan yang dihadapi pelaku
fintech di Indonesia adalah edukasi tentang manfaat fintech ke masyarakat. Kami percaya
fintech bisa digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Mengenai strategi edukasi,
PayAccess melihat potensi yang sangat besar dengan adanya komunitas-komunitas yang ada
dikalangan masyarakat. Dengan menggandeng beberapa komunitas yang mayoritas adalah
komunitas bola, PayAccess mengajak komunitas tersebut menciptakan sebuah collaborative
effort untuk mencoba pengalaman bertransaksi melalui fintech,” kata Rorian Pratyaksa,
Chief Business Development Offi cer PayAccess dalam keterangan tertulis, belum lama ini.
Collaborative effort yang dilakukan berupa kerjasama dengan komunitas untuk menciptakan
sebuah aplikasi untuk mendukung kegiatan komunitas tersebut. Beberapa komunitas telah
digandeng oleh PayAccess, seperti Arema FC, Persija, Sriwjiaya FC, Persela, Iwan Fals, dan GP
Ansor. Hal ini terbukti efektif dengan total pengguna mencapai ratusan ribu kurang dari 8
bulan dan dengan tingkat penetrasi yang terus meningkat. Hal ini juga didukung dengan
kesiapan dari teknologi PayAccess ke depannya seperti pembayaran menggunakan kode QR
yang dapat digunakan oleh pengguna aplikasi serta para UKM yang dimana para pelaku UKM
tidak memerlukan internet atau smartphone dengan proses pengaturan yang sangat cepat.
Sebagai pilot project, PayAccess berkolaborasi dengan Arema yang memiliki basis suporter
mencapai jutaan orang, menciptakan sebuah aplikasi bagi para fans tim sepakbola Arema FC
yang diberi nama Arema Access. Dengan adanya aplikasi tersebut, diharapkan PayAccess dan
Arema FC dapat mengajak para Aremania untuk lebih lagi mendukung timnya.
Beberapa contoh manfaat yang didapatkan melalui aplikasi Arema Access diantaranya,
pengguna secara langsung menjadi digital member Arema yang dapat membeli tiket secara
online dengan harga khusus dan akses untuk membeli merchandise eksklusif. Melalui Arema
Access, masyarakat Kota Malang juga dapat membeli pulsa, token listrik, bayar tagihan
internet, telepon, TV berlangganan dan membeli voucher game hanya melalui satu aplikasi.
Tidak hanya komunitas supporter bola, PayAccess juga menggandeng pelaku UKM di Malang
untuk diberikan edukasi mengenai fintech melalui aplikasi dari PayAccess tersebut. Tujuan
utama dari menggandeng UKM adalah untuk menciptakan modern society di kota-kota
kabupaten, seperti Kota Malang. Sebagai tahap pertama, pada pertengahan bulan Februari
nanti, PayAccess bersama manajemen tim sepakbola Arema FC akan mengadakan acara yang
mengajak para pelaku UKM serta pengguna aplikasi Arema Access untuk merasakan langsung
bagaimana nyaman, aman, dan cepatnya melakukan pembayaran menggunakan kode QR.
“Ini merupakan salah satu komitmen kami dalam menciptakan sebuah modern society serta
mengajarkan para UKM untuk lebih pintar dalam bertransaksi. Diharapkan kedepannya,
PayAccess dapat menggandeng pelaku UKM yang berada di kota-kota kabupaten lainnya,
seperti Lamongan dan Gresik dengan tetap mengadakan collaborative effort melalui
komunitas yang ada di kota tersebut,” tutup Rorian Pratyaksa.
PayAccess berkembang dengan menggaet anak-anak muda dan beragam komunitas di Kota
Malang sebagai agen perubahan.
Para pengguna bisa melakukan beragam transaksi nontunai, seperti pembayaran
di merchant, isi pulsa seluler, hingga transfer antarpengguna.
Pengalaman di dunia perbankan dan investasi membuat Hendro Santoso bisa melihat potensi dari
perangkat digital seperti smartphone sebagai alat untuk mendorong perkembangan ekonomi. Itulah
mengapa mantan direktur di kantor akuntan publik PricewaterhouseCoopers (PwC) tersebut
kemudian mempunyai ide untuk membuat sebuah alat pembayaran digital yang bisa membuat
transaksi keuangan menjadi lebih efisien.
Pada tahun 2014, ia bekerja sama dengan mantan Analyst di PwC yang bernama Rorian Pratyaksa.
Mereka berdua membuat sebuah aplikasi pembayaran digital yang bernama PayAccess. Aplikasi
tersebut dilengkapi dengan berbagai fitur, mulai dari isi saldo (top up) dompet virtual, transfer ke
sesama pengguna (P2P transfer), hingga pembayaran merchant dengan memindai kode QR.
Mencoba melakukan validasi terhadap produk yang telah mereka buat, Rorian pun membawa
PayAccess untuk berkompetisi di International Harvard Project for Asian and International Relations
(HPAIR) di Manila pada tahun 2015 serta Australia Awards pada tahun 2016. Hasilnya, PayAccess
berhasil mendapat penghargaan di kedua ajang tersebut.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ruangguru
https://kumparan.com/karjaid/ruang-guru-pahlawan-startup-dunia-pendidikan-1sE9Vpd3CPH
http://www.esquire.co.id/article/2017/2/4183-PayAcces-Ciptakan-Sistem-Pembayaran-Pintar-
Tanpa-Uang
https://www.suara.com/bisnis/2017/02/23/081117/payaccess-hadirkan-layanan-fintech-untuk-
modern-society-indonesia
https://id.techinasia.com/payaccess-aplikasi-pembayaran-malang