Anda di halaman 1dari 7

APLIKASI METODE BEDA HINGGA PADA PERSAMAAN SCHRöDINGER

MENGGUNAKAN MATLAB

Odaligo Ziduhu Lombu1, Tua Raja Simbolon2, Tenang Ginting3


1
Mahasiswa FISIKA FMIPA USU
2,3
Dosen Pembimbing FISIKA FMIPA USU

ABSTRAK

Penerapan metode beda hingga pada persamaan Schrödinger dalam partikel dengan potensial halang
dilakukan dengan pendekatan numerik dengan cara mengkonversikan metode beda hingga kedalam
persamaan Schrödinger, kemudian di ubah dalam bentuk diskrit dan diformulasikan dalam bentuk
program komputer menggunakan bahasa pemrograman Matlab (Matrix Laboratory). Hasil dari
program komputer tersebut berupa visualisasi. Visualisasi persamaan Schrödinger pada partikel
dengan potensial halang menggunakan perangkat lunak MATLAB dengan potensial penghalang
konstan dalam suatu daerah sepanjang L, membentuk gelombang hiperbolik (E < V) dalam daerah x >
0, dan sederetan gelombang berdiri deBroglie (E > V).

Kata kunci: Persamaan Schrödinger, Metode Beda Hingga, MATLAB,


Potensial Halang.

ABSTRACT

The application of finete difference methods to Schrödinger equation in particles for potensial barier
uses numerical approach converting finete difference methods into Schrödinger equation, therefor
Schrödinger equation will be converted into a discrit form and will be formulated into computer
programme using Matlab (Matrix Laboratory) programme language. The result of the computer
programme is visualization. The visualization of Schrödinger equation for the potensial barier using
software a Matlab with the potensial barier constant according for field L, make a hiperbolic wave (E
< V) for field x > 0, and stand wave deBroglie (E > V).

Keyword : Wave Schrödinger, Finete Difference Methods, Matlab, Potensial Barier.


1. PENDAHULUAN 2. TEORI
Pada Fisika Kuantum dikenal adanya gejala 2.1 Metode Beda Hingga
penerowongan (Tunneling Effect) atau lebih
dikenal dengan efek terobosan. Efek yang Metode perbedaan beda hingga
terjadi saat partikel akan menerobos suatu adalah metode yang sangat popular. Pada
perintang yang berenergi lebih tinggi dari intinya metode ini mengubah masalah
energi partikel tersebut. Pertikel yang Persamaan Differensial Biasa (PDB) dengan
digunakan adalah elektron, hal ini disebabkan nilai batas dari sebuah masalah kalkulus
karena elektron merupakan partikel yang dapat menjadi sebuah aljabar. Dengan metode ini
bergerak bebas. Pada bilangan kuantum persamaan differensial ψ’ dan ψ” akan
berapapun, besarnya energi yang dimiliki diaproksimasikan dengan menggunkan deret
oleh sebuah partikel terhadap suatu perintang Taylor sebagai berikut:
masih dimungkinkan partikel tersebut untuk ℎ ℎ2
dapat menerobos suatu “Dinding” perintang 𝜓 𝑥 + ℎ = 𝜓 𝑥 + 𝜓 ′ (𝑥) + 𝜓"(𝑥) + ⋯(2.1)
1! 2!
meskipun energinya lebih kecil daripada
ℎ ℎ
energi perintang[1]. 𝜓 𝑥 − ℎ = 𝜓 𝑥 − 𝜓 ′ (𝑥) + 𝜓"(𝑥) − ⋯ (2.2)
1! 2!

Kejadian di atas dapat diidentikkan kalau dikurangi (2.1) dengan (2.2) dan nilai
dengan sebuah elektron yang sedang bergerak setelah pangkat 2 diabaikan maka akan
dengan energi (E) akan melewati suatu didapat:
perintang dengan energi potensial (V). Pada
𝜓 𝑥+ℎ −𝜓(𝑥−ℎ)
skala atomik benda bergerak tidak hanya 𝜓′ 𝑥 = 2ℎ
(2.3)
berperilaku sebagai partikel, tetapi juga
berperilaku sebagai gelombang. Karena pada apabila (2.1) ditambah dengan (2.2) akan
keadaan atomik partikel berperilaku sebagai diperoleh
gelombang, maka analisis persamaan
gelombang partikel atau dikenal dengan 𝜓 𝑥+ℎ −2𝜓 𝑥 +𝜓(𝑥−ℎ)
𝜓"(𝑥) = (2.4)
persamaan gelombang schrödinger dapat ℎ2
dilakukan dengan menggunakan model
dengan metode perbedaan hingga yang dicari
matematika dan menerapkan metode numerik
adalah 𝜓pada x tertentu:
untuk menyederhanakan penyelesaian
matematisnya[2]. 𝑥𝑖+1 = 𝑥𝑖 + ℎ (2.5)
Salah satu metode numerik yang dapat Jika i = 0 maka 𝑥𝑖 = 𝑥0 + ℎ dengan
digunakan untuk memecahkan persamaan menggunakan notasi ini persamaan (2.3) dan
differensial seperti pada persamaan gelombang (2.4) dapat dituliskan:
Schordinger adalah metode beda hingga
(Finite Difference Methods). Metode beda 𝜓 𝑥 𝑖+1 −𝜓(𝑥 𝑖−1 )
𝜓 ′ 𝑥𝑖 = (2.6)
hingga lebih mudah dari segi pemrograman 2ℎ
dengan komputer dan konsepnya tidak sulit 𝜓 𝑥 𝑖+1 −2𝜓 𝑥 𝑖 +𝜓(𝑥 𝑖−1 )
untuk dipahami. Pendekatan komputasi yang 𝜓"(𝑥𝑖 ) (2.7)
ℎ2
dapat digunakan untuk memecahkan persoalan
tersebut adalah dengan memvisualisasikan Persamaan (2.6) dan (2.7) dikenal dengan
permasalahan tersebut menggunakan aproksimasi beda hingga tiga titik (central
MATLAB. Oleh karena itu, dalam penelitian three points finite difference
ini digunakan metode beda hingga melalui approximation)[4].
pendekatan komputasi menggunakan
MATLAB untuk menyelesaikan permasalahan 2.2 Persamaan Differensial Biasa (PDB)
persamaan Schrodinger dengan potensial dengan Nilai Batas
halang[8]. Pada persoalan matematik lebih
sering dijumpai PDB tingkat 2 dengan
kondisi batas yang diberikan pada dua titik.
Umumnya kedua titik ini ada pada batas-
batas domain permasalahan. Karena solusi
𝜕2𝜓1
yang dicari berada pada dua batas yang + 𝑘2 2 𝜓2 = 0
𝜕𝑥 2
(2.12)
tertutup maka problem ini dikenal sebagai
problem domain tertutup atau PDB dengan 3. Pada daerah III, a ≤ x ≤ 
𝜕2𝜓3 2𝑚𝐸
nilai batas. Bentuk umum dari PDB tingkat 2 + 𝜓3 = 0
𝜕𝑥 2 ℏ2
dengan nilai batas adalah[7]: 𝜕2𝜓3
𝜕𝑥 2
+ 𝑘1 2 𝜓3 = 0 (2.13)
𝑑2𝜓 𝑑𝜓 (𝑥)
𝑑𝑥 2
+𝑝 𝑥 𝑑𝑥
+ 𝑞 𝑥 𝜓(𝑥) = 𝑓 𝑥
maka solusi dari persamaan (2.11), (2.12) dan
(2.8)
(2.13) adalah sebagai berikut:
dengan nilai-nilai batas:
𝜓𝐼 = 𝐴𝑒 𝑖𝑘 1 𝑥 + 𝐵𝑒 −𝑖𝑘 1 𝑥 (2.14)
𝑑𝜓
𝐴1 𝜓 𝑥0 + 𝐵1 𝑑𝑥 𝑥0 = 𝛼 (2.9)
𝜓𝐼𝐼 = 𝐶𝑒 𝑘 2 𝑥 + 𝐷𝑒 −𝑘 2 𝑥 (2.15)
𝑑𝜓
𝐴2 𝜓 𝑥𝑛 + 𝐵2 𝑑𝑥 𝑥𝑛 = 𝛽 (2.10) 𝜓𝐼𝐼𝐼 = 𝐸𝑒 𝑖𝑘 1 𝑥 (2.16)

2.3 Potensial Halang dengan

Pada daerah I dan III, nilai 2𝑚𝐸


Vn = 0,dan pada daerah II dengan batas x 0 𝑘1 = ℏ2
hingga x = a memiliki energi potensial menyatakan bilangan gelombang deBroglie
Vn = V0 yang membuat partikel di luar perintang[5].

2.4 Program Komputer

Program komputer adalah suatu


urutan instruksi yang disusun secara
sistematis dan logis dengan menggunakan
bahasa pemrograman untuk menyelesaikan
Partikel dengan energi E yang lebih suatu masalah. Program komputer merupakan
kecil daripada V0 datang dari sebelah kiri. contoh perangkat lunak komputer yang
Daerah x < 0 berupa gelombang datang dan menuliskan aksi komputasi yang akan
pantul berbentuk sinus, dalam daerah 0 ≤ x≤ a dijalankan oleh komputer. Matlab
dan kembali berbentuk sinus pada daerah menyediakan beberapa instruksi dasar yang
x > a yaitu gelombang transmisi[3]. memungkinkan pengguna membuat program
atau fungsi, antara lain sebagai berikut[6]:
1. Padadaerah 1,  ≤ x ≤ a
V=0 1. Statement if : untuk mengeksekusi
𝜕 2 𝜓 (𝑥) 2𝑚𝐸 sekumpulan instruksi yang diisyaratkan
+ 2 𝜓1 = 0 bernilai benar.
𝜕𝑥 2 ℏ
dengan 2. Statement switch : untuk mengeksekusi
2𝑚𝐸
𝑘1 2 = ℏ2 sekumpulan instruksi dari suatu ekspresi
maka persamaan Schrödingerya menjadi: atau variable.
𝜕2𝜓1 3. Statement for : digunakan untuk
+ 𝑘1 2 𝜓1 = 0
𝜕𝑥 2
(2.11) mengulang sekumpulan instruksi.
1. Pada daerah II, 0 ≤ x ≤ a, 4. Statement while : untuk mengerjakan
dan E <V0 sekelompok perintah yang diulang secara
V = V0 tidak terbatas.
𝜕2𝜓2 2𝑚 5. Statement break : untuk keluar lebih awal
𝜕𝑥 2
+ ℏ2
𝐸 − 𝑉0 𝜓2 = 0
dari suatu loop for dan while jika kondisi
𝜕2𝜓2 2𝑚
𝜕𝑥 2
+ ℏ2
𝑉0 − 𝐸 𝜓2 = 0 yang sudah diinginkan sudah tercapai.
dengan 6. Grid dan legend : untuk member grid dan
2𝑚 𝑉 −𝐸 legend pada grafik.
𝑘2 2 = 0
ℏ2 7. Subplot : digunakan untuk menggambar
maka persamaan Schrödingernya menjadi: lebih dari satu grafik dalam satu plot.
2. METODE PENELITIAN 3.4 Diagram Alir Program

3.1 RancanganPenelitian Mulai

langkah-langkah penyusunan program


Persamaan Schrodinger pada partikel
dilakukan sebagai berikut: dengan Potensial Halang

a. Membahas persoalan fisika


b. Mengkomfirmasikan persoalan fisika Elemen Beda Hingga

kedalam bentuk numerik


c. Merancang struktur data Memasukkan Data

d. Penyusunan algoritma
e. Menterjemahkan algoritma kedalam Menjalankan Program

kode bahasa pemrograman


f. Menyusun kode tersebut Hasil Numerik
menjadisebuah program komputer
g. Menjalankan program
Selesai
h. Menganalisa hasil visualisasi
i. Penulisan laporan. Gambar 3.2 Diagram Alir Program

3.2 TeknikAnalisa Data 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Mengumpulkan data yang diperoleh
dalam program, dan data tersebut 4.1 Solusi Numerik Persamaan Schrödinger
dibuat dalam bentuk visualisasi. pada Partikel dengan Potensial Halang.
2. Hasil visualisasi permasalahan
mekanika kuantum dengan Adapun yang menjadi pokok
pendekatan komputasi akan dilihat permasalahan dalam penelitian ini adalah
tingkat kesesuaiannya dengan hasil persamaan Schrödinger dengan potensial
analitik. halang (Barier). Persamaan tersebut disebut
3. Nilai-nilai peluang dalam grafik juga dengan persamaan differensial orde dua.
visualisasi fungsi gelombang akan Untuk menyederhanakan Persamaan
dibandingkan dengan hasil analitiknya Schrödinger pada potensial halang (2.12) ke
untuk melihat tingkat kesesuainnya. dalam bentuk numerik, dibutuhkan beberapa
tahap.
3.3 Diagram Alir Penelitian
𝜕2𝜓 𝑥 2𝑚
a. Persamaan (2.12) 𝜕𝑥 2
+ ℏ2 𝑉0 −
𝐸𝜓𝑥=0 dikonversi ke persamaan umum
Mulai

𝑑2𝜓 𝑑𝜓 𝑥
Persamaan Schrodinger pada partikel
PDB (2.8) 𝑑 𝑥 2 + 𝑝 𝑥 𝑑𝑥 + 𝑞 𝑥 𝜓 𝑥 =
𝑓 𝑥 sehingga diperoleh koefisien dari
dengan Potensial Halang

persamaan (2.12) 𝑝 𝑥 = 0, 𝑞 𝑥 =
2𝑚
𝐸 − 𝑉0 , 𝑑𝑎𝑛 𝑓 𝑥 = 0.
Secara Analitik Secara Komputasi
ℏ2
b. Aproksimasi beda hingga turunan pertama
Membuat program
komputer pada persamaan (2.6)
𝜓 𝑥 −𝜓(𝑥 )
Visualisasi
𝜓′ 𝑥 = 𝑖+1
2ℎ
𝑖−1
dan turunan kedua
pada persamaan (2.7)
Hasil Analitik Hasil Komputasi

𝜓 𝑥
𝑖+1 −2𝜓 𝑥 +𝜓(𝑥
𝑖−1 )
Galat
𝜓"(𝑥) = ℎ2
disubtitusikan
kepersamaan (2.8) maka didapatkan:
Selesai

1
1 − ℎ𝑝(𝑥) 𝜓(𝑥𝑖−1 ) − 2 − ℎ2 𝑞 𝑥 𝜓(𝑥𝑖 ) +
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 2
1
1 + ℎ𝑝 𝑥 𝜓(𝑥𝑖+1 ) = ℎ2 𝑓(𝑥𝑖 ) (4.1)
2
Atau dapat disederhanakan pembuatan programnya, sehingga akan
diperoleh bentuk visualisasi dari persamaan
1
1 − ℎ𝑝(𝑥) 𝜓𝑖−1 − 2 − ℎ2 𝑞(𝑥) 𝜓𝑖 + 1 + Schrödinger dengan potensial halang, dan hasil
2
12ℎ𝑝(𝑥)𝜓𝑖+1=ℎ2𝐹(𝑥𝑖) (4.2) numerik tersebut akan dilihat tingkat
kesesuainnya dengan hasil analitiknya.
dengan memasukkan nilai p(x), q(x), dan f(x)
tahap pertama ke persamaan (4.2), 4.2 Visualisasi Program dalam Persamaan
maka diperoleh persamaan sebagai berikut: Schrödinger dengan Potensial Halang.
1 2𝑚 (𝐸−𝑉)
1 − ℎ(0) 𝜓𝑖−1 − 2 − ℎ2 − 𝜓𝑖 + 4.2.1 Potensial Halang dengan E < V
2 ℏ2
1
1 + ℎ(0) 𝜓𝑖+1 = ℎ2 (0) (4.3) Fungsi gelombang partikel yang
2
2 2𝑚 𝐸−𝑉 memiliki energi E = 2.8 x 10-13 J memasuki
1 𝜓𝑖−1 − 2 − ℎ − 𝜓𝑖 +
ℏ2 potensial halang V = 3.25 x 10-13 J, dimana
1 𝜓𝑖+1 = 0 (4.4) energi tersebut lebih kecil dari potensial.
Untuk jumlah langkah(N) = 49, fungsi
atau gelombang tersebut dapat divisualisasikan
2𝑚 (𝐸−𝑉)
𝜓𝑖−1 − 2 − ℎ2 − 𝜓𝑖 + 𝜓𝑖+1 = 0 (4.5) sebagai berikut:
ℏ2

Persamaan (4.5) diterapkan pada setiap


titik diskretisasi, yaitu i = 1, 2,..., N-1 sehingga
terbentuk SPL dengan bentuk tri-diagonal yang
dipecahkan dengan algoritma Thomas.

Untuk 1 ≤ i≤ N-1

2𝑚 (𝐸−𝑉)
i = 1 − 2 − ℎ2 − ℏ2
𝜓𝑖 + 𝜓2 +
0 + 0 = −𝜓0

2𝑚 (𝐸−𝑉)
i=2 𝜓1 − 2 − ℎ2 − 𝜓2 +
ℏ2
𝜓3 + 0 = 0 Visualisasi gelombang pada gambar
(4.1) menggambarkan suatu perbedaan
2𝑚 𝐸−𝑉
i=3 0 + 𝜓2 − 2 − ℎ2 − 𝜓3 + fenomena antara mekanika klasik dan
ℏ2 mekanika kuantum. Secara klasik, partikel
𝜓4 = 0 tidak pernah ditemukan pada daerah x > 0
(daerah II), karena energi totalnya tidak cukup
i = N-1
2𝑚 (𝐸−𝑉)
untuk melampaui potensial halang. Tetapi
0 + 0 + 𝜓𝑛−2 − 2 − ℎ2 − ℏ2 + mekanika kuantum memperkenankan fungsi
𝜓𝑛−1 = −𝜓𝑛 (4.6) gelombang partikel dapat menerobos daerah
dari N-1 persamaan linier di atas dapat II, akibatnya fungsi gelombang partikel pada x
dinyatakan dalam bentuk matriks dimensi N x > 0 (daerah II) merupakan gelombang
N, sebagai berikut: hiperbolik sedangkan pada daerah I dan daerah
2𝑚 𝑉−𝐸 III merupakan gelombang berdiri deBroglie.
bila diambil 𝑘 2 = − ℏ2
maka bentuk
Fenomena ini disebut dengan efek terobosan.
matriksnya menjadi,
Tabel (4.1) berikut ini memperlihatkan
hasil perhitungan solusi analitik dengan solusi
pendekatan komputasi.

Pemecahan numerik menggunakan


metode beda hingga pada persamaan
Schrödinger di atas akan mempermudah dalam
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian, dapat diambil


kesimpulan :

1. Telah berhasil dibuat visualisasi


persamaan gelombang Schrödinger
pada partikel dengan potensial halang
(barier) menggunakan perangkat lunak
MATLAB.
2. Pemecahanpersamaan Schrödinger
untuk partikel yang masuk melalui
rintangan atau penghalang penghalang
potensial dimana potensial penghalang
konstan dalam suatu daerah sepanjang
L menggunakan program Matlab
pada tabel (4.1), untuk mendapatkan nilai dari membentuk gelombang hiperbolik
𝜓 (analitik) digunakan 𝜓𝐼𝐼 = 𝐶𝑒 −𝑘 2 𝑥 𝑖 dengan (E < V) dalam daerah x >0 dan
nilai dari konstanta yang digunakan adalah sederetan gelombang berdiri deBroglie
Sehingga, (E > V).
1. Untuk i = 0
𝜓(𝑥 𝑖 ) = 𝐶𝑒 −𝑘 2 𝑥 𝑖 5.2 Saran
dengan 𝑥𝑖 = 𝑎 + 𝑖ℎ dan a = 0
maka Adapun beberapa saran yang ingin
𝜓(0) = 𝐶𝑒 −𝑘 2 0 disampaikan penulis untuk mengembangkan
penelitian ini pada kesempatan penelitian
𝜓(0) = 3.443627945056147
berikutnya adalah
2. Untuk i = 1 1. Untuk mencari solusi persamaan
𝜓(𝑥 𝑖 ) = 𝐶𝑒 −𝑘 2 𝑥 𝑖 Schrödinger dapat diterapkan dalam
dengan 𝑥𝑖 = 𝑎 + 𝑖ℎ dan a = 0 metode lain.
maka 2. Dilakukan penyempurnaan program
𝜓(1) = 𝐶𝑒 −𝑘 2 ℎ visulisasi untuk melihat pengaruh
𝜓(1) = 2.233050623092972 varibel-variabel lain yang
3. Untuk i = 2 berhubungan dengan penyelesaian
𝜓(𝑥 𝑖 ) = 𝐶𝑒 −𝑘 2 𝑥 𝑖 persamaan Schrödinger dan
menerapkannya dalam dua atau tiga
dengan 𝑥𝑖 = 𝑎 + 𝑖ℎ dan a= 0 dimensi untuk lebih memahami
maka perilaku partikel.
𝜓(2) = 𝐶𝑒 −𝑘 2 2ℎ
𝜓(2) = 1.448041183558989

Dari data perhitungan secara analitik,


diperoleh nilai yang hampir sama dengan nilai
komputasi. Jika seluruh angka di belakang
koma diikut-sertakan, maka akan terlihat
selisih antara solusi analitik dengan solusi
pendekatan komputasi yang sangat kecil.
DAFTRA PUSTAKA

1. Eisnberg, R.dan Resnick, R, 1970,


Quantum Physics, Jhon Wiley & Sons,
New York, California.
2. URL:
http://www.scribd.com/doc/94803529/Mak
alah-Kuantum-Tunneling.
3. Krene, K.,1992, Fisika Modern (Modern
Physhics), Terjemahan, Jakarta, Penerbit
UI-Press.
4. Madsen, Bruum C, 2006, Solution of the
Schrödinger Equation by Finite Difference
Method,University of Aarhus, Denmark.
5. Murugeshan,R.,2007, Modern Physics,
S.Chand & Company LTD, Ram Nagar,
New Delhi
6. Sugiharto,Aris,2006, Pemrograman GUI
dengan Matlab, Penerbit ANDI,
Yogyakarta.
7. Triatmodjo,Bambang,2002, Metode
Numerik, Yogyakarta, Penerbit Universitas
Gajah Mada.
8. Zettili,Neuredine,2009, Quantum
Mechanics concepts and Application, John
Wiley & Son, New York, California.

Anda mungkin juga menyukai