Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN

Posyandu adalah lembaga kesehatan untuk masyarakat terutama balita dimana


pelayanan yang diberikan posyandu sangat dibutuhkan untuk memberikan kemudahan serta
keuntungan bagi kesehatan masyarakat khususnya bagi balita. Posyandu bertujuan untuk
menunjang penurunan angka kematian ibu dan bayi di indonesia melalui penyuluhan gizi
kesehatan pada masyarakat. Sasaran layanan kesehatan posyandu adalah seluruh masyarakat
terutama ibu hamil dan anak balita, bayi, ibu melahirkan serta pasangan usia subur. Kegiatan
kesehatan posyandu berfokus pada pengembangan kualitas masyarakat khususnya para ibu
dalam keterampilan kesehatan sehingga dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak
dilaksanakan secara merata efektif dan efisien. Namun di daerah Cangkuang Wetan,
Bandung ini potensi dengan sosilisasi stunting cukup tinggi, karena banyak ibu-ibu yang
memerlukan infromasi tersebut. Jumlah Stunting di Indonesia dari hari ke hari semakin
bertambah, terutama di kalangan Mengah kebawah. Padahal kebutuhan mereka tidak terlalu
banyak. Di daerah Cangkuang Wetan, Bandung masih banyak anak-anak yang terindikasi
stunting. Oleh karena itu diharapkan setelah mereka mengikuti Pelatihan kemangi (kader
mahir gizi) ini mereka bisa mendapatkan tambahan wawasan. Pemanfaata sarana pelayanan
kesehatan berbasis masyarakat secara optimal oleh masyarakat seperti Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu pendekatan untuk menemukan dan mengatasi
persoalan gizi pada balita.

Kata Kunci: Gizi, Pelatihan , Stunting


BAB I
PENDAHULUAN
JUDUL
Kamangi ( kader mahir gizi) permberdayaan kader posyandu untuk menaggulangi terkait isu
stunting di masyarakat.
LATAR BELAKANG MASALAH
Kekurangan gizi menjadi permasalahan kesehatan terbesar Indonesia . Kekurangan
gizi ini pada umumnya terjadi pada balita karena pada umumnya umur tersebut anak
mengalami pertumbuhan yang cupu pesat dan rawan terkena stunting. Olehkarena itu balita
termasuk kelompok yang rentan terkenan stunting di suatu kelompok masyarakat di mana
masa itu merupakan masa peralihan dan mulai mengikuti pola makan orang dewasa.
Diperkirakan masih terdapat sekitar 1,7 juta balita terancam gizi buruk atau stunting yang
keberadaannya tersebar di pelosok-pelosok Indonesia. Jumlah balita di Indonesia menurut
data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Tahun 2007 mencapai
17,2% dengan laju pertumbuhan penduduk 2,7% per tahun. United Nations Children’s Fund
(UNICEF) melaporkan Indonesia berada di peringkat kelima dunia untuk negara dengan
jumlah anak yang terhambat pertumbuhannya paling besar dengan perkiraan sebanyak 7,7
juta balita (Depkes RI, 2015). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 mengatakan,
prevalensi balita gizi buruk dan kurang di Indonesia mencapai 19,6 persen. Angka tersebut
meningkat dibandingkan dengan data Riskesdas 2010 sebesar 17,9 persen dan Riskesdas
2007 sebesar 18,4%.

Berdasarkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Tahun 2009, pembangunan


kesehatan perlu digerakkan oleh masyarakat di mana masyarakat mempunyai peluang dan
peran yang penting dalam pembangunan kesehatan, oleh karena itu pemberdayaan
masyarakat menjadi sangat penting atas dasar untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan
kemampuannya sebagai pelaku pembangunan kesehatan. Menurut UU Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan, masyarakat berperan serta baik secara per orangan maupun
terorganisasi dalam segala bentuk dan tahapan pembangunan kesehatan dalam rangka
membantu mempercepat pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Permasalahan lingkungan yang sering terjadi telah menjadi permasalahan yang


mengancam, tidak hanya kelangsungan hidup dari makhluk hidup yang ada pada satu
wilayah, tetapi juga mengancam kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup yang ada di
bumi ini. Oleh karena itu, dibutuhkan peran aktif dari seluruh elemen masyarakat untuk
menyelesaikan permasalahan lingkungan yang ada.

Banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan dan ketrampilan kader, diantaranya


pengetahuan kader tentang posyandu, pengetahuan kader tentang pengukuran TB dan BB,
dukungan yang positif dari berbagai pihak diantaranya kepala desa, tokoh masyarakat
setempat, maupun dari petugas kesehatan setempat, fasilitas yang memadai, mengirimkan
kader ke pelatihan-pelatihan kesehatan dan pemberian buku panduan. Pengetahuan kader
tentang posyandu akan berpengaruh terhadap kemauan dan perilaku kader untuk
mengaktifkan kegiatan posyandu, sehingga akan mempengaruhi terlaksananya program kerja
posyandu. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan (Handayani,2012).Oleh karena itu diharapkan Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini dapat membantu kader melalui penyuluhan dan pelatihan
guna peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader itu sendiri, sehingga dapat
menghasilkan kader-kader yang berfikir kreatif dan inovatif serta peduli akan pentingnya
gizi.

PERUMUSAN MASALAH

Dari permasalahan yang terdapat dalam latar belakang bahwa ruanglingkup


masayarakat cangkuang wetan yang kurang nya pengetahuan dan penanganan gizi buruk
yang mengakibatkan melemahnya taraf hidup. Maka akan adanya penyuluhan dan pelatihan
terhap kader sekitar

POTRET,PROFIL,DAN KONDISI KHALAYAK SASARAN

Kondisi masyarakat di daerah Cangkuang Wetan Bandung masih beberapa masih


dibawah garis kemiskinan serta tingkat pendapatan yang masih rendah, ditambah lagi dengan
kondisi wilayah yang kumuh serta sanitasi yang buruk. Begitu juga dengan keadaan
posyandu disana yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sasaran kegiatan ini adalah
kader-kader posyandu yang bermukim di daerah Cangkuang wetan Bandung yang mulai
menghilangkan sistem gizi di posyandu setempat. Melalui pengabdian masyarakat ini
diharapkan kader posyandu akan terbantu sehingga program ini akan disambut baik oleh
masyarakat setempat.

TUJUAN
Adapun tujuan dari PKM ini adalah :

1. Menjadikan ibu balita yang berpengetahuan dalam kesehatan terutama


memiliki keterampilan dalah hal gizi anak
2. Membuka wawasan kader posyandu, tentang pentingnya kesehatan gizi bagi
seorang anak
3. Mampu mengurangi angka kematian ibu dan balita di masyarakat

LUARAN

Stunting merupakan permasalahan yang sangat komplek dalam berbagai sisi aspek manapun
karena akan berdampak pada permasalahan ekonomi dan sosial budaya. Dan dalam
pengelolaannya saat ini menjadi masalah yang semakin mendesak hampir di seluruh wilayah
di Indonesia, sebab apabila tidak dilakukan penanganan yang baik dan efektif akan
mengakibatkan terjadinya peningkatan Stunting pada anak semakin banyak yang dapat
merugikan dan bahkan yang tidak diharapkan sekalipun. Oleh karena itu, Hasil akhirnya
diharapkan jumlah anak yang mengalami gizi buruk akan menurun dan para kader posyandu
bisa mengaplikasikan masalah Stunting tersebut penanganan dan pengendalian terhadap
masalah ini.

Anda mungkin juga menyukai