Jenis investasi yang berdasarkan asetnya yaitu penggolongan investasi dari segi aspek modal
atau kekayaan. Investasi berdasarkan asetnya terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai
berikut :
Jenis investasi menurut pengaruhnya yaitu investasi yang didasarkan pada suatu faktor-faktor
yang memengaruhi atau tidak berpengaruh dari suatu kegiatan investasi. Jenis investasi yang
berdasarkan pengaruhnya bisa dibagi lagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut :
Jenis investasi berdasarkan sumber pembiayaannya ini merupakan investasi yang didasarkan
pada sebuah asal-usul investasi yang diperoleh. Jenis investasi ini bisa dibagi lagi menjadi
dua macam, yakni investasi yang bersumber dari modal asing dan investasi yang bersumber
dari modal dalam negeri.
Jenis investasi yang berdasarkan bentuknya merupakan investasi yang didasarkan pada suatu
cara menanamkan investasinya. Jenis investasi ini bisa dibagi menjadi dua macam,
yaitu sebagai berikut :
Investasi Portopolio yaitu dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat
berharga, contohnya seperti pada saham dan obligasi.
Investasi langsung yaitu bentuk investasi yang dilakukan dengan membangun,
membeli total, atau mengakuisi sebuah perusahaan.
Laju investasi yang ditanam disuatu negara atau daerah, dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu:
Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui
pengaruh negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure reducing
effect. Karena penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang
disebabkan kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan
permintaan domestik masyarakat. Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon
dengan penurunan pada pengeluaran / alokasi modal pada investasi.
Tingkat bunga mempunyai pengaruh yang signifikan pada dorongan untuk berinvestasi. Pada
kegiatan produksi, pengolahan barang-barang modal atau bahan baku produksi memerlukan
modal (input) lain untuk menghasilkan output / barang final.
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat
inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka
panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta
menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif
Disamping itu menurut Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering
dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan
pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro.
Di Indonesia kenaikan tingkat inflasi yang cukup besar biasanya akan diikuti dengan
kenaikan tingkat suku bunga perbankan. Dapat dipahami, dalam upayanya menurunkan
tingkat inflasi yang membumbung, pemerintah sering menggunakan kebijakan moneter uang
ketat (tigh money policy). Dengan demikian tingkat inflasi domestik juga berpengaruh pada
investasi secara tidak langsung melalui pengaruhnya pada tingkat bunga domestik.
4. Pengaruh Infrastruktur
Meningkatnya tingkat bunga akan menurunkan nilai sekarang dari pendapatan dividen
di masa datang, sehingga kondisi ini akan menurunkan harga saham di pasar modal.
Investor lebih suka menanamkan uangnya dalam bentuk investasi yang lain, misalnya
dengan menyimpan uangnya di bank daripada menginvestasikannya dalam bentuk
saham (Karini, 2009). Tingkat bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai
sekarang (present value) aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan-kesempatan
investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Tingkat bunga yang tinggi juga akan
meningkatkan biaya modal yang akan ditanggung perusahaan dan juga akan
menyebabkan return yang diisyaratkan investor dari suatu investasi akan meningkat
(Wismantara, 2017).
Komponen dalam Return
Jenis-Jenis Pengembalian
Adapun jenis pengembalian yang umum diketahui orang banyak ada dua. Dua jenis itu ialah
return realisasi dan return ekspektasi. Berikut penjelasan terkait kedua hal tersebut.
1. Return realisasi
2. Return ekspektasi
Suad Husnan (2005) menjelaskan bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan merupakan
keuntungan yang akan diterima oleh investor atas investasinya di perusahaan emiten di masa
yang akan datang. Tingkat pengembalian ini sangat dipengaruhi oleh prospek perusahaan
tersebut di masa yang akan datang.
Tentu saja, seorang investor akan mengharapkan return dalam jumlah tertentu di masa depan,
namun ketika investasi tersebut sudah selesai dan keuntungan yang didapatkannya telah
benar-benar ia dapatkan, maka keuntungan tersebut menjadi return realisasi.
Nilai tukar
Pengertian kurs secara sederhana adalah harga atau nilai satu mata uang dalam mata uang
lain. Kurs biasanya ditetapkan oleh bank sentral suatu negara. Kurs disebut sebagai
perbandingan nilai. Artinya ketika kita menukarkan mata uang satu dengan mata uang
lainnya. Maka akan menghasilkan perbandingan nilai atau harga dari kedua mata uang
tersebut.
Menurut Arifin dan Hadi (2009 : 82) nilai tukar adalah suatu mata uang
terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai mata uang
lainnya. Case and Fair (2007 : 364), tingkat kurs adalah rasio perdagangan dua mata
uang. Harga suatu mata uang dibandingkan dengan mata uang lain. Stabilnya nilai
tukar rupiah terhadap nilai tukar mata uang asing akan menjaga kestabilan terhadap
harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Sejak tahun 2005 Bank
Indonesia menerapkan kebijakan moneter dengan sasaran utama yaitu inflasi sehingga
Indonesia menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peningkatan
nilai mata uang (apresiasi) menjadi faktor pendorong semakin menurunnya tekanan
inflasi, hal tersebut dikarenakan nilai mata uang rupiah menguat. Menurut
Setyaningrum, Muljono (2016) Nilai tukar suatu mata uang merupakan hasil interaksi
antara kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar valuta asing.
Penentuan kurs rupiah terhadap valuta asing merupakan hal yang penting bagi pelaku
pasar modal di Indonesia. Karena kurs valas sangat mempengaruhi jumlah biaya yang
harus dikeluarkan, dan besarnya biaya yang akan diperoleh dalam transaksi saham
dan surat berharga di bursa pasar modal. Fluktuasi kurs yang tidak stabil akan dapat
mengurangi tingkat kepercayaan investor asing terhadap perekonomian Indonesia. Ini
tentu akan menimbulkan dampak negatif terhadap perdagangan saham di pasar modal,
bagi investor asing akan cenderung melakukan penarikan modal sehingga terjadi
Capital of Flow dan hal ini akan berimbas pada menurunnya tingkat return yang akan
dibagikan.
Macam-Macam Kurs
Setelah mengetahui pengertian kurs, Anda juga harus mengenal jenis kurs. Umumnya kurs
terbagi menjadi 3, yaitu kurs beli, kurs jual dan kurs tengah, berikut adalah pengertian
lengkapnya.
Kurs Beli
Kurs beli adalah harga beli mata uang yang dipakai oleh bank dalam penukaran uang asing
(money changer), dan para pedagang valuta asing untuk membeli valuta asing. Sebagai
contoh, jika Anda menukarkan uang dolar yang Anda punya dengan rupiah, maka Anda
menggunakan kurs beli.
Kurs Jual
Kurs jual adalah harga jual mata uang yang dipakai oleh bank yang digunakan dalam
penukaran mata uang asing dan yang digunakan oleh para pedagang valuta asing untuk
menjual valuta asing. Contohnya ketika Anda menukarkan rupiah dengan dolar amerika,
maka kurs yang kita gunakan adalah kurs jual.
Kurs Tengah
kurs tengah adalah penggabungan antara kur jual dan kurs beli. Hal ini dilakukan dnegan cara
mencari rata-ratanya. Namum kurs ini jarang sekali digunakan.
Kegiatan impor barang akan mempengaruhi kurs maka uang di suatu negara. Karena
pembanyaran impor menggunakan kurs beli, sehingga semakin banyak nilai impor barang
maka semakin banyak juga permintaan terhadap valuta asing sehingga kurs mata uang lokal
menurun. Begitu juga sebaliknya, jika impor barang sedikit akan membuat kurs dalam negeri
menguat.
Capital outflow ini artinya modal negara keluar untuk membayar hutang atau untuk keperluan
negara lainnya. Semakin banyak utang yang di bayar atau keperluan negara maka
megakibatkan permintaan terhadap valuta asing meningkat kurs mata uang dalam negeri
menurun. Begitu juga sebaliknya jika negara menanamkan modal keluar negeri maka kurs
akan menguat.
Kegiatan Spekulasi
Semakin banyak kegiatan spekulasi valuta asing maka yang dilakukan oleh spekulan maka
semakin besar permintaan terhadap valuta asing. Banyaknya permintaan terhadap valuta
asing akan memperlemah kurs mata uang lokal terhadap mata uang asing.