Anda di halaman 1dari 8

BAB I

AKUNTANSI SEBAGAI SISTEM


INFORMASI
Tujuan pembelajaran: siswa diharapkan mampu mendeskripsikan dan menyajikan akuntansi sebagai sistem
informasi, yang meliputi:
 Sejarah akuntansi  Prinsip dasar akuntansi
 Pengertian dan Manfaat akuntansi  Bidang-bidang akuntansi
 Pemakai Informasi Akuntansi  Profesi akuntan
 Karakteristik kualitas informasi akuntansi  Etika profesi akuntan

A. SEJARAH AKUNTANSI
1. Perkembangan Akuntansi di Dunia
Pada tahun 1494, Luca Pacioli mengeluarkan buku berjudul Summa de Aritmatica,
Geometrica Proortioni et Propotionallia. Dalam buku tersebut, terdapat subjudul “Tractus de
Computies et Scriptoris” yang memuat sistem pembukuan berpasangan (double entry) yang
memperhatikan keseimbangan (balance) sisi kredit dengan sisi debit kepada dunia
perdagangan di Italia.
Pada pertengahan abad 18, terjadi revolusi industri di Eropa dan Amerika sehingga
mendorong perkembangan sistem double entry menjadi sistem anglo saxon. Sistem ini
memiliki cakupan yang luas meliputi perencanaan sistem pemcatatan, pencatatan transaksi
dengan double entry, penyusunan laporan berdasarkan data yang telah dicatat dan
penyampaian laporan yang telah dibuat, serta menyampaikan interpretasi laporan tersebut.

2. Perkembangan Akuntansi di Indonesia


Pada zaman penjajahan Belanda, perusahaan di Indonesia menggunakan sistem
Kontinental atau tata buku yang digagas oleh Luca Pacioli. Setelah tahun 1960, akuntansi
cara Amerika (Anglo Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Tahun 1980-an sistem
pembukuan di Indonesia pun berganti dari Kontinental yang merupakan sistem Pembukuan
Belanda menjadi Anglo Saxon.
Perubahan tersebut juga dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa tertentu, seperti:
a. Pada tahun 1957, peristiwa konfrontasi Irian Barat yang melibatkan Indonesia dan Belanda,
sehingga berakibat pada seluruh pelajar yang berada di Belanda ditarik dan melanjutkan
studinya di berbagai negara. Salah satunya adalah Amerika.
b. Penanaman Modal Asing (PMA) memberikan dampak positif terhadap perkembangan akuntansi,
khususnya sistem akuntansi Anglo Saxon.

B. PENGERTIAN DAN MANFAAT AKUNTANSI


1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi berasal dari bahasa Inggris yaitu accounting, yang artinya menghitung.
Akuntansi dikenal pula sebagai “bahasa dunia usaha”, ini karena akuntansi mampu
menyediakan informasi ekonomis dan memliki arti penting bagi pihak-pihak pemilik
kepentingan terhadap perusahaan
Ada sejumlah definisi akuntansi, sebagian diantaranya yaitu:
a. Menurut Carls Warren dalam bukunya yang berjudul Accounting, mendefinisikan akuntansi
sebagai berikut, “Accounting can be defined as information system that provides reports to
stakeholders about the economic activities and condition of a business”. (Akuntansi dapat

1
didefinisikan sebagai suatu sistem informasi yang menyediakan laporan tentang aktivitas
ekonomi dan kondisi perusahaan kepada para pemangku kepentingan).
b. American Accounting Association (AAA) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut, “Accounting
is the process of identifying, measuring, and communicating economic information to permit
information judgment and decision by users of the information”. (Akuntansi adalah proses
mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya
penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan
informasi tersebut).
c. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) mendefinisikan akuntansi sebagai
berikut, “Accounting is the art of recording, classifying and summarizing in a significant manner
and terms of money, transaction and events which are, in part at least, of finacial character, and
interpreting the result there of”. (Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan
yang tepat dan dinyatakan dalam satuan mata uang, transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian
yang setidak-tidaknya bersifat finansial dan penafsiran hasil-hasilnya).
Jadi dapat disimpulkan bahwa, akuntansi merupakan proses pengidentifikasian,
pengukuran, pencatatan, dan pelaporan informasi ekonomi keuangan secara jelas yang
dinyatakan dalam satuan uang dengan harapan memberi manfaat dalam penilaian dan
pengambilan keputusan bagi pihak yang memerlukannya.

2. Manfaat Akuntansi
Secara umum manfaat akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Untuk mendapatkan informasi ekonomi yang akurat sehingga pemakai dapat mengambil
keputusan dengan tepat.
b. Untuk memberikan pertanggungjawaban manajemen kepada para pemilik perusahaan
c. Untuk mengetahui perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun (maju mundurnya
perusahaan)
d. Membuat perencanaan yang efektif, sekaligus mengadakan pengawasan, serta pengambilan
keputusan ekonomi yang tepat oleh manajemen
e. Pertanggungjawaban entitas kepada para investor, kblackitor, pemerintah, dan sebagainya
Sedangkan secara khusus manfaat akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Memberikan informasi keuangan yang dapat 6
b. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto (aktiva
dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka
memperoleh laba
c. Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan untuk menaksir
potensi perusahaan dalam menghasilkan laba
d. Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban
suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.
e. Mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan
yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan
akuntansi yang dianut perusahaan

C. PEMAKAI INFORMASI AKUNTANSI


Pemakai informasi akuntansi dibagi menjadi dua pihak yaitu pihak internal dan pihak
eksternal.
1. Pihak Internal
Pihak internal merupakan pihak yang berhubungan langsung dengan kegiatan
pengelolaan perusahaan, seperti manajer atau pimpinan perusahaan, kepala bagian
akuntansi, kepala bagian keuangan, dan kepala bagian lainnya. Bagi pihak internal, informasi

2
akuntansi diperlukan untuk melakukan perencanaan, penegendalian, pengawasan, dan
evaluasi kinerja perusahaan.

2. Pihak Eksternal
Pemakai eksternal adalah pihak-pihak yang tidak terlibat secara langsung dengan
kegiatan operasional perusahaan, tetapi berkepentingan terhadap hasil-hasil yang dicapai
perusahaan. Pihak-pihak internal tersebut sebagai berikut:
a. Pemilik perusahaan, adalah orang atau badan yang menyediakan modal bagi perusahaan, dan
sebagai pihak yang secara langsung menikmati hasil dari pencapaian perusahaan. Sehingga
informasi akuntansi memiliki peran penting bagi pemilik perusahaan. Karena, apabila
perusahaan mengalami kegagalan atau kemunduran dalam usahanya maka pemilik perusahaan
tersebut manjadi pihak yang banyak menanggung kerugiannya.
b. Calon Investor, merupakan pihak yang ingin menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan.
Bagi calon investor, informasi akuntansi diperlukan untuk mengetahui prospek masa depan dan
resiko penghambat perkembangan suatu perusahaan. Sehingga membantu calon investor dalam
menentukan keputusan untuk membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut.
c. Kreditor, ialah orang yang mempunyai tagihan pada perusahaan karena meminjamkan dana
sebagai tambahan modal atau menjadi pemasok barang dan jasa kepada perusahaan. Manfaat
informasi keuangan bagi kreditor adalah untuk menilai keadaan dan kemampuan perusahaan
dalam membayar pinjaman maupun utang usaha, serta sebagai bahan pertimbangan untuk
memberikan pinjaman di masa mendatang
d. Pemerintah, merupaka instansi yang mengelola keuangan negara berperan dalam mengawasi
kinerja perusahaan, terutama mengenai pajak dan tenaga kerja. Dengan adanya informasi
keuangan pemerintah dapat mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan
sebagai dasar penyusunan statistik pendapatan nasional.
e. Karyawan atau serikat kerja merupakan orang atau lembaga yang berkepentingan atas maju
mundurnya perusahaan. Informasi keuangan diperlukan oleh karyawan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun (pension benefit) dan
kesempatan kerja.
f. Masyarakat, merupakan orang atau keluarga yang berkepentingan dengan perusahaan seperti
pelanggan, tenaga kerja, dan masyarakat yang berada di lingkungan sekitar perusahaan.

D. KARAKTERISTIK KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI


Informasi akuntansi bisa dikatakan berkualitas bila memenuhi syarat- syarat berikut ini:
1. Perbandingan antara manfaat dan biaya. Artinya ,biaya dari pembuatan laporan akuntansi tidak
boleh melebihi manfaat yang diperoleh pihak-pihak pengguna informasi tersebut.
2. Dapat dimengerti. Laporan akuntansi yang diibuat sesuai dengan bentuk dan istilah yang dapat
dipahami oleh pengetahuan penggunanya.
3. Relevan, artinya bersangkut paut dan berguna secara langsung bagi pengguna informasi
akuntansi sehingga dalam proses pengambilan keputusannya menggunakan metode pelaporan
dan pengukuran yang sesuai kebutuhan.
4. Dapat diuji. Informasi akuntansi harus dapat diuji kebenarannya oleh para penguji independen
dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
5. Netral. Informasi akuntansi harus ditujukan pada kebutuhan umum pengguna dan tidak
dipengaruhi oleh kepentingan pihak tertentu.
6. Menyajikan yang sebenarnya, artinya informasi akuntansi dapat dipercaya jika menyampaikan
kondisi ekonomi sesuai dengan keadaan dan fakta yang sebenarnya

3
7. Nilai prediksi. Artinya, informasi akuntansi dapat dipakai sebagai dasar untuk memprediksi
kondisi perusahaan di masa yang akan datang karena informasi keuangan memuat data
keuangan di masa saat ini maupun di masa lalu.
8. Feedback  (umpan balik). Umpan balik dapat berupa pembenaran atau penolakan terhadap
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
9. Tepat waktu. Informasi akuntansi harus disampaikan tepat waktu agar dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan/kebijakan perusahaan dan untuk mencegah tertundanya pengambilan
keputusan/kebijakan.
10. Dapat dibandingkan atau konsisten. Informasi akuntansi harus dapat diperbandingkan agar
penggunanya dapat mengetahui persamaan dan perbedaan informasi sejenis dari perusahaan
lain. Dan perbedaan informasi akuntansi yang diperoleh harus disebabkan oleh faktor keadaan
ekonomi, bukan disebabkan oleh perbedaan implementasi akuntansi.

E. PRINSIP DASAR AKUNTANSI


1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle) Prinsip ini mewajibkan tiap barang dan jasa
yang didapat untuk dicatat sesuai dengan biaya yang dikeluarkan.
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Prnciple). Pendapatan adalah aliran
harta yang masuk (aktiva) yang didapat dari penyerahan barang/jasa. Prinsip ini mengharuskan
untuk mencatat “harta” itu sebagai pendapatan.
3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle). Prinsip dasar akuntansi ini mempertemukan
pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan. Tujuannya, untuk menentukan keuntungan bersih
dalam periode tertentu.
4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle). Konsistensi merupakan prinsip akuntansi yang
menuntut diterapkannya standar secara terus-menerus, tidak diubah-ubah kecuali dengan
alasan yang dapat dibenarkan.
5. Prinsip Pengungkapan Secara Lengkap (Full Disclosure Principle). Prinsip ini mengharuskan
laporan keuangan untuk menyajikan informasi secara utuh dan lengkap tanpa menutup-nutupi.
Sehingga memungkinkan investor dan kreditor maupun pengguna lainnya tidak disesatkan oleh
aspek apa pun dari laporan keuangan.
6. Prinsip Entitas Ekonomi (Economic Entity Principle). Prinsip Entitas Ekonomi atau prinsip
kesatuan entitas memiliki makna sebagai konsep kesatuan usaha. Artinya, akuntansi
menganggap bahwa perusahaan merupakan sebuah kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri dan
terpisah dengan entitas ekonomi lain, bahkan dengan pribadi pemilik. Sehingga dalam laporan
akuntansi terdapat pemisahan data-data transaksi.
7. Prinsip Periode Akuntansi. Sebuah pelaporan keuangan perusahaan harus dibatasi oleh periode
tertentu. Misalnya, perusahaan yang menjalankan usaha mulai dari 1 Januari sampai 1 Februari.
8. Prinsip Satuan Moneter. Maksudnya adalah segala bentuk pencatatan transaksi
harus dinyatakan dalam bentuk yang bisa diukur. Misalnya, mata uang rupiah.
9. Prinsip Kesinambungan Usaha (Going Concern). Prinsip ini menganggap bahwa sebuah entitas
ekonomi atau bisnis akan berjalan secara terus-menerus atau berkesinambungan tanpa ada
pembubaran atau penghentian kecuali terdapat peristiwa tertentu yang bisa menyanggahnya.
10. Prinsip Materialitas. Prinsip Materialitas adalah prinsip yang mengakui adanya pengukuran dan
pencatatan akuntansi secara material atau bernilai. Artinya, suatu informasi akuntansi punya
nominal dan bisa dijual.

F. BIDANG-BIDANG AKUNTANSI
1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting), adalah salah satu bidang akuntansi yang memiliki
tujuan untuk mengolah data keuangan menjadi laporan keuangan, untuk diinformasikan kepada
pihak luar perusahaan.

4
2. Akuntansi Biaya (Cost Accounting), adalah salah satu bidang akuntansi yang bertujuan untuk
mempersiapkan data-data yang diperlukan untuk menetapkan dan mengendalikan biaya-biaya
yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan.
3. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting), adalah salah satu bidang akuntansi yang bertujuan
untuk mempersiapkan laporan keuangan yang diperlukan untuk penetapan pajak dalam suatu
perusahaan.
4. Akuntansi Anggaran (Budgeting), adalah salah satu bidang akuntansi yang bertujuan untuk
menyusun rencana keuangan perusahaan untuk jangka waktu tertentu dimasa mendatang
dengan melakukan perbandingan antara hasil operasi dengan rencana yang telah ditentukan.
5. Akuntansi Pemeriksaan ( Auditing), adalah salah satu bidang akuntansi yang bertujuan untuk
melakukan pemeriksaan secara bebas atas data-data akuntansi dengan maksud meneliti
kecermatan, kebenaran, kaftam.
6. Akuntansi Manajemen (Management Accounting), adalah salah satu bidang akuntansi yang
bertujuan untuk menyediakan informasi untuk pihak manajemen perusahaan untuk mendukung
operasi sehari-hari dan untuk membuat perencanaan dan kebijakan untuk masa mendatang.
7. Akuntansi Pemerintahan (Government Accounting), adalah salah satu bidang akuntansi yang
mengkhususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan data keuangan yang terjadi pada badan-
badan pemerintah
8. Sistem Akuntansi (Accounting System), adalah akuntansi yang mengkhususkan diri pada
penetapan suatu prosedur dan pengendalian data keuangan sehingga proses pencatatan
akuntansi dapat berjalan dengan baik, cepat, efektif dan efisien.
9. Akuntansi Pendidikan (Education Accounting), merupakan bidang akuntansi yang secara khusus
memerhatikan bidang pendidikan. Contohnya, kegiatan belajar mengajar akuntansi, penelitian
tentang akuntansi, penyusuan kurikulum pendidikan, atau hall lain yang berhubungan dengan
akuntansi.

G. PROFESI AKUNTANSI
1. Akuntan Intern atau akuntan privat (Private Accountant)
Akuntan Intern adalah salah satu profesi akuntansi dimana seorang akuntan ini bekerja
suatu perusahaan atau organis. Tugas Akuntan Intern :
a. Menangani masalah perpajakan
b. Melakukan pemeriksaan intern
c. Menyusun laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak intern dan ekstern.
d. Menyusun sistem akuntansi perusahaan
e. Menyusun anggaran.

2. Akuntan Publik (Public Accountant)


Akuntan Publik adalah salah satu profesi akuntansi dimana seorang akuntan ini
menjalankan fungsi pemeriksaan secara bebas atau independen terhadap laporan keuangan
perusahaan atau organisasi lain serta memberikan jasa kepada pihak-pihak yang
memerlukan. Tugas Akuntan Publik :
a. Memberikan jasa perpajakan (tax service)
b. Melakukan pemeriksaan(auditing)
c. Memberikan jasa konsultasi manajemen (management advisory service)

3. Akuntan pemerintah (government accountant)


Akuntan pemerintah ialah salah satu profesi akuntansi dimana seorang akuntan ini
bekerja pada badan pemerintah.

5
4. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah salah satu profesi akuntansi dimana seorang akuntan ini
memiliki tugas dalam suatu pendidikan akuntansi yaitu mengajar, menyusun kurikulum, dan
melakukan penelitan di bidang akuntansi.

H. ETIKA PROFESI AKUNTAN


Etika profesi akuntansi adalah ilmu yang membahas tentang perilaku atau perbuatan
baik manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia untuk bekerja yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan pengetahuan tertentu sebagai seorang akuntan.
Kode etik profesi merupakan kaidah-kaidah yang menjadi landasan bagi eksistensi profesi
dan sebagai dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat. Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) adalah aturan perilaku etika akuntan dalam memenuhi tanggung jawab
profesionalnya. Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut:
1. Tanggung Jawab Profesi. Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap
akuntan harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua
kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan Publik. Artinya setiap akuntan mempunyai kewajiban untuk selalu bertindak dalam
rangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan
komitmen atas profesionalisme.
3. Integritas. Dalam usahanya untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik setiap
akuntan harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin
dengan bersungguh-sungguh dalam mengemban profesi akuntan.
4. Objektivitas. Setiap akuntan harus menjaga obyektivitasnya, netral dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian. Setiap akuntan harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan
kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan.
6. Kerahasiaan. Seorang akuntan harus bisa menjaga kerahasiaan dan menghormati kerahasiaan
informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban
profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
7. Standar Teknis. Seorang akuntan harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan
standar teknis dan standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan
berhati-hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa
selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.

6
BAB 2
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
Tujuan pembelajaran: siswa diharapkan mampu mendeskripsikan dan menyajikan konsep persamaan dasar
akuntansi, yang meliputi:
 Konsep persamaan dasar Akuntansi
 Analisis transaksi dan pencatatan dalam persamaan dasar akuntansi

A. KONSEP PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI


1. pengertian peramaan dasar akuntansi
Persamaan dasar akuntansi adalah catatan tentang perubahan unsur-unsur dasar posisi
keuangan perusahaan. Persamaan dasar akuntansi merupakan konsep dasar pencatatan
akuntansi sistem berpasangan (double entry) yang artinya setiap perusahaan pada satu akun
akan mengakibatkan perubahan pada akun yang lain dalam jumlah yang sama.
Persamaan dasar akuntansi berguna untuk mengetahui perubahan kekayaan dalam
perusahaan setiap terjadi transaksi dan untuk mengetahui berapa besar yang telah
digunakan dan dibelanjakan dalam satu periode akuntansi.

2. Konsep persamaan dasar akuntansi


Pencatatan persamaan akuntansi menggunakan prinsip keseimbangtan antara aktivas
(harta) dan pasiva (utang dan modal). pencatatan harta dan modal dinyatakan dalam
persamaan akuntansi berikut.
AKTIVA = PASIVA
Atau
HARTA = UTANG + MODAL

7
3. Unsur-unsur persamaan dasar akuntansi
unsur-unsur
akuntansi

laporan laporan laporan


neraca perubahan
laba rugi modal arus kas

aktiva kewajiban modal pendapatan beban

kewajiban
pendapatan
aktiva lancar lancar/jangka beban usaha
usaha
pendek

kewajiban pendapatan beban di luar


investasi
jangka panjang diluar usaha usaha

kewajiban lain-
akitatetap beban lain-lain
lain

aktiva tidak
berwujud

aktiva lain-lai

Anda mungkin juga menyukai