Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Semakin berkembang pesatnya alat transportasi tidak hanya membawa dampak


yang positif bagi masyarakat. Pada kenyataannya berkembangnya alat transportasi
yang lebih modern juga memiliki sisi negatif bagi masyarakat penggunanya. Sebab
banyak masyarakat yang mengabaikan peraturan-peraturan lalu lintas dan berkendara.
Fenomena yang sering kita lihat dan sepertinya sudah menjamur seperti banyaknya
pengendara yang masih di bawah umur, artinya jika kita melihat pada peraturan
perundang-undangan yang ada hal itu tentu melangggar aturan yang belaku.

Peraturan berlalu lintas semestinya dipatuhi dan dilaksanakan sesuai yang ada
didalam undang-undang nomor 22 tahun 2009. Dengan adanya kepatuhan
melaksanakan aturan berlalu lintas seperti dalam peundang-undangan, kita dapat
meminimalisir kecelakaan dan kejadian-kejadian yang merugikan diri sendiri dan orang
lain saat berkendara. Perlu edukasi dan pemahaman bagi masyarakat luas terkait
peraturan berlalu lintas. Masih banyaknya tingkat kecelakaan seperti pada data tahun
2019 membuktikan masih kurangnya pemahaman maysrakat tentang peraturan UU
terkait berlalu lintas.

Contoh berita kecelakaan terbaru :


Oleh karenanya perlu diketahui sejauh mana pemahaman masyarakat terkait
UUD lalu lintas yang diterapkan di Indonesia, dan mengapa masih ada masyarakat
yang melanggar perundang-undangan tersebut meskipun mereka telah mengetahui
peraturannya. Maka dari itu dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui lebih jauh
tentang hal-hal tersebut.

Di era milenial sekarang, banyak anak-anak di bawah umur yang mengendarai


kendaraan pribadi dan banyak juga masyarakat yang mengendarai kendaraan tanpa
memiliki keamanan yang cukup, karena keamanan sering kali disepelekan dan
dianggap tidak praktis. Pengawasan ortu serta kesadaran diri yang tinggi dibutuhkan
untuk menjalankan dan menaati peraturan lalu lintas.

Keamanan berlalu lintas telah diatur dalam undang-undang nomor 22 tahun


2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Hamper setiap hari di Indonesia terjadi
kecelakaan akibat kelalaian pengemudi, baik kecelakaan tunggal hingga tabrakan
beruntun, dikarenakan pengemudi yang tak menggunakan alat pengaman seperti helm
dan tak punya SI. Mengapa hal demikian bias terjadi? Karena masyarakat yang kurang
edukasi mengenai peraturan berlalu lintas dan bagi yang sudah tahu dan paham tak
mengindahkan peraturan tersebut.

Dalam undang-undang telah mencakup tentang hal-hal yang harus kita taati
dalam berlalu lintas, dengan menjalankan peraturan berlalu lintas dengan baik, dapat
terwujudnya masyarakat yang selaras. Jadi, penulis berharap dengan dibuat nya mini
riset ini dapat mengurangi angka kecelakaan dan meningkatkan kesadaran dan
keselamatan para pengendara bermotor dalam berlalu lintas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat dalam keamanan berlalu lintas?
2. Apakah masyarakat tahu mengenai peraturan berlalu lintas?
3. Apa yang menyebabkan masyarakat melanggar peraturan berlalu lintas?
C. Tujuan
1. Mengetahui tingkat kesadaran masyarakat dalam keamanan berlalu lintas.
2. Mengetahui apa masyarakat tahu mengenai peraturan berlalu lintas
3. Mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan masyarakat melanggar
peraturan berlalu lintas

D. Manfaat Penelitian
1. Penulis berharap agar penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
untuk keperluan dan mengembangkan wawasan mengenai keamanan berlalu
lintas.
2. Diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para pembaca tentang betapa
pentingnya melaksanakan peraturan demi keselamatan saat berlalu lintas.
3. Diharapkan para pembaca dan juga pennulis sadar akan dampak dan
konsekuensi yang didapat jika melanggar perarturan berlalu lintas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teori

A. Pengertian lalu lintas

Pengertian lalu lintas menurut Poerwadarminta dalam kamus umum b. Indonesia


(1993.55) menyatakan bahwa lalu lintas adalah berjalan bolak-balik hilir mudik dan
perihal perjalanan dijalan dan sebagainya serta berhubungan antara sebuah tempat
dengan tempat lainnya. Sedangkan didalam undang-undang nomor 22 tahun 2009
tentang lalu lintas dan angkutan jalan, lalu lintas berarti gerak kendaraan dan orang
diruangan lalu lintas. Dimana ruang lalu lintas berarti prasarana yang diperuntukan bagi
gerak pindah kendaraan, orang, dan atau barang yang berupa jalan dan fasilitas
pendukung.

Jadi dapat disimpulkan bahwa lalu lintas adalah pergerakan orang ataupun
barang dari suatu tempat ketempat lainnya dengan menggunakan fasilitas.

B. Kendaraan Bermotor

Kendaraan Bermotor adalah kendaraan yang menggunakan mesin teknik sebagai alat
gerak dan biasanya digunakan sebagai transportasi darat. Secara umum, kendaraan
bermotor menggunakan mesin pembakaran. Kendaraan bermotor adalah setiap
kendaraan yang digerakan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan
yang berjalan diatas rel. kendaraan bermotor dapat diklasifikasikan kedalam 4 macam
yaitu ;

1. Sepeda motor, yaitu kendaraan bermotor roda dua atau roda tiga yang
dilengkapi dengan rumah-rumahan atau tidak.
2. Mobil penumpang, yaitu kendaraan bermotor berat <3.500kg yang digunakan
untuk mengangkut orang dengan jumlah tempat duduk maksimal untuk 8 orang
(termasuk pengemudi kendaraan)
3. Mobil bus, yaitu kendaraan bermotor dengan berat >3.500 kg yang digunakan
untuk mengangkut orang dengan jumlah tempat duduk> 8 penumpang.
4. Mobil barang, yaitu kendaraan bermotor yang digunakan hanya untuk
mengangkut barang.

C. Surat Ijin Mengemudi (SIM)

Pengemudi adalah orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang


telah memiliki SIM. Menurut UU RI no 22 tahun 2009 pasal 86 fungsi surat izin
mengemudi (SIM) adalah untuk sebagai bukti kompetensi mengemudi dan dapat
digunakan untuk mendukung kegiatan penyelidikan, penyidikan, dan identifikasi
forensik kepolisian. Dasar hukum kewajiban memiliki SIM telah diatur pada pasal 77 UU
No 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan yang menyatakan bahwa
setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib memiliki SIM.

Surat izin mengemudi untuk kendaraan bermotor perseorangan sebagaimana


dimaksud dalam pasal 77 ayat 2 huruf a digolongkan menjadi :
a)      Surat izin mengemudi A berlaku untuk mengemudikan mobil
penumpang dan barang perseorangan dengan jumlah berat yang diperoleh
tidak melebihi 3.500 kilogram
b)      Surat izin mengemudi B I berlaku untuk mengemudikan mobil
penumpang dan barang dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari
3.500 kilogram
c)       Surat izin mengemudi B II berlaku untuk mengemudikan mobil
kendaraan alat berat, kendaraan penarik, atau kendaraan bermotor dengan
menarik kereta tempelan atau gandengan perseorangan   dengan jumlah
berat lebih dari 1.000 kilogram
d)      Surat izin mengemudi C berlaku untuk mengemudikan sepeda motor
e)      Surat izin mengemudi D berlaku untuk mengemudikan kendaraan
khusus bagi penyandang cacat
BAB III

METODOLOGI

Anda mungkin juga menyukai