Anda di halaman 1dari 23

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No.

1, Januari 2017

KOMUNIKASI ORGANISASI (ANALISISPENDEKATAN MIKRO) DALAM


PELAKSANAAN REBOISASI PADA KESATUAN PENGELOLA HUTAN
PRODUKSI (KPHP) MODEL PULAU LAUT DAN SEBUKU

Junet Usodo
E-mail: Junet.usodo@gmail.com
Ma’ruf Abdullah
Zain Noktah Aslie

Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) MAB Banjarmasin

ABSTRACT

Research is one of the objectives of to overcome problem in a organization on this


research writer set some limits trouble is as follows: corrupt communication
organization that occurs in units of unity of production forest management
(KPHP) model sea island and sebuku, and approach micro to organizations
especially approach among members organization in the implementation of the
reforestation in units of unity of production forest management (KPHP) model
sea island and sebuku especially on the implementation of reforestation.The
results of the study found that communicate and coordinate with stakeholders to
to institutional strengthening so that the implementation of reforestation possible
consistent with the objectives of to be achieved.

Keywords: Organizational communications, Reboisation, forest production


management

63
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

PENDAHULUAN manusia adalah proses yang

Kata atau istilah komunikasi melibatkan individu-individu dalam

(dari bahasa Inggris suatu hubungan, kelompok,

‚communication‛),secara etimologis organisasi dan masyarakat yang

atau menurut asal katanya adalah merespon dan menciptakan pesan

dari bahasa Latin communicatus, untuk beradaptasi dengan

dan perkataan ini bersumber pada lingkungan satu sama lain.

kata communis Dalam kata Aktifitas komunikasi dalam

communis ini memiliki makna instansi pemerintah senantiasa

‘berbagi’ atau ‘menjadi milik disertai dengan adanya tujuan –

bersama’ yaitu suatu usaha yang tujuan diantaranya adalah

memiliki tujuan untuk kebersamaan keberhasilan dalam tugas karyawan

atau kesamaan makna. dalam keberhasilan pengelolaan

Komunikasi secara instansi tersebut sesuai dengan visi

terminologis merujuk pada adanya dan misi yang telah di tetapkan,

proses penyampaian suatu dengan metode komunikasi

pernyataan oleh seseorang kepada Organisasi.

orang lain. Jadi dalam pengertian ini Metode komunikasi

yang terlibat dalam komunikasi organisasi adalah korelasi antara

adalah manusia. Karena itu merujuk ilmu komunikasi dengan organisasi

pada pengertian Ruben dan yang terfokus pada manusia-

Steward(1998:16) mengenai manusia yang terlibat dalam

komunikasi manusia yaitu: mencapai tujuan organisasi yang

Human communication is the berfokus pada teknik, media, proses

process through which individuals –in dan faktor-faktor yang menjadi

relationships, group, organizations and penghambat proses komunikasi

societies—respond to and create organisasi.

messages to adapt to the environment Kesatuan Pengelolaan Hutan

and one another. Bahwa komunikasi Produksi (KPH) Model Pulau Laut

64
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

dan Sebuku merupakan Unit merupakan paru-paru dunia. Salah

pelaksana teknis Dinas Kehutanan satu cara untuk mengatasi isu dan

Kabupaten Kotabaru dengan fenomena alam di atas dengan

wilayah kerja meliputi Pulau laut dilakukannya reboisasi, dimana

dan Sebuku, ditetapkan keberhasilan reboisasi sebagai tolak

berdasarkan Keputusan menteri ukur tingkat keberhasilan

Kehutanan Nomor : SK.78/Menhut- pengelolaan hutan.

II/2010 tanggal 10 februari 2010 Sebagai unit organisasi, yang

tentang Penetapan kesatuan memiliki tujuan utama adalah

Pengelolaan hutan Lindung (KPHL) keberhasilan dalam pengelolaan

dan kesatuan Pengelolaan Hutan Hutan khususnya reboisasi sesuai

produksi (KPHP) provinsi dengan fungsi hutannya berdasrkan

Kalimantan selatan dan di peraturan perundang undangan,

tindaklanjuti dengan surat dalam menyelenggarakan reboisasi

Keputusan Menteri Kehutanan dibentukalah susunan organisasi

Nomor SK.226/Menhut-II/2012 Kesatuan pengelola Hutan produksi,

tanggal 04 mei 2012 Tentang terdapat pelaksana kegiatan

Penetapan Wilayah Kesatuan Reboisasi Komunikasi antar petugas

Pengelolaan Hutan Produksi pelaksana reboisasi dengan petugas

(KPHP) Model Pulau Laut dan lain serta dengan atasan langsung

sebuku (UnitIII) dengan Luas areal dalam hal ini adalah Kepala

103.368,29 Ha. Kesatuan Pengelola Hutan Produksi

Krisis air bersih, kekeringan, (KKPH) haruslah berlangsung

kebakaran hutan dan lahan yang dengan baik dan terarah untuk

terjadi di Indonesia saat ini mewujudkan keberhasilan. Seberapa

merupakan isu besar. Kemudian, jauh proses komunikasi organisasi

terjadinya pemanasan global salah dan pendekatan mikro

satu penyebabnya adalah degredasi denganPetugas pelaksana reboisasi

hutan. Hutan di Indonesia

65
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

untuk keberhasilan reboisasiperlu Komunikasi adalah prasyarat

diketahui dengan adanya penelitian. kehidupan manusia. Kehidupan

Penelitian adalah salah satu manusia akan tampak hampa

tujuan untuk mengatasi masalah apabila tidak ada komunikasi.

yang ada dalam sebuah organisasi Karena tanpa komunikasi,

pada penelitian ini penulis interaksi antar manusia, baik

menetapkan beberapa batasan secara perorangan, kelompok,

masalah adalah sebagai berikut : ataupun organisasi tidak

masalah komunikasi organisasi yang mungkin dapat terjadi. Dua

terjadi pada Unit kesatuan pengelola orang dikatakan melakukan

Hutan Produksi (KPHP) Model interaksi apabila masing-masing

Pulau Laut dan sebuku, dan melakukan aksi dan reaksi. Aksi

pendekatan Mikro pada organisasi dan reaksi dilakukan manusia

terutama pendekatan antar anggota baik secara perorangan,

organisasi dalam Pelaksanaan kelompok, atau organisasi.

Reboisasi pada Unit kesatuan A. Komunikasi Organisasi

Pengelola hutan Produksi (KPHP) Komunikasi organisasi

Model pulau laut dan sebuku adalah pengiriman (sending)

khususnya pada pelaksanaan dan penerimaan (receiving)

reboisasi. berbagai pesan organisasi di

dalam kelompok di dalam

TINJAUAN PUSTAKA kelompok formal maupun

Fungsi komunikasi dan informal dari suatu organisasi.

karateristiknya Bila organisasi semakin besar

Komunikasi adalah suatu dan kompleks maka akan

proses atau kegiatan mengakibatkan semakin

penyampaian pesan dari kompleks pula proses

seseorang kepada orang lain komunikasinya. Organisasi

untuk mencapai tujuan tertentu. yang masih kecil, yang

66
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

anggotanya hanya berjumlah Seperti memo, pernyatan,

tiga orang atau kurang dari kebijakan, surat surat resmi dan

lima, proses komunikasi yang jumpa pers. Sifat organisasi

berlangsung relatif sederhana yang kedua adalah komunikasi

dan masih bersifat langsung organisasi informal. Anggota

mengarah ke setiap anggota organisai yang menggunakan

organisasi. Tetapi organisasi komunikasi organisasi informal

yang anggotanya banyak adalah komunikasi yang

misalnya lebih dari seribu orang disetujui secara sosial. Arah

seperti HMI, GMKI, LEMA, komunikasi tersebut tidak

ataupun Partai politik dan secara langsung kepada

lainnya menjadikan organisasi melainkan kepada

komunikasinya menjadi lebih anggota individu atau anggota

kompleks. organisasi tersebut.

Komunikasi organisasi

memiliki dua sifat yang METODOLOGI PENELITIAN

tergantung oleh persetujuan Jenis penelitian deskriptif

yang dimiliki. Sifat dari kualitatif dengan pendekatan

komunikasi organisasi pertama fenomenologi, dengan menentukan

ialah formal. Komunikasi kasus yang diteliti, terarah pada satu

organisasi formal adalah karakteristik, dilakukan pada satu

komunikasi yang disetujui oleh sasaran atau lokasi atau subyek,

organisasi itu sendiri dan yaitu hubungan pendekatan mikro

sifatnya beriorientasi komunikasi komunikasi organisasi

kepentingan organisasi. Isinya dengan Keberhasilan reboisasi Pada

berupa cara kerja di dalam Kesatuan pengelola Hutan Produksi

organisasi, produktivitas dan (KPHP) Model Pulau Laut dan

berbagai pekerjaan yang harus sebuku.

dilakukan dalam organisasi.

67
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

Deskripsi meliputi, potret Kesatuan Pengelola Hutan

subyek, rekonstruksi dialog, catatan produksi (KPHP) Model

tentang berbagai peristiwa khusus. pulau Laut dan Sebuku tetapi

Pendeskripsian secara rinci dan aktivitasnya mempunyai

mendalam mengenai potret kondisi keterkaitan.

tentang apa yang sebenarnya terjadi c. Masing-masing kelompok

menurut apa adanya di lapangan. informan di dalam dan yang

Penelitian ini dilaksanakan di di luar terdiri atas unsur-

wilayah kesatuan pengelola hutan unsur:

Produksi (KPHP) Model Pulau Laut c.1. Masing-masing

dan Sebuku kabupaten Kotabaru. satu orang Top

Penetapan informan dilakukan Manager

dengan teknik sampling secara c.2. Masing-masing

purposive sampling. Hal ini karena dua orang yang

penetapan informan secara sengaja, Middle Manager

karena pertimbangan tertentu. c.3. Masing-masing

Bertolak dari informasi tiga orang pada

diatas maka sebagai informan lowest Manager

pada penelitian ini adalah : d. Informan adalah orang-orang

a. Informan yang berada ‛di yang mampu dan mau

dalam‛ kesatuan organisasi memberikan informasi pada

Kesatuan pengelola Hutan seluruh item-item pada

Produksi (KPHP) Model kuesioner yang disiapkan.

Pulau Laut dan Sebuku yang A. Instrumen Penelitian

ruang lingkup penugasannya Instrumen ini mempunyai

berkaitan dengan Wilayah dua faktor, yaitu yang pertama

Pulau laut dan Sebuku adalah kualita instrumen

b. Informan yang berada ‛di penelitian dan faktor yang

luar‛ kesatuan organisai

68
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

kedua adalah kualitas a. Kepala unit KPHP tidak

pengumpulan data. mendapatkan informasi

Dalam penelitian kualitatif, secara penuh dari

yang menjadi instrumen atau bawahan khususnya dari

alat penelitian adalah peneliti penyuluh kehutanan

itu sendiri. Di bantu dengan sehingga disini tidak ada

item-item pertanyaan untuk komunikasi dua arah

menggungkap informasi yang antara Penyuluh

di perlukan sesuai dengan Kehutanan Dengan

tujuan penelitian. Kepala unit KPHP.

Penerimaan kendala

1. Kendala dan Hambatan dalam dilapangan oleh Kepala

komunikasi organisasi Unit kurang terpenuhi

Dari hasil wawancara secara maksimal , laporan

dengan berbagai Informan pelaksana kegiatan

penulis selama melakukan pemahaman kelompok

penelitian pada unit Kesatuan tani terhadap situasi dan

pengelola hutan produksi Pulau kondisi, pemahaman

laut dan sebuku ada beberapa kelompok terhadap

hal yang menjadi hambatan perlakuan bibit, serta

hambatan dalam komunikasi pemahaman kelompok

organisasi yang seyogyanya di terhadap hama dan

terapkan semua yang terlinbat penyakit tanaman. (

dalam unit organisasi KPHP kendala Internal)

tersebut khususnya dalam b. Penyuluh kehutanan

Penyelenggaraan reboisasi , dengan alasan kondisi

adapun hambatan hambatan jarak dan waktu intensitas

yang dialami adalah sebagai komunikasi secara

berikut ; langsung dengan

69
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

kelompok kerja juga lokasi pelaksanaan

berkurang, komunikasi reboisasi, kepala desa

secara langsung ini sangat hanya lebih ber

diperlaukan karena komunikasi dan

aplikasi dilapangan harus koordinasi dengan

diterapkan secara kelompok kerja. Tidak

langsung tidak cukup adanya koordinasi ini

informasi secara teori saja. Kepala unit tidak

(kendala ekstern) mendapatkan informasi

c. Sebagai fasilitator Petugas khususnya peningkatan

Teknis Reboisasi Hanya SDM masyarakat di

berkomunikasi secara bidang kehutanan, akan

tidak langsung dengan berkaitan dengan mutu

kelompok kerja ( melaluia kerja pelaksanaan

Telepon) dimana hal ini reboisasi.

berpengaruh sekali Dari beberapa kendala

terhadap kondisi Komunikasi dalam organisasi

lapangan sesungguhnya Unit KPHP model Pulau laut

dan akan sangat dan sebuku tidak

menyulitkan koordinasi memanfaatkan pendekatan

dengan penyuluh mikro dalam Komunikasi

kehutanan khususnya Organisasi dimana pendekatan

masalah yang lebih teknis Mikro dalam sebuah organisasi

menyangkut perlakuan telah diuraikan dalam BAB

tanaman kondisi lahan sebelumnya bahawa sebagai

dan kalender musim yang tolak ukur keberhasilan dalam

telah dibuat. sebuah organisasi berkaitan

d. Tidak adanya koordinasi dengan job diskription

dengan Kepala Desa di karyawan dan kenyamanan

70
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

pelaksanaan tugas dalam milik masyarakat sehingga

organisasi sehingga dalam Unit terpelihara dengan baik oleh

KPHP ini tida masyarakat itu sendiri. Adapun

terjadi,Komunikasi untuk Pola yang digunakan dalam

pemberian orientasi dan latihan, Pelaksanaan reboisasi Hutan

Komunikasi untuk melibatkan Rakyat (HR) ada dua Pola yaitu

anggota kelompok dalam tugas pola pertama melalui Kebun Bibit

kelompok. Komunikasi untuk Rakyat (KBR), pola yang

menjaga iklim organisasi, digunakan ini dengan teknis satu

Komunikasi dalam Desa membuat kelompok tani

mensupervisi dan pengarahan yang disyahkan melalui kepala

pekerjaan, Komunikasi untuk Desa serta kelompok tani

mengetahui rasa kepuasan kerja membuat bibit sendiri dan

dalam organisasi. menentukan jenis bibit sendiri,

2. Hasil kerja Pelaksana Reboisasi serta lokasi penanaman berada

pada unit KPHP Model Pulau pada lahan milik masyarakat itu

Laut dan Sebuku. sendiri, hasil kemudian

Dari hasil kegiatan dimanfaatkan oleh kelompok

reboisasi tersebut ada beberapa tersebut, dan pola kedua dengan

hal yang bisa di kutip dari yang Pola pekarangan, tidak jauh beda

penulis dapatkan adalah sebagi dengan kebun Bibit Rakyat (KBR)

berikut : yang membedakan pada Pola ini

a. Pelaksanaan Reboisasi adalah bibit yang sudah di

dengan pola hutan Rakyat. sediakan . pada pola kedua ini

Bahwa kegiatan yang paling penulis berpendapat ada sisi

berhasil adalah reboisasi pada negatif , dimana seperti yang

Hutan Rakyat, dikarenakan jenis penulis ungkapkan pada BAB

bibit sesuai dengan kemauan sebelumnya bahwa pendekatan

masyarakat dan tanah adalah mikro dalam komunikasi sebuah

71
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

organisasi, hal ini diperlukan Rakyat (KBR) seperti

salah satunya adalah untuk berjalannya dalam

pemberian orientasi dan latihan komunikasi untuk

pada sebuah kelompok pemberian orientasi dan

organisasi. Pada kelompok tani latihan pada anggota

pola pekarangan dengan kelompok tersebut.

menerima bibit langsung tanpa

membuat sendiri memiliki sisi b. Pelaksanaan reboisasi Hutan

negatif, kelompok tani akhirnya lindung

tidak memiliki keterampilan, Berbeda dengan

khususnya untuk pembuatan reboisasi hutan lindung

bibit tanaman yang akan mereka dikarenakan kurang

tanam. Selain itu Kurangnya terpelihara berbenturan

dalam komunikasi untuk dengan kondisi lahan yang

melibatkan anggota kelompok buakan milik masyarakat

dalam tugas kelompoknya.Dari dan lokasi jauh dengan

hal tersbut akhirnya rasa masyarakat dimana hutan

kepuasan kerja ada yang kurang. lindung dikerjakan oleh

Ada perbedaan yang kelompok kerja, kelompok

nyata dengan yang kerja ini akan berhenti

dilakukan pada Pola Kebun melakukan kegiatan jika

Bibit Rakyat (KBR) tidak ada anggran yang

walaupun hanya satu item turun. Selain itu pula

yang dilakukan. Pada Pola pemeliharaan juga tidak

Kebun Bibit Rakyat (KBR) dilakukan kecuali

Komunikasi organisasi menunggu dana dari

lebih komplek pendekatan pemerintah pusat ataupun

mikro dalam komunikasi Daerah.

pada kelompok Kebun ibit

72
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

Dalam Reboisasi menjaga tatalingkungan

Hutan Lindung penanaman dan siklus air. Kalau dilihat

dilakukan oleh Kelompok seperti ini penulis menilai

Kerja bukan Kelompok Tani tidak ada kepuasan kerja

Masyarakat, dan kerjanya jika Kepala Kesatuan

dilakukan dengan sistem Pemangkuan Hutan

upah, Jenis tanaman pun Produksi, dalam menilai

ditentukan pihak pelaksanaan Reboisasi

pemerintah dalam hal ini hutan Lindung yang

KPHP Model Pulau Laut dilakukan oleh kelompok

dan Sebuku. Kalo dilihat Kerja tersebut. Petugas

seperti ini masyarakat teknis sebagai penanggung

kurang merasa memiliki jawab menilai bahwa

dan memeliharapun kelompok kerja untuk

akhirnya enggan jika tidak reboisasi hutan lindung

ada dana untuk tidak sesuai dengan job

pemeliharaan. Hal ini juga discription, karena merasa

berkaitan dengan kurang ada kenyamanan

kepemilikan, tanah adalah dalam pelaksanaan

milik Negara, Tanaman jiga pekerjaan. Dari beberapa

sudah Usia Panen tidak hal tersebut di atas penulis

boleh di tebang karena mengungkapkan beberapa

berada dikawasan hutan pendapat bahwa petugas

Lindung, dimana Hutan pelaksana teknis reboisasi

Lindung ini merupakan harus melakukan

Hutan yang harus di jaga pendekatan secara teorotif

keberadaaannya karena dimana petugas teknis

berfungsi sebagai secara tidak langsung

konservasi lahan untuk memaksa para anggota

73
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

kelompok kerja reboisasi ekowisata, dan dengan adanya

untuk sebisa mungkin ekowisata masyarakat sekitar

melakukan penanaman di bisa terlibat dari segi

kawasan hutan lindung pengelolaan tempat wisata.

walaupun bibit dan hasil Tentunya perlu waktu dan

tidak bisa mereka miliki, proses

tentunya dengan alasan c. Reboisasi Hutan Lindung

seperti penjelasan diatas Melalui dana CSR.

bahwa Hutan lindung Kegiatan reboisasi

memiliki fungsi ekologis yang dilaksanakan oleh

yang sangat penting, Perusahaan pemegang ijin

walaupun tidak bisa Pemanfaatan Kawasan

dimanfaatkan secara hutan biasa disebut dengan

langsung tapi reklamasi. Pelaksanaannya

pemanfaatannya bisa dilaksanakan dengan Pola 1

berkepannjangan. ; 1 ( satu banding satu )

Selain itu seperti yang Seperti yang dilakukan oleh

dijelaskan pada BAB PT Karbon Mahakam

sebelumnya pada saat perusahaan tersebut

wawancara dengan kepala memiliki ijin pemakaian

Dinas Kehutanan kawasan kawasan seluas 192 Ha

hutan lindung bisa memiliki maka perusahaan tersebut

nilai ekonomis apabila dijaga memiliki kewajiban

dengan baik. Nilai ekonomis melakukan reklamasi seluas

tersebut didapat dari kawasan 192 Ha. Pelaksanaan

tersebut dijadikan kawasan kegiatan ini baru tahap

ekowisata, dengan demikian Pembuatan Rancangan

bisamemperoleh hasil Teknis reboisasi dimana

pendapatan daerah dari berdasarkan rancangan

74
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

teknis tersebut penanaman tidak terganggu dan tata air

akan dilaksanakan pada tetap terjaga dengan baik.

tahun 2016, Dalam pelaksanaan

Lokasi reklamasi kegiatan ini penulis

berada di dalam kawasan menyatakan bahwa

Hutan lindung. komunikasi Organisasi

Pelaksanaan reklamasi ini berjalan dengan baik

berbeda dengan pelaksanaannya mendekati

Pelaksanaan reboisasi teori yang telah

Hutan lindung yang diungkapkan pada BAB

sebelumnya dilakukan oleh sebelumnya. Seperti yang

Pemerintah. Dimana diungkapkan (robbin

Kelompok Kerja ditentukan 2006:392) bahwa

dengan pendekatan komunikasi organisasi

wilayah, dimana mereka menjalankan empat fungsi

yang berdekatan dengan utama diantaranya

lokasi jenis tanaman pun 1) Pengendalian, untuk

menyesuaikan dengan mengendalikan anggota

tanaman unggulan lokal, kelompok dibentuklah

(Tanaman Buah dan karet) kelompok berdasarkan

jenis tanaman ini jika pendekatan wilayah,

sampai masa panen tidak penentuan jenis bibit di

merusak tanaman karena serahkan kepada kelompok

hanya mengambil buah jenis apa yang sesuai

pada jenis buah buahan dan dengan tanaman unggulan

getah pada jenis tanaman setempat dan jika dipanen

karet. Dengan demikian tidak merusak konservasi

Konservasi lahan lahan dan tata kelola air

pada kawasan tersebut

75
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

sehingga lingkungan tetap pelaksanaanm metode dan jenis

terjaga. tanaman.

2) Pengungkapan emosi

bahwa disini masyarakat Perusahaan yang berada

pada kelompok kerjanya di kabupaten Kotabaru upaya

tidak merasa kecewa yang dilakukan dalam

dengan jerih payahnya pelaksanaan reboisasi melalui

menanam tanaman karena dana CSR selain dilakukan oleh

dikemudian hari bisa perusahaan karbon mahakam,

dimanfaatkan oleh mereke pada tahun 2009 s/d tahun 2011

sendiri, telah dilakukan upaya reboisasi

3) Motivasi, Masyarakat mangrove atau yang biasa

memiliki motivasi ganda dikenal dengan restorasi oleh

disebabkan dengan lahan PT. SILO.

yang mereka kerjakan dekat 3. Manfaat Pendekatan mikro

dengan perumahan dan dalam Unit KPHP Model Pulau

hasilnya akan bisa Laut dan Sebuku.

dimanfaatkan dengan ini Sudah kita ketahui

kelompok kerja tidak bersama dan penulis sudah

merasa keberatan menguraikan pada BAB

4) Informasi dalam kegiatan ini sebelumnya bahwa Pendekatan

jelas dikarenakan sebelum ini merupakan pendekatan yang

dilaksanakan kegiatan para memfokuskan kepada

anggota kelompok kerja komunikasi dalam unit sub unit

melakukan diskusi dengan piha pada suatu organisasi. Dalam

terkait untuk mendapatkan Unit Kesatuan Pengelola Hutan

informasi-informasi penting produksi Model Pulau Laut dan

seperti lokasi, jarak, dan Sebuku Komunikasi yang

diperlukan pada tingkat ini

76
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

adalah komunikasi antar utama adalah kelompok

Petugas Pelaksana Teknis Kerja pelaksana reboisasi

reboisasi, Kelompok Kerja dalam melakukan kegiatan,

Pelaksana Reboisasi dan ini diperlukan namanya

Penyuluh Kehutanan serta komunikasi.

Kepala unit itu Berawal dari sebuah

sendiri.Komunikasi yang orientasi yang merupakan

diperlukan dalam tingkat ini proses yang terus menerus

adalah komunikasi antar yang menghendaki

anggota kelompok tersebut : oranglain apa yang sedang

1. Bahwa komunikasi untuk berlangsung dalam sebuah

memberikan orientasi dan organisasi, secara tidak

latihan dalam sebuah langsung sudah terjadi

organisasi Unit KPHP pada kelompok tani Kebun

Model pulau Laut dan Bibit Rakyat (KBR),

sebuku, komunitasnya Organisasi pada kelompok

berasal dari berbagai ini melakukan proses

disiplin ilmu tertentu dalam orientasi secara alami

mewujudkan sebuah visi dengan membuat bibit

misi sebuah organisasi sendiri, diawali dengan

dalam hal ini adalah pembuat bedengan yang

tujuannya untuk mencapai notabene merak secara

keberhasilan pelaksanaan umum tidak mengetahui

reboisasi maka dibutuhkan teknis pembuatan bibit

dan diperlukan kehadiran tanaman, berdasrkan

sebuah orientasi dan pengalaman mereka

training kepada Petugas mereka melakukan

teknis Reboisasi, Penyuluh pelatihan secara tidak

Kehutanan dan paling langsung, dengan

77
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

berkomunikasi dengan masing masing. Dan

penyuluh maupun petugas keinginan anggota

teknis reboisasi. Walaupun organisasi. Dalam menjaga

demikian untuk hal ini tidak lepas dari yang

peningkatan kualitas namanya komunikasi dan

Sumber daya Manusia koordinasi dengan

seperti yang dijelaskan pimpinan terkait demi

pada wawancara dengan menjaga dan memotivasi

kepala Dinas Kehutanan, agar anggotanya bekerja

bahwasannya SDM sesuai dengan unit yang

kelompok tani perlu telah ditentukan sebagai

ditingkatkan dengan berikut ;

pelatihan kelompok seperti, 1) Sesuai dengan struktur

pelatihan manajemen organisasi KPHP Model

kelompok Tani, Penguatan Pulau Laut dan sebuku.

Kelembagaan Kelompok Bekerja sesuai dengan

Tani, sehingga kedepannya job discription.

kelompok bisa mandiri 2) Kegiatan reboisasi Hutan

serta bisa mengadakan Rakyat dengan Pola

kegiatan tanpa adanya Kebun Bibit Rakyat (

proyek pemerintah. KBR) Kelompok tani

2. Keterlibatan anggota untuk bekerja sesuai dengan

menjaga kelancaran tugas yang diberikan

organisasi maka oleh ketua kelompok

diperlukanlah anggota mereka bertugas masing

dalam unit masing masing masing sesuai dengan

tetap focus padatugas jenis pekerjaan yang

bidang masing masing, hal telah ditetapkan.

ini sesuai dengan keahlian

78
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

3. Penentuan iklim organisasi, dilapangan maka Kepala

iklim sebuah organisasi KPHP seharusnya

sangat bergantung kepada mengambil tindakan

tingkah laku pemimpin dengan selalu memberikan

tingkah laku pekerja pengawasan, kepada

maupun anggota atau penyuluh, petugas teknis

organisasi tetapi pada maupun kelompok tani

dasarnya iklim organisasi pelaksana reboisasi, penulis

ditentukan oleh bagaimana berpendapat pada saat

komunikasi antara bersama sama turun

pemimpin dan kelapangan seharusnya

bawahannya, jika kita ambil Kepala unit KPHP

contoh jika pimpinan tidak mengajak berdiskusi

melakukan komunikasi langsung dengan Kelompok

dengan baik kepada kerja apa kendala yang

bawahannya ini akan terjadi dilapangan, dengan

menjadikan bawahannya demikian secara langsung

malas dan tidak ada dapat pemikiran bagaimana

semangat bekerja demi cara mengatasi persolan

tujuan sebuah organisasi. tersebut, tentunya di

Dapat kita lihat pada uraian diskusikan dan

BAB sebelumnya diselaesaikan secara

bahwasannya yang bersama sama dengan

dilakukan Kepala KPHP kelompok Kerja, Penyuluh,

sebagai pemimpin Petugas Teknis, dan bila

organisasi sebagai sebab perlu dengan kepala Desa

tidak adanya laporan dari setempat yang lebih tahu

penyuluh kehutanan kondisi, dan karakteristik

berkaitan pekerjaan lokasi Desa tersebut.

79
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

Sehingga permaslahan lebih kordinasi dengan

cepat diselesaikan dan iklim stakeholder

organisasi terlihat terjaga Koordinasi dan

4. Semua tugas dan pekerjaan komunikasi merupakan hal

dalam lingkup organisasi yang sangat penting dan harus

sangat perlu dilaksanakan ada dalam suatu organisasi,

pengawasan serta karena koordinasi dan

diarahkan sesuai dengan komunikasi merupakan

kriteria yang berlaku, ini pendukung tercapainya tujuan

dilakukan oleh seorang yang ada dalam suatu

pimpinan dan bawahan. organisasi. Komunikasi dan

Seorang supervisor koordinasi di sini berhubungan

bertanggung jawab dengan kepemimpinan dari

terhadap orang yang suatu organisasi, baik organisasi

dibawah.dan bertanggung dalam pendidikan maupun di

jawab pula dalam luar pendidikan.

membantu pekerjaan Dengan koordinasi dan

bawahannya dalam komunikasi yang baik dalam

mewujudkan pekerjaan. suatu organisasi, maka akan

Dalam Pelaksanaan menghasilkan hasil yang baik

reboisasi jika tidak pula, serta lebih maksimal

dilakukan pengawasan dalam mencapai tujuan. Oleh

secara intens maka karena itu dibutuhkan

pelaksanaan dilapangan kerjasama yang baik antara

akan terlihat gagal. Kepala Kepala unit KPHP Model

Unit KPHP harus Pulau Laut dan sebuku

melakukan pengawasan dengan bawahannya serta

terhadap Komunikasi dan para stkeholder, ataupun

sesama anggota yang ada

80
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

dalam suatu organisasi. sekarang. Oleh karena itu beberpa

Intinya adalah harus ada pendapat yang demikian ini perlu

kerjasama yang baik antar diluruskan dengan jalan seperti

semua komponen yang ada penulis utarakan diatas. Dengan

dalam suatu organisasi. demikian akan muncul satu

Komunikasi dan Koordinasi yang kesepahaman. Penulis berpendapat

dilakukan seperti melakukan bahwa selama ini yang ada adalah

konsultasi publik dengan para para stakeholder kadang

stake holder yang berada di mendengar hanya dari sebelah

wilayah kelola, dengan demikian pihak dan tidak dicerna dengan

ppara stake holder memberikan secara bijaksana, Seperti yang

dukungan penuh terhadap diungakapkan oleh beberapa LSM

pelaksanaan reboisasi. sehingga sebelum penulis melakukan

terjadi kesamaan persepsi untuk penelitian, ada beberapa lembaga

mensukseskan keberhasilan Swadaya yang mengatakan bahwa

reboisasi di wilayah tersebut. Kegiatan yang dilakukan oleh

Stakeholder senantiasa kehutanan tidak memiliki manfaat

memberikan tanggapan yang bagi masyarakat.

positif apabila selalu dilibatkan Ungkapan demikian penulis

dalam pelaksanaan kegiatan berpendapat bahwa mereka berani

reboisasi. Bahkan ada beberpa berbicara seperti ini dikarenakan

yang menilai bahwasannya tidak pernah dilibatkannya dalam

kegiatan yang dilakukan urusan kehutanan lebih lebih

kehutanan tidak ada nilai dalam kegiatan proyek semacam

manfaatnya, mereka berpendapat reboisasi. Dengan demikian jika

bahwa terlalu panjang untuk kita ajak duduk bersama

menunggu hasil di bidang berdiskusi tentang pelaksanaan

kehutanan yang akan di butuhkan kegiatan reboisasi saling bekerja

oleh masyarakat adalah saat sama dan ber koordinasi, tentunya

81
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

mereka akan beranggapan positif sama lain saling berkomunikasi

terhadap pelaksanaan kegiatan dan koordinasi dalam bekerja.

yang dilaksanakan oleh kehutanan.

Kepala unit KPHP tentunya Kesimpulan

sebagai insan kehutanan harus Dari Hasil Penelitan dan

melakukan koordinasi dengan Pembahasan di atas penulis dapat

pihak pihak terkait dalam menarik kesimpulan sebagai berikut

pelaksanaan reboisasi kedepannya. :

Karena pasca kebakaran kawasan 1. Komunikasi Organisasi dalam

pemangkuan Hutan wilayah KPHP Unit Kesatuan Pengelola

pulau laut dan sebuku banyak Hutan Produksi Model Pulau

yang terbakar dan tentunya harus Laut dan sebuku tidak terjalin

segera dilakukan reboisasi. dengan baik dikarenakan

Semua program kerja dapat beberapa faktor internal dan

terselesaikan dengan adanya eksternal.

komunikasi dan koordinasi, maka 2. Terjadi kendala komunikasi

perlu bantuan orang lain. karena Organisasi Pelaksanaan

kita tahu bahwa yang dibutuhkan reboisasi pada unit Kesatuan

organisasi ini adalah SUPERTIM Pengelolaan Hutan produksi

bukan SUPERMAN. Kalau yang Model Pulau Laut dan sebuku

bekerja hanya sendirian tanpa adanya faktor lingkungan (

meminta bantuan takkan ada yang lokasi dan waktu Pelaksanaan

mampu melaksanakannya. Satu reboisasi)

tusuk lidi saja tidak mampu 3. Hasil kerja reboisasi pada Unit

membersihkan tapi dengan Kesatuan pengelola hutan

kumpulan banyak lidi mampu Produksi Model Pulau Laut

membersihkan kotoran yang ada. dan sebuku Belum optimal

Itulah organisasi yang baik satu dikarenakan Urang

komunikasi antara Kelompok

82
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

kerja, Petugas Teknis kedepannya berjalan dengan baik,

Pelaksana reboisasi dan kepala diantaranya sebagai berikut :

unit KPHP 1. Menggunakan Komunikasi

4. Pendekatan Mikro tidak organisasi kekaryaan sesuai

dimanfaatakan dengan baik dengan tugas pokok dan

terhadap kelompok kerja dan fungsi pada organisasi unit

anggoata Unit pelaksana Kesatuan pengelolaan hutan

teknis Kesatuan pengelola Produksi model pulau laut dan

Hutan Produksi Model pulau sebuku.

Laut dan sebuku, sehingga 2. Senantiasa melakukan

tidak terjadi kenyamanan kerja komunikasi secara terus

Personil pada Unti Organisasi menerus, dalam bentuk

tersebut. pelaporan maupun pemberian

5. Peningkatan komunikasi dan tugas berdasarkan fungsinya.

koordinasi dengan stake 3. Membangun komunikasi antar

Holder dengan tujuan untuk personil pada stauan unit

penguatan kelembagaan agar KPHP Model Pulau laut dan

pelaksanaan reboisasi sebuku ( Penyuluh,Petugas

kedepannya berjalan dengan Teknis dan kelompok kerja)

baik dan terarah.

Saran DAFTAR PUSTAKA


Dari hasil penelitian dan Muhammad Arni 2004. Komunikasi
pembahasan yang telah disimpulkan Organisasi Jakarta Bumi
penulis mengajukan beberapa saran Aksara
guna ditindaklanjuti baik oleh Khosahrial Romli 2011. Komunikasi
Kepala unit ataupun petugas Organisasi Lengkap, Jakarta
Pelaksana reboisasi agar grasindo
pelaksanaan kegiatan reboisasi

83
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

Akdon. 2006. Strategic Managemen Limited. London. Third

for Educational Management. Printing.

Bandung: Alfabeta. Guba, E.G. and Y.B. Lincoln.1990.

Berelson, Bernard and Garry A Efective Evaluation. Joossey

Stainer. 1979. Communication Baas Publication. San

and Transmission of Franscisco.The 5 th Edition.

Information.Cambridge J, Winardi. 2001, Motivasi dan

University Press. Pemotivasian dalam

Massachussetts. Third Edition. Manajemen, Jakarta, Raja

Berlo, David K.1960. The Processof Grafindo Persada.

Communication.An Koentjaraningrat. 1985.

Introduction To Theory and ‚Pengamatan Terlibat oleh

Practice. Holt, Rinehart and Seorang Peneliti Pribumi dan

Winston. New York –Toronto - Asing:Masalah Masuk Ke

London. The First Edition Dalam Dan Ke Luar dari

Creswell, John W. 1998. Kebudayaan‛ dalam

Qualitative Inquiry and Kontjaraningrat & Donald K.

Research Design. Sage Emmerson. Aspek Manusia

Publication, Inc, California. Dalam Penelitian

Gamble, Michael W and Teri Kwal Masyarakat, PT Gramedia,

Gamble. 1986. Introduction Jakarta.

of Massa Communication. Kirk, Jerome & Marc L. Miller.1986.

McGraw Hill Book Rehability and Validity in

Company. New York. Third Qualitative Research, Sage

Edition. Publication. Beverly Hills.

Grounlund, Norman E. 1971. Lexy J Moleong. 1997. Metode

Reading In Mesurement and Penelitian Kualitatif, PT

Evaluation. The Macmillan Remaja Rosdakarya,

Company. Colier-Macmillan Bandung.

84
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen Vol. 4 No. 1, Januari 2017

Mulyana,Deddy.2011.Metodelogi Qualitative and

Penelitian Kualitatif Qualitative Approach. The

Paradigma Baru Ilmu Mcmillan Publishing, Co.

Komunikasi dan Sosial NewYork. Second Edition.

Lainnya. Bandung : Remaja Pawito. 2007, Penelitian

rosda karya. Komunikasi Kualitatif, PT LKiS

Mulyana, Deddy.2007. Ilmu Pelangi Aksara Yogyakart

Komunikasi Suatu

Pengantar. Bandung:

PT.Remaja Rosdakarya.

Neuman,W.Laurence. 2004. Social

Research Method,

85

Anda mungkin juga menyukai